• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

B. Hakekat Bimbingan Klasikal

3. Tujuan Bimbingan Klasikal

Pelayanan bimbingan klasikal bertujuan membantu siswa supaya berkembang seutuhnya dan semaksimal mungkin. Tujuan bimbingan klasikal menurut Djumhur (1975: 30) adalah sebagai berikut:

a. Membantu siswa untuk semakin memahami dirinya seperti bakat, minat, sifat, sikap, kemampuan, kebiasaan, perasaan, tingkah laku, dan lain sebagainya.

b. Membantu siswa dalam proses bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar.

c. Membantu siswa untuk mengembangkan keinginan atau minat dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan belajar yang berarti baginya.

d. Memberikan dorongan dan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan dan merencanakan kegiatan yang dilakukan dalam hidupnya.

e. Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri ( Self Acceptance ). f. Membantu siswa dalam memahami tingkah laku manusia.

g. Membantu siswa dalam pemilihan karier atau dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depannya.

Jadi bimbingan klasikal bertujuan untuk mendampingi siswa dalam mengenal diri dan lingkungannya, dalam mempersiapkan karirnya, dalam mengatur kehidupannya sendiri dan berani menanggung sendiri akibat atau konsekuensi dari segala tindakannya (Winkel, 1991:84)

4. Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

Bimbingan klasikal merupakan sarana untuk menunjang perkembangan yang optimal bagi siswa. Siswa diharapkan dapat mengambil manfaat yang sebanyak mungkin dari pelayanan bimbingan klasikal. Manfaat bimbingan klasikal menurut Djumhur (1975: 30) antara lain:

a. Siswa semakin memahami dirinya sendiri seperti seperti bakat, minat, sifat, sikap, kemampuan, kebiasaan, perasaan, tingkah laku, dan lain sebagainya.

b. Siswa semakin bersikap baik dan berhasil dalam proses bersosialisasi terhadap orang lain atau lingkungannya.

c. Siswa semakin tertarik, termotivasi dan berminat untuk belajar, lebih giat sehingga hasil belajarnya menjadi baik.

d. Siswa semakin mampu menyelesaikan masalahnya dan mengambil keputusan sendiri dalam hidupnya, serta mampu merencanakan kegiatan-kegiatan yang berguna untuk pengembangan hidupnya.

e. Siswa semakin mampu mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri ( Self Acceptance ).

f. Siswa semakin mampu menerima dan memahami tingkah laku manusia.

g. Siswa semakin mampu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depannya.

Manfaat pelayanan bimbingan klasikal dapat berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Boleh jadi ada siswa yang sangat

merasakan manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang diterimanya, boleh jadi juga ada yang kurang merasakan manfaatnya. Ini tergantung pada pengalaman siswa sendiri dalam mengikuti pelayanan bimbingan klasikal di sekolahnya.

Pelayanan bimbingan klasikal yang diberikan di sekolah sangatlah penting bagi siswa karena siswa yang mengikuti pelayanan bimbingan kalsikal diharapkan memperoleh manfaat atau mengalami perubahan-perubahan positif dalam bidang kehidupan pribadi, bidang sosial, bidang belajar dan bidang karier.

C. Bimbingan Klasikal di SMP Johannes Bosco Yogyakarta

1. Bentuk Bimbingan Klasikal di SMP Johannes Bosco Yogyakarta

Pelayanan bimbingan yang dilaksanakan di SMP Johannes Bosco Yogyakarta adalah bimbingan individual dan bimbingan klasikal. Bimbingan individual biasanya berbentuk layanan konseling individual, yang diadakan pada jam kosong, jam istirahat, atau disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Sedangkan bimbingan klasikal diberikan kepada siswa yang tergabung dalam suatu satuan kelas, selama periode waktu yang telah ditetapkan dalam jadwal bimbingan. Tujuan layanan bimbingan klasikal di SMP Joannes Bosco Yogyakarta adalah agar siswa dapat berkembang secara optimal baik dalam kehidupan pribadi, sosial, belajar dan karier.

