ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
DEDI ANSYAH PUTRA 112101071
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : DEDI ANSYAH PUTRA
NIM : 112101071
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT PP
LONDON SUMATRA INDONESIA TBK MEDAN
Tanggal : …………. 2014 DOSEN PEMBIMBING
Syarief Fauzie, SE, Ak, M.Ak NIP. 197509092008011012
Tanggal : …………. 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 197411232000122001
Tanggal : …………. 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu persyaratan
akademik dalam menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas
Akhir ini adalah “Analisa Laporan Keuangan PT PP London Sumatera
Indonesia,Tbk Medan”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis Hajimin Munthe dan
Nuraya Harahap, yang selama ini telah memberikan nasehat-nasehat terindah dan mendidik serta mengayomi dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Serta
semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungannya,
sehingga memungkinkan penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dengan
tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr.Yeni Absah, SE, M.Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang,
S.E.,M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syarief Fauzie, SE, Ak, M.Ak. selaku dosen pembimbing yang telah
5. Kakak penulis tercinta Dewi Sartika Munthe, dan Amayadori Munthe,
keponakan penulis Afrizal, dan Karin, yang telah membantu memberikan
pelukan, dukungan, semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
6. Para sahabat penulis Azwar Rivai Nst, Muhammad Soleh , Alfansyah Putra,
Ibnu Hajar, Muhammad Khairil, dan Nickson yang telah berjuang bersama
penulis semasa kuliah.
7. Teristimewa kepada bang Ferdiansyah, bang Iqbal Tawakal, Fikri Haisar, dan
Bobby Nugraha yang telah menemani hari-hari penulis selama di kontrakan,
dan seluruh warga kontrakan Singgah Mata Bangun Mulia.
8. Teman-teman D-III Keuangan stambuk 2011 yang telah membantu dan
memberikan semangat pada penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir ini.
Akhir kata, kepada pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan
penulis mengucapkan terima kasih. Dan besar harapan penulis semoga Tugas
Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan pembaca sekalian.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Medan, Juni 2014
Penulis
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 2
1.3 Tujuan Penelitian... 3
1.4 Manfaat Penelitian... 3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN... 4
2.1Sejarah Singkat Perusahaan... 4
2.2Visi,Misi dan Tujuan Perusahaan... 7
2.3Struktur Organisasi... 8
2.4Jenis Usaha... 18
2.5Kinerja Usaha Terkini... 19
BAB III PEMBAHASAN... 22
3.1 Laporan Keuangan... 22
Indonesia Tbk... 36
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
4.1Kesimpulan... 48
4.2Saran... 49
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 3.1 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian PT PP London Sumatra
Indonesia Tbk Tahun 2011-2012...32
Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi Komprehensif PT PP London Sumatra
Indonesia Tbk Tahun 2011-2012... 34
Tabel 3.3 Laporan Arus kas PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
2011-2012... 35
No. Gambar Judul Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, industri dan jasa mempunyai
tujuan yang sama yaitu memaksimumkan laba sehingga kelangsungan hidup dari
perusahaan dan pertumbuhannya akan terus berlanjut sampai masa yang akan
datang. Dalam mengukur sejauh mana dana yang diinvestasikan berguna bagi
perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang
dibutuhkan berbagai pihak baik pihak intern (pemegang saham, manajemen
perusahaan, karyawan) maupun pihak ekstern (kreditor, investor, pemerintah,
otoritas pajak) perusahaan. Laporan keuangan menunjukkan ikhtisar mengenai
keadaan keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode.
Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Tentang Laporan Keuangan.
Hasil analisis dari laporan keuangan nantinya dapat memberikan informasi
bagi banyak pihak, misalnya para pemegang saham, manajemen perusahaan,
kreditur dan lain sebagainya, dan juga hasil dari analisis laporan keuangan
tersebut dapat memperbaiki kelemahan atau kesalahan di masa lalu dan dapat
mempertahankan hasil yang sudah cukup baik sehingga nantinya dapat
Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengetahui posisi keuangannya
dengan cara menganalisis serta dapat menginterprestasikan posisi keuangan
tersebut melalui penggunaan beberapa rasio keuangan yang dapat menjelaskan
keadaan perusahaan.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka penulis memilih judul
tugas akhir ini “ANALISA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PP. LONDON
SUMATERA INDONESIA Tbk MEDAN”.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah adalah suatu kenyataan yang tidak seharusnya terjadi karena
menyimpang dari rencana, standar, kebiasaan dan menuntut suatu tindakan.
