• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIS, KERANGKA

B. Persepsi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

5. Tujuan Dan Fungsi Komunikasi Interpersonal

a. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Berkomunikasi interpersonal merupakan keharusan bagi setiap manusia, kepala sekolah sebagai pimpinan senantiasa berusaha membuka dan menjalin komunikasi interpersonal yang efektif dengan guru-guru dan personal lainnya. Selain itu, ada jumlah kebutuhan di dalam diri setiap personal sekolah yang hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi interpersonal.

30

Sr. Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik,(Jakarta:PT Gramedia,2004),h.102

Komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan seperti yang dikemukakan oleh Arni Muhammad bahwa komunikasi interpersonal mempunyai tujuan sebagai berikut:

1) Menemukan diri sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.

2) Menemukan dunia luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Hal itu menjadikan kita memahami lebih banyak dunia luar, dunia objek, kejadian-kejadian dan orang lain.

3) Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti.

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain, banyak dari waktu kita dipergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

4) Berubah sikap dan tingkah laku.

Banyak waktu kita untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal.

5) Untuk bermain dan kesenangan

Bermain mencangkup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Dengan melakukan komunikasi interpersonal memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita. 6) Untuk membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita juga semua berfungsi membantu orang dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari.31

b. Fungsi Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal/antarpribadi secara otomatis mempunyai fungsi sosial karena proses komunikasi beroperasi dalam konteks sosial yang orang-orangnya berinteraksi secara sosial. Dalam keadaan demikian maka fungsi komunikasi interpersonal/antarpribadi adalah:

1) Menumbuhkan informasi

Salah satu harapan waktu kita berkomunikasi antarpribadi adalah untuk menumbuhkan pengetahuan tentang orang lain, oleh karena itu

31

kita dapat berinteraksi dengan mereka secara efektif. Kita dapat meramalkan bagaimana orang lain itu berpikir, merasakan dan bertindak jika kita tahu siapa mereka.

2) Membangun satu konteks pemahaman

Kita juga berkomunikasi antar pribadi untuk menolong diri sendiri supaya lebih mengerti tentang apa yang orang katakana dalam satu konteks tertentu. Kata-kata yang kita ucapkan sangat berbeda oleh orang lain, itu tergantung dari bagaimana kata-kata itu diartikan dalam suatu konteks.

3) Membentuk identitas

Salah satu tujuan bagi komunikasi antarpribadi yakni, membentuk sebuah identitas. Peranan yang dimainkan dalam relasi dengan orang lain menolong kita membangun identitas. Dengan identitas itu kita menampilkan wajah kita kepada publik sehingga mereka mempunyai gambaran tentang diri kita.

4) Memenuhi kebutuhan antarpribadi

William Schutz dalam teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation) telah mengidentifikasi tiga kebutuhan manusia yakni:

a. Inklus, adalah kebutuhan untuk terlibat bersama dengan orang lain.

b. Kontrol, adalah kebutuhan untuk mengontrol, mengawasi, bahkan menguasai orang lain.

c. Afeksi, adalah kebutuhan untuk mengembangkan relasi dengan orang lain, kebutuhan untuk dikasihi orang lain32.

6. Efektivitas komunikasi antarpribadi/ interpersonal

Efektivitas komunikasi dapat dilihat dalam kaitan dengan beberapa kriteria. Komunikasi dapat dikatakan efektif jika:

a. Pesan yang diterima sangat dekat dengan pesan yang dikirim;

b. Tindakan komunikasi menggunakan jumlah lambang minimum untuk pesan itu;

c. Pesan-pesan bukan verbal selaras dengan pesan yang verbal; d. Pesan itu mendatangkan jawaban yang diinginkan; dan

e. Komunikasi itu menghasilkan hubungan saling mempercayai antara pengirim dan si teralamat33.

Menurut Joseph A.DeVito (dalam Miftah Thoha)bahwa untuk menilai efektivitas komunikasi antar pribadi dapat dilihat dari hal-hal berikut:

32

Alo Liliweri, Wacana Komunikasi Organisasi, (Bandung: Mandar Maju,2004), h.110-111

33

a. Keterbukaan; untuk menunjukan kualitas keterbukaan dari komunikasi antapribadi ini paling sedikit ada dua aspek, yakni: aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang lain. Aspek selanjutnya ialah keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimulasi yang dating kepadanya.

b. Empati; dengan empati dimaksudkan untuk merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain suatu perasaan bersama perasaan orang lain yakni, mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain. Yang paling penting ialah kita tidak akan memberikan penilaian pada perilaku atau sikap mereka sebagai perilaku atau sikap yang salah atau benar. Sedangkan simpati merasakan untuk orang lain, misalnya merasa kasihan pada orang lain. c. Dukungan; dengan dukungan ini akan tercapai komunikasi

antarpribadi yang efektif. Dukungan adakalanya terucap dan adakalanya tidak terucap. Dukungan yang tidak terucap tidaklah mempunyai nilai yang negatif, melainkan dapat merupakan aspek positif dari komunikasi. Gerakan-gerakan seperi anggukan kepala, kerdipan mata, senyum atau tepukan tangan merupakan dukungan positif yang tak terucapkan

d. Kepositifan; dalam komunikasi antarpribadi kualitas ini paling sedikit terdapat tiga aspek perbedaan atau unsur. Pertama, komunikasi antapribadi akan berhasil jika terdapat perhatian yang positif terhadap diri seseorang. Kedua, komunikasi antarpribadi akan terpelihara baik, jika suatu perasaan positif terhadap orang lain itu dikomunikasikan. Ketiga, suatu perasaan positif dalam situasi komunikasi umum, amat bermanfaat untuk mengefektifkan kerja sama. Tidak ada hal yang paling menyakitkan kecuali berkomunikasi dengan orang lain yang tidak tertarik atau tidak mau memberikan respon yang menyenangkan terhadap situasi yang dibicarakan.

e. Kesamaan; ini merupakan karakteristik yang teristimewa, karena kenyataannya manusia ini tidak ada yang sama, komunikasi antarpribadi akan lebih bisa efektif jika orang-orang yang berkomunikasi itu dalam suasana kesamaan. Jika komunikasi mereka menginginkan efektif, hendaknya diketahui kesamaan-kesamaan kepribadian di antara mereka34.

Senada dengan Joseph A.DeVito, Husein Umar menjelaskan bahwa untuk menilai efektivitas komunikasi antar pribadi dapat dilihat dari hal-hal berikut.

a. Keterbukaan, yaitu keinginan terbuka dan menanggapi secara jujur lawan bicara.

b. Empati, yaitu merasakan perasaan yang sama atas lawan bicara.

34

c. Dukungan, yaitu mencoba tidak mengkritik atau menyerang isi pembicaraan, tetapi mendukung isi pembicaraan.

d. Kepositifan, yaitu mencoba untuk memiliki perasaan positif pada orang lain. Dengan demikian, jika lawan bicara mencoba berbicara negative pada seseorang, usahakan untuk tidak mendukungnya.

e. Kesamaan, yaitu komunikasi antarpribadi akan lebih efektif jika terjadi dalam suasana kesamaan sehingga terjadi rasa saling hormat dan saling menghargai35.

Menurut Rogert (dalam Arni Muhammad) hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi berikut:

a. Bertemu satu sama lain secara personal.

b. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti.

c. Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan.

d. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain.

e. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.

f. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain36.

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan efektivitas komunikasi interpersonal adalah tercapainya maksud dan tujuan bersama melalui pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Adapun kelebihan dari komunikasi interpersonal ini terletak pada umpan balik yang tidak tertunda.Komunikator segera mengetahui langsung apakah pesan dapat diterima atau malah ditolak oleh komunikan.Apabila mereka saling menanggapi pesan dan menerima kehadiran pribadi masing-masing maka telah terjadi komunikasi interpersonal yang dialogis, umpan balik berfungsi sebagai unsur penguat komunikasi interpersonal sebagai harapan-harapan, minat, dan keinginan bersama.

35

Husein Umar, Desain Penelitian... h. 42-43

36

7. Hambatan Komunikasi Interpersonal

Ada beberapa hal yang dapat menjadi penghambat atau penghalang dalam proses berkomunikasi, yaitu:

a. Komunikator menggunakan bahasa yang sukar dipahami. b. Perbedaan persepsi akibat latar belakang yang berbeda. c. Terjemahan yang salah.

d. Kegaduhan

e. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta) f. Semantk yaitu pesan bermakna ganda.

g. Belum berbudaya baca dan tulis, serta budaya diam. h. Kecurigaan.

i. Teknik bertanya yang buruk j. Teknik menjawab yang buruk. k. Tidak jujur.

l. Tertutup m. Destruktif. n. Kurang dewasa o. Kurang respek

p. Kurang menguasai materi q. Kurang persiapan, dan

r. Kebiasaan menjadi pembicara dan pendengar yang buruk37.

Jadi, komunikasi interpersonal adalahsuatu proses penyampaian pesan baik secara verbal maupun nonverbal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang langsung dapat diketahui balikannya atau feedbacknya. Keberhasilan komunikasi interpersonal di sekolah sangat ditentukan oleh cara penyampaian dalam proses komunikasi yang digunakan, guru dan kepala sekolah harus dapat menggunakan pola komunikasi yang sesuai dengan situasi dan tataran komunikasi interpersonal yang dihadapi. Dilain pihak, kesempatan guru-guru untuk mengemukakan usul dan gagasan tentu semakin memperkaya pemikiran baru bagi sekolah itu sendiri. Dengan terbukanya kesempatan untuk sumbang saran, akan memberikan keputusan tersendiri bagi guru-guru, dan secara psikologis hal ini memenuhi salah satu kebutuhan yaitu kebutuhan akan pengakuan. Disamping itu perhatian dan penghargaan akan usul-usul dan pendapat secara tidak langsung membuat guru-guru semakin terlibat dengan

37

pekerjaannya, dan semakin menghayati sabagai bagian dari unit kerja tersebut. Hal seperti ini akan membuat guru lebih meningkatkan kedisiplinan dan mereka akan bekerja dengan lebih baik lagi.

Komunikasi interpersonal kepala sekolah yang efektif sangat besar sumbangannya terhadap kedisiplinan kerja guru.Komunikasi interpersonal yang berlangsung antara kepala sekolah dengan para guru sangat mendukung terlaksananya kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan.

Untuk mengukur apakah kepala sekolah telah melakukan komunikasi interpersonal secara efektif atau tidak di sekolah dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut: adanya kemampuan memproyeksikan diri sendiri dalam peran orang lain atau empati, adanya sikap positif bagi diri sendiri maupun orang lain, adanya sikap dari perilaku komunikasi yang mendukung terjadinya komunikasi tersebut, dan adanya unsur kesamaan yang dimiliki oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Jika indikator tersebut berlangsung atau ada dalam komunikasi interpersonal tersebut maka akan tercipta suasana komunikasi yang kondusif.

Dokumen terkait