• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011 TENTANG MANFAAT PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011 TENTANG MANFAAT PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010 / 2011

TENTANG MANFAAT PELAYANAN

BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Elisabeth Venti Ria

0 6 1 1 1 4 0 4 4

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO

Tuhan tak’kan terlambat

Juga tak akan lebih cepat

Semuanya...

Dia jadikan indah tepat pada waktuNya

“Tiada keberhasilan tanpa campur tangan Tuhan”

“Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi,

kepada-Mulah Aku berkenan”

(5)

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

yang menjadi Penuntun dan Pembimbing dalam Hidupku

Keluargaku tercinta:

Nenekku, Trisnosudarmo, yang memberikan perlindungan dan doa

Kedua orang tuaku tercinta, Yohanes Bambang Suseno dan Anastasia Tuti Naningsih,yang

selalu memberikan kasih sayang, doa, dan melengkapi semua kebutuhanku.

Kakakku Agnes Jatu Resani Seno yang selalu memberikan kasih sayang, doa, motivasi, sehingga

aku dapat menyelesaikan studiku

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Mei 2011

Penulis,

(7)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Elisabeth Venti Ria

Nomor Mahasiswa : 061114044

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

TENTANG MANFAAT PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, meng-alihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 20 Mei 2011

Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 TENTANG MANFAAT

PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

Elisabeth Venti Ria Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco tahun ajaran 2010/2011. Populasi berjumlah 119 orang yang terdiri dari kelas VIII Tolerance (30 orang), kelas VIII Happiness (29 orang), kelas VIII Responsibility (30 orang), kelas VIII

Simplicity (30 orang). Instrumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti. Kuesioner yang digunakan untuk penelitian memuat 60 pernyataan. Teknik analisis data yang digunakan adalah Penilaian Acuan Patokan 1 (PAP) tipe 1.

(9)

ix

ABSTRACT

PERCEPTION ON THE BENEFITS OF CLASSROOM GUIDANCE SERVICES OF GRADE VIII STUDENTS OF JOANNES BOSCO JUNIOR

HIGH SCHOOL, YOGYAKARTA, SCHOOL YEAR 2010/2011

Elisabeth Venti Ria Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this study was to know the perception on the benefits of classroom guidance services of grade VIII students of Joannes Bosco Junior High School, Yogyakarta, School Year 2010/2011.

This study was a descriptive study. The population of the study was students of grade VIII of Joannes Bosco Junior High School,Yogyakarta, School Year 2010/2011. There were 119 students involved in this study, which consisted of students from Class Tolerance (30 students), Class Happiness (29 students), Class Responsibility (30 students), and Class Simplicity (30 students). The instrument used in this study was a questionnaire developed by the writer which consisted of 60 items. The data was analyzed using the Criterion Referenced Evaluation (PAP) type I.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kasih, karunia dan rahmat yang berlimpah dari Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, semangat, dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas limpahan rahmat dan karunia-Nya.

2. Drs. R.H. Dj. Sinurat, M.A selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam membimbing, mendampingi penulis pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini.

(11)

xi

4. Ibu A. Setyandari, S.Pd., Psi., M.A, selaku Sekretaris Prodi Bimbingan dan Konseling yang telah membantu dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati sehingga berguna untuk bekal hidup.

6. Dra. C Bekti Susilowati Kepala Sekolah SMP Joannes Bosco yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Fr. Estu Wahyu Astuti, S.Psi., Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP Joannes Bosco Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan saran bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Estu Diah Karsaningsih, S.Pd., staf Bimbingan dan Konseling SMP Joannes Bosco Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan saran bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Para siswa dan siswi kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta atas waktu dan kesediaannya sebagai responden dalam melaksanakan penelitian.

10.Papa, mama, dan kakakku tercinta, yang tiada henti-hentinya memotivasi, doa dan memberikan segalanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 11.Om, tante, dan semua sepupuku yang selalu memberikan semangat dalam

(12)

xii

12.Masku Klemen M.P yang selalu menemaniku, memberikan cintakasih, dukungan dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

13.Sahabat-sahabatku (Rias, Maria Chandra, Lina, Ella, Sari) dan semua teman-teman BK angkatan 2006 untuk kebersamaan dan kerjasama selama penulis menyelesaikan studi.

14.Mas Moko, atas kesabaran dan bantuan bagi penulis dalam proses administrasi perkuliahan serta penyelesaian skripsi ini.

15.Perpustakaan USD sebagai gudang ilmu beserta karyawan perpustakaan atas pelayanan bagi penulis selama penulis menyelesaikan studi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

(13)

xiii

D A F T A R I S I

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat penelitian ... 6

(14)

xiv BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Persepsi ... 9

1. Pengertian Persepsi ... 9

2. Aspek-aspek Persepsi ... 11

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 13

B. Hakekat Bimbingan Klasikal ... 15

1. Pengertian Bimbingan ... 15

2. Bimbingan Klasikal ... 18

3. Tujuan Bimbingan Klasikal ... 20

4. Manfaat Bimbingan Klasikal ... 21

C. Bimbingan Klasikal di SMP Joannes Bosco Yogyakarta ... 23

1. Bentuk Bimbingan Klasikal di SMP Joannes Bosco Yogyakarta ... 23

2. Topik-topik dan Rumusan Tujuan Pelayanan Bimbingan yang telah diselenggarakan SMP Joannes Bosco Yogyakarta ... 25

D. Persepsi Siswa Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal ………...………….. 26

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Subjek penelitian ... 28

(15)

xv

1. Kuesioner Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal ………....………. 31

2. Skala Pengukuran dan Penentuan Skor ………....……… 31

3. Uji Coba Kuesioner Manfaat Bimbingan Klasikal ....……….. 33

D. Pengumpulan Data ………....……… 38

1. Tahap Persiapan Pengumpulan Data Penelitian ...……….. 38

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian ………. 39

E. Teknik Analisis Data ……… 40

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal ... 43

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 43

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan …...……….. 48

C. Saran ………...……… 49

DAFTAR PUSTAKA ....……… 51

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Populasi Penelitian Siswa Kelas VIII SMP

Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 ……… 30 Tabel 2. Rekapitulisasi Aspek dan Nomer-nomer Item Kuesioner

Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal ... 32 Tabel 3. Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas ... 37 Tabel 4. Penggolongan Tingkat Kebermanfaatan Pelayanan

Bimbingan Klasikal yang Dialami Oleh Siswa Kelas VIII

SMP Joannes Bosco Yogyakarta ... 42 Tabel 5. Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco

Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 Tentang Manfaat

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rumusan Tujuan Pelayanan Bimbingan Klasikal

yang Telah Diselenggarakan ………...……....……… 54

Lampiran 2. Kisi-kisi Kuesioner Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal ………. 59

Lampiran 3. Kuesioner Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal Penelitian ... 72

Lampiran 4. Tabulasi Skor Uji Coba SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 ... 76

Lampiran 5. Tabulasi Skor Item Ganjil ... 80

Lampiran 6. Tabulasi Skor Item Genap ... 82

Lampiran 7. Hasil Penghitungan Uji Reliabilitas ... 84

Lampiran 8. Tabulasi Skor Penelitian ... 87

Lampiran 9. Presentase Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 Tentang Manfaat pelayanan Bimbingan Klasikal ... 99

Lampiran 10. Kategori persepsi siswa tentang manfaat Pelayanan bimbingan klasikal ... 100

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian mengenai (1) Latar belakang masalah, (2) Perumusan masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, dan (5) Definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat (Djumhur dan Surya, 1975: 6). Pendidikan juga dapat dipahami sebagai proses pengembangan diri siswa yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Orientasi pendidikan bukanlah semata-mata pemberian materi pelajaran yang sifatnya pengetahuan belaka atau pengalihan pengetahuan, melainkan membantu siswa agar mau dan mampu mengembangkan potensinya dan belajar terus dalam arti yang seluas mungkin.