Layanan bimbingan di SMP Joannes Bosco ini juga disesuaikan dengan pedoman kurikulum tingkat satuan pendidikan. Menurut Achmad (2005: 10) tujuan Kurikulum SMP 2004 yang berbasis kompetensi, ditinjau dari pihak peserta didik adalah agar siswa dapat:

1. mengembangakan seluruh potensinya seoptimal mungkin, sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga berguna dalam kehidupannya; 2. mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri, melalui

berbagai diskusi dengan teman sebaya maupun sumber yang dapat dipercaya;

3. mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan SMP, keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi, dan kebudayaan, melalui kegiatan instropeksi dan ekstropeksi keadaan yang dialami;

4. mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya, dengan upaya membuka diri untuk berkonsultasi. 5. mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan minat, dan

bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan;

6. memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di SMP tersebut.

SMP Joannes Bosco Yogyakarta memiliki layanan bimbingan klasikal yang dilaksanakan berdasarkan program tahunan yang disusun oleh koordinator beserta staf bimbingan dan konseling. Program tahunan kemudian dijabarkan menjadi program semester. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan bimbingan klasikal kepada siswa yang tergabung dalam suatu satuan kelas.

2. Topik-topik dan Rumusan Tujuan Pelayanan Bimbingan yang Telah

Diselenggarakan SMP Joannes Bosco Yogyakarta

Rumusan tujuan pelayanan bimbingan klasikal diberikan sesuai dengan topik-topik pelayanan bimbingan yang telah diselenggarakan di SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Topik-topik tersebut masih bersifat fleksibel dalam arti topik yang disajikan disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan dan waktu yang tersedia.

Rumusan tujuan dari pelayanan bimbingan yang sudah diberikan atau diselenggarakan oleh sekolah tersebut kepada siswanya terdapat pada Lampiran 1.

D. Persepsi Siswa Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

Peneliti sudah menemukan penelitian yang relevan dengan apa yang akan diteliti. Penelitian pertama adalah penelitian Adi (2008) untuk skripsinya yang berjudul Persepsi Siswa Kelas XII SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal. Untuk memperoleh data, Adi menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki persepsi (berpendapat) bahwa mereka merasakan manfaat dari pelayanan bimbingan klasikal; mereka merasakan adanya perubahan-perubahan positif dalam dirinya sebagai hasil dari pelayanan bimbingan klasikal yang dialaminya.

Penelitian kedua adalah penelitian Kurnia (2008) untuk skripsinya yang berjudul Persepsi Siswa Kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswi kelas XI SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal. Untuk memperoleh data digunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswi berpandangan bahwa bimbingan klasikal bermanfaat. Ini berarti siswi-siswi berkeyakinan bahwa sudah terjadi perubahan-perubahan positif

dalam dirinya sebagai hasil/dampak dari pelayanan bimbingan klasikal yang dialaminya. Disampaikan bahwa pelayanan bimbingan klasikal perlu terus diberikan secara rutin untuk membantu siswi agar semakin berkembang sutuhnya dan seoptimal mungkin.

Penelitian ini dapat dikatakan sebagai pengembangan dari penelitian-penelitian tersebut. Subjek penelitian-penelitian kedua penelitian-penelitian tersebut adalah siswa SMA, sedangkan subjek penelitian ini siswa SMP. Siswa SMP yang diteliti diharapkan mengalami perubahan-perubahan yang positif dalam dirinya sesudah mengikuti bimbingan klasikal. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui persepsi siswa SMP mengenai manfaat pelayanan bimbingan klasikal.

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian mengenai metodologi penelitian, yaitu mengenai: (1) Jenis Penelitian, (2) Subjek Penelitian, (3) Instrumen Pengumpulan Data, (4) Pengumpulan Data dan (5) Teknik Analisis Data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian di bidang pendidikan khususnya bidang bimbingan dan konseling di sekolah. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif

dengan metode survei. Menurut Furchan (1982: 415), penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan.

Peneliti menggunakan penelitian deskriptif karena peneliti ingin memperoleh gambaran mengenai persepsi siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena semua anggota populasi menjadi subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Peneliti memilih SMP Joannes Bosco Yogyakarta sebagai subjek penelitian dengan alasan sekolah

tersebut sebelumnya belum pernah dijadikan subjek penelitian mengenai persepsi siswa terhadap manfaat bimbingan klasikal. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru BK mengenai dampak dari pelayanan bimbingan klasikal di sekolah. Alasan peneliti memilih siswa kelas VIII karena siswa kelas VII masih menjalani proses adaptasi di lingkungan sekolah yang baru. Siswa kelas IX sedang dipersiapkan untuk menghadapi masa ujian, dan tidak diijinkan sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu peneliti memilih siswa kelas VIII karena mereka dapat diharapkan telah mengenal sekolah dengan baik dan sudah memperoleh pelayanan bimbingan klasikal di sekolah. Mereka diharapkan sudah mampu merasakan manfaat bimbingan klasikal yang dialaminya.

Untuk subjek uji coba kuesioner, peneliti menggunakan satu kelas, yaitu kelas VIII Tolerance. Untuk penelitian sesungguhnya diambil semua kelas yaitu kelas VIII Tolerance, VIII Happiness, VIII Responsibility, VIII Simplicity. Kelas VIII Tolerance (subjek uji coba) digunakan juga karena jawabannya tidak akan mempengaruhi kelas lain dan pengalaman dalam mengikuti uji coba dapat mempermudah siswa dalam memahami arti butir-butir kuesioner. Rincian populasi penelitian disajikan dalan Tabel 1.

Rincian Populasi Penelitian Siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran

2010/2011 Kelas Jumlah VIII Tolerance 30 VIII Happiness 29 VIII Responsibility 31 VIII Simplicity 31 Total 121

C. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, yang disusun sendiri oleh peneliti atas arahan dosen pembimbing dan guru BK di sekolah tersebut. Peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi dengan menentukan aspek, sub aspek, indikator dari manfaat pelayanan bimbingan klasikal (lampiran 2). Kemudian peneliti membuat sejumlah item pertanyaan berdasarkan masing-masing indikator setiap aspek.

Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan kuesioner : 1. Kuesioner Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

Kuesioner ini memuat pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan manfaat pelayanan bimbingan klasikal. Kuesioner ini bersifat tertutup, artinya

alternatif jawaban sudah disediakan sehingga siswa tinggal memilih alternatif jawaban yang sesuai (Arikunto, 2002 : 129 ).

2. Skala Pengukuran dan Penentuan Skor

a. Skala Pengukuran

Butir-butir kuesioner ini memiliki 4 alternatif jawaban, yaitu tidak merasakan (TM), Kurang Merasakan (KM), Merasakan (M) dan Sangat Merasakan (SM). Alternatif jawaban dibuat hanya empat dengan maksud untuk menghilangkan kelemahan yang ada dalam skala lima tingkat, yaitu alternatif yang di tengah (alternatif ketiga) mempunyai arti ganda, dengan pengertian belum dapat memutuskan, atau netral, atau ragu-ragu. Tersedianya jawaban yang di tengah (netral) juga menimbulkan kecenderungan responden memilihnya (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya.

Pernyataan-pernyataan yang digunakan adalah pernyataan yang diharapkan dapat mengungkapkan perubahan-perubahan positif dalam diri siswa setelah mengikuti pelayanan bimbingan klasikal di sekolah. Aspek kuesioner yang dibuat oleh peneliti didasarkan pada materi/topik pelayanan bimbingan klasikal yang telah diselenggarakan di SMP Joannes Bosco (Rintyastini dan Yulia, 2005). Rekapitulasi aspek-aspek dan nomor item

kuesioner tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2

Rekapitulasi Aspek dan Nomer-nomer Item Kuesioner Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

Bidang Bimbingan

Aspek No.Item Jumlah

Pribadi 1. Pemahaman Diri 16, 1, 2, 19, 17, 18, 20, 24, 25, 26, 22, 23, 21, 12

14

2. Mengenali dan mengelola Emosi 30, 28, 27, 29 4 3. Tugas-tugas perkembangan 31, 32, 33 3 Sosial 1. Hubungan dengan teman sebaya 34, 36, 35, 39, 38, 37 6

2. Kerjasama 5, 3, 4, 40 4

3. Komunikasi 43, 42, 41, 44, 46, 45, 6, 7, 8

9 Belajar 1. Cara belajar efektif 9, 10, 13, 47, 48, 11,

50, 49, 51, 14, 15, 52

12 Karier 1. Mengenali bidang

karier/pekerjaan

53, 54, 55, 56, 58 5 2. Merencanakan masa depan 59, 57, 60 3

b. Penentuan Skor

Skor untuk alternatif jawaban sangat merasakan adalah empat, skor untuk alternatif jawaban merasakan adalah tiga, skor untuk alternatif jawaban kurang merasakan adalah dua, dan skor untuk alternatif jawaban tidak merasakan adalah satu.

3. Uji Coba Kuesioner Manfaat Bimbingan Klasikal

Kuesioner manfaat pelayanan bimbingan klasikal diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba dilaksanakan tanggal 28 Februari 2011 pada siswa kelas VIII Tolerance SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 30. Data atau kuesioner yang terkumpul 30 lembar (30 siswa).

Kuesioner ini diujicobakan terlebih dahulu, agar kualitas kuesioner dapat diandalkan, dengan kata lain agar kuesioner valid dan reliabel.

a. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya, atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut (Azwar, 2003). Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi kini mendapat perhatian yang semakin besar dalam pengukuran-pengukuran terhadap kemajuan belajar. Tes kemajuan belajar dimaksudkan untuk mengetahui apa yang sudah diketahui oleh peserta didik setelah sekian lama mengikuti pelajaran dalam suatu sekolah (Hadi, 2004). Isi kuesioner dibuat sejalan dengan tujuan dan materi pelayanan yang telah diajarkan di sekolah. Isi kuesioner penelitian ini didasarkan pada tujuan dan materi pelayanan bimbingan yang disajikan bagi para siswa yang menjadi subyek penelitian (Rintyastini dan Yulia, 2005). Tujuan dan materi pelayanan bimbingan terdapat pada Lampiran 1 .

Untuk mengukur sampai di mana siswa merasakan manfaat pelayanan bimbingan klasikal di sekolahnya, peneliti merancang kuesioner. Kuesioner tersebut dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru BK sekolah yang bersangkutan untuk memeriksa kuesioner tersebut apakah isi dan rumusan item kuesioner sudah benar-benar memuat aspek-aspek manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang telah disusun oleh peneliti.

Setelah melakukan uji coba peneliti melakukan pengolahan seleksi item untuk mendapatkan suatu daya beda item. Daya beda item

adalah sejauh mana item tersebut mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 1999: 59 ). Pengujian daya beda item atau proses penghitungannya dilakukan dengan komputer program SPSS for windows. Penelitian kesahihan butir menggunakan kriteria Azwar (1999: 65 ) yang menyatakan bahwa untuk skala psikologi biasanya digunakan patokan koefisien korelasi minimal 0,30. Dengan demikian item yang korelasinya memiliki < 0,30 dinyatakan gugur, sedangkan item yang memiliki koefisien korelasi > 0,30 dianggap valid atau sah.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 60 item kusioner diperoleh 50 item yang valid. Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan direvisi kembali dari item yang gugur, item yang gugur dipergunakan kembali untuk penelitian dengan alasan kalimat atau rumusan item tersebut cukup mewakili aspeknya. Item akhir untuk alat penelitian sesungguhnya berjumlah 60 item.

b. Reliabilitas

Masidjo (1995: 209 ) mengatakan bahwa reliabilitas suatu alat ukur adalah taraf sampai di mana suatu alat ukur mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuran. Furchan (1982: 295 ) menjelaskan bahwa reliabilitas suatu alat ukur adalah sederajad keajegan suatu alat dalam

mengukur apa yang diukurnya. Untuk mengukur taraf reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan dua rumus. Rumus yang pertama adalah rumus dari Pearson, yaitu teknik korelasi Product Moment, kemudian hasil dari rumus tersebut akan dimasukkan ke dalam rumus formula koreksi dari

Spearman-Brown. Rumus koefisien skor-skor belahan ganjil-genap dengan teknik korelasi Product-Moment disajikan sebagai berikut:

