BAB III PEMBAHASAN
3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan oleh suatu perusahaan dimaksudkan untuk
memberikan informasi kuantitatif mengenai posisi keuangan pada suatu periode
baik untuk kepentingan intern maupun kepentingan ekstern perusahaan. Tujuan
laporan keuangan pada umumny adalah :
a. Untuk membrikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva
kewajiaban serta modal perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat di percaya mengenai perubahan
dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul
dari suatu kegiatan usaha yang timbul dalam rangka memperoleh laba.
c. Untuk memperoleh informasi keuangan tentang ekonomi sebenarnya yang
dimiliki perusahaan dan asal serta perubahannya.
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan seperti informasi mengenai aktivitas
pembiayaan dan investasi.
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan dan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan,
seperti informasi mengenai kewajiban akuntansi yang dianut perusahaan.
3.3 Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
menjadi bahan informasi bagi pemakainya sebagai salah satu bahan dalam suatu
(accountability) serta dapat digunakan sebagai indikator kesuksesan suatu
perusahaan. Jenis-jenis laporan keuangan yang umumnya di kenal adalah :
a. Daftar Neraca yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
satu tanggal tertentu.
b. Laporan Laba Rugi yang menggambarkan jumlah penghasilan, biaya dan
laba/rugi perusahaan pada suatu periode.
c. Laporan sumber dan penggunaan dana yang memuat sumber dan pengeluaran
perusahaan selama satu periode dan dapat menggambarkan perubahan dana
(modal kerja) atau kas.
d. Laporan arus kas yang menggambarkan sumber dan pengeluaran kas pada
suatu periode tertentu. Dalam laporan arus kas transaksi di kelompokkan pada
tiga bagian :
1. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan operasi
2. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan pembiayaan
3. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan investasi
e. Catatan Atas Laporan Keuangan yang memberikan penjelasan tambahan
mengenai laporan keuangan utama yang belum dapat dijelaskan dalam laporan
keuangan.
f. Daftar lainnya yang merupakan pendukung laporan keuangan utama, seperti :
1) Laporan laba di tahan ( Retained Earning Statement )
2) Laporan perubahan modal ( Capital Statement )
3.3.1 Neraca
Neraca menggambarkan keadaan harta, kewajiban (hutang) dan modal
perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Untuk memahami pengertian neraca
maka penulis mengemukakan pendapat S. Munawir (1997:17)
“Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana tutup buku dan di tentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet”
Definisi lain mengatakan bahwa neraca adalah laporan yang menggambarkan
posisi harta, hutang, serta modal perusahaan pada tanggal tertentu misalnya pada
tanggal 31 Desember 19XX’’. Tunggal Amin Wijaya (1995:9).
Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa neraca suatu perusahaan
menunjukkan harta, hutang, serta modal pada suatu tanggal tertentu. Elemen-
elemen neraca yaitu :
a. Aktiva
Aktiva adalah merupakan harta produktif yang di kelolah dalam perusahaan
atau sesuatu yang disajikan di saldo debit yang akan di pindahkan setelah tutup
buku sesuai dengan prinsip akuntansi, saldo debit ini merupakan hak milik atau
nilai yang di beli atau pengeluaran yang di buat untuk mendapatkan kekayaan
di masa yang akan datang. Aktiva terdiri atas :
1) Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain yang di harapkan
dapat diubah menjadi uang tunai, di jual atau di pakai seluruhnya dalam
kegiatan normal perusahaan.
Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya
nampak dan digunakan dalam operasi perusahaan yang bersifat permanen
(aktiva tersebut mempunyai umur ekonomis jangka panjang atau tidak
habis di pakai dalam satu periode operasi perusahaan)
3) Aktiva lain-lain
Aktiva lain-lain menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak
dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi
sebelumnya.
b. Kewajiban (hutang)
Kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus dipindahkan dari saat
tuutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan pencatatan yang sesuai
dengan prinsip akuntansi. Hutang terdiri atas :
1) Hutang lancar
Hutang lancar adalah hutang yang jangka waktu pembayarannya kurang
dari satu tahun seperti hutang dagang dan hutang pajak.
2) Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang merupakan hhutang yang jatuh tempo
pembayarannya lebih dari satu tahun seperti obligasi, hipotek dan wesel
yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun.
c. Modal
Modal (equity) adalah merupakan bagian dari hak para pemilik atau pemegang
saham dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban.
Dalam perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan modal pemiliknya
setor dan modal karena pendapatan (retained earnings). Dividen hanya dibayar
dari laba ditahan bukan dari modal setor. Dalam perusahaan equity adalah
modal pemilik.
Neraca disajikan berdasarkan likuiditas perkiraannya. Perkiraan yang
paling lancar dan paling dekat dengan konversi ke kas dicatat paling atas.
Kewajiban yang paling cepat jatuh tempo dicantumkan paling atas dan modal
yang harus ditunaikan lebih dahulu di cantumkan paling atas. Dalam penyajiannya
neraca dapat disajikan dalam tiga bentuk :
a. Bentuk Staffel (Report Form)
Neraca ditampilkan satu halaman vertikal. Disebelah atas dicantumkan total
aktiva dan dibawahnya disajikan kewajiban dan modal.
b. Bentuk Skontro (Account Form)
Semua aktiva dicantumkan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal
dicantumkan disebelah kanan.
c. Bentuk Posisi Keuangan (Financial Position Form)
Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi hutang
lancar (modal kerja). Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya
kemudian dikurangi hutang jangka pendek, diperoleh modal pemilik.
3.3.2 Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan penghasilan-
penghasilan dan biaya-biaya serta pengeluaran suatu badan usaha untuk setiap
periode tertentu. Perbedaan penghasilan dengan biaya menggambarkan laba rugi
pada periode tertentu, Anton M. Samosir (1992:236).
a. Bentuk Single Step
Dimana dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok
dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba/rugi
bersih hanya memerlukan satu langkah (single step) yaitu mengurangkan total
biaya terhadap total penghasilan
b. Bentuk Multiple Step
Dalam bentuk ini laba/rugi diketahui setelah beberapa tahap pengurangan,
mulai dari penjualan dikurangi harga pokok penjualan yang menghasilkan laba
kotor dan seterusnya sampai menghasilkan laba bersih.
3.3.3 Laporan Arus Kas
Pengertian arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2.2) adalah :
“Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas setara kas ”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa arus kas merupakan
jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari suatu perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Dengan kata lain, arus kas adalah perubahan yang terjadi dalam
jumlah kas perusahaan selama suatu periode tertentu.
Arus kas perusahaan tercermin dalam laporan perubahan posisi keuangan
yang berbasis kas yaitu laporan arus kas. Informasi yang diberikan berupa
informasi penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu
periode tertentu.
“ Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran tunai oleh perusahaan dalam suatu periode. Laporan arus kas dimasukkan untuk memungkinkan investor mengidentifikasi kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya yang jatuh tempo dan membantu para manajer menghindarkan masalah rawan yang umumnya akan terjadi bila perusahaan mengalami kekurangan kas ”.
Dari defenisi di atas dapat diketahui bahwa laporan arus kas dibuat untuk
mengetahui sumber kas yang diperoleh dan pengalokasian kas selama satu periode
kegiatan perusahaan. Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan
informasi yang relevan mengenai pemasukan dan pengeluaran kas perusahaan
baik rutin maupun tidak rutin selama satu periode.
Makin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti perusahaan
mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban
finansialnya. Tetapi hal ini tidak berarti perusahaan harus mempertahankan
persediaan kas dalam jumlah yang besar karena semakin besar kas maka semakin
banyak uang yang menganggur.
Perusahaan yang mampu menghasilkan kas yang cukup dari aktivitas
operasinya kemungkinan besar memiliki kondisi keuangan yang sehat karena
tidak tergantung pada sumber pembiayaan dari luar perusahaan. Perusahaan yang
memiliki kondisi keuangan yang sehat akan mampu bertahan hidup dan
memenuhi kewajiban – kewajiban pada saat jatuh tempo.
