• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagan 4. 2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

Data selanjutnya diperoleh melalui teknik observasi. Data yang diperoleh dari observasi adalah selama proses pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran. banyak siswa yang tidak focus mengikuti pembelajaran, siswa asik dengan dirinya sendiri atau mengobrol dengan teman sampingnya. Selain itu ketersediaan media pembelajaran IPA masih terbatas.

Teknik yang terakhir adalah kuesioner. Data yang diperoleh melalui kuesioner adalah guru dan siswa memiliki penilaian yang baik terhadap media pembelajaran dengan keliam ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan media pembelajaran.

Berdasarkan triangulasi teknik, dapat disimpulkan bahwa materi yang menjadi kesulitan bagi siswa adalah rangka manusia, bagian tumbuhan dan daur hidup hewan. Meskipun demikian, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA masih terbatas. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk membantu mangatasi kesulitan belajar siswa. Pengembangan media pembelajaran juga mempertimbangkan kelima ciri media pembelajaran Montessori yang telah ditawarkan untuk guru dan siswa melalui kuesioner.

Pada tahap ini, peneliti telah memperoleh data analisi kebutuhan mengenai media pembelajaran yang diinginkan siswa dan guru. data hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan untuk pertimbangan dalam pembuatan Desain media pembelajaran dan album media pembelajaran. dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan pada tahap kedua.

4.1.2 Perencanaan

Tahap kedua dalam penelitin adalah perencanaan. Pada tahap ini, peneliti merancang Desain media pembelajaran dan menyusun instrumen yang dibutuhkan.

4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran

Pengembangan Desain pada penelitian ini mengembangkan media pembelajaran. Media pembelajaran ini terdiri dari dari sepuluh komponen. Komponen tersebut adalah papan daur hidup hewan beserta penutupnya, hewan 3D, panah, angka, keterangan, kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan, kartu control of error, beserta kotak penyimpanan kartu. .

Komponen yang pertama adalah papan daur hidup hewan. Papan ini terbuat dari bahan kayu, berbentuk kotak dengan penutup yang berukuran 40 cm × 40 cm × 3,5 cm. Pemilihan kayu ini memperhatikan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa. Sebanyak 100% guru dan 40% siswa memilih bahan media pembelajaran yang terbuat dari kayu. Pada sisi atas papan terdapat tempat penyimpanan berbentuk seperti laci berjumlah empat buah. Setiap laci berukuran 13 cm × 10 cm. Laci tersebut berfungsi untuk tempat menyimpan hewan 3D, anak panah, angka, dan keterangan. Laci ini dilengkapi dengan pegangan berbentuk persegi agar memudahkan siswa untuk menarik keluar laci tersebut.

Komponen kedua adalah hewan 3D. Hewan 3D ini terdiri dari telur, ulat muda, ulat dewasa, kepompong, calon kumbang, kumbang muda, dan kumbang dewasa. Hewan 3D ini terbuat dari bahan kayu yang kemudian diberi warna dengan mempertimbangkan warna-warna yang dasarankan oleh guru dan siswa

dalam analisi kebutuhan. Hewan 3D di letakkan padatempat penyimpanan berupa laci yang berada pada bagian atas papan daur hidup hewan. Hewan 3D ini berfungsi sebagai perubahan bentuk hewan selama proses metamofosis sempurna.

Komponen ketiga adalah anak panah, anak panah ini terbuat dari kayu dengan ukuran 3 cm × 2 cm. Anak panah ini berjumlah tujuh buah dan berfungsi sebagai arah proses daur hidup kumbang. Anak panah ini diletakkan pada tempat penyimpanan berbentuk laci yang berada pada bagian atas papan daur hidup hewan Komponen selanjutnya adalah angka, angka ini berbentuk bulat dengan diameter 2,5 cm. Angka ini juga berjumlah 7 buah dan berfungsi untuk memberi nomor pada hewan 3D agar sesuai dengan urutan. Angka ini diletakkan pada laci yang berada pada bagian atas papan daur hidup hewan. Kemudian ada komponen keterangan, komponen ini juga terbuat dari bahan kayu dengan ukuran 10 cm × 2 cm yang berfungsi untuk memberi keterangan pada hewan 3D. keterangan ini juga diletakkan pada laci yang berada pada bagian atas papan daur hidup hewan.

