ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa pada matapelajaran IPA dikarenakan banyaknya materi yang bersifat abstrak khususnya pada materi daur hidup hewan serta keterbatasan dalam penggunaan media pembelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk kelas IV, (2) mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek dalam penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif deskriptif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV SD dimodifikasi ke dalam lima tahap yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas; (2) kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan perolehan skor rerata sebesar 3,88. Nilai yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan terbatas menunjukkan peningkatan nilai yang diperoleh siswa dengan selisih nilai sebesar 23,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa memahami materi daur hidup hewan.
Kata kunci : Pembelajaran IPA, media pembelajaran berbasis metode Montessori, Daur hidup hewan
ABSTRACK
DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING IN ELEMENTARY LEVEL WHICH CORCERN AT ANIMAL LIFE CYCLE WITH MONTESSORY BASED METHOD
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Montessori method for fourth grade class. (2) to know about quality of Montessori method in science.
This research type was R&D means research and development. Subject of this research were 10 student in fourth grade at Pangudi Luhur 2 Yogyakarta 2016/2017. Object of this research was science learning matter with Montessori method. For research instrument are from observation and interview guidelines, questionare also by some tests. Quantitative descriptive and quality data were technically used for this data analyst research.
The result of this result shows that this research finally divided in five steps which are problem potential, planning, design development, product validation, trial error in limited field and quality of this research method was good status with average score 3,88 valuable of trial and error from students in limited field had increased with difference score 23,5. The condusion based on this researh, were montessori method learning is good quality and help students to understand.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI DAUR HIDUP HEWAN
BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro NIM: 131134098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI DAUR HIDUP HEWAN
BERBASIS METODE MONTESSORI
Oleh:
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro NIM: 131134098
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 5 April 2017
Pembimbing II
SKRIPSI
ENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI DAUR HIDUP HEWAN
BERBASIS METODE MONTESSORI
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro NIM: 131134098
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 18 April 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ………
Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ………
Anggota : Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. ………
Anggota : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ………
Anggota : Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. ………
Yogyakarta, 18 April 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, membimbing, menolong,
menyayangiku dan menjadi panutan dalam hidupku.
2. Orang tuaku Agustinus Supardi dan Anastasia Sri Juwariah yang selalu menjaga
dan memberikan dukungan selalu baik material, moral, maupun spiritual.
3. Kakakku Scholastica Deni Widyaningsih yang selalu membantu dan
mendukungku selalu dari awal sekolah hingga perkuliahan ini.
4. Keluarga besar Alm. Atemo Taruno dan Alm. Dwijo Suwarno yang selalu
mendukung, membantu, dan memberikan semangat selama menempuh jenjang
pendidikan.
5. Sahabatku Agnes yang selalu menemani, memberikan dukungan, serta hiburan
dari awal perkuliahan hingga sekarang.
6. Sahabatku Siska, Amel, Sugi, Yudha yang selalu memberikan semangat,
dukungan, nasehat, kesabaran dan hiburan baik suka maupun duka.
7. Payung R and D Montessori dan teman-teman PGSD yang selalu memberikan
dorongan, semangat, serta hiburan selama perkuliahan ini.
8. Para dosen di PGSD Sanata Dharma
9. Almamater Universitas Sanata Dharma.
10.Segala pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penelitian dan
MOTTO
“Tidak ada ilmu yang sia-sia untuk dipelajari, ilmu akan membantu dirimu untuk
bertahan hidup”
“Selalu berfikir positif mengenai apapun yang terjadi”
“Tuhan lebih memahami apa yang dibutuhkan oleh manusia melebihi manusia itu
sendiri”
“ Jangan katakan nanti, karena kita tidak akan tau apa yang akan terjadi esok ”
“Kesempatan adalah milik mereka yang berjuang - (Ahn Chang Ho)”
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 April 2017
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro
Nomor Mahasiswa : 131134098
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 18 April 2017
Yang menyatakan
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa pada matapelajaran IPA dikarenakan banyaknya materi yang bersifat abstrak khususnya pada materi daur hidup hewan serta keterbatasan dalam penggunaan media pembelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk kelas IV, (2) mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek dalam penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif deskriptif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV SD dimodifikasi ke dalam lima tahap yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas; (2) kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan perolehan skor rerata sebesar 3,88. Nilai yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan terbatas menunjukkan peningkatan nilai yang diperoleh siswa dengan selisih nilai sebesar 23,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa memahami materi daur hidup hewan.
Kata kunci : Pembelajaran IPA, media pembelajaran berbasis metode Montessori, Daur hidup hewan
ABSTRACK
DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING IN ELEMENTARY LEVEL WHICH CORCERN AT ANIMAL LIFE CYCLE WITH MONTESSORY BASED METHOD
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Sanata Dharma University
2017
The background of this research was came from the lack of student knowledge in science discipline because of a lot of abstract matter in science, especially in animal life cycle and the limit of school facilities. The goal of this research were (1) to describe development procedure of animal life cycle with Montessori method for fourth grade class. (2) to know about quality of Montessori method in science.
This research type was R&D means research and development. Subject of this research were 10 student in fourth grade at Pangudi Luhur 2 Yogyakarta 2016/2017. Object of this research was science learning matter with Montessori method. For research instrument are from observation and interview guidelines, questionare also by some tests. Quantitative descriptive and quality data were technically used for this data analyst research.
The result of this result shows that this research finally divided in five steps which are problem potential, planning, design development, product validation, trial error in limited field and quality of this research method was good status with average score 3,88 valuable of trial and error from students in limited field had increased with difference score 23,5. The condusion based on this researh, were montessori method learning is good quality and help students to understand.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan
Media Pembelajaran IPA SD Materi Daur Hidup Hewan Berbasis Metode
Montessori” dengan tepat waktu.