(19)

merupakan bagian yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah. Pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk memungkinkan siswa lebih mengenal dan menerima diri sendiri serta lingkungan secara positif, mampu mengambil keputusan, mampu mengarahkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif.

Menurut Winkel (1997) tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah agar siswa mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangan sendiri, dan tidak hanya sekedar mengikuti pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri konsekuensi dari tindakannya. Tujuan bimbingan dan konseling ini sejalan dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 2 pasal 3, yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan memebentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

(20)

sesuatu yang menghambat, merintangi, dan mempersulit siswa dalam mencapai tujuannya. Ada berbagai masalah yang dapat dihadapi oleh siswa, seperti masalah belajar, masalah penjurusan, masalah dengan orang tua, masalah pergaulan. Ada kalanya siswa harus dibantu antara lain melalui bimbingan kelompok atau klasikal.

Siswa kelas VIII adalah siswa yang telah meninggalkan usia kanak-kanak tetapi belum mampu melakukan tanggung jawab penuh terhadap dirinya. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa transisi ini sering kali menghadapkan individu yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan; di satu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi di lain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Tidaklah mengherankan kalau anak remaja kini sering mengalami berbagai masalah dalam hidup sehari-hari, sehingga mereka memerlukan bantuan orang lain, khususnya para guru di sekolah.

(21)

yang dialaminya. Dalam melaksanakan pendidikan sekolah, para guru sebaiknya memperoleh informasi yang tepat mengenai masalah-masalah yang dialami siswanya. Konselor, sebagai tenaga profesional, diharapkan mampu membantu siswa menyelesaikan masalahnya, antara lain melalui bimbingan klasikal

Bimbingan klasikal merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa. Mereka diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman bimbingan bagi dirinya sendiri (Winkel, 1991: 71). Manfaat bimbingan klasikal, antara lain: 1) siswa semakin memahami dan menerima dirinya sendiri seperti bakat, minat, kemampuan, sifat, sikap, kebiasaan, perasaaan, tingkah laku, dan sebagainya, 2) siswa semakin bersikap baik dan berhasil dalam bersosialisasi dengan orang lain atau lingkungannya, 3) siswa semakin tertarik, termotivasi dan berminat untuk belajar lebih giat sehingga hasil belajarnya menjadi baik, 4) siswa semakin mampu menyelesaikan masalahnya dan mengambil keputusan sendiri dalam hidupnya, serta mampu merencanakan kegiatan-kegiatan yang berguna untuk pengembangan hidupnya, 5) siswa semakin mampu menyesuaikan diri dan membina hubungan baik dengan orang lain, 6) siswa semakin mampu menerima dan memahami tingkah laku manusia, 7) siswa semakin mampu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depannya (Djumhur,1975:30).

(22)

berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, mengisi waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan; (2) bimbingan belajar, yaitu bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, mengatasi kesulitan-kesulitan belajar, dan memilih jenis atau sekolah lanjutan yang sesuai, dan (3) bimbingan karier, yaitu bimbingan dalam memilih lapangan pekerjaan, mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan pekerjaan, menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan/jabatan profesional tertentu serta membekali siswa supaya siap memangku jabatan itu dan menyesuaikan diri dengan tuntutan dari jenis pekerjaan tertentu ( Winkel, 1985:30 ).

(23)

B. Rumusan Masalah:

Bagaimana persepsi siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 mengenai manfaat pelayanan bimbingan klasikal ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 mengenai manfaat pelayanan bimbingan klasikal.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak:

1. Guru Pembimbing

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru pembimbing dalam upaya memperbaiki dan sekaligus meningkatkan pelayanan bimbingan klasikal agar sungguh-sungguh bermanfaat bagi siswanya.

2. Calon Konselor

(24)

3. Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat membantu peneliti lain dalam upaya menambah wawasan mengenai pelayanan bimbingan klasikal dan sekaligus memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian lain yang lebih mendalam dan luas mengenai manfaat bimbingan klasikal.

E. Definisi Operasional

Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Persepsi adalah pandangan, pendapat, atau keyakinan siswa tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang dialami seperti yang dimaksudkan dalam pernyataan-pernyataan kuesioner.

2. Pelayanan bimbingan klasikal adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa yang tergabung dalam suatu satuan kelas, selama periode waktu yang telah ditetapkan dalam jadwal bimbingan. Topik-topik bimbingan klasikal adalah mengenai kehidupan pribadi, sosial, belajar dan karier (Winkel, 1985: 30).

(25)

4. Siswa, yaitu semua anak didik yang terdaftar sebagai siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

(26)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang: (1) Hakekat persepsi (pengertian persepsi, aspek-aspek persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi); (2) Pelayanan bimbingan klasikal (pengertian bimbingan, bimbingan klasikal, tujuan bimbingan klasikal dan manfaat pelayanan bimbingan klasikal; (3) Persepsi siswa tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal.

A. Hakekat Persepsi

1. Pengertian persepsi

Pengertian persepsi telah diuraikan oleh berbagai tokoh di bidang psikologi, antara lain:

(27)

b. Proses mengorganisir dan menggabungkan data indra kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menyadari sekelilingnya, termasuk dirinya sendiri (Davidoff, 1988: 232).

c. Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 1985: 64)

d. Persepsi juga diartikan sebagai pandangan, pengamatan atau tanggapan individu terhadap benda, kejadian, tingkah laku manusia atau hal-hal yang ditemuinya sehari-hari (Mulyono, 1978: 22).

e. Kata lain untuk persepsi adalah paradigma yang artinya adalah cara orang memandang sesuatu, pandangan atau keyakinan terhadap sesuatu (Covey, 2001: 31)

(28)

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, persepsi siswa diartikan sebagai pandangan, pendapat atau keyakinan siswa mengenai manfaat atau perubahan-perubahan positif dalam kehidupan pribadi, sosial, belajar dan karier yang terjadi pada diri siswa setelah mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.

