Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 Laporan Perubahan Ekuitas
PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan
35. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan menyadari bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan telah mengalami perkembangan yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan dan meningkatnya kebutuhan akan praktek tata kelola yang sehat (Good Corporate Governance). Sebagai tanggapan Perusahaan terhadap kondisi tersebut, Perusahaan telah menerapkan suatu kebijakan manajemen risiko yang bertujuan untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang timbul dalam kegiatan usahanya dapat diidentifikasi, diukur, dikelola dan dilaporkan, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat berupa peningkatan kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, memberikan gambaran lebih akurat mengenai kinerja di masa mendatang termasuk kemungkinan kerugian yang akan terjadi, dan meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan serta penilaian risiko dengan adanya ketersediaan informasi yang terkini, yang dengan sendirinya meningkatkan kinerja dan daya saing Perusahaan.
Pelaksanaan penerapan manajemen risiko Perusahaan mengacu kepada ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/2003 yang telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009, dan Surat Edaran (SE) Bank Indonesia (BI) No. 5/21/DPNP yang telah diubah dengan SE BI No. 13/23/DPNP, dimana pelaksanaannya telah disesuaikan dengan kompleksitas usaha dan bisnis Bank. Penerapan manajemen risiko yang mencakup pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian internal yang menyeluruh, telah dituangkan dalam pedoman pelaksanan internal. Lingkup penerapan manajemen risiko Perusahaan meliputi 8 (delapan) jenis risiko yakni Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Strategik dan Risiko Reputasi dimana proses identifikasi, pengukuran dan monitoring risiko dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko yang independen terhadap Unit Kerja Operasional maupun Unit Kerja Audit Intern. Sedangkan tiap-tiap Unit Kerja bertanggung jawab atas pengelolaan risiko-risiko yang melekat dalam aktivitas yang dilakukannya.
Gambaran mengenai tingkat risiko yang dihadapi Perusahaan diperoleh dari proses Penilaian Profil Risiko, yang mencakup penilaian terhadap risiko inheren dan penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko pada tiap-tiap jenis risiko, dimana pelaksanaan penilaian telah mengikuti standar yang berlaku.
PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2013 dan 2012
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) Perusahaan bekerja secara independen dari unit bisnis dan audit internal. SKMR bertugas untuk menunjang pengelolaan risiko yang lebih menyeluruh, terpadu, terukur dan terkendali. Tugas dan tanggung jawab SKMR mencakup: a. Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko secara triwulan kepada Bank Indonesia. b. Melakukan telaah risiko dan memberikan pendapat terhadap seluruh jenis risiko yang melekat sebelum suatu transaksi diputuskan atau dilaksanakan yang meliputi Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Strategik, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi.
c. Mempersiapkan konsep dan metode pengukuran terhadap risiko komposit dari seluruh jenis risiko sesuai dengan pedoman standar Bank Indonesia dan kebijakan manajemen risiko yang telah dibuat.
Risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Perusahaan. Risiko kredit, sesuai dengan aktivitas bisnis Perusahaan, bersumber pada aktifitas pemberian kredit, kepemilikan instrumen keuangan, transaksi antar bank, serta kewajiban komitmen dan kontinjensi. Perusahaan telah memiliki kebijakan dan pedoman tertulis terkait dengan kegiatan perkreditan yang antara lain mengatur prosedur analisa kredit, persetujuan kredit, pencatatan dan pengawasan kredit, dan restrukturisasi kredit. Kebijakan dan prosedur tersebut dikaji secara berkala untuk disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas bisnis Perusahaan.
Penerapan manajemen risiko kredit dilakukan mulai dari proses inisiasi pemberian kredit, analisis, pembuatan keputusan, pencairan, penatausahaan dan administrasi sampai dengan proses penanganan kredit bermasalah. Tujuannya adalah agar risiko kredit yang timbul dapat terjaga dalam batas toleransi dan kemampuan modal Perusahaan, dan apabila terjadi kredit bermasalah dapat dipulihkan secara optimal sehingga kerugian yang timbul dapat diminimalkan. Proses analisa permohonon kredit dilakukan oleh unit kerja analis kredit yang independen terhadap Unit Bisnis. Dalam limit tertentu, pengambilan keputusan pemberian kredit dilakukan secara kolektif kolegial sehingga tidak ada anggota komite kredit yang dapat memutus sendiri suatu permohonan kredit. Selain menatausahakan dokumen perkreditan, unit kerja Administrasi Kredit berfungsi melakukan kontrol terhadap pemenuhan covenant yang dipersyaratkan sebelum kredit dicairkan dan pengawasan terhadap ketepatan pembayaran sesuai dengan kontrak yang diperjanjikan. Proses pencairan dilakukan unit kerja Operasional atas instruksi dari unit kerja Administrasi Kredit setelah seluruh persyaratan dipenuhi dipenuhi.
Dalam rangka menekan tingkat kerugian apabila terdapat kredit macet, penanganan kredit bermasalah dilakukan oleh unit kerja khusus yang berkerja secara fokus dan independen. Sedangkan untuk mengurangi risiko konsentrasi kredit telah dilakukan segmentasi kredit dengan mempertimbangkan karateristik masing-masing segmen kredit dan penguasaan Perusahaan atas segmen yang dimasuki. Segmentasi ini mempengaruhi perlakuan dan kebijakan Perusahaan dalam menetapkan kecukupan agunan, struktur kredit dan kewenangan memutus kredit.
Perusahaan mengukur dan memantau risiko untuk setiap debitur baik secara individual, sektor ekonomi maupun seluruh portofolio kredit dengan menerapkan four - eyes principle secara konsisten. Perusahaan juga dengan ketat memantau perkembangan portofolio kredit Perusahaan yang memungkinkan Perusahaan untuk melakukan tindakan pencegahan secara tepat waktu (Early Warning) apabila terjadi penurunan kualitas kredit.
PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2013 dan 2012
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Berikut adalah eksposur maksimum laporan posisi keuangan dan rekening administratif yang terkait risiko kredit pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
Jumlah Bruto Jumlah Neto Jumlah Bruto Jumlah Neto
Laporan Posisi Keuangan
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Efek-efek 9.435 9.435 - -
Tersedia untuk dijual
Efek-efek 39.945 39.945 27.239 26.967
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Giro pada bank lain 496 496 67 66
Kredit yang diberikan 1.052.068 1.051.067 1.083.551 1.081.713
Pendapatan bunga akrual 5.850 5.850 5.583 5.583
Aset lain-lain - bersih 1.294 1.294 282 282
Jumlah 1.109.088 1.108.087 1.116.722 1.114.611
Komitmen dan kontinjensi
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum ditarik 44.382 44.382 27.753 27.753
Bank garansi 4.584 4.584 1.199 1.199
Jumlah 48.966 48.966 28.952 28.952
2013 2012
Berikut adalah eksposur risiko kredit atas aset keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
Telah jatuh tempo
Belum jatuh tempo tetapi tidak Mengalami
dan tidak mengalami mengalami penurunan
penurunan nilai penurunan nilai nilai Jumlah
Giro pada bank lain 496 - - 496
Efek-efek 49.380 - - 49.380
Kredit yang diberikan 1.047.963 236 3.869 1.052.068
Pendapatan bunga akrual 5.850 - - 5.850
Aset lain-lain 1.294 - - 1.294
Jumlah 1.104.983 236 3.869 1.109.088
2013
Telah jatuh tempo
Belum jatuh tempo tetapi tidak Mengalami
dan tidak mengalami mengalami penurunan
penurunan nilai penurunan nilai nilai Jumlah
Giro pada bank lain 67 - - 67
Efek-efek 27.239 - - 27.239
Kredit yang diberikan 1.078.994 613 3.944 1.083.551
Pendapatan bunga akrual 5.583 - - 5.583
Aset lain-lain 282 - - 282
Jumlah 1.112.165 613 3.944 1.116.722
gi l
g
PT BANK INA PERDANA TBK Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2013 dan 2012
(Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena pergerakan variabel pasar yang dapat merugikan portofolio yang dimiliki Perusahaan. Risiko pasar yang dimaksud terdiri dari risiko suku bunga dan risiko nilai tukar. Penerapan manajemen risiko pasar bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan Perusahaan.
a. Risiko Suku Bunga
Dalam melaksanakan aktivitasnya, Perusahaan terekspos pada risiko suku bunga yang terdapat pada aktivitas fungsional Perusahaan seperti kegiatan treasuri dan investasi dalam surat berharga dan pasar uang serta kegiatan pendanaan. Pemantauan terhadap risiko pasar dilakukan secara harian, yang antara lain dilakukan terhadap posisi surat berharga kategori available for sale (AFS) dan trading book (TB). Pengelolaan risiko suku bunga dilakukan terhadap posisi instrumen keuangan baik dalam trading book maupun banking book.
Risiko suku bunga dalam trading book dihitung dengan metode standar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, yaitu meliputi risiko spesifik (menggunakan Metode Jatuh Tempo) dan risiko umum. Sedangkan risiko suku bunga dalam banking book dikelola dengan melakukan analisa repricing gap antara Risk Sensitive Asset (RSA) dan Risk Sensitive Liabilities (RSL). Analisa repricing gap dilakukan untuk mengukur dampak dari perubahan suku bunga (naik/turun) pada banking book tersebut terhadap pendapatan bunga bersih (Net Increase Income atau NII). Pengelolaan risiko suku bunga dilengkapi dengan analisa sensitivitas secara periodik untuk mengukur dampak dari perubahan suku bunga yang signifikan. Risiko suku bunga dalam Banking Book (IRBB) pada tanggal 31 Desember 2013 dinilai sedang yang tercermin dari gap asset - liabilities kumulatif pada skala waktu 0 – 3 bulan yang masih cukup besar cenderung meningkat diakhir tahun. Untuk memitigasi risiko IRBB ini, Perusahaan secara konsisten menerapkan pengenaan suku bunga mengambang (floating rate) hampir di semua produk funding dan lending, dengan tujuan agar dapat secara cepat dilakukan penyelarasan apabila risiko IRBB ini berpotensi mempengaruhi NII secara signifikan. Perusahaan juga terus memperbaiki struktur pendapatan dari fee based income, agar pengaturan suku bunga dapat lebih fleksibel dan memiliki daya saing.
Pengaturan gap repricing ini dilakukan dengan peninjauan secara berkala suku bunga kredit dan dana pihak ketiga yang dibahas pada setiap rapat Asset Liability Commitee (ALCO). Tujuannya adalah agar gap - repricing ini searah dengan pergerakan suku bunga pasar. Unit kerja treasuri bertanggungjawab atas pengaturan gap repricing dengan memperhatikan
gap limit yang dikeluarkan oleh Unit Kerja Manajemen Risiko.
Tabel berikut adalah atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terkait risiko suku bunga berdasarkan jatuh temponya pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
Sampai > 1 bulan > 3 bulan > 1 tahun
dengan 1 bulan s.d 3 bulan s.d 1 tahun s.d 2 tahun > 2 tahun Jumlah
Aset
Bunga Mengambang
Giro pada bank lain 496 - - - - 496 Kredit yang diberikan 20.982 46.669 383.356 189.383 411.678 1.052.068
Liabilitas
Bunga Mengambang
Simpanan 198.143 - - - - 198.143
Simpanan dari bank lain 7.671 7.671