Peneliti menyadari skripsi ini tidak akan selesai dengan tepat waktu tanpa
bantuan dari banyak pihak, oleh sebab itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyayangiku,menjaga,
membimbing, menolong, dan menjadi panutan dalam hidupku.
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing I
skripsi R and D yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan
skripsi.
6. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II skripsi
R and D yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
7. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur I & II
Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti
untuk melaksanakan penelitian di SD Pangudi Luhur Yogyakarta.
8. An. Ida Ristiani, S.Si. selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur III & IV
Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti
untuk melaksanakan penelitian di Pangudi Luhur Yogyakarta.
9. Anastasia Dwi Widiyanti selaku guru kelas IV SD Pangudi Luhur I
Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin untuk melakukan uji
keterbacaan instrumen kepada siswanya
10.Ana Ika Aryani selaku guru kelas IV SD Pangudi Luhur II Yogyakarta yang
telah berkenan memberikan saran terhadap media pembelajaran serta
11.Siswa kelas IV SD Pangudi Luhur I dan SD Pangudi Luhur II Yogyakarta
yang bersedia membantu selama penelitian.
12.Orangtuaku, Agustinus Supardi dan Anastasia Sri Juwariah yang selalu
memberikan semangat dan dukungan baik secara material maupun spiritual.
13.Teman-teman PPL SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang selalu memberikan
semangat, dorongan, dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
14.Payung R&D Montessori dan teman-teman mahasiswa PGSD angkatan 2013
yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan dalam penyusunan
skripsi ini.
15.Bapak Muhibat dan crew yang membantu dalam pembuatan media
16.Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses pembelajaran. 17.penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Definisi Operasional ... 8
1.6 Spesifikasi Produk ... 9
2.1.2 Media Pembelajaran ... 17
2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 23
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ... 25
2.2 Penelitian yang relevan... 30
2.3 Kerangka Berpikir ... 32
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 34
BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.2 Setting Penelitian ... 35
3.2.1 Subyek Penelitian ... 36
3.2.2 Objek Penelitian ... 36
3.2.3 Lokasi Penelitian ... 36
3.2.4 Waktu Penelitian ... 37
3.3 Rancangan Penelitian ... 38
3.4 Prosedur Penelitian ... 42
3.4.1 Potensi dan Masalah ... 44
3.4.2 Perencanaan... 45
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 46
3.4.4 Validasi Produk ... 47
3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 47
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.5.1 Observasi ... 48
3.5.2 Wawancara ... 49
3.5.3 Kuesioner ... 50
3.5.4 Tes ... 50
3.6 Instrumen penelitian ... 51
3.6.1. Pedoman Observasi ... 51
3.6.2 Pedoman Wawancara ... 53
3.6.3 Kuesioner ... 55
3.6.4 Soal tes ... 59
3.8 Teknik Analisis Data ... 64
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 65
3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 69
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 71
4.1.1 Potensi dan Masalah ... 71
4.1.2 Perencanaan... 99
4.1.3 Pengembangan Produk Awal ... 109
4.1.4 Validasi Produk ... 112
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 115
4.2 Pembahasan ... 119
4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori. ... 119
4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori ... 123
BAB VPENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 126
5.2 Keterbatasan penelitian ... 127
5.3 Saran ... 127
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas IV ... 52
Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 53
Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV ... 54
Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV ... 54
Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan ... 56
Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ... 57
Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media pembelajaran ... 58
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kelas IV ... 60
Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes ... 61
Tabel 3.10 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 67
Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 67
Tabel 3.12 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes ... 65
Tabel 4. 1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli ... 72
Tabel 4. 2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 73
Tabel 4. 3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 74
Tabel 4. 4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 75
Tabel 4. 5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 75
Tabel 4. 6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 76
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli 76 Tabel 4. 8 Hasil Wawancara dengan Guru... 77
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara siswa ... 78
Tabel 4. 10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli ... 78
Tabel 4. 11 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 79
Tabel 4. 12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ... 83
Tabel 4. 13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 83
Tabel 4. 16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 86
Tabel 4. 17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan. ... 88
Tabel 4. 18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 91
Tabel 4. 19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioenr Analisis Kebutuhan ... 92
Tabel 4. 20 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli ... 102
Tabel 4. 21 Hasil Uji Validitas Konstruk ... 103
Tabel 4. 22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli .. 103
Tabel 4. 23 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 104
Tabel 4. 24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS 22,0 ... 105
Tabel 4. 25 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ... 105
Tabel 4. 26 Hasil Uji Keterbacaan Siswa SD Setara ... 106
Tabel 4. 27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli... 107
Tabel 4. 28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 108
Tabel 4. 29 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 108
Tabel 4. 30 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 113
Tabel 4. 31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 113
Tabel 4. 32 Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli. ... 114
Tabel 4. 33 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Album Media Pembelajaran 114 Tabel 4. 34 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 115
Tabel 4. 35 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Guru ... 118
Tabel 4. 36 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa ... 119
Tabel 4. 37 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan ... 124
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. 1 Desain Papan Daur Hidup Hewan ... 10
Gambar 1. 2 Kartu Angka, Gambar, Nama Hewan, Keterangan, dan Control of
Error ... 13
Gambar 1. 3 Gambar Kotak Penyimpanan ... 14
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2. 1 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan ... 32
Bagan 3. 1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono ... 40
Bagan 3. 2 langkah-langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi dari Sugiyono dan Borg Gall. ... 42
Bagan 3. 3 Prosedur Penelitian ... 43
Bagan 3. 4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 63
Bagan 3. 5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 64
Bagan 4. 1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 80
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4. 1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing Siswa ... 117
DAFTAR RUMUS
Halaman
Rumus 3. 1 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert ... 67
Rumus 3. 2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner ... 68
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah
Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ...132 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ...136 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
oleh Ahli ...137 Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah ...143 Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ....146 Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ...152 Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli...154 Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa ...158
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru...159 Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ....169 Lampiran 2.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis
Kebutuhan Guru ...178 Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis
Kebutuhan Siswa ...182 Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ...186 Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ..189 Lampiran 3 Instrumen Tes
Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli ...192 Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ...194 Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam
Uji Empiris ...197 Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Tes ...198 Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ...199 Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest ...201 Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ...202
Lampiran 4 Validasi Produk
Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli...203 Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media
Pembelajaran oleh Siswa ...207 Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai
Media Pembelajaran oleh Siswa ...211 Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ..213 Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media
Pembelajaran oleh Ahli ...219 Lampiran 4.6 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Media Pembelajaran
oleh Siswa ...223
BAB 1 PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi
operasional.