2. Aspek-aspek persepsi

Menurut Walgito (1994: 54) dan Alfian (1985: 208-209) aspek-aspek persepsi adalah sebagai berikut: (1) rangsang, (2) tanggapan, dan (3) perilaku.

a. Rangsang

(29)

b. Tanggapan

Setiap rangsang yang ditanggapi oleh individu terjadi dalam proses persepsi. Proses persepsi bermula dari obyek yang menimbulkan rangsang, lalu rangsang mengenai reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman karena terjadi secara alamiah. Rangsang yang diterima oleh reseptor diteruskan ke syaraf sensoris setelah mengalami penyeleksian, dan dilanjutkan oleh syaraf ke otak sebagai pusat kesadaran, sehingga menimbulkan tanggapan individu terhadap objek yang dilihatnya.

c. Perilaku

(30)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi siswa

Persepsi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu: (a) perhatian yang selektif, (b) ciri-ciri rangsang, (c) nilai-nilai dan kebutuhan individu, dan (d) pengalaman terdahulu (Irwanto, 2002; Walgito, 2004). Masing-masing faktor dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perhatian yang selektif

(31)

b. Ciri-ciri rangsang

Dalam melakukan persepsi, rangsang yang diterima harus kuat sampai melewati ambang rangsang, minimal dapat diterima oleh individu (Walgito, 2004: 46). Perhatian individu terhadap rangsang ditentukan oleh ciri-ciri yang dimiliki. Berdasarkan gerakan, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang bergerak daripada rangsang yang diam. Berdasarkan ukuran, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang besar daripada yang kecil. Berdasarkan intensitas, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang kuat daripada rangsang yang lemah. Berdasarkan kontrasitas, individu lebih menaruh perhatian kepada rangsang yang kontras dengan latar belakang daripada rangsang biasa (Irwanto, 1994).

c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu

(32)

Karena itu perhatian individu terhadap rangsang bersifat subjektif, berbeda antara individu yang satu dengan lainnya (Irwanto, 2002: 97).

d. Pengalaman terdahulu

Perhatian individu terhadap rangsang turut ditentukan oleh pengalaman yang berhubungan dengan rangsang yang dialami individu sebelumnya. Pengalaman-penglaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana individu mempersepsi dunianya (Irwanto, 1994: 97). Perhatian individu ditentukan juga oleh pengetahuan individu sebagai hasil pengalaman terdahulu. Pengetahuan hasil pengalaman terdahulu dapat bersifat kognitif (mengetahui sesuatu berguna/bermanfaat atau tidak berguna/tidak bermanfaat). Pengetahuan yang bersifat kognitif menjadi dasar untuk bertindak/melakukan sesuatu.

B. Hakekat Bimbingan Klasikal

1. Pengertian bimbingan

(33)

lingkungan, dan merencanakan masa depan (Depdikbud, 1994: 1). Menurut Wijaya (1988: 90) bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada orang perorangan atau kelompok yang dilakukan secara terus menerus supaya mereka dapat memahami dirinya dan sanggup mengarahkan diri serta bertindak wajar, sesuai dengan keadaan dan tutuntan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Winkel (1997) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu orang perorangan atau kelompok untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Proses menunjuk pada gejala, bahwa sesuatu berubah-ubah secara berangsur-angsur selama kurun waktu tertentu. Bimbingan itu bukanlah suatu peristiwa yang terjadi sekali saja.

Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuannya dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatannya dan sarana yang ada, dengan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

(34)

dihadapinya, dan dalam berusaha untuk semakin memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction) dan merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya.

Winkel dan Hastuti (2004: 29) mendefinisikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu yang bersangkutan dapat memahami dirinya, sehingga individu sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.

Yusuf (2009: 39) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan konselor kepada konseli secara berkesinambungan agar mampu memahami potensi diri dan lingkungannya, menerima diri, mengembangkan dirinya secara optimal, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan sehingga mencapai kehidupan yang bermakna, baik secara personal maupun sosial.

(35)

menyesuaikan diri dan melihat dirinya, mampu mengambil keputusan sendiri dalam berbagai hal sehingga dapat mengarahkan dan mengaktualisasikan dirinya sendiri.

2. Bimbingan Klasikal

Menurut Winkel (1997: 519) bimbingan klasikal merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalamannya di sekolah bagi dirinya sendiri. Bimbingan klasikal dilaksanakan dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan dengan topik-topik bimbingan yang relevan dan sejalan dengan kebutuhan siswa.

Pada dasarnya bimbingan klasikal merupakan bentuk dan sarana pelayanan bimbingan yang diberikan konselor di dalam kelas dengan menyajikan materi yang telah disiapkan sebelumnya untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri (Winkel dan Hastuti, 2004).

(36)

a. Bidang Bimbingan Pribadi

Pelayanan bidang bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa untuk dapat mengenal, memahami dan mengembangkan dirinya sendiri menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya dan memiliki pribadi yang teguh dan beriman serta bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

b. Bidang Bimbingan Sosial.

Pelayanan bimbingan di bidang ini bertujuan membantu siswa untuk dapat berkomunikasi yang baik dengan orang lain, hidup bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan mengikuti etika pergaulan sosial yang berdasarkan budi pekerti luhur.

c. Bidang Bimbingan Belajar

(37)

d. Bidang Bimbingan Karier.

Pelayanan bimbingan di bidang ini bertujuan membantu siswa untuk dapat mengenal berbagai macam sekolah lanjutan dan pekerjaan dalam rangka mengembangkan karier di masa depan.

3. Tujuan Bimbingan Klasikal

Pelayanan bimbingan klasikal bertujuan membantu siswa supaya berkembang seutuhnya dan semaksimal mungkin. Tujuan bimbingan klasikal menurut Djumhur (1975: 30) adalah sebagai berikut:

a. Membantu siswa untuk semakin memahami dirinya seperti bakat, minat, sifat, sikap, kemampuan, kebiasaan, perasaan, tingkah laku, dan lain sebagainya.

b. Membantu siswa dalam proses bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar.

(38)

d. Memberikan dorongan dan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan dan merencanakan kegiatan yang dilakukan dalam hidupnya.

e. Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri ( Self Acceptance ). f. Membantu siswa dalam memahami tingkah laku manusia.

g. Membantu siswa dalam pemilihan karier atau dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depannya.

Jadi bimbingan klasikal bertujuan untuk mendampingi siswa dalam mengenal diri dan lingkungannya, dalam mempersiapkan karirnya, dalam mengatur kehidupannya sendiri dan berani menanggung sendiri akibat atau konsekuensi dari segala tindakannya (Winkel, 1991:84)

4. Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

(39)

a. Siswa semakin memahami dirinya sendiri seperti seperti bakat, minat, sifat, sikap, kemampuan, kebiasaan, perasaan, tingkah laku, dan lain sebagainya.

b. Siswa semakin bersikap baik dan berhasil dalam proses bersosialisasi terhadap orang lain atau lingkungannya.

c. Siswa semakin tertarik, termotivasi dan berminat untuk belajar, lebih giat sehingga hasil belajarnya menjadi baik.

d. Siswa semakin mampu menyelesaikan masalahnya dan mengambil keputusan sendiri dalam hidupnya, serta mampu merencanakan kegiatan-kegiatan yang berguna untuk pengembangan hidupnya.

e. Siswa semakin mampu mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri ( Self Acceptance ).

f. Siswa semakin mampu menerima dan memahami tingkah laku manusia.

g. Siswa semakin mampu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depannya.

(40)

merasakan manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang diterimanya, boleh jadi juga ada yang kurang merasakan manfaatnya. Ini tergantung pada pengalaman siswa sendiri dalam mengikuti pelayanan bimbingan klasikal di sekolahnya.

Pelayanan bimbingan klasikal yang diberikan di sekolah sangatlah penting bagi siswa karena siswa yang mengikuti pelayanan bimbingan kalsikal diharapkan memperoleh manfaat atau mengalami perubahan-perubahan positif dalam bidang kehidupan pribadi, bidang sosial, bidang belajar dan bidang karier.

C. Bimbingan Klasikal di SMP Johannes Bosco Yogyakarta

1. Bentuk Bimbingan Klasikal di SMP Johannes Bosco Yogyakarta

(41)

Layanan bimbingan di SMP Joannes Bosco ini juga disesuaikan dengan pedoman kurikulum tingkat satuan pendidikan. Menurut Achmad (2005: 10) tujuan Kurikulum SMP 2004 yang berbasis kompetensi, ditinjau dari pihak peserta didik adalah agar siswa dapat:

1. mengembangakan seluruh potensinya seoptimal mungkin, sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga berguna dalam kehidupannya; 2. mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri, melalui

berbagai diskusi dengan teman sebaya maupun sumber yang dapat dipercaya;

3. mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan SMP, keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi, dan kebudayaan, melalui kegiatan instropeksi dan ekstropeksi keadaan yang dialami;

4. mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya, dengan upaya membuka diri untuk berkonsultasi. 5. mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan minat, dan

bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan;

(42)

SMP Joannes Bosco Yogyakarta memiliki layanan bimbingan klasikal yang dilaksanakan berdasarkan program tahunan yang disusun oleh koordinator beserta staf bimbingan dan konseling. Program tahunan kemudian dijabarkan menjadi program semester. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan bimbingan klasikal kepada siswa yang tergabung dalam suatu satuan kelas.

2. Topik-topik dan Rumusan Tujuan Pelayanan Bimbingan yang Telah

Diselenggarakan SMP Joannes Bosco Yogyakarta

Rumusan tujuan pelayanan bimbingan klasikal diberikan sesuai dengan topik-topik pelayanan bimbingan yang telah diselenggarakan di SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Topik-topik tersebut masih bersifat fleksibel dalam arti topik yang disajikan disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan dan waktu yang tersedia.

(43)

D. Persepsi Siswa Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

Peneliti sudah menemukan penelitian yang relevan dengan apa yang akan diteliti. Penelitian pertama adalah penelitian Adi (2008) untuk skripsinya yang berjudul Persepsi Siswa Kelas XII SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal. Untuk memperoleh data, Adi menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki persepsi (berpendapat) bahwa mereka merasakan manfaat dari pelayanan bimbingan klasikal; mereka merasakan adanya perubahan-perubahan positif dalam dirinya sebagai hasil dari pelayanan bimbingan klasikal yang dialaminya.

(44)

dalam dirinya sebagai hasil/dampak dari pelayanan bimbingan klasikal yang dialaminya. Disampaikan bahwa pelayanan bimbingan klasikal perlu terus diberikan secara rutin untuk membantu siswi agar semakin berkembang sutuhnya dan seoptimal mungkin.

(45)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian mengenai metodologi penelitian, yaitu mengenai: (1) Jenis Penelitian, (2) Subjek Penelitian, (3) Instrumen Pengumpulan Data, (4) Pengumpulan Data dan (5) Teknik Analisis Data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian di bidang pendidikan khususnya bidang bimbingan dan konseling di sekolah. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif

dengan metode survei. Menurut Furchan (1982: 415), penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan.

Peneliti menggunakan penelitian deskriptif karena peneliti ingin memperoleh gambaran mengenai persepsi siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal.

B. Subjek Penelitian

(46)

tersebut sebelumnya belum pernah dijadikan subjek penelitian mengenai persepsi siswa terhadap manfaat bimbingan klasikal. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru BK mengenai dampak dari pelayanan bimbingan klasikal di sekolah. Alasan peneliti memilih siswa kelas VIII karena siswa kelas VII masih menjalani proses adaptasi di lingkungan sekolah yang baru. Siswa kelas IX sedang dipersiapkan untuk menghadapi masa ujian, dan tidak diijinkan sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu peneliti memilih siswa kelas VIII karena mereka dapat diharapkan telah mengenal sekolah dengan baik dan sudah memperoleh pelayanan bimbingan klasikal di sekolah. Mereka diharapkan sudah mampu merasakan manfaat bimbingan klasikal yang dialaminya.

Untuk subjek uji coba kuesioner, peneliti menggunakan satu kelas, yaitu kelas VIII Tolerance. Untuk penelitian sesungguhnya diambil semua kelas yaitu kelas VIII Tolerance, VIII Happiness, VIII Responsibility, VIII Simplicity. Kelas VIII Tolerance (subjek uji coba) digunakan juga karena jawabannya tidak akan mempengaruhi kelas lain dan pengalaman dalam mengikuti uji coba dapat mempermudah siswa dalam memahami arti butir-butir kuesioner. Rincian populasi penelitian disajikan dalan Tabel 1.

(47)

Rincian Populasi Penelitian Siswa kelas VIII

SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran

2010/2011

Kelas Jumlah

VIII Tolerance 30

VIII Happiness 29

VIII Responsibility 31

VIII Simplicity 31

Total 121

C. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, yang disusun sendiri oleh peneliti atas arahan dosen pembimbing dan guru BK di sekolah tersebut. Peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi dengan menentukan aspek, sub aspek, indikator dari manfaat pelayanan bimbingan klasikal (lampiran 2). Kemudian peneliti membuat sejumlah item pertanyaan berdasarkan masing-masing indikator setiap aspek.

Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan kuesioner : 1. Kuesioner Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

(48)

alternatif jawaban sudah disediakan sehingga siswa tinggal memilih alternatif jawaban yang sesuai (Arikunto, 2002 : 129 ).

2. Skala Pengukuran dan Penentuan Skor

a. Skala Pengukuran

Butir-butir kuesioner ini memiliki 4 alternatif jawaban, yaitu tidak merasakan (TM), Kurang Merasakan (KM), Merasakan (M) dan Sangat Merasakan (SM). Alternatif jawaban dibuat hanya empat dengan maksud untuk menghilangkan kelemahan yang ada dalam skala lima tingkat, yaitu alternatif yang di tengah (alternatif ketiga) mempunyai arti ganda, dengan pengertian belum dapat memutuskan, atau netral, atau ragu-ragu. Tersedianya jawaban yang di tengah (netral) juga menimbulkan kecenderungan responden memilihnya (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya.

(49)

kuesioner tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2

Rekapitulasi Aspek dan Nomer-nomer Item Kuesioner

Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

Bidang

Bimbingan

Aspek No.Item Jumlah

Pribadi 1. Pemahaman Diri 16, 1, 2, 19, 17, 18, 20, 24, 25, 26, 22, 23, 21, 12

14

2. Mengenali dan mengelola Emosi 30, 28, 27, 29 4 3. Tugas-tugas perkembangan 31, 32, 33 3 Sosial 1. Hubungan dengan teman sebaya 34, 36, 35, 39, 38, 37 6

2. Kerjasama 5, 3, 4, 40 4

3. Komunikasi 43, 42, 41, 44, 46, 45, 6, 7, 8

9

Belajar 1. Cara belajar efektif 9, 10, 13, 47, 48, 11, 50, 49, 51, 14, 15, 52

12

Karier 1. Mengenali bidang karier/pekerjaan

53, 54, 55, 56, 58 5

2. Merencanakan masa depan 59, 57, 60 3

(50)

b. Penentuan Skor

Skor untuk alternatif jawaban sangat merasakan adalah empat, skor untuk alternatif jawaban merasakan adalah tiga, skor untuk alternatif jawaban kurang merasakan adalah dua, dan skor untuk alternatif jawaban tidak merasakan adalah satu.

3. Uji Coba Kuesioner Manfaat Bimbingan Klasikal

Kuesioner manfaat pelayanan bimbingan klasikal diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba dilaksanakan tanggal 28 Februari 2011 pada siswa kelas VIII Tolerance SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 30. Data atau kuesioner yang terkumpul 30 lembar (30 siswa).

Kuesioner ini diujicobakan terlebih dahulu, agar kualitas kuesioner dapat diandalkan, dengan kata lain agar kuesioner valid dan reliabel.

a. Validitas

(51)

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut (Azwar, 2003). Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi kini mendapat perhatian yang semakin besar dalam pengukuran-pengukuran terhadap kemajuan belajar. Tes kemajuan belajar dimaksudkan untuk mengetahui apa yang sudah diketahui oleh peserta didik setelah sekian lama mengikuti pelajaran dalam suatu sekolah (Hadi, 2004). Isi kuesioner dibuat sejalan dengan tujuan dan materi pelayanan yang telah diajarkan di sekolah. Isi kuesioner penelitian ini didasarkan pada tujuan dan materi pelayanan bimbingan yang disajikan bagi para siswa yang menjadi subyek penelitian (Rintyastini dan Yulia, 2005). Tujuan dan materi pelayanan bimbingan terdapat pada Lampiran 1 .

Untuk mengukur sampai di mana siswa merasakan manfaat pelayanan bimbingan klasikal di sekolahnya, peneliti merancang kuesioner. Kuesioner tersebut dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru BK sekolah yang bersangkutan untuk memeriksa kuesioner tersebut apakah isi dan rumusan item kuesioner sudah benar-benar memuat aspek-aspek manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang telah disusun oleh peneliti.

(52)

adalah sejauh mana item tersebut mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar 1999: 59 ). Pengujian daya beda item atau proses penghitungannya dilakukan dengan komputer program SPSS for windows. Penelitian kesahihan butir menggunakan kriteria Azwar (1999: 65 ) yang menyatakan bahwa untuk skala psikologi biasanya digunakan patokan koefisien korelasi minimal 0,30. Dengan demikian item yang korelasinya memiliki < 0,30 dinyatakan gugur, sedangkan item yang memiliki koefisien korelasi > 0,30 dianggap valid atau sah.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 60 item kusioner diperoleh 50 item yang valid. Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan direvisi kembali dari item yang gugur, item yang gugur dipergunakan kembali untuk penelitian dengan alasan kalimat atau rumusan item tersebut cukup mewakili aspeknya. Item akhir untuk alat penelitian sesungguhnya berjumlah 60 item.

b. Reliabilitas

(53)

mengukur apa yang diukurnya. Untuk mengukur taraf reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan dua rumus. Rumus yang pertama adalah rumus dari Pearson, yaitu teknik korelasi Product Moment, kemudian hasil dari rumus tersebut akan dimasukkan ke dalam rumus formula koreksi dari

Spearman-Brown. Rumus koefisien skor-skor belahan ganjil-genap dengan teknik korelasi Product-Moment disajikan sebagai berikut:

Rumus Korelasi Product-Moment ( Pearson )

r

xy = Koefisien Realibilitas belahan gasal-genap

X = Belahan gasal Y = Belahan genap

N = Jumlah siswa

(54)

atau setengah tes. Untuk memperoleh taraf reliabilitas satu tes digunakan formula koreksi dari Spearman Brown. Rumusnya adalah:

gg

r

tt = Koefisien reliabilitas

r

gg = Koefisien gasal-genap

Kemudian ditentukan derajat reliabilitas dengan berpedoman pada daftar indeks korelasi reliabilitas (Masidjo, 1995 : 209 ) seperti yang disajikan dalam Tabel 3. Hasil proses perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 7.

Tabel 3

Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

00

± Sangat Tinggi

(55)

Hasil penghitungan uji reliabilitas

r

tt = 2 x

r

gg

1 +

r

gg

= 2 x 0,5936

1 + 0,5936 = 1,1872 1,5936 = 0,745

Setelah dikoreksi dengan rumus Spearman Brown diperoleh koefisien reliabilitas

r

tt = 0,745. Atas dasar taraf signifikasi 5 % untuk N = 30 dituntut

r

xy = 0,361 (Masidjo, 1995). Jadi, taraf reliabilitas yang diperoleh ternyata

signifikan pada taraf 5 % (

r

tt = 0,745 > 0, 361 ); ini termasuk tinggi. Jadi dapat

(56)

D. Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan Pengumpulan Data Penelitian

Dalam tahap persiapan ini, peneliti melakukan berbagai usaha yaitu:

a. Menghubungi kepala sekolah dan guru BK SMP Joannes Bosco Yogyakarta untuk meminta ijin mengadakan penelitian di SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

b. Mempersiapkan kuesioner sebagai alat pengumpul data penelitian. c. Menentukan hari dan tanggal yang telah disepakati oleh guru

pembimbing dan peneliti untuk mengambil data penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian

(57)

dikelas VIII Happiness. Pengumpulan data penelitian menggunakan jam bimbingan dan konseling. Pada tahap pelaksanaan peneliti datang ke sekolah SMP Joannes Bosco Yogyakarta sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama. Suasana kelas saat mengisi kuesioner cukup tenang dan antusias. Ada beberapa siswa yang bertanya tentang item yang dianggapnya kurang jelas. Setelah semua siswa selesai mengisi kuesioner, peneliti memberi permainan untuk membuat suasana rileks.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penilaian Acuan Patokan tipe 1 (PAP tipe 1). PAP adalah suatu penilaian yang membandingkan perolehan skor individu dengan suatu patokan yang sudah ditetapkan sebelumnya atau suatu skor yang idealnya dicapai oleh individu. PAP disebut juga penilaian patokan mutlak atau penilaian patokan absolut. Penilaian ini diorentasikan pada suatu standar yang absolut, tanpa menghubungkannya dengan kelompok tertentu. PAP tipe 1 menetapkan batas pencapaian minimum pada presentil 65% (Masidjo, 1995: 153). PAP dipilih sebagai dasar penggolongan persepsi tentang manfaat bimbingan klasikal karena penelitian ini diharapkan sesuatu yang ideal.

(58)

1. Peneliti memberikan skor jawaban pada masing-masing siswa. 2. Peneliti membuat tabulasi data penelitian.

3. Peneliti menjumlahkan skor total dari masing-masing subjek.

4. Peneliti menghitung skor maksimal yang seharusnya didapat oleh siswa

5. Menentukan rentangan skor berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1 dengan cara: mengalikan skor yang seharusnya dicapai subjek dengan masing-masing persentase batas bawah pada patokan PAP Tipe I. Hasil perolehannya digunakan sebagai batas bawah pada rentangan skor.

6. Peneliti menggolongkan skor-skor yang diperoleh setiap subjek ke dalam kategori manfaat pelayanan bimbingan klasikal.

7. Menghitung frekuensi (banyaknya subjek pada tiap rentangan skor).

8. Menghitung presentase pada tiap frekuensi (banyaknya subjek) dengan cara membagi banyaknya subjek pada tiap frekuensi dengan banyaknya subjek seluruhnya (N) dikalikan 100%.

(59)

Tabel 4

Penggolongan Tingkat Kebermanfaatan Pelayanan

Bimbingan Klasikal Yang Dialami Oleh Siswa kelas VIII

Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1

Kategori Patokan

Sangat Baik

( Sangat Merasakan Manfaatnya )

90% - 100%

Baik

( Merasakan Manfaatnya )

80% - 89%

Cukup Baik

( Kurang Merasakan Manfaatnya)

65% - 79%

Tidak Baik

( Tidak Merasakan Manfaatnya)

55% - 64%

Sangat Tidak Baik

( Sangat Tidak Merasakan Manfaatnya)

<55%

(60)

43 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas masalah penelitian yaitu: “Bagaimanakah persepsi siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal yang mereka alami?”. Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan.

A. Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran

2010/2011 tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

(61)

Tabel 5

Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco

Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011

Tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

Patokan Rentangan Skor Frekuensi Persentase Kategori

90% - 100% 216 - 240 9 7 % Sangat Bermanfaat

80% - 89% 192 – 215 90 76 % Bermanfaat

65% - 79% 156 – 191 20 17 % Kurang Bermanfaat

55% - 64% 132 – 155 0 0 Tidak Bermanfaat

<55% <131 0 0 Sangat Tidak

Bermanfaat

Dari tabel 4 tampak bahwa:

1. Ada 9 orang siswa (7 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal sangat bermanfaat. Dengan kata lain, siswa sangat merasakan perubahan positif (perubahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan perilaku) dalam dirinya setelah mengikuti bimbingan klasikal.

(62)

3. Ada 20 orang siswa (17 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal kurang bermanfaat. Dengan kata lain, ada 20 orang siswa yang menyatakan bahwa bimbingan klasikal kurang bermanfaat atau kurang merasakan perubahan positif (perubahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan perilaku) dalam dirinya setelah mengikuti bimbingan klasikal.

4. Tidak ada siswa (0 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal tidak bermanfaat. Dengan kata lain, tidak ada siswa yang menyatakan bahwa dia tidak merasakan perubahan positif (perubahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan perilaku) dalam dirinya setelah mengikuti bimbingan klasikal.

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai pesepsi (berpendapat) bahwa pelayanan bimbingan klasikal bermanfaat.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

(63)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII (83 %) merasakan manfaat pelayanan bimbingan klasikal; siswa mempunyai pandangan, pendapat, atau keyakinan bahwa pelayanan bimbingan kalsikal membawa perubahan positif dalam diri mereka.

Faktor-faktor yang kiranya mendukung sehingga pelayanan bimbingan klasikal di SMP Joannes Bosco dianggap bermanfaat, antara lain: 1) topik yang diberikan relevan dengan kebutuhan siswa; guru BK dalam menentukan topik-topik yang diberikan kepada siswa, kiranya sudah melihat kebutuhan siswa, yang mungkin diungkap dengan cara tertentu seperti kuesioner; 2) metode atau cara penyampaian kiranya tepat sehingga membuat siswa mudah memahaminya, dan berpengaruh pada terjadinya perubahan positif dalam diri siswa; 3) fasilitas/alat bimbingan mendukung; pelayanan bimbingan akan lebih menarik bila didukung dengan fasilitas yang memadai. Dengan fasilitas yang memadai, siswa lebih mudah memahami topik bimbingan yang disampaikan.

(64)

bagi yang lain, karena gaya belajar bisa berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain; 3) fasilitas/alat boleh jadi dianggap kurang mendukung.

(65)

48 BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini disajikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian. Bagian kesimpulan memuat hasil penelitian dan hasil pembahasan. Bagian saran memuat saran bagi pihak sekolah dan peneliti lain.

A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 9 orang siswa (7 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal sangat bermanfaat, 90 orang siswa (76 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal bermanfaat, 20 orang siswa (17 %) yang mempunyai persepsi bahwa pelayanan bimbingan klasikal kurang bermanfaat, dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi bahwa mereka tidak merasakan pelayanan bimbingan klasikal ( 0 %).

Dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar siswa berpandangan bahwa bimbingan klasikal bermanfaat. Ini berarti siswa berkeyakinan bahwa sudah merasakan adanya perubahan-perubahan positif dalam dirinya sebagai hasil/dampak dari pelayanan bimbingan klasikal yang dialaminya.

(66)

B. Saran

1. Bagi SMP Joannes Bosco Yogyakarta

a. Pihak SMP Joannes Bosco Yogyakarta

Pihak sekolah hendaknya terus memberikan dukungan terhadap pelayanan bimbingan klasikal. Bila memungkinkan jam bimbingan ditambah agar siswa mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk mendapatkan bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier).

b. Pihak Guru BK

Guru BK hendaknya terus memberikan topik-topik bimbingan yang relevan untuk membantu siswa semakin berkembang seutuhnya dan seoptimal mungkin; untuk ini guru BK perlu terus berusaha untuk memahami kebutuhan siswa.

2. Bagi Peneliti Lain

(67)
(68)

51

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Prabandari. 2008. Persepsi Siswa Kelas XII SMA Pangudi Luhur Yogyakarata Tahun Ajaran 2008/2009 tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Alfian. 1985. Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan. Jakarta: Gramedia.

Arikunto. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara _______. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Ed. Rev.V). Jakarta:

Rineka Cipta

Azwar. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Covey, Sean. 2001. The 7 Habits Of Highly Effective Teens (7 Kebiasaan Remaja yang sangat Efektif). Jakarta: Binarupa Aksara.

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum – Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Jakarta.

Davidoff, L.L. 1988. Psikologi Komunikasi: Suatu Pengantar. Edisi ke dua. Jakarta: Erlangga.

Djumhur.I & Surya.M. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Bandung: Ilmu Bandung.

Furchan. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Hadi, Sutrisno. 2004. Metode Research. Yogyakarta: Penerbit Andi

(69)

Juntika, Achmad dan Sudianto. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP. Jakarta: Grasindo.

Kartini Kartono. 1984. Psikologi Umum. Bandung: Alumni.

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius

Mulyono. 1978. Masalah Persepsi, ANDAS Volume 19. Jakarta: Yayasan Bima Psikologi.

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.

Rahmat, Jalaludin. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya

______________. 1989. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Karya

Rintyastini, Yulita dan Suzy,Yulia. 2005. Bimbingan dan Konseling SMP untuk Kelas VII. Jakarta: Esis

Rintyastini, Yulita dan Suzy,Yulia. 2005. Bimbingan dan Konseling SMP untuk Kelas VIII. Jakarta: Esis

Sari, Denasri Kurnia. 2008. Persepsi Siswa Kelas XII SMA Santa Maria Yogyakarata Tahun Ajaran 2007/2008 tentang Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Undang-undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. ____________1994. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. Wijaya, J. 1988. Psikologi Bimbingan. Bandung: Eresco

(70)

Winkel, W.S. 1985. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.

___________1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

___________1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

(71)
(72)

LAMPIRAN 1

Rumusan Tujuan Pelayanan Bimbingan Klasikal Kelas VIII SMP Johannes Bosco Tahun Ajaran 2009/2010 yang Telah

Diselenggarakan(Rintyastini, Yulia. 2005) Bidang

Bimbingan

Tujuan Umum Tujuan Khusus Materi

Pribadi Agar siswa semakin mengenal, menerima dan menghargai dirinya sendiri seperti bakat, minat, sifat, sikap, kemampuan, kebiasaan dan tingkah laku.

• Menerima dan menyadari kelebihan dan kekurangan diri.

• Menghargai diri dengan baik. • Mengembangkan kemampuan diri. • Mampu memperbaiki tingkah laku

yang kurang baik menjadi lebih baik.

• Mengenal dan menerima sifat-sifat diri.

• Menyadari dan mengembangkan bakat diri

• Mengetahui dan menyukai minat diri.