Komponen keenam adalah kartu angka. Kartu ini dibuat dengan menggunakan kertas berukuran 8,7 cm × 4,2 cm. Bagian tengah kartu memuat angka. Angka ini berfungsi untuk memberikan urutan yang benar dalam proses daur hidup pada kumbang. Kartu angka ini dipasangkan dengan kartu gambar tahapan daur hidup hewan. Kartu gambar tahapan daur hidup hewan ini berukuran 8,7 cm × 6,7 cm. Kartu ini memuat gambar dari setiap tahapan daur hidup pada kumbang.

Komponen kedelapan adalah kartu nama tahapan daur hidup hewan. Kartu ini berukuran 8,7 cm × 4,2 cm. Kartu ini berfungsi untuk menunjukkan nama hewan yang dipasangkan. Kemudian ada kartu keterangan tahapan daur hidup

hewan dengan ukuran 8,7 cm × 6,7 cm, kartu ini berfungsi untuk memberikan keterangan proses yang dialami dalam setiap tahap perkembangbiakan pada kumbang.

Komponen kesembilan adalah kartu control of error. Kartu control of

error digunakan untuk mengecek benar atau tidaknya kartu yang dipasangkan

antara kartu angka, kartu gambar, kartu nama hewan, dan kartu keterangan. kartu ini dibuat dengan menggunakan kertas ukuran 22 cm × 8,7 cm.

Komponen terakhir adalah kotak penyimpanan kartu. Kotak penyimpanan kartu ini terbuat dari kayu dengan ukuran 25 cm × 9,5 cm × 6 cm. Kotak ini berfungsi untuk menyimpan kartu angka, kartu gambar, kartu nama hewan, kartu keterangan, dan kartu control of error sehingga dapat tersusun dengan rapi.

4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran

Album media pembelajaran merupakan buku panduan dalam penggunaan media pembelajaran daur hidup hewan. Album media pembelajaran ini dibuat untuk para pembimbing atau direktris (istilah dalam Montessori). Album ini berisi langkah-langkah dalam menggunakan media pembelajaran, dalam album ini terdapat gambar yang memudahkan para direktris untuk memahami langkah pembelajaran.

4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk

Sebagai persiapan dalam melakukan pengujian media pembelajaran, dibutuhkan suatu instrumen. Instrumen tersebut adalah tes untuk uji coba lapangan terbatas dan kuesioner validasi produk. Berikut ini merupakan penjelasan masing-masing.

a. Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan media pembelajaran daur hidup hewan dalam uji coba lapangan terbatas. Instrumen tes dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 62. Sebelum digunakan, instrumen diuji validitasnya oleh ahli. Selain itu, instrumen tes yang dibuat juga diuji secara empiris dan di uji keterbacaannya.

Instrumen tes yang dibuat diuji validitasnya oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah guru SD setara. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi dan validitas konstruk. Aspek yang dinilai pada uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.9 halaman 60, hasil uji validitas isi oleh ahli disajikan pada tabel 4.20

Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli Ahli

No. Item

Total Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Guru 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4

Berdasarkan hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.20, didapatkan rerata skor sebesar 4, Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Selain validitas isi, ahli juga melakukan validasi konstruk. Vaditas konstruk dilakukan untuk mengetahui kontruksi soal yang dibuat terkait dengan kesesuaian materi, bahasa dan penulisan soal. Berikut adalah hasil validasi kontruk oleh ahli yang tersaji pada tabel 4.21.

Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Konstruk

No. Item Ahli Kategori

Guru 1 4 Sangat Baik 2 4 Sangat Baik 3 4 Sangat Baik 4 3 Sangat Baik 5 3 Sangat Baik 6 4 Sangat Baik 7 4 Sangat Baik 8 4 Sangat Baik 9 4 Sangat Baik 10 4 Sangat Baik 11 4 Sangat Baik 12 4 Sangat Baik 13 3 Sangat Baik 14 4 Sangat Baik 15 4 Sangat Baik

Rerata 3,8 Sangat Baik

Berdasarkan hasil konstruk instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.21, didapatkan rerata skor sebesar 3,8. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, semua soal termasuk dalam kategori sangat baik. Rerata yang diperoleh memiliki nilai lebih dari 2,50. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 3.2 halaman 194.

Para ahli juga memberikan komentar terhadap instrumen tes. Komentar tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam melakuakan perbaikan instrumen. Komentar ahli dan keputusan perbaikan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.22.

Tabel 4. 22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli

No. Item Komentar Ahli Keputusan Perbaikan

1 Perbaikan kalimat pertanyaan Peneliti mengubah kalimat

pertanyaan menjadi “tahap-tahap perubahan bentuk hewan menuju dewasa disebut ….

