A. URUSAN WAJIB PEMERINTAHAN DAERAH.
4. Tugas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provins
a. Kebijakan.
1) Periksa dan inventarisir kewenangan apa saja yang telah dilimpahkan oleh Pemerintah kepada Gubernur.
2) Periksa apakah kewenangan yang dilimpahkan kepada Gubernur tersebut telah diikuti dengan pembiayaan.
3) Periksa apakah ada kegiatan dekonsentrasi yang dilaksanakan sendiri oleh Gubernur dengan dukungan APBD.
b. Perencanaan.
1) Periksa apakah kegiatan dekonsentrasi yang tertuang dalam DIPA telah mencakup seluruh atau sebagian dari kegiatan dekonsentrasi yang seharusnya dibiayai oleh Pemerintah.
2) Periksa apakah dalam perencanaan kegiatan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan, Departemen terkait telah mengikut-sertakan Unit/SKPD dan BAPPEDA dalam pembahasannya.
c. Pelaksanaan.
1) Periksa apakah DIPA tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang dialokasikan oleh masing-masing Departemen/LPND telah diserahkan melalui Gubernur. Jika tidak, catat tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang bersumber dari Departemen/LPND mana saja yang penyerahannya tanpa sepengetahuan Gubernur dan berapa nilainya ? 2) Periksa apakah Gubernur telah memberitahukan kepada DPRD perihal
kegiatan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang dialokasikan di wilayahnya.
3) Periksa apakah Gubernur telah menunjuk dan menetapkan SKPD yang akan mengelola dan melaksanakan kegiatan-kegiatan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan tersebut serta apakah penunjukkan SKPD tersebut telah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
4) Periksa apakah BAPPEDA selaku koordinator perencanaan pembangunan di daerah telah menjalankan fungsinya dalam mencatat, memonitor dan mengevaluasi kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan.
5) Lakukan pengujian apakah ada kegiatan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang tumpang tindih dengan kegiatan yang dibiayai dari APBN dengan APBD.
6) Periksa apakah kegiatan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan telah dilaksanakan dengan Petunjuk Teknis/Pedoman Pelaksanaannya. 7) Periksa apakah semua kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas
pembantuan dapat dilaksanakan sesuai rencana oleh SKPD Penerima/ Pelaksana, jika tidak apa penyebabnya.
8) Periksa bagaimana status barang/jasa hasil pengadaan yang bersumber dari dana tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan, apakah menjadi inventaris milik daerah atau tetap inventaris pusat, dan siapa yang bertanggungjawab dalam hal pemeliharaan inventaris tersebut.
9) Periksa apakah ada pelaksanaan kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan yang menghasilkan penerimaan, jika ada apakah penerimaan tersebut telah disetorkan ke Kas Negara.
10) Periksa apakah ada saldo lebih anggaran pelaksanaan kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan, jika ada apakah telah disetor ke Kas Negara.
d. Pelaporan.
1) Periksa apakah Pimpinan SKPD pelaksana kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan telah membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan secara berkala kepada gubernur.
2) Apakah gubernur telah membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan di wilayahnya kepada Menteri/Pimpinan LPND yang bersangkutan dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri dan DPRD.
Kabupaten/Kota. a. Kebijakan.
1) Periksa dan inventarisir kewenangan apa saja yang telah dilimpahkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Provinsi kepada Bupati/Walikota.
2) Periksa apakah kewenangan yang dilimpahkan kepada Bupati/Walikota tersebut telah diikuti dengan pembiayaan.
3) Periksa apakah ada kegiatan dekonsentrasi yang dilaksanakan sendiri oleh Bupati/Walikota dengan dukungan APBD.
b. Perencanaan.
1) Periksa apakah kegiatan dekonsentrasi yang tertuang dalam DIPA (dekonsentrasi pusat) dan DPA Provinsi (dekonsentrasi provinsi telah mencakup seluruh atau sebagian dari kegiatan dekonsentrasi yang seharusnya dibiayai oleh Pemerintah dan pemerintah provinsi.
2) Periksa apakah dalam perencanaan kegiatan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan, Departemen dan Dinas Provinsi terkait telah mengikut-sertakan SKPD dan BAPPEDA dalam pembahasannya.
c. Pelaksanaan.
1) Periksa apakah DIPA tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang dialokasikan oleh masing-masing Departemen/LPND dan Provinsi telah diserahkan melalui Bupati/Walikota. Jika tidak, catat tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang bersumber dari Departemen/LPND dan Provinsi mana saja yang penyerahannya tanpa sepengetahuan Bupati/Walikota dan berapa nilainya.
2) Periksa apakah Bupati/Walikota telah memberitahukan kepada DPRD perihal kegiatan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang dialokasikan di wilayahnya.
3) Periksa apakah Bupati/Walikota telah menunjuk dan menetapkan SKPD yang akan mengelola dan melaksanakan kegiatan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan tersebut serta apakah penunjukkan SKPD tersebut telah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
4) Periksa apakah BAPPEDA selaku koordinator perencanaan pembangunan di daerah telah menjalankan fungsinya dalam mencatat, memonitor dan mengevaluasi kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan.
5) Lakukan pengujian apakah ada kegiatan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang tumpang tindih dengan kegiatan yang dibiayai dari APBN dengan APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.
6) Periksa apakah kegiatan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan telah dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis/Pedoman Pelaksanaannya.
7) Periksa apakah semua kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan dapat dilaksanakan sesuai rencana oleh SKPD Penerima/ Pelaksana, jika tidak apa penyebabnya.
8) Periksa bagaimana status barang/jasa hasil pengadaan yang bersumber dari dana tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan, apakah menjadi inventaris milik daerah atau tetap inventaris pusat/provinsi, dan siapa yang bertanggungjawab dalam hal pemeliharaan inventaris tersebut. 9) Periksa apakah ada pelaksanaan kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas
pembantuan yang menghasilkan penerimaan, jika ada apakah penerimaan tersebut telah disetorkan ke kas daerah provinsi untuk dekonsentrasi pusat dan ke kas daerah untuk dekon provinsi.
10) Periksa apakah ada saldo lebih anggaran pelaksanaan kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan, jika ada apakah telah disetor ke kas negara untuk dekonsentrasi pusat dan ke kas daerah untuk dekon provinsi.
d. Pelaporan.
1) Periksa apakah Pimpinan SKPD pelaksana kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan telah membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan secara berkala kepada bupati/walikota.
2) Apakah bupati/walikota telah membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tugas dekonsentasi dan tugas pembantuan di wilayahnya kepada Menteri/Pimpinan LPND yang bersangkutan dan kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri dan DPRD.
MENTERI DALAM NEGERI a.i., ttd
WIDODO AS.