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di dalam dunia pendidikan, IPA merupakan salah satu mata pelajaran
pokok yang tercantum dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada
jenjang sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). IPA merupakan singkatan dari “Ilmu
Pengetahuan Alam” yang merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris
yaitu “Natural Science” atau lebih sering disebut “Science”. Science merupakan
Ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Iskandar,
2001: 2). Menurut Trianto (2010: 136) IPA mempelajari alam semesta,
benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik
yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.
Ruang lingkup IPA yang diajarkan pada jenjang SD meliputi 1) makhluk
hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya
meliputi: cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi,
panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, 4) bumi dan alam semesta
mendiskripsikan daur hidup beberapa makhluk hidup (Kemendikbud, 2013:
97-98). Materi tersebut diberikan kepada siswa kelas IV semester 1.
Trianto (2010: 143) mengemukakan bahwa pembelajaran IPA hendaknya
disampaikan dengan melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran.
Guru hanya memberi tangga yang dapat membantu siswa untuk mencapai tingkat
pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa dapat menaiki
sendiri tangga tersebut. Selain itu, pembelajaran IPA di kelas sebaiknya tidak
hanya sekedar membaca atau menghafal konsep yang diberikan guru berdasarkan
dari buku teks pembelajaran namun sebaiknya guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melatih keterampilan-keterampilan proses IPA pada siswa
sehingga dengan sendirinya siswa dapat menemukan fakta-fakta, konsep, teori dan
sikap ilmiah.
Berdasarkan penjelasan di atas, mata pelajaran IPA dapat diterima siswa
apabila siswa diberi kesempatan untuk mengalami pengalaman belajar secara
langsung sehingga siswa dapat terlibat dalam proses belajar yang aktif. Namun
dalam implementasinya di sekolah, banyak guru yang masih mengalami kesulitan
dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga mempengaruhi siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpikir. Para guru belum sepenuhnya
melaksanakan pembelajaran yang aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa
(Susanto, 2013: 165-166). Hal yang serupa juga peneliti temui di SD Pangudi
Luhur Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran IPA yang
dilakukan peneliti pada tanggal 3 Agustus 2016, guru menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab selama proses pembelajaran berlangsung. Guru hanya
guru juga tidak menggunakan media pembelajaran selama proses mengajar,
sehingga banyak siswa yang tidak memahami materi yang diberikan. Hal ini
terbukti ketika siswa ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan dan siswa
tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan. Selama proses mengajar, guru lebih
sering mencatat di papan tulis, sehingga banyak siswa yang cenderung pasif
selama proses pembelajaran. Bahkan beberapa siswa terlihat sibuk dengan
kegiatan yang mereka lakukan sendiri seperti bermain dengan alat tulis atau
berbicara dengan teman mereka. Banyak potensi yang ditemukan oleh peneliti
selama melakukan observasi untuk membantu siswa dalam belajar, sebagai contoh
ada beberapa pohon yang ditebang di sekitar sekolah. Kayu hasil tebangan
tersebut dapat digunakan untuk membuat media yang sebenarnya dapat membantu
mempermudah siswa dalam belajar. Potensi yang ada tidak digunakan dengan
maksimal sehingga menimbulkan permasalahan. Permasalahan tersebut yaitu
kurangnya pemahaman siswa dalam memahami pembelajaran. Hal ini juga
diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa kelas IV di SD
Pangudi Luhur Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas IV,
siswa mengatakan bahwa dalam materi pembelajaran IPA terdapat banyak hafalan
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam belajar IPA khususnya pada materi
yang berhubungan dengan daur hidup hewan. Kebanyakan siswa merasa
mengalami kebingungan dengan materi daur hidup hewan karena mereka tidak
dapat melihat proses daur hidup secara langsung. Oleh sebab itu, siswa
membutuhkan suatu metode yang dapat membantu mempermudah dalam
memahami materi dan membuat siswa aktif dan tertarik selama proses
belajar. Berdasarkan hasil data analisis kebutuhan yang telah diberikan kepada
guru dan siswa kelas IV hasil menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat
membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan dan
membantu siswa dalam menemukan jawaban tanpa bantuan dari orang lain. Selain
itu, siswa menyetujui bahwa media pembelajaran dapat membantunya dalam
belajar karena dapat membantu memperjelas isi materi dalam pembelajaran. Hal
tersebut sesuai dengan kegunaan media pembelajaran menurut Sanaky (2013: 41)
dimana media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi
pembelajaran, serta membantu mengatasi ruang, waktu, dan daya indera. Media
pembelajaran juga dapat menghidupkan suasana pembelajaran sehingga proses
pembelajaran tidak berjalan satu arah. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat dibutuhkan siswa untuk
membantu siswa dalam memahami isi dalam materi pembelajaran.