Setelah instrumen tes divalidasi, selanjutnya instrumen diujikan secara empiris. Uji empiris dilakukan kepada 10 siswa SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Pemilihan SD Pangudi Luhur 2 adalah letaknya berdekatan dengan SD Pangudi

karakteristik yang hampir sama dengan siswa SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Dengan demikian, diasumsikan bahwa karakteristik siswa hampir sama. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2016. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 60, yang kemudian dikembangkan menjadi 15 soal. Setiap siswa mengerjakan 15 soal uraian singkat materi daur hidup hewan yang dikembangkan berdasarkan kisi-kisi instrumen tes oleh siswa dalam uji empiris.

Uji empiris dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen pretest dan posttest sebelum digunakan. Perhitungan validitas dan reliabilitas dilakukan dengan program SPSS (Statistics Package for Social

Studies) 22,0 for Windows. Output SPSS untuk perhitungan validitas instrumen

tes dapat dilihat pada lampiran 3.4 halaman 198 dalam perhitungan tersebut, item yang valid adalah item yang memiliki harga sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05 (Widoyoko, 2009: 137). Tabel 4.23 adalah hasil perhitungan validitas dengan SPSS.

Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS

No. Item sig.(2-tailed) Keputusan

1 0,002 Valid 2 0,001 Valid 3 0,004 Valid 4 0,003 Valid 5 0,007 Valid 6 0,003 Valid 7 0,003 Valid 8 0,000 Valid 9 0,003 Valid 10 0,006 Valid 11 0,024 Valid 12 0,001 Valid 13 0,017 Valid 14 0,001 Valid 15 0,002 Valid

22,0. Dengan menghitung koefisien Alpha. Berikut adalah hasil perhitungan nilai

koefisien Alpha dengan menggunakan SPSS 22,0 yang disajikan dalam tabel 4.24.

Tabel 4.24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS 22,0

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .883 .890 15

Berdasarkan tabel 4.24, diperoleh hasil perhitungan koefisien Alpha sebesar 0,883. Suatu Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien

Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Kaplan dalam Widoyoko, 2015: 165). Dengan

demikian, instrumen tes tersebut dapat dikatan reliabel dan dapat digunakan. Instrumen tes yang telah valid dan reliabel tersebut digunakan sebagai pretest dan posttest. Peneliti mengambil 15 soal yang digunakan sebagai pretest dan posttest. Dari 15 soal yang valid. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pretest dan posttest yang disajikan pada tabel 4.25.

Tabel 4. 25 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest

Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item

Pretest Posttest

3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup.

3.2.1 Menjelaskan arti daur hidup hewan. 1 dan 2 1 dan 2 3.2.2 Menyebutkan jenis-jenis metamorfosis. 4 4 3.2.3 Menjelaskan arti metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. 5,6,10 5,6,10

3.2.4 Menyebutkan contoh metamorfosis sempurna.

7 dan 8 7 dan 8

3.2.5 Menjelaskan tahapan proses hidup dari makluk hidup.

9,11,12,13,14,15 9,11,12,13,14,15

Setelah divalidasi oleh para ahli, instrumen tes pelu diuji keterbacaannya sebelum digunakan pada saat uji coba terbatas. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tin gkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan soal. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa SD Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sebagai SD setara. Hasil uji keterbacaan disajikan pada tabel 4.26.

Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Siswa SD Setara

Siswa No. item

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 58 3,86 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 57 3,80 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57 3,80 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 56 3,73 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 59 3,93 Rerata 57,4 3,82

Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner oleh siswa SD setara pada tabel 4.26, didapatkan rerata skor sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.5 halaman 119.

b. Kuesioner Validasi Produk

Instrumen pengumpulan data yang digunakan selanjutnya adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk menilai kelayakan produk media pembelajaran daur hidup hewan. Validasi produk dilakukan oleh ahli dan siswa. Kuesioner validasi produk dikembangkan berdasarkan lima ciri media

pembelajaran berbasis metode Montessori dalam kisi-kisi kuesioner validasi produk yang tersaji pada tabel 3.6 halaman 57, kisi –kisi tersebut dikembangkan menjadi 11 pertanyaan, instrumen kuesioner validasi produk untuk ahli dan siswa memiliki isi yang sama. Meskipun demikian, terdapat perbedaan dalam penggunaan bahasa dan urutan pertanyaan.

