• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

3. Tujuan kurikulum muatan lokal

Keberadaan muatan lokal pada Kurikulum Nasional ini, tentunya tidak terlepas dari sebuah misi atau tujuan yang diharapkan akan terwujud dengan pelaksanaannya. Terutama hasil yang akan dicapai setelah pelaksanaannya yang diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk lebih mengenal secara mendalam tentang potensi dan kebutuhan daerah atau masyarakat sekitarnya (termasuk di dalamnya kebutuhan peserta didik dan sekolah). Dengan demikian, secara terperinci tujuan kurikulum muatan lokal ini dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Tujuan umum16 dari implementasi kurikulum muatan lokal adalah pemberian bekal kepada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang berisi pengetahuan, wawasan, dan keterampilan tentang lingkungan alam (potensi alam/ sumber daya alam), lingkungan sosial (keadaan masyarakat), dan lingkungan budaya daerah setempatnya. Sehingga pendidikan yang ditempuhnya selaras dengan kebutuhan dan kondisi di daerahnya untuk mengoptimalkan potensi dan sumber belajar yang ada di sekitarnya, memperkenalkan dan menanamkan kehidupan sosial-budaya, serta nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pada peserta didik sedini mungkin.

16

Lampiran II Keputusan KAKANWIL DEPDIKBUD Propinsi Jawa Timur No.1702/104/M/94 2000. Kurikulum Muatan Lokal Propinsi Jawa Timur (landasan,

a. Sedangkan Tujuan khusus pembelajaran muatan lokal adalah agar peserta didik:

1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya. Karena peserta didik adalah para pewaris lingkungan selanjutnya, maka sudah menjadi semacam kewajiban para orang tua untuk memberikan pemahaman secara lebih mendalam dan utuh kepada mereka sebagai upaya pelestarian dan penjagaan lingkungan yang juga akan diwariskan lagi kepada generasi setelahnya. Dan yang terpenting, supaya kondisi alam dan sosial-budayanya tidak rusak oleh ulah tangan manusia yang tidak memahami secara sempurna arti penting dari setiap sisi lingkungan di sekitarnya.

2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat umumnya. Peserta didik yang nota bene adalah para pemuda bangsa, sudah seharusnya mempunyai kemampuan untuk mendayagunakan segenap potensi daerahnya, karena banyak potensi daerah yang belum tertangani secara maksimal oleh masyarakat saat ini. Potensi daerah merupakan aset berharga yang dimiliki oleh bangsa, sehingga akan lebih baik dan menguntungkan jika

penanganannya masih berada di tangan bangsa kita sendiri tanpa dicampuri oleh bangsa asing.

3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai atau aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Karena pada kenyataannya saat ini, peserta didik yang memiliki sikap dan perilaku menjunjung tinggi nilai-nilai yang berlaku di masyarakat semakin berkurang, selanjutnya jika dibiarkan maka akan terjadi krisis sosial dan krisis nilai yang menyebabkan hilangnya jati diri bangsa.17

Secara keseluruhan, tujuan dicantumkannya kebijakan kurikulum muatan lokal dalam kurikulum nasional ini, tentu saja berkaitan dengan eksistensi jati diri dan ciri khas bangsa Indonesia. Dimana dipupuknya jiwa nasionalisme bangsa pada diri peserta didik untuk mencintai produk dalam negeri serta memprioritaskan kesejahteraan bangsa sendiri di atas segala kepentingan lainnya. Sehingga kedepannya, keadaan Indonesia akan semakin membaik dan sejahtera di segala bidang kehidupan.

4. Ruang lingkup kurikulum muatan lokal

Ruang lingkup kurikulum muatan lokal adalah batasan wilayah pembahasan atas materi muatan lokal. Adanya ruang lingkup

17

Drs. H. Khaeruddin, M.A. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Konsep dan

tersebut, merupakan upaya lanjutan dari kebebasan yang diberikan pada satuan pendidikan untuk menentukan materi muatan lokal. Pentingnya keberadaan ruang lingkup ini, agar pembahasannya tidak keluar dari jalur dan melanggar batas yang telah diputuskan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, di bawah ini akan dijelaskan beberapa ruang lingkup dalam implementasi muatan lokal, yaitu:

a. Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah.