Laporan ini memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas
keluar selama satu periode tertentu, sesuai dengan periode laporan keuangan lain.
Laporan arus kas memberikan informasi mengenai bagaimana perusahaan
mengelola kas masuk dan kas keluarnya. Secara singkat laporan ini menerangkan
Dalam laporan arus kas terdapat arus kas, yaitu :
1. Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemempuan operasi
perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih.
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Kenaikan dalam pos aktiva tetap
merupakan penggunaan dana, sedangkan penurunan dalam pos ini merupakan
sumber dana. Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka
panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya
Banyak informasi mengenai aktivitas investasi dapat digali dengan sekedar
melihat perubahan pada rekening-rekening asset terkait selama tahun berjalan.
Untuk menentukan hasil kas dari transaksi-transaksi penjualan, perusahaan
perlu menyesuaikan jumlah entri-entri kredit dengan keuntungan ataupun
3. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Aktivitas pendanaan
memasok bagi sebuah perusahaan dengan dana dari para pemilik perusahaan
maupun kreditor. Pengungkapan arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan
perlu dilakukan, sebab bermanfaat untuk memprediksi klaim terhadap arus kas
masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas masuk dari
aktivitas pendanaan lazimnya mucul dari penerbitan hutang atau surat berharga
ekuitas.
Arus kas dari aktivitas-aktivitas pendanaan dilaporkan pada laporan arus kas
dengan mencantumkan arus masuk kas, setelah itu barulah disajikan arus
keluar kas. Apabila arus masuk kas lebih besar daripada arus keluar kas, maka
dilaporkan arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas-aktivitas pendanaan
Sebaliknya, apabila arus masuk kas lebih kecil daripada arus keluar kas, maka
3.4 Laporan Keuangan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
Tabel 3.1
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Dalam jutaan Rupiah
2012 2011
Akun Naik(Turun)
Rp Rp Rp Dalam %
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 1.799.137 2.063.982 (264.845) (15%)
Piutang usaha
Pihak-pihak ketiga, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp393 pada tanggal 31 Desember 2012 (31 Desember 2011: Rp36; 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010: Rp561) 37.220 101.261 (97.539) (172%) Piutang lain-lain Pihak-pihak berelasi 403 142 261.00 65% Pihak-pihak ketiga 14.509 10.668 3.841 26% Persediaan, neto 645.954 368.244 277.710 43% Uang muka 15.979 10.750 5.23 33%
Pajak dibayar di muka 75.854 226 150.15 198%
Biaya dibayar di muka 4.760 5.323 563 (12%)
Total Aset Lancar 2.593.816
2.560.596
33.220 1%
ASET TIDAK LANCAR Piutang plasma, setelah
dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp18.000 pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 1 Januari 2011/
31 Desember 2010 65.144 57.374 7.770 12%
Uang muka 91.150 68.010 2.314 25%
Investasi pada entitas asosiasi, neto 141.823 - 141.823 100% Tanaman perkebunan
Tanaman menghasilkan, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp683.580 pada tanggal 31 Desember 2012 (31 Desember 2011: Rp587.940;
1 Januari 2011/31 Desember 1.639.043 1.504.674 134.369 8% 2010: Rp505.563) 605.140 571.505 510.991 6% Tanaman belum menghasilkan
Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp862.088 pada tanggal 31 Desember 2012 (31 Desember 2011: Rp711.983; 1 Januari 2011/
31 Desember 2010: Rp573.507) 2.229.928 1.824.630 405.298 18% Beban ditangguhkan, neto 124.421 117.379 7.042 6% Aset tidak lancar lainnya 61.331 87.691 26.360 (43%)
Akun 2012 2011 Naik(Turun)
Rp Rp Rp Dalam %