Sebelum digunakan, kuesioner validasi produk diuji validitasnya terlebih dahulu. Validasi dilakukan dengan tujuan agar instrumen tersebut layak digunakan. Validasi yang dilakuakan adalah validasi konstruk. Validasi kuesioner dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan Ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori. Dalam validasi tersebut, ahli memberikan penilaian dan komentar yang digunakan sebagai pertimbangan untuk perbaikan kuesioner. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.27.

Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli

Ahli No. Item Total Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

IPA 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 42 3,81

Montessori 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43 3,90

Rerata 42,5 3,85

Berdasarkan hasil validasi kuesioner validasi produk ahli pada tabel 4.27, didapatkan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. selain untuk validasi produk oleh ahli, kuesioner validasi produk juga digunakan sebagai kuesioner tanggapan guru mengenai media pembelajaran.

Selain validasi pada kuesioner validasi produk oleh ahli, validasi instrumen juga dilakukan oleh ahli pada kuesioner tanggapan mengenai produk

oleh siswa. Hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dituangkan dalam tabel 4.28.

Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa

Ahli No.item Total Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

IPA 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 42 3,81

Montessori 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43 3,90

Rerata 42,5 3,85

Berdasarkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.28, didapatkan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.2 halaman 207.

Selain validasi instrumen oleh ahli, kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa perlu diuji keterbacaannya. Hal tersebut dilakuakn untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pernyataan yang diberikan dalam kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa SD Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sebagai SD setara. Hasil uji keterbacaan disajikan pada tabel 4.29.

Tabel 4.29 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa

Siswa No. Item Total Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 42 3,81 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43 3,90 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 41 3,72 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 42 3,81 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 41 3,72 Rerata 41,8 3,79

Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner oleh siswa SD setara pada tabel 4.29, didapatkan rerata skor sebesar 3,79. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan layak digunakan tanpa adanaya perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.3 halaman 211.

Pada tahap ini, peneliti telah mendesain media pembelajaran dan album media pembelajaran. Selain itu, peneliti telah membuat instrumen kuesioner untuk validasi produk dan soal tes yang digunakan dalam uji coba lapangan terbatas. Dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan pada tahap ketiga.

4.1.3 Pengembangan Produk Awal

Pada tahap sebelumnya, peneliti telah merancang desain untuk media pembelajaran dan album media pembelajaran. Selanjutnya, peneliti membuat media pembelajaran dan media pembelajaran berdasarkan desain yang telah dirancang. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan bahan dan membuat media pembelajaran.

4.1.3.1 Pengumpulan Bahan

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, beberapa bahan yang dipilih adalah kayu, plastik dan kertas. Beberapa bahan yang dimanfaatkan peneliti dalam penelitian ini adalah kayu dan kertas. Kayu dimanfaatkan untuk membuat papan daur hidup hewan, hewan 3D, anak panah, angka, dan keterangan.

Bahan lain yang digunakan adalah kertas. Dalam penelitian ini, peneliti memilih kertas dengan jenis Ivory 260. Kertas Ivory 260 digunakan sebagai

bahan membuat kartu. Jenis kertas tersebut dipilih karena memiliki tingkat ketebalan yang tinggi dan tidak mudah rusak.

4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran

Dalam pembuatan media pembelajaran, peneliti bekerjasama dengan tukang kayu yang berlokasi di Pugeran, Kabupaten Bantul. Hal tersebut dikarenakan lengkapnya peralatan yang dimiliki tukang kayu sehingga dapat mendukung pembuatan media pembelajaran yang baik. Pembuatan media pembelajaran ini dilakukan selama satu bulan. Sebelumnya peneliti memberikan desain media pembelajaran, kemudian tukang kayu membuat media pembelajaran sesuai dengan desain yang telah diberikan. Berikut ini merupakan gambar papan daur hidup hewan yang dibuat oleh peneliti.