Perumusan masalah merupakan langkah awal yang harus dilakukan terlebih
dahulu sebelum sampai pada tahap pembahasan. Tujuannya adalah agar penelitian
dapat lebih terarah dan dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Sesuai dengan
penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis, maka diperoleh masalah-masalah
yang dihadapi perusahaan yaitu :
1. Bagaimana sebenarnya keadaan keuangan PT. PP. London Sumatera
Indonesia Tbk. Medan bila di lihat dari analisis rasio-rasio keuangan?
2. Bagaimana perkembangan yang telah dicapai perusahaan pada tahun
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui keadaan keuangan PT. PP London Sumatera Indonesia
Tbk. Medan bila dilihat dari analisis rasio-rasio keuangan
b. Untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai perusahaan pada
tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi atas kebijakan yang telah dibuat
di masa lalu dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan pada masa yang akan datang.
b. Bagi Penulis
1) Merupakan sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
diterima penulis selama berada di bangku perkuliahan.
2) Guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada
Fakultas Ekonomi Program Diploma III. Jurusan Keuangan,
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Sejalan dengan perkembangan sejarah perjuangan bangsa, baik masa
penjajahan Belanda, Jepang, sampai pada kemerdekaan dan pembangunan saat
ini, perusahaan perkebunan di Indonesia khususnya Sumatera Utara yang di kenal
dengan daerah perkebunannya mengalami banyak perkembangan. Berbagai
perusahaan perkebunan mengambil kesempatan untuk memanfaatkan sumber
daya alam yang ada.
Kesempatan ini diambil oleh Horrison dan Crossfield Ltd, yang berdiri
sejak tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Pada
mulanya perusahaan ini bekas hak concessie berdasarkan perjanjian antara
Zelfbestuur Deli dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang di
syahkan residen Sumatera Timur. Dalam rangka konversi Undang-Undang Pokok
Agraria ( UU No. 5 Tahun 1960 ) hak concessie tersebut di konversi menjadi Hak
Guna Usaha sebagaimana di tegaskan dalam Surat Menteri Agraria tanngal 1
Maret 1962 No. Ka. 13/7/1.
Pada tahun 1962-1963 perusahaan ini memperluas bidang usahanya
dengan mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris yang
memiliki beberapa kebun di Sumatera Utara. Dengan adanya penggabungan ini
PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk didirikan dengan akte pendirian
No. 93 tanggal 18 Desember dihadapan notaris Raden Kardiman di Jakarta dan
naskah No. 20 tanggal 9 September 1963 yang di buat dihadapan notaris yang
sama.
Kemudian timbul pergolakan kibat adanya perubahan situasi antar
pemerintah Indonesia dengan pemerintah Inggris. Pemerintah Indonesiia berniat
mengambil alih pengurusan perusahaan dan menyerahkannya kepadda bangsa
Indonesia. Pengambil alihan ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari
1964 yang pengurusannya berada dalam penguasaan dan Pengawasan Perkebunan
Asing Republik Indonesia (BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya
menjadi PT. PP. Dwikora I dan II.
Kemudian berdasarkan ketetapan Presiden No. 6 tahun 1967, diadakan
suatu perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison dan
Crossfield Ltd. Dan anak perusahaannya. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai
tanggal 20 Maret 1968. Maksud dan tujuan dari persetujuan ini adalah :
a. Pengembangan hak milik penguasaan dan pengusahaan dari pemerintah
Republik Indonesia kepada Horisson dan Crossfield terhadap perkebunan
yang pernah di kelola.
b. Melakukan kerjasama untuk kepentingan bersama dalam hal perkebunan
karet dan kelapa sawit dan proyek pertanian lainnya serta proyek-proyek
Terwujudnya perjanjian ini juga didasarkan atas pertimbangan :
a. Instruksi Presiden Kabinet No. 28/U/1996 dan semua peraturan lain yang
bertalian dengan pengembalian perusahaan asing di Indonesia.
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 mengenai penanaman modal asing dan
semua peraturan lain mengenai penanaman modal asing di Indonesia.