Rumus Korelasi Product-Moment ( Pearson )

( ) ( )

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − =

∑ ∑ ∑

2 2 2 2 )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :

r

xy = Koefisien Realibilitas belahan gasal-genap

X = Belahan gasal Y = Belahan genap

N = Jumlah siswa

Koefisien korelasi antara item-item ganjil dan item-item genap yang diperoleh dari hasil perhitungan rumus di atas baru mencerminkan taraf reliabilitas separoh

atau setengah tes. Untuk memperoleh taraf reliabilitas satu tes digunakan formula koreksi dari Spearman Brown. Rumusnya adalah:

gg gg tt xr xr r 1 2 = Keterangan :

r

tt = Koefisien reliabilitas

r

gg = Koefisien gasal-genap

Kemudian ditentukan derajat reliabilitas dengan berpedoman pada daftar indeks korelasi reliabilitas (Masidjo, 1995 : 209 ) seperti yang disajikan dalam Tabel 3. Hasil proses perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 7.

Tabel 3

Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi

00 , 1 91 , 0 −± ± Sangat Tinggi 90 , 0 71 , 0 −± ± Tinggi 70 , 0 41 , 0 −± ± Cukup 40 , 0 20 , 0 −± ± Rendah 0,00 - ±0,20 Sangat Rendah

Hasil penghitungan uji reliabilitas

r

tt = 2 x

r

gg 1 +

r

gg = 2 x 0,5936 1 + 0,5936 = 1,1872 1,5936 = 0,745

Setelah dikoreksi dengan rumus Spearman Brown diperoleh koefisien reliabilitas

r

tt = 0,745. Atas dasar taraf signifikasi 5 % untuk N = 30 dituntut

r

xy = 0,361 (Masidjo, 1995). Jadi, taraf reliabilitas yang diperoleh ternyata

signifikan pada taraf 5 % (

r

tt = 0,745 > 0, 361 ); ini termasuk tinggi. Jadi dapat

D. Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan Pengumpulan Data Penelitian

Dalam tahap persiapan ini, peneliti melakukan berbagai usaha yaitu:

a. Menghubungi kepala sekolah dan guru BK SMP Joannes Bosco Yogyakarta untuk meminta ijin mengadakan penelitian di SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

b. Mempersiapkan kuesioner sebagai alat pengumpul data penelitian. c. Menentukan hari dan tanggal yang telah disepakati oleh guru

pembimbing dan peneliti untuk mengambil data penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian

Kuesioner yang telah diujicobakan dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada semua siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 121 siswa. Data yang tekumpul berjumlah 119 siswa karena ada 2 orang siswa tidak hadir pada saat pengambilan data. Pengambilan data dilakukan pada hari Senin tanggal 7 Maret 2011, pukul 09.00-09.40 di kelas VIII Simplicity, Rabu tanggal 9 Maret 2011 pukul 09.00-09.40 dikelas VIII Responsibility, Jumat 11 Maret 2011 pukul 09.55-10.35 dikelas VIII Tolerance dan Sabtu 12 Maret 2011 pukul 12.10-12.50

dikelas VIII Happiness. Pengumpulan data penelitian menggunakan jam bimbingan dan konseling. Pada tahap pelaksanaan peneliti datang ke sekolah SMP Joannes Bosco Yogyakarta sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama. Suasana kelas saat mengisi kuesioner cukup tenang dan antusias. Ada beberapa siswa yang bertanya tentang item yang dianggapnya kurang jelas. Setelah semua siswa selesai mengisi kuesioner, peneliti memberi permainan untuk membuat suasana rileks.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penilaian Acuan Patokan tipe 1 (PAP tipe 1). PAP adalah suatu penilaian yang membandingkan perolehan skor individu dengan suatu patokan yang sudah ditetapkan sebelumnya atau suatu skor yang idealnya dicapai oleh individu. PAP disebut juga penilaian patokan mutlak atau penilaian patokan absolut. Penilaian ini diorentasikan pada suatu standar yang absolut, tanpa menghubungkannya dengan kelompok tertentu. PAP tipe 1 menetapkan batas pencapaian minimum pada presentil 65% (Masidjo, 1995: 153). PAP dipilih sebagai dasar penggolongan persepsi tentang manfaat bimbingan klasikal karena penelitian ini diharapkan sesuatu yang ideal.

Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Peneliti memberikan skor jawaban pada masing-masing siswa. 2. Peneliti membuat tabulasi data penelitian.

3. Peneliti menjumlahkan skor total dari masing-masing subjek.

4. Peneliti menghitung skor maksimal yang seharusnya didapat oleh siswa

5. Menentukan rentangan skor berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1 dengan cara: mengalikan skor yang seharusnya dicapai subjek dengan masing-masing persentase batas bawah pada patokan PAP Tipe I. Hasil perolehannya digunakan sebagai batas bawah pada rentangan skor.

6. Peneliti menggolongkan skor-skor yang diperoleh setiap subjek ke dalam kategori manfaat pelayanan bimbingan klasikal.

7. Menghitung frekuensi (banyaknya subjek pada tiap rentangan skor).

8. Menghitung presentase pada tiap frekuensi (banyaknya subjek) dengan cara membagi banyaknya subjek pada tiap frekuensi dengan banyaknya subjek seluruhnya (N) dikalikan 100%.

9. Menentukan kategori apa pada tiap tingkatan sesuai dengan patokan yang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4

Penggolongan Tingkat Kebermanfaatan Pelayanan Bimbingan Klasikal Yang Dialami Oleh Siswa kelas VIII

Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1

Kategori Patokan Sangat Baik

( Sangat Merasakan Manfaatnya )

90% - 100% Baik

( Merasakan Manfaatnya )

80% - 89% Cukup Baik

( Kurang Merasakan Manfaatnya)

65% - 79% Tidak Baik

( Tidak Merasakan Manfaatnya)

55% - 64% Sangat Tidak Baik

( Sangat Tidak Merasakan Manfaatnya)

<55%

Sumber: Masidjo, 1995. Penilaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Hal 151.

43 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas masalah penelitian yaitu: “Bagaimanakah persepsi siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang mereka alami?”. Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan.

A. Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran

2010/2011 tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

Data yang terkumpul dengan kuesioner mengenai persepsi siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 tentang manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah yang disebutkan pada bab III E. Hasilnya adalah persepsi siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang dihitung dengan menggunakan perhitungan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1, seperti yang disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5

Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

Patokan Rentangan Skor Frekuensi Persentase Kategori

90% - 100% 216 - 240 9 7 % Sangat Bermanfaat 80% - 89% 192 – 215 90 76 % Bermanfaat 65% - 79% 156 – 191 20 17 % Kurang Bermanfaat 55% - 64% 132 – 155 0 0 Tidak Bermanfaat <55% <131 0 0 Sangat Tidak Bermanfaat

Dari tabel 4 tampak bahwa:

1. Ada 9 orang siswa (7 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal sangat bermanfaat. Dengan kata lain, siswa sangat merasakan perubahan positif (perubahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan perilaku) dalam dirinya setelah mengikuti bimbingan klasikal.

2. Ada 90 orang siswa (76 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal bermanfaat. Dengan kata lain, siswa merasakan perubahan positif (perubahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan perilaku) dalam dirinya setelah mengikuti bimbingan klasikal.

3. Ada 20 orang siswa (17 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal kurang bermanfaat. Dengan kata lain, ada 20 orang siswa yang menyatakan bahwa bimbingan klasikal kurang bermanfaat atau kurang merasakan perubahan positif (perubahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan perilaku) dalam dirinya setelah mengikuti bimbingan klasikal.

4. Tidak ada siswa (0 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal tidak bermanfaat. Dengan kata lain, tidak ada siswa yang menyatakan bahwa dia tidak merasakan perubahan positif (perubahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan perilaku) dalam dirinya setelah mengikuti bimbingan klasikal.

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai pesepsi (berpendapat) bahwa pelayanan bimbingan klasikal bermanfaat.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Supaya tidak terjadi tumpang tindih dan untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu, dalam pembahasan ini peneliti menggabungkan kategori sangat

Dokumen terkait