Pemahaman Diri

Agar siswa mampu

memahami berbagai macam emosi yang muncul dan mampu mengekspresikan emosi dengan cara yang tepat dan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

• Memahami berbagai macam emosi seperti sedih, gembira, kecewa, marah, benci yang timbul dalam diri.

• Mampu mengendalikan reaksi baik marah, sedih, gembira terhadap situasi tertentu.

• Memiliki ketertarikan lebih untuk mengetahui berbagai macam emosi yang dialami.

(73)

• Memahami kemarahan diri yang mengakibatkan orang lain terkena dampaknya.

• Mampu mengendalikan emosi dengan cara mengekspresikan emosi dengan tepat dan tidak merugikan orang lain.

Agar siswa

memahami dan menjalankan tugas-tugas perkembangan remaja.

• Mampu memahami tugas-tugas perkembangannya sebagai remaja. • Mampu melaksanakan/menjalankan

tugas-tugas perkembangan dalam kehidupan sehari-hari.

Tugas-tugas Perkembangan

Sosial Agar siswa menjalin hubungan baik

dengan teman sebaya.

• Mampu membina hubungadengan teman sebaya.

• Mengetahui dan memahami cara-cara bergaul yang baik.

• Mampu bersikap terbuka dalam bergaul dengan teman sebaya. • Mampu meningkatkan keakraban

dengan teman sebaya.

Hubungan dengan Teman Sebaya

Agar siswa semakin memahami dan mampu untuk bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai dan

mengharapkan prilaku

• Pemahaman tentang pentingnya kerjasama.

• Mampu bekerjasama dengan orang. • Mampu menolong teman yang

sedang mengalami masalah.

• Mampu berpartisipasi dalam diskusi kelompok.

(74)

sosial yang

bertanggung jawab dalam dirinya sendiri. Agar siswa semakin mampu

berkomunikasi dan mengetahui usaha-usaha dalam menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain.

• Mampu menjalin komunikasi yang akrab dan baik dengan anggota keluarga maupun orang lain. • Mengetahui pentingnya

berkomunikasi dengan orang lain. • Dapat menyampaikan gagasan,

pendapat atau pandangan kepada orang lain.

• Menghargai pendapat orang lain yang berbeda.

• Mampu menghargai kejujuran orang lain.

• Mampu mendengarkan orang lain. • Mampu dan terbiasa mengucapkan

kata pujian seperti ”terima kasih” atau ”maafkan” kepada orang lain. • Memahami bahwa komunikasi

dapat menambah wawasan atau pengetahuan seseorang.

Komunikasi

Belajar Agar siswa mampu mempersiapkan

kegiatan belajar dan menggunakan waktu belajar dengan baik.

• Mampu meningkatkan semangat atau motivasi belajar.

• Mampu mengatur waktu belajar dengan baik.

• Mampu memahami akan cara-cara belajar yang kurang baik.

(75)

• Mengetahui dengan menggunakan waktu belajar dengan baik, menjadi lebih disiplin.

• Mampu mempersiapkan pelajaran dengan baik.

• Mampu mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan yang berguna.

• Mampu mempersiapkan/terdorong lebih giat belajar dalam

menghadapi ujian.

• Memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi ujian.

• Mampu mengerjakan ujian dengan baik dan jujur.

Karier Agar siswa mampu merencanakan karier

• Memahami pentingnya pekerjaan dalam hidup.

• Memahami bidang-bidang karir/pekerjaan.

• Memahami akan hal-hal yang harus dipersiapkan agar dapat memasuki bidang pekerjaan yang diminati/ diinginkan.

• Tertarik untuk mengetahui berbagai macam jenis pekerjaan yang ada di masyarakat.

• Mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat.

Mengenal Bidang

(76)

Agar siswa mampu merencanakan studi

• Menyadari akan pentingnya merencanakan masa depan.

• Mampu merencanakan pendidikan lanjutan yang akan dipilih setelah lulus SMP

• Mengetahui berbagai macam jurusan dan program studi di perguruan tinggi

(77)

LAMPIRAN 2

Kisi-kisi Kuesioner Manfaat Pelayanan Bimbingan Klasikal

No Bidang persepsi siswa = suatu pandangan,

1) Mengenal dan mengetahui diri dengan baik

a) Mengenal sikap-sikap diri.

b)Mengenal sifat-sifat diri. c) Menyadari bakat diri. d) Mengentahui minat diri. e) Mengembangkan kemampuan diri. f) Mampu memperbaiki kebiasaan yang kurang baik.

g) Mampu memenuhi kebutuhan diri

• Saya mengenal sikap-sikap saya.

• Saya mengenal sifat-sifat saya. • Saya semakin dapat menyadari

bakat saya.

• Saya semakin dapat mengetahui minat saya. • Saya semakin dapat

mengembangkan kemampuan saya.

• Saya semakin mampu memperbaiki kebiasaan saya yang kurang baik.

• Saya semakin mampu

(78)

memenuhi kebutuhan saya. 2) Menerima dan

menyukai keadaan diri

a) Menyadari kelebihan diri.

• Saya semakin menyadari kelebihan atau hal positif dalam diri saya.

7

c) Memperbaiki dan menyadari sifat baik dan sifat jelek dalam diri.

d) Menyukai minat. e) Mengembangkan bakat.

f) Mengetahui dan menghargai diri dengan menjauhkan dari pengaruh

• Saya semakin menyadari kekurangan saya.

• Saya semakin menyadari sifat-sifat baik saya, seperti sikap ramah, sopan, jujur, mudah bergaul.

• Saya semakin mampu memperbaiki sifat-sifat jelek saya, seperti sifat marah, sifat egois.

• Saya semakin menyadari minat saya.

(79)

obat-obat terlarang, rokok, narkotika dan minuman keras.

mengembangkan bakat-bakat saya.

• Saya semakin mengetahui bagaimana menghargai diri saya dengan menjauhkan diri dari penggunaan obat-obat terlarang, narkotika, rokok dan minuman keras.

No Bidang

Bimbingan

Aspek Sub Aspek Indikator Item Jumlah

Item

b. Mengenali dan mengelola emosi

1) Memahami berbagai macam emosi positif dan negatif

a) Memahami berbagai macam emosi positif seperti cinta, kasih, persahabatan, dan penerimaan.

b) Memahami berbagai macam emosi negatif seperti benci, jengkel, kesal, bermusuhan

• Saya semakin memahami berbagai macam emosi positif seperti cinta, kasih,

persahabatan, dan penerimaan.

• Saya semakin memahami berbagai macam emosi negatif seperti benci, jengkel, kesal, bermusuhan.

(80)

2) Mampu mengespresikan

emosi positif dan negatif dengan baik.

a) Mampu mengespresikan emosi positif seperti “aku cinta kamu” atau “saya bersahabat dengan mu”

b) Mampu mengespresikan emosi negatif seperti “saya jengkel” atau “saya benci orang itu”

• Saya semakin mampu

mengekspresikan emosi positif saya seperti “aku cinta kamu” atau “saya bersahabat dengan mu”

• Saya semakin mampu mengekspresikan emosi negatif saya seperti “saya jengkel” atau “saya benci orang itu”

a) Pemahaman tentang hal-hal yang dipelajari pada tahap perkembangan.

b) Kemampuan

melaksanakan/menjalankan

• Saya menjadi lebih mengetahui hal-hal yang seharusnya saya pelajari pada tahap perkembangan saya saat ini.