Gambar 4.1 Papan Daur Hidup Hewan

Langkah pembuatan papan daur hidup hewan ini diawali dengan pembuatan papan balok oleh tukang kayu. Tukang kayu memilih kayu, memotong

kayu menggambar sebuah pohon sebagai baground latar papan. Setelah gambar jadi, kemudian serbuk kayu yang telah dicampur dengan lem kayu dan diberi warna hijau diletakkan pada bagian daun pohon, dan serbuk kayu yang telah dicampur dengan lem kayu dan diberi warna cokelat diletakkan pada bagian batang. Hal tersebut dilakukan agar papan memiliki tekstur. Pada bagian papan diberi magnet agar ketika anak menyusun proses tahapan daur hidup kumbang tidak bersifat permanen namun dapat dilepas-pasang. Pada bagian atas papan, dibuat sebuat tempat untuk nantinya menyimpan hewan 3D, anak panah, angka dan keterangan. Tempat penyimpanan dibuat menyerupai sebuah laci. Laci yang dibuat berjumlah empat. Hal tersebut dimaksud agar setiap komponen dapat tersimpan sendiri-sendiri dan tidak bercampur dengan komponen lain. Selanjutnya tukang membuat hewan 3D, anak panah, angka dan keterangan dari kayu sesuai dengan desain yang telah diberikan, kemudian hewan 3D, anak panah, angka dan keterangan yang telah selesai dibuat diberi warna sesuai dengan desain. Pada setiap komponen seperti hewan 3D, anak panah, angka dan keterangan diberi masing-masing magnet agar dapat menempel pada papan daur hidup hewan. Langkah selanjutnya peneliti memberi saran setelah melihat media pembelajaran telah selesai dibuat untuk mengantisipasi media pembelajaran akan kotor maka peneliti menganjurkan untuk membuat penutup pada papan media pembelajaran beserta penyangga agar guru nantinya akan lebih mudah dalam menjelaskan.

Selanjutnya, peneliti membuat kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan dan kartu control of error. Kartu ini dibuat dengan menggunakan kertas Ivory 260. Langkah pembuatan kartu budaya ini adalah

pembuatan desain, pencetakan dan pemotongan. Dalam proses pembuatan desain, kartu ini hanya menggunakan satu sisi saja yang digunakan.

4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran

Langkah pembuatan desain album media pembelajaran adalah dengan merumuskan terlebih dahulu langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran daur hidup hewan. Lalu peneliti mengambil gambar setiap langkah. Peneliti juga menambahkan informasi-informasi mengenai media pembelajaran daur hidup hewan. Kemudian, peneliti menggunakan bantuan program Microsoft Word 2013 dalam mendesain isi dan sampul album media pembelajaran, setelah soft file album media pembelajaran selesai, peneliti mencetak album media pembelajaran tersebut.

Pada tahap ini, pembuatan media pembelajaran dan album media pembelajaran telah selesai. Media pembelajaran dan album media pembelajaran tersebut perlu divalidasi terlebih dahulu sebelum diuji cobakan secara terbatas. Dengan demikian peneliti dapat melanjutkan ketahap selanjutnya.

4.1.4 Validasi Produk

Validasi produk dilakukan untuk menilai produk berupa media pembelajaran dan album media pembelajaran yang telah dibuat. Validasi menggunakan kuesioner yang telah disusun pada tahap kedua.

4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran

Validasi media pembelajaran daur hidup hewan dilakukan oleh ahli. Ahli tersebut adalah Ahli pembelajaran IPA, Ahli media pembelajaran, dan guru kelas IV. Tabel 4.30 adalah hasil validasi media pembelajaran dari para ahli tersebut.

Tabel 4.30 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli

Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli pada tabel 4.30, didapatkan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada lampiran lampiran 3.1 halaman 192. Selain memberikan penilaian, para ahli juga memberikan komentar terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Komentar tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan media pembelajaran. Rekapitulasi komentar validasi produk media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.31

Tabel 4.31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli

Ahli Komentar Tanggapan

IPA Sangat baik -

Montessori Sangat baik -

Berdasarkan komentar dari para ahli pada tabel 4.31, peneliti tidak melakukan perubahan pada media pembelajaran hal tersebut dikarenakan para ahli telah memberikan tanggapan bahwa media pembelajaran sangat baik.

4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran

Selain validasi produk media pembelajaran, validasi juga dilakukan pada produk album media pembelajaran. Validasi produk media pembelajaran

dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran. Tabel 4.35 adalah hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli.

Tabel 4.32 Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli.

Ahli No. Item Total Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

IPA 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3,9

Montessori 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 38 3,8

Rerata 38,5 3,85

Berdasarkan hasil validasi produk album media pembelajaran oleh ahli pada tabel 4.32, didapat skor sebesar 3,85, Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil validasi produk album penggunaan media pembalajaran dapat dilihat pada lampiran 4.5 halaman 219. Selain memberikan penilaian, para ahli juga memberikan komentar terhadap album penggunaan media pembelajaran yang dikembangkan. Komentar tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam