• Tidak ada hasil yang ditemukan

Downtime addalah sebuah istilah yang diberikan untuk hilangnya produktifitas dalam industri. Penyebab dari adanya downtime diantaranya berasal dari pekerja, metode, material, dan mesin. Perbaikan tidak termasuk dalam downtime karena perbaikan dilakukan secara berkala dan sudah dilakukan penjadualan, sedangkan downtime tidak.

Downtime yang disebabkan oleh pekerja antara lain tidak masuk bekerja, sakit, dll. Downtime yang disebabkan oleh metode antara lain kesalahan formula dan terlalu cepat atau terlalu lambat melakukan metode. Sedangkan downtime yang disebabkan oleh mesin adalah kegagalan mesin, kerusakan mesin secara tiba-tiba, dll. Untuk downtime yang terjadi karena material biasanya disebabkan oleh raw material yang kurang bagus kualitasnya, dan downtime yang disebabkan oleh lingkungan seperti banjir, gempa bumi, dll. Downtime yang disebabkan oleh mesin dan pekerja dapat ditangani kerugiannya dan dapat diprediksi, sedangkan yang disebabkan oleh gejala alam, tidak dapat diprediksi karena kita tidak dapat memprediksi gejala alam atau lingkungan yang ada.

34

Tugas khusus yang diberikan adalah mengamati output mesin filling sosis dan otak-otak serta mencari tahu penyebab terjadinya downtime dan berapa lama downtime itu terjadi. PT Jakarana Tama menggunakan mesin filling sebanyak 9 mesin sedangakn yang beroperasi hanya 7 mesin karena 2 mesin lainnya masih dalam keadaan perbaikan. Mesin filling ini juga memiliki 2 tipe yaitu mesin filling-otomatis, dan mesin filling semi-otomatis. Mesin filling-otomatis dapat mengahsilkan output sosis atau otak-otak sebesar 45000 sosis per hari, sedangkan mesin filling semi-otomatis dapat menghasilkan output sebesar 35000 sosis per hari. Pada hari pertama, mesin filling otomatis dapat menghasilkan output sebesar 45000 sosis dengan efisiensi sebesar 93%, sedangkan mesin filling semi otomatis dapat menghasilkan sebesar 35000 sosis atau otak-otak dengan efisiensi mesin sebesar 85%. Lalu dihari kedua, mesin filling otomatis dapat menghasilkan output sebesar 43000 sosis atau otak-otak dengan efisiensi mesin sebesar 88%, sedangkan mesin filling semi-otomatis dapat menghasilkan output sebesar 34000 sosis atau otak-otak dengan efisiensi mesin sebesar 97%. Dengan menjumlahkan jumlah kedua output mesin selama 2 hari, didapatkan actual output sebesar 157000 sosis atau otak-otak selama 2 hari.

Actual output adalah jumlah output yang dapat direalisasikan oleh suatu mesin dalam satu hari yang sudah termasuk faktor downtime dsb. Sedangkan output mesin adalah jumlah output yang dihasilkan dari mesin tersebut tanpa memperhitungkan faktor-faktor seperti downtime.

Penyebab terjadinya downtime pada kedua mesin tersebut disebabkan oleh 2 sebab yaitu permasalahan mesin, dan manusia. Permasalahan pada manusia dikarenakan adanya operator yang tidak masuk dan adanya perbedaan skill antar operator. Operator yang tidak masuk dapat membuat mesin yang dioperasikan dilakukan oleh operator lain yang mengoperasikan mesin yang lainnya juga sehingga proses produksi tidak berjalan secara optimal, dan perbedaan skill ini dapat mempengaruhi kemampuan operator untuk membuat kerja mesin optimal dan mempengaruhi kecepatan operator untuk melakukan setting mesin.

35

Penyebab yang disebabkan oleh mesin antara lain penyangga pengemas yang tidak pas atau rusak sehingga harus disesuaikan dan diperbaiki, kemudian setting mesin yang kurang pas akibat terlalu sering dipakai dan harus diatur ulang, lalu clipper yang tidak pas juga dapat mengakibatkan downtime. Akibat masalah tersebut, terjadi downtime total sebanyak 2160 menit dan terjadi downtime rata-rata sebanyak 240 menit per mesin.akibat dari downtime, hasil plan output tidak sesuai dengan actual output. Plan output yang direncanakan adaalah 180000 sosis selama 2 hari, sedangkan actual outputnya selama 2 hari sebanyak 157000. Apabila plan output dibandingkan dengan actual output akan mendapatkan efektifitas produksi sebanyak 87%. Dengan adanya tugas khusus yang diberikan noleh PT Jakarana Tama divisi sosis kami mengetahui keadaan produksi pabrik dan mengetahui sekilas bagaimana dunia kerja yang nyata.

36 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

 Pembuatan sosis dan otak-otak di PT Jakarana Tama divisi sosis berdasarkan proses slicing/grinding, mixing, filling, cooking dan sterilisasi, serta coooling. Bahan baku pembuatan sosis di PT Jakarana Tama divisi sosis menggunakan tepung tapioka, minyak askolina, minyak bawang, gula rafinasi, garam, premix, daging, margarin, pewarna, pengawet dan bahn lainmnya sesuai formula.  Downtime dapat terjadi karena adanya 4 faktor yaitu faktor manusia, faktor

metode, faktor mesin, dan faktor lingkungan. Apabila waktu downtime terlalu lama, maka actual output mengalami penurunan.

6.2. Saran

 Perlu ditambah mesin filling yang otomatis untuk meningkatkan jumlah produksi.

 Mesin yang belum aktif harap diperbaiki.

37 7. DAFTAR PUSTAKA

Adriyanto W, Kholil M. 2015. Analisis penerapan lean production process untuk mengurangi lead time process perawatan engine (studi kasus PT GMF Aeroasia). Jurnal Optimasi Sistem Industri.14(2): 299-309.

(http://repo.unand.ac.id/4590/2/Analisis%20Penerapan%20Lean%20Produc tion%20Process%20untuk%20Mengurangi%20Lead%20Time%20Process %20Perawatan%20Engine%20%28Studi%20Kasus%20PT.GMF%20AERO ASIA%29.pdf)

Dotulong V. 2009. Nilai proksimat sosis ikan ekor kuning (Caesio spp.) berdasarkan jenis casing dan lama penyimpanan. Pacific Journal. 1(4): 506-509.

(http://repo.unsrat.ac.id/291/)

Indrie Ambarsari, S., & Choliq, A. (2009). Rekomendasi dalam penetapan standar mutu tepung ubi jalar. Ungaran: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP).

(http://js.bsn.go.id/index.php/standardisasi/article/download/676/415)

Jay, J.M. 1986. Modern Food Microbiology. 3rd Edition. Van Nastrand Reinhold Company. New York.

(https://www.ajol.info/index.php/ajb/article/view/42980)

Martono, N. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. (https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=tUl1BgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PT2 6&dq=Martono,+N.+2010.+Metode+Penelitian+Kuantitatif.+PT+RajaGrafindo +Persada.+Jakarta.&ots=FdpbGuX_19&sig=-P-K6GVwez1E54IewkEoG9v2aT0&redir_esc=y#v=onepage&q=Martono%2C% 20N.%202010.%20Metode%20Penelitian%20Kuantitatif.%20PT%20RajaGrafi ndo%20Persada.%20Jakarta.&f=false)

Rangkuti RH, Suwarso E Anjelisa P. 2012. Pengaruh pemberian monosodium glutamate (MSG) pada pembentukan mikronukleus sel darah merah mencit. Journal of Pharmaceutics and Pharmacology. 1(1): 29.36.

(https://jurnal.usu.ac.id/jpp/article/view/1964)

Stanojevic D, Comic L, Stevanovic O, Solujic-Sukdolak SI. 2009. Antimicrobial effects of sodium benzoate, sodium nitrite and potassium sorbet and their synergistic action in vitro. Bulgarian Journal of Agricultural Science. 4: 307-311.

(https://www.agrojournal.org/15/04-05-09.pdf)

Widowati, S., Herawati, H., Syarief, R., Suyatma, N. E., & Prasetia, H. A. (2010). PENGARUH ISOTERM SORPSI AIR TERHADAP STABILITAS BERAS UBI [Effect of Moisture Sorption Isotherm to Stability of “Sweet Potato

Rice”]. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 21(2), 123.

(http://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jtip/article/view/3408)

Tanjung TR, Sulandari L. 2015. Pengaruh jumlah saltpetre dan angkak bubuk terhadap mutu organoleptik sosis. E-Journal Boga. 4(3): 1-6.

(http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-boga/article/view/12085)

8. LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kerja Praktek di PT Jakarana Tama

Tabel 4. Jadwal Kerja Praktek di PT Jakarana Tama

Tanggal

Waktu

Kegiatan

Masuk Pulang

16 Juli 2018 06.30 15.30 Pengarahan dari Bapak Ardiansyah selaku HRD PT. Jakaranatama

17 Juli 2018 06.30 15.30 Pengarahan dari bapak Tri selaku supervisor bagian noodle department 18 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas Produksi untuk

menghitung jumlah output mesin filler dan beratnya selama 2 menit

19 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas Produksi untuk menghitung jumlah output mesin filler dan beratnya selama 2 menit

20 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas Produksi untuk menghitung jumlah output mesin filler dan beratnya selama 2 menit

23 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas Produksi untuk menghitung jumlah output mesin filler dan beratnya selama 2 menit

24 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas Produksi untuk menghitung jumlah output mesin filler dan beratnya selama 2 menit

25 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas bagian produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GS- GS (Gaga Seribu Goreng Spesial) secara berkala yakni selama 1 jam 5 kali

26 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas bagian produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GC-EP secara berkala yakni selama 1 jam 5

39

kalidengan berat 38gram-42 gram dan melakukan pengemasan, serta pemberian tugas 2.

27 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas bagian produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GC-EPLH dan GC-EP secara berkala yakni selama 1 jam 5 kali

30 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas bantu bagian produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GCKEPJ secara berkala yakni selama 1 jam 5 kali

31 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas bantu bagian produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GMTK secara berkala yakni selama 1 jam 5 kali

01 Agustus 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas Produksi untuk menghitung jumlah output mesin filler dan beratnya selama 2 menit

02 Agustus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan limbah pengemas atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menghitung panjang total jumlah kemasan yang rusak dan menghitung waktu downtime-nya 06 Agustus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan limbah pengemas

atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menghitung panjang total jumlah kemasan yang rusak dan menghitung waktu downtime-nya 07 Agustus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan limbah pengemas

atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menghitung

40

panjang total jumlah kemasan yang rusak dan menghitung waktu downtime-nya 08 Agustus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan limbah pengemas

atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menghitung panjang total jumlah kemasan yang rusak dan menghitung waktu downtime-nya 09 Agustus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan limbah pengemas

atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menghitung panjang total jumlah kemasan yang rusak dan menghitung waktu downtime-nya 10 Agstus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan limbah pengemas

atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menghitung panjang total jumlah kemasan yang rusak dan menghitung waktu downtime-nya 13 Agustus 201 06.30 15.30 Presentasi akhir dengan supervisor

41 8.2. Surat Keterangan Selesai Kerja Praktek

42 8.3. Formulir Scan Anti Plagiarisme

Dokumen terkait