Menurut Piaget (dalam Aunurrahman, 2012: 44-45), anak usia SD berada
pada tahap operasional konkret (7 – 11 tahun). Pada tahap tersebut, anak usia SD
sudah mampu berpikir secara logis untuk membantu memecahkan
persoalan-persoalan yang dihadapi, anak dapat menganalisis masalah dari berbagai segi.
Namun anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret
dan belum bersifat abtrak (Suparno, 2011: 69-70).
Di dalam dunia pendidikan Montessori, media pembelajaran selalu
digunakan selama proses belajar karena dapat membantu anak selama proses
pembelajaran, anak akan belajar secara mandiri dan dengan sendirinya anak
tersebut akan menemukan jawaban atas persoalan yang ada maupun kesalahan
berdasarkan pada metode Montessori memiliki ciri-ciri yaitu: 1) menarik, 2)
bergradasi, 3) auto-correction, 4) auto-education (Montessori, 2002: 170-174).
Peneliti juga menambahkan unsur kontekstual sebagai ciri tambahan yang kelima
agar media pembelajaran dapat digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan
belajar siswa.
Beberapa penelitian mengenai metode Montessori telah dilakukan, dan
telah membuktikan bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori dapat
membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penelitian yang
dilakukan Murti (2015) mengenai pengembangan alat peraga pembelajaran
matematika SD materi pembagian bilangan bulat berbasis metode Montessori.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pada uji lapangan
terbatas, dari rerata 4,62 menjadi rerata 8,9. Penelitian lainnya dilakukan oleh
Pertiwi (2015) dengan mengembangkan alat peraga pembelajaran matematika
materi perkalian berbasis metode Montessori. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan pada uji lapangan terbatas, dari rerata 3,95
menjadi rerata 8,62. Selain itu, Hardiyanti (2016) juga mengembangkan alat
peraga IPS untuk materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori
untuk kelas IV. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh
siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar
37,2. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat
diperoleh hasil yaitu nilai sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga berbasis
metode Montessori mengalami peningkatan. Hal tersebut juga menunjukan bahwa
alat peraga berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam memahami
pembelajaran berbasis metode Montessori untuk membantu siswa memahami
materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA, karena berdasarkan dari
hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada siswa diketahui bahwa,
pada mata pelajaran IPA siswa sulit memahami isi materi karena banyaknya
materi yang bersifat abstrak. Selain itu, sebagian besar penelitian yang telah
dilakukan dengan menggunakan metode Montessori ditujukan pada mata
pelajaran Matematika, dan IPS sedangkan pada mata pelajaran IPA belum ada.
Berdasarkan paparan di atas, mengenai permasalahan yang dialami, siswa
kelas IV pada mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan, kebutuhan media
pembelajaran dalam pembelajaran dan hasil penelitian mengenai metode
Montessori yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti
melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran mata pelajaran IPA
materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta
tahun ajaran 2016/2017. Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan media
pembelajaran berbasis metode Montessori dengan ciri-ciri yaitu menarik,
bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual. Penelitian ini
dibatasi pada tahapan menghasilkan prototipe atau bentuk dasar dari produk
media pembelajaran IPA yang diujikan secara ilmiah kepada ahli dan melalui uji
coba lapangan terbatas.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi
1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD
materi daur hidup hewan yang berbasis metode Montessori untuk kelas IV.
1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan
berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk Mahasiswa
Penelitian ini membantu mahasiswa dalam membuka wawasan
terutama mengenai berbagai media pembelajaran pembelajaran yang dapat
membantu siswa dalam memahami pembelajaran khususnya materi daur
hidup beberapa jenis makluk hidup. Penelitian ini memberi bekal kepada
mahasiswa agar dapat menjadi guru yang kreatif dalam menyampaikan
pembelajaran sehingga siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran
dengan maksimal.
2. Untuk Guru
Guru dapat memiliki pengalaman baru mengenai cara
mengembangkan media pembelajaran pembelajaran IPA SD sehingga
3. Untuk Siswa
Siswa memperoleh pengalaman langsung dalam menggunakan
media pembelajaran pembelajaran. Siswa mampu mengatasi kesulitan
yang dihadapi berkaitan dengan materi daur hidup beberapa jenis makluk
hidup
4. Untuk Sekolah
Sekolah memiliki wawasan yang luas mengenai pengembangan
media pembelajaran pembelajaran SD berbasis metode Montessori
khususnya untuk mata pelajaran IPA.
5. Untuk Prodi PGSD
Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif
dengan menggunakan metode research and development yang melibatkan
dosen, mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra.
1.5Definisi Operasional
1.5.1 Perkembangan kognitif anak menurut Piaget adalah anak usia sekolah
dasar berada pada tahap operasional konkret yaitu 7-11 tahun, dimana
pada tahap tersebut anak belum mampu berfikir secara abstrak sehingga
anak membutuhkan benda konkret untuk membantu pemahamannya.
1.5.2 Media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu
siswa selama proses belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
1.5.3 Media pembelajaran berbasis metode Montesori adalah alat yang dapat
digunakan untuk membantu siswa selama proses belajar agar tujuan
pembelajaran yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education,
kontekstual.
1.5.4 Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang dipelajari akibat dorongan sikap
ilmiah yang dimiliki manusia untuk mendapatkan kesimpulan mengenai
gejala-gejala alam yang terjadi disekitar.