Dengan adanya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan
perusahaan tersebut oleh pemerintah Republik Indonesia dikembalikan kepada
pemiliknya semula Horisson dan Crossfield Ltd. Pada tanggal 1 April 1968 dan
diganti kembali namanya menjadi PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk.
Dalam perjanjian itu disebutkan tentang hak-hak eksploitasi termasuk menguasai
dan menjual hasil produksi dan hak untuk menanam semua jenis tanaman .
Pada tanggal 21 November 1991, PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk
melakukan merger dengan beberapa perusahaan di bawah ini :
1. PT. Nagodang Plantation Company
2. PT. Sibulan Plantation Company
3. PT. Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel
4. PT. Perusahaan Perkebunan Sulawesi
Keempat perusahaan ini menggabungkan namanya menjadi PT. PP. London
Sumatera Indonesia Tbk.
Status PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk adalah perusahaan
Penanaman Modal Asing ( PMA ) berdasarkan surat Ketua Badan Koordinasi
Pada tanggal 27 Juli 1994, kepemilikan saham PT. PP. London Sumatera
Indonesia Tbk sepenuhnya di ambil oleh Pan London Sumatra Plantation dengan
komposisi saham 100%. Dikarenakan krisis moneter yang melanda Indonesia
menyebabkan komposisi saham mengalami beberapa kali perubahan. Pada tahun
1998 kepemilikan saham PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk adalah Pan
London Sumatra Plantation dengan komposisi saham sebesar 47, 32%
Commerzbank (SEA) Ltd. Singapura sebesar 5,83% dan sisanya sebesar 46,94%
dimiliki oleh masyarakat.
Sejak tahun 1996, perusahaan ini menjadi perusahaan yang Go Public.
Dengan demikian PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk telah di tuntut untuk
menjalankan aktivitasnya secara lebih profesional lagi.
Untuk menjalankan usahanya PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk
telah memperpanjang Hak Guna Usaha yaitu terhitung tanggal 1 Januari 2004.
2.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
2.2.1 Visi
Visi PT PP London Sumatera Indonesia Tbk adalah menjadi perusahaan bisnis
terkemuka yang berkelanjutan dalam hal Tanaman, Biaya, dan Lingkungan (3C)
yang berbasis penelitian dan pengembangan
2.2.2 Misi
Misi PT PP London Sumatera Indonesia Tbk adalah menambah nilai bagi
Nilai Nilai Perusahaan (Core Values)
a. Integrity ( Honesty and Responsibility)
Integritas, jujur dan bertanggung jawab
b. Teamwork ( Mutual Respect and Caring)
Kerjasama, saling menghormati dan peduli
c. Excellence ( Discipline, Continuous and Improvement/ Kaizen)
Disiplin, perbaikan terus menerus
2.2.3 Tujuan
Tujuan PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk, adalah menjadi
perusahaan terbaik dan menghasilkan keuntungan yang ditargetkan.
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan dan Pembagian Tugas
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk
pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem
komunikasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu
perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat tercapai dengan baik.
Dalam penerapannya struktur organisasi dari suatu perusahaan selalu
stuktur organisasi harus dilihat sesuai dengan jenis perusahaan dan lingkup
kebutuhan perusahaan yang menggunakannya.
Adapun struktur organisasi yang dipergunakan PT. PP. London Sumatera
Indonesia Tbk, Medan adalah struktur organisasi garis, yang pelimpahan
wewenangnya berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada
para bagian atau departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur
organisasi yang memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh
keuntungan sebagai berikut :
1. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan.
2. Terhindarnya konflik dalam pelaksanaan kegiatan kerja.
3. Mendapatkan ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing – masing
karyawan.
4. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam perusahaan
Adapun struktur organisasi PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Medan
Gambar 2.1
Struktur organisasi PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk,Medan
Board of Commissioners
President Director
Corporate Secretary & Head of Legal Affairs
Head of Internal Audit & Risk Management
Procurement &
Human Resources
Operations Operations Finance Director Non Executive Non Executive Non Executive
General Services
Director
Head of Financial Agronomy Bingin
Head of
Research Teluk Control Development
Area Manager Head of Information Agronomy Muara
Head of
Agronomy Kaltim
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam
struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Board of Commissioner (Dewan Komisaris)
Dewan Komisaris adalah posisi tertinggi dalam struktur organisasi di PT.
PP. London Sumatera Indonesia Tbk.
Wewenang dan tanggung jawab dari dewan komisaris adalah sebagai
berikut:
a. Mengawasi pekerjaan direksi.
b. Berhak memeriksa dokumen kantor, gedung, dan kekayaan
perusahaan.
c. Meminta berbagai keterangan dari direksi yang berkenaan dengan
kepentingan perusahaan.
d. Berhak atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk
melakukan pemeriksaan.
e. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program
kerja tahunan yang diajukan President Direktur.
f. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan
kekayaan menurut cara pandang yang baik.
2. President Ditector (Presiden Direktur)
Presiden direktur adalah pimpinan teringgi yang berkuasa penuh terhadap
perusahaan dengan berkewajiban mengawasi pekerjaan direktur.
Wewenang dan tanggung jawab dari presiden direktur adalah sebagai
a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
b. Mengatur stategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan
dengan lancar.
c. Merencanakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang telah
dibuat oleh bagian keuangan termasuk menyetujui aggaran belanja dan
biaya perusahaan.
d. Seluruh strategi dan kebijaksanaan yang dilakukan harus dapat
dipertanggung jawabkan kepada Dewan Komisaris.
3. Head of Government and Community Relations (Kepala Bagian Hubungan
Masyarakat)
a. Bertanggung jawab kepada President Director.
b. Memimpin dan mengelola Government & Community Relations.
c. Membuat kebijakan perusahaan mengenai Government & Community
Relations.
d. Membina hubungan antara perusahaan dengan masyarakat atau
Pemerintah dengan melaksanakan kegiatan- kegiatan yang bermanfaat
bagi masyarakat disekitar perusahaan.
e. Membawahi Community Relations Manager & Government Relations
Manager.
4. Coorporate Secretary and Head of Legal Affairs (Sekretaris Direksi)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Berperan sebagai Sekretaris Perusahaan.
d. Memimpin dan mengelolah pelaksanaan dan administrasi perizinan
serta dokumentasi.
e. Membawahi Legal Affair Manager.
5. Head of Coorporate Communications (Kepala Bagian Komunikasi
Perusahaan)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur
b. Memimpin dan mengelola aktivitas Corporate Communication,
termasuk:
1) Mengkonsolidasi informasi tentang aktivitas perusahaan.
2) Menyediakan media komunikasi internal & eksternal.
3) Membina hubungan dengan wartawan.
c. Membawahi internal Communication Manager dan Eksternal
CommunicationManager.
6. Head of Investor Relations (Kepala Bagian Investasi)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden DirekturMenyiapkan informasi
positif untuk investor dan calon investor denganberkoordinasi dengan
seluruh departemen.
b. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan investor dan
selaluberupaya memperluas jaringan komunikasi dengan cara berperan
aktif dilembaga investasi, pasar, bursa, perusahaan sekuritas,
c. Menjadi pendamping bagi investor yang berminat melihat
perusahaansecara langsung, serta berkoordinasi dengan bagian-bagian
terkait
d. Mengindentifikasi isu internal yang dapat mempengaruhi
citraperusahaan dimatainvestordanmencari penyelesaiannya
denganberkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
e. Mengkoordinasi pertemuan BOD dengan investor.
7. Head of Intenal Audit and Risk Management (Kepala Bagian Internal
Audit dan Manajemen Resiko)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
b. Memimpin dan mengelolah kegiatan Internal Audit dan
RiskManagement.
c. Membuat kebijakan Risk Management.
d. Membuat Audit dan menyiapkan laporan Audit.
e. Memastikan perusahaan telah memiliki dan menjalankan semua
standar yang diperlukan.
f. Membawahi Internal Audit Manager dan Risk Management Manager.
8. Head of Human Resources (Kepala Bagian Personalia)
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR (Human
Resources) dan GS (General Services).
b. Memimpin, mengelola dan mengendalikan aktifitas pengembangan
c. Mengembangkan strategi dan system pengembangan SDM serta
mengelolah pelaksanaannya.
d. Membawahi HR Services Manager, HR Planning dan Recruitment
Manager.
9. Head of General Services (Kepala Bagian Umum)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR dan GS.
b. Memimpin, mengelolah, dan mengkoordinasi keseluruhan aktifitas
yang berhubungan dengan layanan umum, kesehatan, dan keamanan
kerja.
c. Menyediakan sarana pendukung yang memadai dan menunjang
kelancaran operasi perusahaan.
d. Membawahi Support Facilities Manager, Health and SafetyManager
dan GS Administration Staff.
10.Head of Security (Kepala Bagian Keamanan)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director and Director HR dan
GS.
b. Memimpim dan mengelola aktifitas yang berhubungan dengan
keamanan untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.
c. Memantau pelaksanaan sistem dan prosedur keamanan di seluruh
d. Berkoordinasi dengan pihak – pihak eksternal terkait mengenai
masalah keamanan untuk melindungi fasillitas dan kegiatan
perusahaan.
e. Membawahi semua Regional Security Manager dan Security
Coordinator.
11.Head of Treasury (Kepala Bagian Bendahara)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin dan mengelola dana (Penerimaan, penempatan, dan
pengeluaran) perusahaan terselenggara dengan baik.
c. Membawahi Financial Instuition Relations Manager, Cash
Management, dan Payment Maneger, Pension Fund Supervisor dan
Plasma Financing serta Administration Manager.
12.Head of Accounting and Tax (Kepala Bagian Akuntansi dan Perpajakan)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh aktifitas akuntansi
dan pajak perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijaksanaan
perusahaan.
c. Melakukan semua koordinasi dengan semua regional Finance
Manager untuk pelaksanaan pencatatan akuntansi dimasing – masing
wilayah.
d. Membawahi recording and Consilidation Manager and Fixed Asset
13.Head of Procurement and Logistic (Kepala Bagian Penerimaan dan
Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi selutuh kegiatan
pengadaan, penyimpanan dan distribusi barang agar dapat mendukung
kegiatan bisnis perusahaan secara optimal.
c. Membawahi Logistic Procurement Administration Manager, Estate
and Planting Procurement Manager, Direct Material danGeneral
Supplies Procurement Manager, Insfastructure and Non Planting
Pricyrenebt Manager, Logistic Manager.
14.Co-Head of Procurement and Logistic (Wakil Kepala Bagian Penerimaan
dan Persediaan)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab terhadap Head of Procurement and Logistic.
b. Membantu Head of Procurement and Logistic untuk mengelola dan
mengkoordinasi kegiatan pengadaan barang.
15.Head of Project Management Ofiice (Kepala Bagian Manajemen Proyek)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi kegiatan monitoring
perkembangan proyek – proyek yang sedang berjalan.
16.Head of Information System and Business Process (Kepala Bagian Sistem
dan Proses Bisnis)
Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab tethadap Manager Director Finance.
b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sistem
informasi agar dapat mendukung seluruh kegiatan perusahaan secara
optimal.
c. Memahami management Information System and Application Support
Manager, IT Quality Managerm Infrastructure, Communication and
Data Center Operation Manager, Business Process dan System
Prosedur Manager.
2.4 Jenis Usaha
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk merupakan salah satu perkebunan
yang masih membudidayakan tanaman karet, selain kelapa sawit, kakao, teh, kopi,
dan sebagai produsen benih kelapa sawit dan kakao. Operasional PT. PP. London
Sumatra Indonesia Tbk bergerak dalam bidang perkebunan yang terdiri dari :
Perkebunan Kelapa sawit, Perkebunan Karet, Perkebunan Coklat, Perkebunan
Kopi, Perkebunan Kelapa, dan Perkebunan Teh.
Perkebunan-perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan ini tersebar di berbagai
daerah yaitu :
1. Daerah Langkat ( Kebun Turangie, Kebun Namu Tongan, Kebun
Pulo Rambong, Kebun Bungara )
3. Daerah Rampah ( Kebun Rambong Sialang, Kebun Sei Bulan,
Kebun Bah Bulian )
4. Daerah Asahan ( Kebun Gunung Melayu )
5. Daerah Pulau Jawa ( Kebun Kertasari, Kebun Baambessie )
6. Daerah Sulawesi ( Kebun Balambessie, Kebun Palang Isang )
PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk juga melakukan pengolahan yang
dilakukan di beberapa pabrik yang terdapat ditiap-tiap daerah, hal ini bertujuan
untuk mencapai effisiensi kerja yang menghemat biaya angkutan. Hasil
perkebunan dan pengolahan dari pabrik-pabrik yang akan di jual ke luar negeri
maupun dalam negeri terdiri dari : minyak kelapa sawit, coklat, kopra dan teh.
2.5 Kinerja Usaha Terkini
1) Produksi
Kegiatan operasional PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Medan
mencakup pengelolaan perkebunan dari tahap produksi, pengoperasian pabrik
pengolahan minyak sawit, dan produk turunan sawit, karet remah, biji kakao, kopi
dan teh, engineering, dan sistem pengelolaan proyek maupun pengendalian
seluruh kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan, termasuk prasarana
pendukungnya seperti jalan, perumahan dan prasarana umum, disekitar
perkebunan. Selain itu PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Medan juga
mengoperasikan fasilitas penelitian dan pengembangan yang berkosentrasi pada
kegiatan pembibitan dan persemaian, proteksi tanaman, serta pengendalian
2) Penjualan
Keunggulan PT. PP. London Sumatra Tbk dalam hal mutu dan penyediaan
produk memungkinkan perseroan memperoleh pembiayaan penjualan yang
menguntungkan dengan jaminan piutang perseroan.
3) Penanganan Logistik
Pengelolaan informasi dan peningkatan sisi keamanan akan menjadi salah
satu fitur utama penanganan logistik dan transportasi terpadu. Pengelolaan logistik
yang baik dan benar, terutama dalam hal penanganan dan pengiriman tandan buah
segar kelapa sawit dari perkebunan ke pabrik pengolahan, dan pengiriman CPO
dari pabrik ke tangki timbun, sangat mempengaruhi biaya operasional maupun
mutu CPO yang sampai ke tangan pelanggan. Mutu CPO sangat bergantung pada
rendahnya kandungan asam lemak bebas ( FFA ), dimana FFA akan meningkat
apabila tandan buah segar kelapa sawit tidak ditangani secara benar, atau
terlambat waktu pengirimannnya ke pabrik pengolahan, dan pengiriman CPO ke
tangki timbun sangat mempengaruhi biaya operasioanal maupun mutu CPO yang
sampai ke tangan pelanggan.
Untuk itu PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk berencana untuk
merombak pengelolaan Logistiknya melalui pengembangan sistem terpadu yang
memungkinkan perseroan untuk melakukan pengiriman tepat waktu, hemat biaya
namun tetap aman.
4) Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan dan semua informasi keuangan yang berkaitan dengan
Laporan keuangan Tahunan disiapkan oleh manajemen perusahaan. Dalam
dan melakukan penilaian serta estimasi terhadap hal-hal yang di rasa perlu. Agar
memenuhi standar kebenaran dan kewajaran dari laporan dan segala informasi ini,
manajemen menerapkan sistem pengawasan intern untuk memastikan bahwa
setiap transaksi dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen , semua aktiva yang
dimiliki di lindungi dengan baik dan semua hal tersebut di catat secara benar.
Unsur terpenting dari suatu penetapan kendali adalah dengan pemilihan, pelatihan
dan pengembangan personilnya termasuk di dalamnya pengawasan intern.
Manajemen percaya bahwa sistem pengawasan intern akan mendukung keandalan
BAB III PEMBAHASAN
3.1 LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan hasil proses akhir dari akuntansi. Hal ini
menunjukkan akuntansi merupakan pedoman dan sumber informasi yang dapat
digunakan untuk membuat suatu laporan terutama laporan keuangan. Paul Grady
mendefenisikan akuntansi yang dikutip oleh S. Hadibroto dan Sudardjat Sukadam
(1992:1) dengan pengertian sebagai berikut :
“Akuntansi adalah keseluruhan pengetahuan dan fungsi yang berhubungan dengan penciptaan, pengesahan, pencatatan, pengelompokan dan pengolahan, penyimpulan, penganalisaan, penafsiran dan penyajian informasi yang dapat di percaya dan penting artinya secara sistematik mengenai transaksi-transaksi yang sekurang-kurangnya bersifat finansial dan di perlukan untuk pimpinan dan operasi suatu badan dan untuk laporan yang harus di ajukan mengenai hal tadi guna memenuhi pertanggungjawaban yang bersifat keuangan atau hal lainnya.”