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha 264.459 110.912 153.547 58% Pihak-pihak ketiga 34.388 1.306 33.082 96% Pihak-pihak berelasi Utang lain-lain 19.041 29.873 (10.832) (57%) Pihak-pihak ketiga 4.825 1.886 2.939 61% Pihak-pihak berelasi
Uang muka pelanggan 111.611 28.141 83.470 75%
Pihak-pihak ketiga 43.511 36.674 6.837 16% Pihak-pihak berelasi
Biaya masih harus dibayar 71.169 98.401 (27.232) (38%)
Utang pajak 38.940 22.712 16.228 42%
Liabilitas imbalan kerja
jangka pendek 204.538 201.421 3.117 2%
Total Liabilitas Jangka Pendek 792.482 531.326 261.156 33%
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan, neto 10.814 32.597 (21.783) (201%) Liabilitas imbalan kerja, neto 468.787 388.512 80.275 17%
Total Liabilitas Jangka Panjang 479.601 421.109 58.492 12%
TOTAL LIABILITAS 1.272.083 952.435 319.648 25%
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp100 (angka penuh) per saham Modal dasar -
8.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 6.822.863.965 saham 682.286 682.286 - 0%
Tambahan modal disetor 1.030.312 1.030.312 - 0%
Selisih kurs atas penjabaran akun-akun kegiatan usaha luar negeri
Saldo laba 7.036 7.036 100%
Telah ditentukan penggunaannya
untuk cadangan umum 45.000 40.000 5.000 11% Belum ditentukan penggunaannya 4.515.793 4.086.893 428.900 9%
Ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk 6.280.427 5.839.491 440.936 7%
Kepentingan nonpengendali (714.000) (67) 647.000 91%
TOTAL EKUITAS 6.279.713 5.839.424 440.289 7%
TOTAL LIABILITAS
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
2012 2011
Akun Naik(Turun)
Rp Rp Rp Dalam %
PENJUALAN NETO 4.211.578 4.686.457 (474.879) (11%)
BEBAN POKOK PENJUALAN 2.530.503 2.324.138 (206.365) (8%)
LABA BRUTO 1.681.075 2.362.319 (681.244) (41%)
Beban penjualan dan distribusi (59.000) (22.873) 36.127 61% Beban umum dan administrasi (346.273) (346.276) (3) (0%) Pendapatan operasi lainnya 60.767 24.849 35.918 59%
Beban operasi lainnya (12.596) (12.495) 101 1%
LABA OPERASI 1.323.973 2.005.524 (681.551) (51%)
Pendapatan keuangan 88.478 90.410 (1.932) (2%)
Beban keuangan (3.695) (3.873) 178 (5%)
Bagian atas rugi neto entitas asosiasi (36.673) (1.548) 35.125 96%
LABA SEBELUM
PAJAK PENGHASILAN 1.372.083 2.090.513 (718.430) (52%)
Beban pajak penghasilan, neto (256.544) (389.000) (132,456.00) (52%)
LABA TAHUN BERJALAN 1.115.539 1.701.513 (585.974) (53%)
Pendapatan komprehensif lain: Selisih kurs atas penjabaran akun-akun kegiatan
usaha luar negeri 7.036 - 7.036 100%
TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 1.122.575 1.701.513 (578.938) (52%)
Laba tahun berjalan yang dapat
diatribusikan kepada: 1.116.186 1.701.580 (585.394) (52%) Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali (647) (67) 580 90%
Total 1.115.539 1.701.513 (585.974) (53%)
Total pendapatan komprehensif
yang dapat diatribusikan kepada: 1.123.222 1.701.580 (578.358) (51%) Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali (647) (67) 580 90%
Total 1.122.575 1.701.513 (578.938) (52%)
LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK (angka penuh)
Laporan Arus Kas Konsolidasian
2012 2011
Akun Naik(Turun)
Rp Rp Rp Dalam %
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 4.373.835 4.521.758 (147.923) (3%) Pembayaran kas kepada pemasok,
karyawan dan buruh (2.393.386) (2.151.182) 242.204 10%
Kas neto yang diperoleh dari operasi 1.980.449 2.370.576 (390.127) (20%)
Penerimaan bunga 88.061 86.837 (1.224) (1%)
Pembayaran pajak penghasilan badan (333.472) (464.973) (131.501) (39%) Pembayaran untuk biaya operasi
lainnya, neto (321.672) (256.093) 65.579 20%
Kas neto yang diperoleh
dari aktivitas operasi 1.413.366 1.736.347 (322.981) (23%)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari pelepasan aset