1.6 Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran beserta album
penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran ini berfungsi untuk
membantu siswa mengenal dan mempelajari setiap tahapan dalam proses daur
hidup hewan khususnya pada kumbang. Pemilihan hewan, dibuat berdasarkan dari
hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada siswa, bahwa
ditemukan banyaknya siswa yang tidak begitu paham dengan bentuk maupun daur
hidup dari kumbang sendiri. Oleh sebab itu, peneliti membuat media
pembelajaran daur hidup khusus untuk kumbang. Media pembelajaran ini terdiri
dari papan daur hidup hewan, hewan 3D, anak panah, nomor, keterangan, kartu
angka, kartu gambar, kartu nama hewan, kartu keterangan, kartu control of error,
kotak penyimpanan. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing
komponen.
1.6.1 Papan Daur Hidup Hewan
Papan daur hidup hewan ini terbuat dari kayu berbentuk balok dengan
ukuran 40 cm x 40 cm x 3,5 cm. Pada bagian dalam balok, terdapat gambar pohon
timbul yang terbuat dari serbuk kayu. Pada bagian gambar pohon ini terdapat
keterangan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar dapat dilepas pasang dan
tidak besifat permanen sehingga siswa juga dapat mencoba sendiri untuk
mengurutkan proses daur hidup hewan. Pewarnaan pada hewan 3D tersebut
disesuaikan dengan warna hewan kumbang pada umumnya, yaitu pada telur
berwarna kuning, ulat yang masih muda berwarna putih, ulat yang sudah
menginjak dewasa berwarna cokelat, kepompong berwarna kuning, calon
kumbang berwarna putih kecokelatan, kumbang muda berwarna cokelat, dan
kumbang yang telah dewasa berwarna hitam. Papan daur hidup hewan ini
memiliki berat 2 kg.
40 cm
40
cm
1.6.2 Kartu Angka, Gambar Tahapan Daur Hidup Hewan, Nama Tahapan Daur Hidup Hewan, Keterangan Tahapan Daur Hidup Hewan, dan Control of Error.
Selain papan daur hidup hewan, komponen lain dari media pembelajaran
ini adalah kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama
tahapan tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan,
dan kartu control of error. Kartu angka (Gambar a) memuat angka dari nomor
satu sampai dengan tujuh, kartu gambar tahapan daur hidup hewan (Gambar b)
memuat gambar setiap tahapan yang terjadi, selanjutnya kartu nama tahapan daur
hidup hewan (Gambar c) memuat nama dalam setiap tahapan, dan kartu
keterangan tahapan daur hidup hewan (Gambar d) memuat setiap keterangan dari
setiap tahapan dalam proses daur hidup. Setiap kartu angka memiliki pasangan
kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan,
dan kartu keterangan tahapan daur hidup hewan. Pada sisi kartu, peneliti
memberikan bingkai warna untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru
untuk kartu angka, warna kuning untuk gambar tahapan, warna merah untuk nama
tahapan dan warna hijau untuk keterangan tahapan.
Kartu angka, dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan
ukuran kertas 8,7 cm × 4,2 cm. Bagian tengah kartu memuat angka dari nomor
satu sampai tujuh yang akan dipasangkan dengan kartu gambar hewan. Kartu
gambar tahapan daur hidup hewan juga dibuat dengan menggunakan kertas jenis
Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,7 cm × 6,7 cm bagian tengah kartu memuat
hidup hewan ini dibuat sesuai dengan tahapan daur hidup kumbang pada papan
daur hidup hewan supaya siswa tidak merasa bingung.
Kartu nama tahapan daur hidup hewan juga dibuat dengan menggunakan
kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,7 cm × 4,2 cm. Bagian tengah kartu
memuat nama tahapan dengan menggunakan font Times New Roman dengan
ukuran 24.
Kartu keterangan tahapan daur hidup hewan memuat keterangan yang ada
pada masing-masing nama tahapan yang dipasangkan dengan kartu gambar dan
kartu angka. Kartu keterangan ini dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory
260 dengan ukuran 8,7 cm × 6,7 cm. Kartu keterangan tahapan ini dibuat dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 18.
Setelah kartu keterangan tahapan daur hidup hewan dipasangkan dengan
kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu gambar tahapan daur hidup hewan,
dan kartu angka, kemudian untuk mengecek benar atau tidaknya dengan
menggunakan kartu control of error (Gambar e). Kartu ini dibuat dengan
menggunakan kertas yang sama dengan kartu sebelumnya yaitu kertas jenis Ivory
260 dengan ukuran kertas 22 cm × 8,7 cm dengan menggunakan font Times New
Roman ukuran font 12. Kartu pada bagian atas memuat angka, kemudian dibagian
bawah angka terdapat gambar tahapan daur hidup hewan. Bagian angka dan
gambar tahapan diberi pemisah berupa sebuah garis. Kemudian dibawah gambar
terdapat nama tahapan daur hidup hewan yang sesuai dengan gambar tahapan daur
hidup hewan yang dipasangkan. Selanjutnya pada bagian paling bawah terdapat
keterangan tahapan daur hidup hewan, keterangan ini memuat informasi singkat
Gambar 1.2 Kartu Angka (a), Gambar Tahapan Daur Hidup Hewan (b), Nama Tahapan Daur Hidup Hewan (c), Keterangan Tahapan Daur Hidup Hewan (d),
dan Control of Error (e)
1.6.3 Kotak Penyimpanan
Komponen terakhir adalah kotak penyimpanan kartu. Kotak penyimpanan
kartu ini terbuat dari kayu dengan ukuran 25 cm × 6 cm × 9,5 cm. Kotak ini
berfungsi untuk menyimpan kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan,
kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup
hewan, dan kartu control of error sehingga dapat tersusun secara rapi. Kotak ini
Gambar 1.3 Gambar Kotak Penyimpanan
25 cm
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan
kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.