• Saya merasa terbantu untuk melakukan hal-hal yang

(81)

hal-hal yang dipelajari pada tahap perkembangan.

c) Kemampuan mengatasi hambatan/kesulitan pada tahap perkembangan.

seharusnya saya pelajari pada usia saya ini.

• Saya merasa terbantu

mengatasi hambatan/kesulitan yang saya alami pada usia saya ini. persepsi siswa = suatu pandangan,

a) Mampu membina hubungan baik dengan teman sebaya

b) Mengetahui dan memahami cara-cara bergaul yang baik

c) Mampu bersikap terbuka dalam bergaul dengan teman sebaya

d) Mampu meningkatkan

• Saya menjadi lebih mampu membina hubungan yang baik dengan teman sebaya saya. • Saya menjadi lebih memahami

cara-cara bergaul yang baik • Sayamenjadi lebih bersikap

terbuka dalam bergaul dengan teman sebaya

• Saya menjadi lebih mampu meningkatkan keakraban

(82)

perubahan positif dalam kehidupan sosial.

keakraban dengan teman sebaya

e) Mampu menghadapi hambatan dalam membina hubungan baik dengan teman sebaya.

f) Mampu mengatasi pengaruh negatif dari pergaulan dengan teman sebaya

dengan teman sebaya • Saya menjadi lebih mampu

menghadapi hambatan dalam membina hubungan baik dengan teman sebaya. • Saya semakin mampu

mengatasi pengaruh negatif dari pergaulan dengan teman sebaya

b. Kerjasama 1) Memahami dan mampu bekerjasama dengan orang lain

a) Pemahaman tentang pentingnya kerjasama b) Mampu bekerjasama dengan orang lain c) Mampu menolong teman yang sedang mengalami masalah d) Mampu berpartisipasi dalam diskusi kelompok

• Saya menjadi lebih paham tentang pentingnya kerjasama • Saya menjadi lebih mampu

bekerjasama dengan orang lain • Saya menjadi lebih mampu

menolong teman yang sedang mengalami masalah

• Saya menjadi lebih mampu berpartisipasi dalam diskusi

(83)

kelompok

No Bidang

Bimbingan

Aspek Sub Aspek Indikator Item Jumlah

Item

c. Komunikasi 1) Membangun komunikasi yang baik dalam hidup setiap hari

a) Mampu menjalin

komunikasi yang akrab dan baik dengan anggota keluarga maupun orang lain

b) Mengetahui pentingnya berkomunikasi dengan orang lain

c) Mampu untuk berkomunikasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari

d) Mampu dan terbiasa mengucapkan kata pujian

• Saya semakin mampu menjalin komunikasi yang akrab dengan anggota keluarga saya dan dengan orang lain

• Saya menjadi lebih menyadari dan memahami pentingnya komunikasi dengan orang lain • Saya menjadi lebih mampu

berkomunikasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari

• Saya semakin mampu dan terbiasa mengucapkan kata

(84)

“terima kasih” atau “maafkan” kepada orang lain

pujian “terima kasih” atau “maafkan” kepada orang lain

No Bidang

a) Menyampaikan gagasan, pandangan, dan pendapat kepada orang lain

b) Menghargai pendapat orang lain yang berbeda

c) Mampu menghargai kejujuran orang lain

d) Mampu mendengarkan orang lain

e) Memahami bahwa

• Saya semakin mampu menyampaikan gagasan, pandangan, dan pendapat saya kepada orang lain

• Saya semakin mampu menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengan saya • Saya semakin dapat

menghargai kejujuran orang lain kepada saya

• Saya menjadi lebih baik dalam mendengarkan orang lain • Saya semakin sadar bahwa

berkomunikasi dengan orang

(85)

komunikasi dapat

menambah wawasan atau pengetahuan seseorang

lain dapat menambah

pengetahuan / wawasan saya

No Bidang persepsi siswa = suatu pandangan,

a. Cara belajar efektif

1) Mampu mempersiapkan kegiatan belajar dengan baik

a) Mampu meningkatkan semangat atau motivasi belajar

b) Mampu memaham cara-cara belajar yang kurang baik

c) Mampu mempersiapkan pelajaran dengan baik

d) Mengetahui cara belajar yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

• Saya semakin dapat

meningkatkan semangat atau motivasi belajar saya

• Saya menjadi mampu

memperbaiki cara belajar saya yang kurang baik

• Saya semakin memahami bagaimana cara

mempersiapkan pelajaran saya dengan baik di rumah dan di sekolah

• Saya menjadi lebih tahu cara belajar yang tepat yang sesuai dengan kemampuan yang saya

(86)

e) Tertarik membaca buku pelajaran baik dirumah maupun di sekolah.

.

• Saya menjadi tertarik membaca buku pelajaran baik di rumah maupun di sekolah.

No Bidang

a) Mampu mengatur waktu belajar dengan baik

b) Mengetahui dan menggunakan waktu belajar dengan baik dan menjadi disiplin

c) Mampu mengisi waktu luang dengan

menggunakan kegiatan yang berguna

• Saya semakin mampu mengatur waktu belajar saya dengan baik

• Saya semakin lebih disiplin dalam menggunakan waktu belajar saya

• Saya semakin mampu mengisi waktu luang saya dengan melakukan kegiatan yang berguna bagi saya

3

3) Mampu mempersiapkan

a) Mampu

mempersiapkan/terdorong

• Saya semakin terdorong untuk lebih giat belajar dalam

(87)

diri untuk menghadapi ujian

lebih giat belajar dalam menghadapi ujian b) Memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi ujian

c) Mampu mengerjakan ujian dengan baik dan jujur

d) Mampu mengatasi masalah/kesulitan yang dihadapi dalam

menghadapi ujian

menghadapi ujian

• Saya semakin memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi ujian

• Saya semakin mampu

mengerjakan ujian dengan baik dan jujur

• Saya semakin mampu mengatasi masalah/kesulitan yang saya dalam menghadapi ujian

b) Memahami pentingnya pekerjaan dalam hidup

• Saya semakin paham akan bidang karier/pekerjaan • Saya semakin paham akan

pentingnya pekerjaan dalam

Gambar

Tabel 1. Rincian Populasi Penelitian Siswa Kelas VIII SMP
Tabel 1
Tabel 2  Rekapitulasi Aspek dan Nomer-nomer Item Kuesioner
Tabel 3 Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penemuan metode- metode latihan yang dapat diaplikasikan dalam proses latihan sehari-hari dapat terlihat dengan jelas dalam ilmu keolahragaan secara keseluruhan

Untuk mengatasinya digunakan alat yang memakai prinsip pantulan dari cermin, dimana perubahan posisi cermin yang sangat kecil ( akibat perpanjangan batang) menyebabkan

Tuna netra pengguna perangkat ini cukup menekan keypad kecil yang terpasang pada tongkat untuk menentukan tujuan pergerakan, selanjutnya sistem kognitif akan menuntun tuna

Oleh karena itu, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Badan Penanggulangan

Visi Kementerian Perindustrian sampai dengan 2014 : Pemantapan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan

Menurut Tjiptono (2001:165) bahwa kualitas layanan merupakan tingkatan kondisi baik buruknya sajian yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam rangka memuaskan konsumen

Hal tersebut tercermin oleh beberapa aparatur yang kurang sesuai antara keterampilan dan keahlian yang dimiliki dengan beban kerja, dan masih adanya pengangkatan

Berdasarkan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran penelitian yang relevan dan anggapan dasar yang telah diuraikan untuk menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran yang