Hal pertama yang harus dikaji dalam implementasi kurikulum muatan lokal adalah gambaran jelas dan menyeluruh tentang keadaan dan kebutuhan daerah sekitar satuan pendidikan terkait. Karena syarat penentuan materi muatan lokal adalah adanya pembahasan yang berkenaan dengan lingkungan alam, sosial-budaya yang menjadi ciri khas daerah setempatnya. Seperti yang telah disebutkan tentang keberadaan lingkup keadaan dan kebutuhan daerah, maka penting kiranya mengetahui definisi keduanya agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami dan menggunakannya. Pertama, Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan ekonomi, serta lingkungan budaya.18 Kedua, kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf

18

Hand out tanpa diberi tanggal dengan judul model mata pelajaran muatan lokal SD/MI/SDLB-SMP/MTS/SMPLB – SMA/MA/SMALB/SMK. Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. hlm. 4

kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan.19 b. Lingkup isi/jenis muatan lokal adalah batasan dimana dalam

memilih materi muatan lokal harus tetap sesuai dengan jenis/ materi yang telah ditentukan secara umum oleh pemerintah pusat. Dengan demikian, meski dalam menentukan jenis materi muatan lokal telah diserahkan sepenuhnya pada masing-masing satuan pendidikan namun ia tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Hal ini merupakan jaminan mutu/ kualitas dari pemerintah terhadap implementasi kurikulum muatan lokal di masing-masing satuan pendidikan. Lingkup isi tersebut dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat (termasuk budi pekerti), dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.20

5. Manfaat kurikulum muatan lokal

Manfaat kurikulum muatan lokal lebih banyak terlihat pada perkembangan peserta didk, namun secara tidak langsung juga akan berimbas atau berdampak positif pada daerahnya. Karena daerah akan mendapatkan hasil langsung dari kurikulum muatan lokal yang dipelajari oleh peserta didik yang telah menyelesaikan satu pelajaran muatan lokal. Peserta didik yang telah menyelesaikan satu materi

19

Ibid, hlm. 4 20

muatan lokal tentang kesenian daerah umpamanya, maka ia akan segera dapat membantu dalam usaha pelestarian kesenian daerah tersebut secara praktis tentunya, dan peserta didik tersebut bisa juga ikut dalam sebuah kelompok kesenian yang ada di daerahnya. Hal tersebut merupakan salah satu dari manfaat langsung yang di dapat oleh masyarakat setempat. Adapun manfaat lain yang berhubungan dengan perkembangan pengetahuan siswa telah dijelaskan oleh Erry Utomo dalam bukunya, yaitu: 21

a. Pengetahuan yang diperoleh siswa akan lengkap, utuh dan menyeluruh. Peserta didik bukan hanya memahami tentang materi yang diwajibkan dalam kurikulum nasional saja, tetapi juga mengenal sesuatu yang sangat penting yang berhubungan dengan kehidupan masa depannya, yaitu lingkungan milik mereka sendiri. Hal ini tentu saja mempunyai pengaruh pada sikap peserta didik terhadap kondisi lingkungannya, baik secara geografis, maupun kehidupan sosial-budaya, ekonomi, dll. Mereka menjadi lebih peduli dan segala tindakan mereka bukan hanya dimanfaatkan bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk memberikan kontribusi yang berharga bagi lingkungan sekitarnya. Karena rasa kepemilikan terhadap daerah dan segala potensi budaya serta kebutuhan daerahnya sudah mampu merubahnya menjadi pribadi daerah yang tangguh dan berdedikasi tinggi pada lingkungannya.

21

b. Peserta didik dalam muatan lokal akan dibekali dengan keterampilan yang dapat membantu orang lain, terutama orang tua, dan diri mereka sendiri jika mereka tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Yakni dengan mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya pada muatan lokal dalam upaya pemaksimalan penggunaan sumber daya alam dan potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Sehingga hal ini juga dengan sendirinya akan dapat mengurangi pengangguran dan membuka lapangan pekerjaan sendiri di daerahnya, sehingga tidak perlu melakukan urbanisasi (perpindahan dari desa ke kota) untuk mencari pekerjaan.

Melihat banyaknya manfaat praktis dari pelaksanaan kurikulum muatan lokal tersebut, maka diharapkan mampu memberi semangat tertentu bagi peserta didik dalam melakukan pembelajaran yang bermutu untuk mata pelajaran muatan lokal.

B. Pembahasan Tentang Madrasah Tsanawiyah

Dokumen terkait