Peneliti membahas beberapa hal diantaranya adalah perkembangan anak, media
pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
2.1.1 Perkembangan Anak
Menurut Singgih (dalam Sunarto, 2008: 39) perkembangan adalah proses
perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan
interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Yusuf dan Sugandhi (2011: 1-2)
perkembangan diartikan sebagai proses perubahan dalam diri individu atau
organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan. Setiap manusia secara psikologis mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan (Susanto, 2013: 71). Menurut Piaget (Trianto,
2010: 70), seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara
lahir dan dewasa, yaitu tahap sensorimotorik, pra-operasional, operasi kongkrit,
1. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun).
Pada masa ini bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas
motorik untuk mengenal lingkungan. Bayi akan memberikan reaksi motorik
atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks misalnya
menangis ketika anak meminta susu, selanjutnya refleks ini kemudian akan
berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang lebih baik seperti berjalan
(Sunarto, 2008: 24-25).
2. Tahap pra-operasional (umur 2 – 7 tahun).
Ciri khas pada masa ini adalah kemampuan anak menggunakan
simbol yang mewakili suatu konsep. Misalnya seorang anak pernah melihat
dokter praktek, kemudian anak tersebut dapat bermain “dokter-dokteran”.
Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan
yang berkaitan dengan hal-hal yang pernah terjadi (Sunarto, 2008: 24-25).
3. Tahap operasional konkret (umur 7 – 11 tahun).
Pada tahap ini anak telah mengembangkan sistem pemikiran logis
yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi,
anak dapat menganalisis masalah dari berbagai segi. Anak masih menerapkan
logika berpikir pada barang-barang yang konkret belum bersifat abtrak
(Suparno, 2011: 69-70).
4. Tahap operasional (umur 11 – keatas).
Pada usia ini, seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan hipotesis.
Pada tahap ini seseorang dapat memperkirakan apa yang mungkin terjadi dan
mampu mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan seperti jika mobil A
maka ia dapat menyimpulkan mobil mana yang paling mahal dan yang mana
yang paling murah (Sunarto, 2008: 24-25).
Berdasarkan uraian mengenai perkembangan anak menurut Piaget di atas,
dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional
konkret yaitu 7-11 tahun, dimana pada tahap tersebut anak belum mampu berfikir
secara abstrak, sehingga anak membutuhkan benda konkret untuk membantu
pemahamannya. Dari kesimpulkan tersebut peneliti tertarik untuk membuat
sebuah benda konkret berbentuk media pembelajaran untuk membantu siswa
dalam memahami isi pembelajaran.
2.1.2 Media Pembelajaran
Subbab ini membahas mengenai pengertian, manfaat, dan klasifikasi
media pembelajaran. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut.
2.1.2.1 Pengertian Media pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata “medium” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar,
dalam hal ini media merupakan perantara untuk menyampaikan pesan (Karwati,
2014: 223). Menurut Bovee, (dalam Sanaky, 2015: 3) media adalah sebuah alat
yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Senada dengan pengertian
beberapa ahli diatas, Arsyad (2014: 3) mengungkapkan bahwa media adalah alat
yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran. Sedangkan
pembelajaran merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris yaitu instruction yang
berarti menunjuk pada upaya untuk membelajarkan siswa (Kurniawan, 2014: 26).
adalah serangkaian aktivitas untuk membantu mempermudah seorang belajar,
sehingga terjadi belajar yang optimal. Menurut Siregar (2010: 12) Pembelajaran
merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta
pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri
seseorang. Winkel (dalam Siregar, 2010: 12) menyatakan bahwa pembelajaran
adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar
siswa dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan
terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dirasakan oleh siswa.
Berdasarkan paparan dari beberapa ahli mengenai media dan
pembelajaran, menurut Sanaky (2015: 4) media pembelajaran adalah sarana atau
alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pengajaran. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2014: 4) media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video
camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan computer.
Sedangkan menurut Karwati (2014: 244) Media pembelajaran juga dapat
dipahami sebagai alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dalam proses pembelajaran.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukan oleh para ahli mengenai
media pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa selama proses
pembelajaran dapat membantu guru dalam mengarahkan siswa kepada materi
pembelajaran dan juga sebaliknya media pembelajaran dapat membantu siswa
dalam memahami isi pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk
mengembangkan sebuah media pembelajaran yang mendukung proses belajar
siswa.
2.1.2.2 Manfaat media pembelajaran
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) ada empat manfaat
penggunaan media pembelajaran selama proses belajar bagi siswa yaitu: pertama,
pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar. Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran. Ketiga, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak
semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, dan keempat, siswa mendapat
lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
penjelasan guru namun juga dapat melakukan aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Sementara itu
menurut AH. Sanaky (2013: 6) media pembelajaran memiliki dua manfaat yaitu
untuk pengajar dan pembelajar. Manfaat bagi pengajar yaitu pertama,
memberikan pedoman, arah untuk mecapai tujuan pembelajaran. Kedua,
menjelaskan struktur dan urutan pembelajaran secara baik. Ketiga, memberikan
kerangka sistematis mengajar secara baik. Keempat, memudahkan kendali
pengajar terhadap materi pelajaran. Kelima, membantu kecermatan, ketelitian
seorang pengajar. Ketujuh, meningkatkan kualitas pengajaran. Kedelapan,
memberikan dan meningkatkan variasi belajar. Kesembilan, menyajikan inti
informasi, pokok-pokok secara sistematik, sehingga memudahkan penyampaian.
Kesepuluh, menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan
tanpa tekanan. Sedangkan manfaat media pembelajaran bagi pelajar yaitu
pertama, meningkatkan motivasi belajar pembelajar. Kedua, merangsang
pembelajar untuk berpikir dan beranalisis. Ketiga, memudahkan pembelajar untuk
belajar. Keempat, merangsang pembelajar untuk berfikir dan beranalisis. Kelima,
belajar secara menyenangkan tanpa adanya tekanan. Keenam, pembelajar dapat
memahami materi secara sistematis.