tetap dan tanaman perkebunan 2.458 5.219 (2.761) (112%) Penambahan beban ditangguhkan
hak atas tanah (473) (5.721) (467.279) (99%) Pembayaran untuk investasi
pada entitas asosiasi (171.460) (6.210) 165.25 96% Biaya pengembangan perkebunan (266.969) (150.731) 116.238 44% Penambahan aset tetap (536.830) (242.938) 293.892 55% Pembayaran untuk aset lain-lain (49.812) (20.503) 29.309 59%
Kas neto yang digunakan
untuk aktivitas investasi (1.023.086) (420.884) 602.202 59%
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari
pihak-pihak berelasi 279 7.288 (271.712) (97%) Pembayaran dividen tunai (682.086) (416.016) 266.070 39%
Kas neto yang digunakan
untuk aktivitas pendanaan (681.807) (408.728) 273.079 40%
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO
KAS DAN SETARA KAS (291.527) 906.735 (615.208) (211%)
DAMPAK NETO PERUBAHAN NILAI TUKAR ATAS
KAS DAN SETARA KAS 26.682 (3.441) 30.123 113%
KAS DAN SETARA KAS
AWAL TAHUN 2.063.982 1.160.688 903.294 44%
KAS DAN SETARA KAS
3.5 Analisa Laporan Keuangan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
Analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa
metode dan teknik analisa (alat-alat analisa), yang dimaksudkan untuk
menentukan dan mengukur hubungan antara pos yang ada dalam laporan
keuangan sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut
bila dibandingkan dengan laporan keuangan dari beberapa periode untuk suatu
perusahaan tertentu, atau dibandingkan dengan alat perbandingan lainnya. Salah
satu teknik yang digunakan dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan
adalah analisa rasio
Rasio menunjukkan suatu hubungan pertimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain, dengan menggunakan analisa rasio akan tampak
baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan yang mencerminkan kinerja
perusahaan. Pada dasarnya analisa rasio keuangan dapat dilakukan dengan dua
cara pembanding yaitu:
a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio waktu lalu (rasio
historis) atau dengan rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang
dari suatu perusahaan yang sama. Dengan cara pembandingan tersebut dapat
diketahui perubahan rasio tersebut dari tahun ketahun.
b. Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan yang lain yang
sejeni atau rasio industri untuk waktu yang sama. Dengan demikian dapat
diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan termasuk dalam aspek
keuangan finansial tertentu berada di atas rata-rata industri (above average),
berada pada rata-rata (average), atau berada di bawah rata-rata industri (below
3.5.1 Analisa Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk dapat menyelenggarakan
proses produksi agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih.
Berkaitan dengan likuiditas perusahaan, arus kas memberikan informasi bagi
manajer mengenai kesanggupan perusahaan menyediakan kas untuk membayar
kewajiban jangka pendek. Lukman Syamsuddin (2000;41) mengemukakan
tentang likuiditas yaitu :
“Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia”
Menurut pengertian ini, likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan
dalam menggunakan kas. Tersedianya jumlah kas yang memadai sangat
diperlukan agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang
jatuh tempo.
Likuiditas sering disebut sebagai tingkat kemampuan perusahaan untuk
dapat membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Kemampuan untuk
membayar kewajiban jangka pendek dari suatu perusahaan dapat diukur dari
kemampuannya untuk mendapatkan kas atau kemampuannya untuk mengubah
aktiva non kas menjadi kas. Kebijakan likuiditas merupakan ketentuan yang
dibuat oleh pihak perusahaan untuk mengatur kemampuan perusahaan dalam
menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.