Berdasarkan penjelasan mengenai manfaat yang dapat diperoleh baik
untuk pengajar maupun pelajar di atas, peneliti tertarik untuk menggunakan media
pembelajaran dalam penelitian ini, untuk membantu pengajar dalam membimbing
siswa dalam belajar maupun pelajar untuk memudahkannya dalam memahami
materi pembelajaran.
2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran
Berikut ini disajikan klasifikasi media pembelajaran menurut Karwati (2014:
235-242):
a. Media Visual
Media visual adalah media yang penyampaian pesannya terfokus melalui
indera penglihatan. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan
(projected visual), dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected
visual). Media visual Diproyeksikan (Projected Visual) merupakan media yang
layar (screen), sedangkan Media Visual Tidak Diproyeksikan ( Non Projected
Visual ). Jenis media visual ini adalah gambar fotografik dan media grafis yang
meliputi sketsa, gambar, grafik, bagan, poster, kartun dan karikatur.
b. Media Audio
Media audio adalah media yang megandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya dapat didengar) yang dapat merangang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan peserta didik.
c. Media Audio-visual
Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau
biasa disebut media pandang-dengar.
d. Media Cetak
Jenis-jenis media cetak antara lain buku pelajaran, surat kabar, dan majalah,
ensiklopedi, buku suplemen, dan pengajaran berprogram.
e. Media Model
Media model adalah media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari
beberapa objek nyata, seperti seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu
jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang jarang
ditemukan, atau objek yang tidak memungkinkan untuk dibawa kedalam kelas dan
sulit dipelajari wujud aslinya.
f. Media Realita
Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang
berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Realia ini
merupakan benda yang sesungguhnya seperti mata uang, tumbuhan, binatang
g. Belajar benda sebenarnya melalui specimen
Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan
sebagai contoh.
h. Komputer
Komputer merupakan produk yang dihasilkan pada perkembangan zaman
modern. Beberapa kegiatan pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran
berbasis komputer antara lain CAI (Computer Assisted Instruction) dan CMI
(Computer Managed Instruction). CAI memanfaatkan komputer bagi peserta
didik untuk menyampaikan isi pelajaran dan memberikan pelatihan. Sedangkan
CMI digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi administratif
yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi peserta didik, kuitansi, dan
lain-lain.
i. Multimedia
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan
media baik yang bersifat visual, audio, audio-visual, projected still media maupun
projected motion media bisa dilakukan secara bersama-sama atau serempak
melalui satu alat yang disebut dengan multimedia.
j. Internet
Konsep pembelajaran dengan memanfaatkan internet disebut dengan
pembelajaran berbasis ICT atau lebih dikenal dengan istilah learning.
E-learning merupakan jenis kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya materi pembelajaran kepada peserta didik dengan memanfaatkan
Berdasarkan dari penjelasan mengenai klasifikasi media pembelajaran,
peneliti tertarik untuk membuat media pembelajaran berbentuk media model. Hal
tersebut dikarenakan, media model dapat membantu siswa dalam mengatasi objek
yang terlalu kecil seperti kumbang, sehingga anak dapat lebih mudah dalam
memahami bentuk maupun daur hidup dari kumbang sendiri.
2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Montessori memiliki empat ciri-ciri media pembelajaran. Ciri-ciri tersebut
adalah menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education. Peneliti
menambahkan ciri tambahan yaitu kontekstual.
1) Menarik.
Media pembelajaran berbasis metode Montessori dibuat dengan
memperhatikan warna, bentuk, dan berat. Dengan memberikan pewarnaan pada
media pembelajaran, serta bentuk yang menarik pada media pembelajaran akan
mendorong siswa untuk menyentuh, meraba dan bahkan memegangnya
(Montessori, 2002: 170-174).
2) Bergradasi.
Gradasi media pembelajaran berbasis metode Montessori dengan
memperhatikan rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak. Media
pembelajaran dapat digunakan untuk berbagai usia perkembangan anak
3) Auto-correction.
Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki pengendali
kesalahan. Hal tersebut dibuat dengan tujuan agar anak mengetahui kesalahan
yang dibuat oleh dirinya sendiri selama menggunakan media pembelajaran tanpa
ada orang lain yang memberitahu (Montessori, 2002: 171).
4) Auto-education.
Media pembelajaran berbasis metode Montessori dibuat untuk
mengembangkan kemampuan belajar mandiri tanpa ada campur tangan dari orang
dewasa. Sehingga anak akan memperoleh pengalaman pribadi dari hasil belajar
secara mandiri (Montessori, 2002: 172-173).
5) Kontekstual.
Montessori mengemukakan bahwa belajar hendaknya disesuaikan dengan
konteks (Liliard, 2005:32). Kontekstual yang dimaksud adalah sesuai dengan
lingkungan yang ada di sekitar anak sehingga media pembelajaran yang
digunakan dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di
lingkungan sekitar.
Berdasarkan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori
yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk mengembangkan media
pembelajaran berdasarkan kelima ciri tersebut.
2.1.3.2 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran berbasis metode Montessori mempunyai lima ciri
khusus yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction dan
kontekstual. Montessori mengajak anak untuk belajar sesuai dengan pilihan yang
semenarik mungkin, hal tersebut bertujuan agar anak tertarik untuk bermain
dengan media pembelajaran, sehingga tanpa disadari mereka akan bermain sambil
belajar dengan menggunakan media yang mereka pilih tanpa bantuan dari orang
lain. Setiap media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki control of
error, hal tersebut digunakan untuk mengontrol setiap kesalahan yang dibuat oleh
dirinya sendiri, sehingga anak akan berproses untuk memperbaiki kesalahan
dengan menggunakan berbagai cara (Gutek, 2013:235-236). Dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori anak akan
memperoleh pengalaman pribadi yang bermakna akibat dari aktifitas menyentuh,
meraba, dan memegang media pembelajaran.
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam
Subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di
sekolah dasar, dan materi daur hidup hewan.
2.1.4.1 Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam atau yang lebih sering disebut dengan science
merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini
(Samatowa, 2011: 3). Sementara itu menurut Susanto (2013: 167) IPA adalah
usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat
pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Menurut Trianto (2010: 136) IPA
adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas
pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti
terbuka, jujur, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian IPA dari beberapa ahli
tersebut peneliti menyimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang dipelajari akibat
dorongan sikap ilmiah yang dimiliki manusia untuk mendapatkan kesimpulan
mengenai gejala-gejala alam yang terjadi disekitar.
Menurut Trianto (2010: 137) pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar
produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Sementara itu, menurut Marsetio
(dalam Trianto, 2010: 137) IPA dipandang sebagai proses, produk, dan sebagai
prosedur. Sebagai proses dapat diartikan sebagai semua kegiatan ilmiah yang
dilakukan untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk
menemukan pengetahuan yang baru. Sebagai produk dapat diartikan sebagai hasil
dari proses yang berupa pengetahuan yang diajarkan di dalam sekolah maupun
diluar sekolah, dan sebagai prosedur, prosedur yang dimaksudkan adalah
metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada
umumnya) yang sering disebut dengan metode ilmiah. Sementara itu menurut
Laksmi dkk (dalam Trianto, 2010: 137) IPA pada hakikatnya merupakan suatu
produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan
pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses,
IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi,
menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi,
teori-teori IPA melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi
kehidupan.
2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dijenjang sekolah
pendidikan di Indonesia (Susanto, 2013: 165). Menurut Samatowa (2011: 3) ada
empat alasan mengapa IPA dimasukkan dalam kurikulum suatu sekolah yakni : a)
Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan
panjang dan lebar. Kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali pada
kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi,
sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan, b) IPA merupakan
suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berpikir kritis; misalnya
IPA diajarkan dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”, c) Bila IPA
diajarkan melalui percobaan – percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka
IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka, d) mata
pelajaran ini mempunyai nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang
dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
Menurut Badan Nasional Standar Pendidikan BSNP,2006 (dalam Susanto,
2013: 162) IPA di Sekolah Dasar memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
2.1.4.3 Materi Daur Hidup Hewan
Semua makluk hidup mengalami daur hidup. Makhluk hidup lahir atau
menetas, kemudian tumbuh menjadi lebih besar, bertambah tua, dan akhirnya
akan mati. Jika makhluk hidup berkembang biak, maka daur hidup akan berulang
(Zuneldi,2011: 51). Daur hidup adalah urutan tahap perkembangan makhluk hidup
sepanjang hidupnya (Mikrodo,2010: 90). Dengan cara ini makluk hidup dapat
melangsungkan dan melestarikan jenisnya dimuka bumi. Hewan memiliki tahapan
daur hidup yang beragam. Ada kelompok hewan yang terlahir mirip dengan
bentuk induknya. Daur hidup kelompok hewan seperti ini disebut daur hidup
tanpa mengalami metamorfosis. Contoh hewan yang tidak mengalami
metamorfosis adalah ayam, kucing, dan kangguru. Sejak dilahirkan sampai
dewasa, hewan tersebut hanya mengalami perubahan ukuran tubuh saja
(Sumantoro, 2009: 62). Sedangkan hewan yang mengalami metamorfosis dibagi
menjadi dua berdasarkan perubahan bentuk hewan selama mengalami
metamorfosis, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna
(Zuneldi,2011: 51-52). Metamorfosis sempurna dialami oleh hewan yang pada
setiap fasenya selalu mengalami perubahan bentuk yang mencolok, sedangkan
mengalami perubahan bentuk yang mencolok. Hewan yang tidak mengalami
metamorfosis tidak sempurna adalah kecoa, dan belalang, sedangkan contoh
hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, katak,
kumbang. Serangga merupakan salah satu kelompok hewan terbesar yang
mendominasi dunia. Mereka dapat dijumpai pada berbagai jenis habibat, dari
pegunungan dingin hingga hutan basah tropis (Kramer, 1995: 283). Salah satu
contoh serangga adalah kumbang, kumbang memiliki banyak jenis di muka bumi
seperti kumbang kepik, kumbang rusa jantan, kumbang melolonta, kumbang
hongkong dan masih banyak lagi jenisnya. Kumbang hongkong merupakan salah
satu contoh kumbang yang banyak dimanfaatkan oleh banyak orang untuk
membuat usaha karena ketika kumbang tersebut berbentuk larva banyak orang
akan menjualnya karena kandungan protein yang tinggi, dan sering untuk
dijadikan pakan burung, ikan, dan hewan lainnya. Berikut merupakan merupakan
tahap daur hidup kumbang hongkong.
a. Telur
Telur ini berbentuk seperti kacang yang menggerombol dan
lengket karena telur ini dilapisi suatu bahan cair yang lengket sehingga
kerap telur-telur ini tertutup oleh bahan-bahan yang menempel pada telur
tersebut. Ukuran telur ini ± 1,8 – 1,9 mm. Telur ini akan menetas setelah 7
hari (Triatmanto, 2009: B358)
b. Larva
Larva/ ulat hongkong yang baru menetas berukuran ±3mm. pada
awalnya larva ini berwarna keputihan dan secara perlahan akan berubah