Dalam menentukan tingkat perbandingan jumlah kas yang tersedia dengan
kewajiban yang harus segera dipenuhi, perusahaan harus melakukan analisis
Mamduh M. Hanafi dan Abdul halim (2003;77) mengemukakan tentang rasio
likuiditas adalah sebagai berikut :
“Rasio likuiditas adalah mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan)”.
Nilai rasio yang rendah menunjukkan adanya masalah likuiditas bagi
perusahaan.Sedangkan angka yang tinggi berarti menunjukkkan adanya kelebihan
aktiva lancar. Penilaian likuiditas suatu perusahaan menggunakan analisis rasio
pada umumnya digunakan pada perusahaan yang siklus operasinya melampaui
satu periode akutansi.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada
waktu jatuh tempo berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid” atau
dengan kata lain perusahaan tersebut mempunyai aktiva lancar yang lebih besar
dari utang lancar atau utang jangka pendek, sedangkan perusahaan yang tidak
mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo maka perusahaan tersebut
dinyatakan dalam keadaan “illikuid”.
Ada beberapa rasio pada likuiditas, yaitu :
a. Current Ratio
Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja
suatu perusahaan adalah Current ratio yaitu rasio yang membandingkan antara
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan pada tanggal neraca dengan utang lancar.
Current ratio akan menunjukkan kemampuan perusahaan jangka pendek. Current
ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus
piutang dagang. Current ratio kurang dari 2 : 1 dianggap kurang baik, sebab
apabila aktiva lancar turun misalnya sampai lebih dari 50 %, maka jumlah aktiva
lancar tidak akan cukup lagi untuk menutupi utang lancarnya.
Rumus : s liabilitie current assets current CR = CR 2011 4,81kali 326 . 531 596 . 560 . 2 = =
Artinya bahwa setiap utang lancar Rp 1 akan dijamin dengan aktiva lancar
sebesar Rp 4,82 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PT PP
London Sumatra Indonesia Indonesia Tbk dalam kondisi likuid karena besarnya
aktiva lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar.
CR 2012 100% 3,27kali 482 . 792 816 . 593 . 2 × = =
Artinya bahwa setiap utang lancar Rp 1 akan dijamin dengan aktiva lancar
sebesar Rp 3,27 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PT PP
London Sumatra Indonesia Indonesia Tbk dalam kondisi likuid karena besarnya
aktiva lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar. Jika dibandingkan CR
tahun 2011 dan tahun 2012 maka terdapat penurunan sebesar 32,01% yaitu dari
4,81 pada tahun 2011 menjadi 3,27 pada tahun 2012. Hal ini disebabkan adanya
kenaikan liabilitas jangka pendek pada utang dan uang muka pelanggan.
b. Quick Ratio
Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
likuid ( likuid Asset ). Quick Ratio yang kurang dari 1 kali dianggap kurang baik
likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan. Mereka menghendaki perusahaan
tersebut mampu menyediakan alat – alat likuid yang memadai untuk mengetahui
kewajiban jangka pendeknya.
Rumus : s liabilitie current inventory asset current QR= − QR 2011 4,12kali 326 . 531 244 . 368 596 . 560 . 2 − = =
Artinya bahwa setiap utang lancar Rp 1 akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar
Rp 4,12 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam
keadaan likuid karena besar quick rasio melebihi 1.
QR 2012 2,45kali 482 . 792 954 . 645 816 . 593 . 2 − = =
Artinya bahwa setiap utang lancar Rp 1 akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar
Rp 2,45 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam
keadaan likuid karena besar quick rasio melebihi 1. Terdapat penurunan quick
ratio pada tahun 2012 sebesar 40,53% yaitu dari 4,12 kali pada tahun 2011
menjadi 2,45 kali pada tahun 2011. Penurunan ini disebabkan terjadinya kenaikan
liabilitas jangka pendek pada tahun 2012 pada sisi utang dan uang muka
pelanggan.
c. Cash Ratio
Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga, hal