Banyak ahli mendefinisikan laporan keuangan. Penulis mengutip pendapat S.
Munawir (1992:2) yaitu :
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau data aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.
Dari pengertian diatas maka dapat di simpulkan bahwa laporan keuangan
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam suatu proses pengambilan keputusan
dan sebagai pertanggungjawaban (accountability) serta dapat digunakan sebagai
indikator kesuksesan suatu perusahaan.
3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan oleh suatu perusahaan dimaksudkan untuk
memberikan informasi kuantitatif mengenai posisi keuangan pada suatu periode
baik untuk kepentingan intern maupun kepentingan ekstern perusahaan. Tujuan
laporan keuangan pada umumny adalah :
a. Untuk membrikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva
kewajiaban serta modal perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat di percaya mengenai perubahan
dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul
dari suatu kegiatan usaha yang timbul dalam rangka memperoleh laba.
c. Untuk memperoleh informasi keuangan tentang ekonomi sebenarnya yang
dimiliki perusahaan dan asal serta perubahannya.
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan seperti informasi mengenai aktivitas
pembiayaan dan investasi.
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan dan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan,
seperti informasi mengenai kewajiban akuntansi yang dianut perusahaan.
3.3 Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
menjadi bahan informasi bagi pemakainya sebagai salah satu bahan dalam suatu
(accountability) serta dapat digunakan sebagai indikator kesuksesan suatu
perusahaan. Jenis-jenis laporan keuangan yang umumnya di kenal adalah :
a. Daftar Neraca yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
satu tanggal tertentu.
b. Laporan Laba Rugi yang menggambarkan jumlah penghasilan, biaya dan
laba/rugi perusahaan pada suatu periode.
c. Laporan sumber dan penggunaan dana yang memuat sumber dan pengeluaran
perusahaan selama satu periode dan dapat menggambarkan perubahan dana
(modal kerja) atau kas.
d. Laporan arus kas yang menggambarkan sumber dan pengeluaran kas pada
suatu periode tertentu. Dalam laporan arus kas transaksi di kelompokkan pada
tiga bagian :
1. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan operasi
2. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan pembiayaan
3. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan investasi
e. Catatan Atas Laporan Keuangan yang memberikan penjelasan tambahan
mengenai laporan keuangan utama yang belum dapat dijelaskan dalam laporan
keuangan.
f. Daftar lainnya yang merupakan pendukung laporan keuangan utama, seperti :
1) Laporan laba di tahan ( Retained Earning Statement )
2) Laporan perubahan modal ( Capital Statement )
3.3.1 Neraca
Neraca menggambarkan keadaan harta, kewajiban (hutang) dan modal
perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Untuk memahami pengertian neraca
maka penulis mengemukakan pendapat S. Munawir (1997:17)
“Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana tutup buku dan di tentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet”
Definisi lain mengatakan bahwa neraca adalah laporan yang menggambarkan
posisi harta, hutang, serta modal perusahaan pada tanggal tertentu misalnya pada
tanggal 31 Desember 19XX’’. Tunggal Amin Wijaya (1995:9).
Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa neraca suatu perusahaan
menunjukkan harta, hutang, serta modal pada suatu tanggal tertentu.
Elemen-elemen neraca yaitu :
a. Aktiva
Aktiva adalah merupakan harta produktif yang di kelolah dalam perusahaan
atau sesuatu yang disajikan di saldo debit yang akan di pindahkan setelah tutup
buku sesuai dengan prinsip akuntansi, saldo debit ini merupakan hak milik atau
nilai yang di beli atau pengeluaran yang di buat untuk mendapatkan kekayaan
di masa yang akan datang. Aktiva terdiri atas :
1) Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain yang di harapkan
dapat diubah menjadi uang tunai, di jual atau di pakai seluruhnya dalam
kegiatan normal perusahaan.
Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya
nampak dan digunakan dalam operasi perusahaan yang bersifat permanen
(aktiva tersebut mempunyai umur ekonomis jangka panjang atau tidak
habis di pakai dalam satu periode operasi perusahaan)
3) Aktiva lain-lain
Aktiva lain-lain menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak
dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi
sebelumnya.
b. Kewajiban (hutang)
Kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus dipindahkan dari saat
tuutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan pencatatan yang sesuai
dengan prinsip akuntansi. Hutang terdiri atas :
1) Hutang lancar
Hutang lancar adalah hutang yang jangka waktu pembayarannya kurang
dari satu tahun seperti hutang dagang dan hutang pajak.
2) Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang merupakan hhutang yang jatuh tempo
pembayarannya lebih dari satu tahun seperti obligasi, hipotek dan wesel
yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun.
c. Modal
Modal (equity) adalah merupakan bagian dari hak para pemilik atau pemegang
saham dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban.
Dalam perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan modal pemiliknya
setor dan modal karena pendapatan (retained earnings). Dividen hanya dibayar
dari laba ditahan bukan dari modal setor. Dalam perusahaan equity adalah
modal pemilik.
Neraca disajikan berdasarkan likuiditas perkiraannya. Perkiraan yang
paling lancar dan paling dekat dengan konversi ke kas dicatat paling atas.
Kewajiban yang paling cepat jatuh tempo dicantumkan paling atas dan modal
yang harus ditunaikan lebih dahulu di cantumkan paling atas. Dalam penyajiannya
neraca dapat disajikan dalam tiga bentuk :
a. Bentuk Staffel (Report Form)
Neraca ditampilkan satu halaman vertikal. Disebelah atas dicantumkan total
aktiva dan dibawahnya disajikan kewajiban dan modal.
b. Bentuk Skontro (Account Form)
Semua aktiva dicantumkan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal
dicantumkan disebelah kanan.
c. Bentuk Posisi Keuangan (Financial Position Form)
Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi hutang
lancar (modal kerja). Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya
kemudian dikurangi hutang jangka pendek, diperoleh modal pemilik.
3.3.2 Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan
penghasilan-penghasilan dan biaya-biaya serta pengeluaran suatu badan usaha untuk setiap
periode tertentu. Perbedaan penghasilan dengan biaya menggambarkan laba rugi
pada periode tertentu, Anton M. Samosir (1992:236).
a. Bentuk Single Step
Dimana dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok
dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba/rugi
bersih hanya memerlukan satu langkah (single step) yaitu mengurangkan total
biaya terhadap total penghasilan
b. Bentuk Multiple Step
Dalam bentuk ini laba/rugi diketahui setelah beberapa tahap pengurangan,
mulai dari penjualan dikurangi harga pokok penjualan yang menghasilkan laba
kotor dan seterusnya sampai menghasilkan laba bersih.
3.3.3 Laporan Arus Kas
Pengertian arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2.2) adalah :
“Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas setara kas ”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa arus kas merupakan
jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari suatu perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Dengan kata lain, arus kas adalah perubahan yang terjadi dalam
jumlah kas perusahaan selama suatu periode tertentu.
Arus kas perusahaan tercermin dalam laporan perubahan posisi keuangan
yang berbasis kas yaitu laporan arus kas. Informasi yang diberikan berupa
informasi penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu
periode tertentu.
Dari defenisi di atas dapat diketahui bahwa laporan arus kas dibuat untuk
mengetahui sumber kas yang diperoleh dan pengalokasian kas selama satu periode
kegiatan perusahaan. Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan
informasi yang relevan mengenai pemasukan dan pengeluaran kas perusahaan
baik rutin maupun tidak rutin selama satu periode.
Makin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti perusahaan
mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban
finansialnya. Tetapi hal ini tidak berarti perusahaan harus mempertahankan
persediaan kas dalam jumlah yang besar karena semakin besar kas maka semakin
banyak uang yang menganggur.
Perusahaan yang mampu menghasilkan kas yang cukup dari aktivitas
operasinya kemungkinan besar memiliki kondisi keuangan yang sehat karena
tidak tergantung pada sumber pembiayaan dari luar perusahaan. Perusahaan yang
memiliki kondisi keuangan yang sehat akan mampu bertahan hidup dan
memenuhi kewajiban – kewajiban pada saat jatuh tempo.
Laporan ini memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas
keluar selama satu periode tertentu, sesuai dengan periode laporan keuangan lain.
Laporan arus kas memberikan informasi mengenai bagaimana perusahaan
mengelola kas masuk dan kas keluarnya. Secara singkat laporan ini menerangkan
Dalam laporan arus kas terdapat arus kas, yaitu :
1. Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemempuan operasi
perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih.
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Kenaikan dalam pos aktiva tetap
merupakan penggunaan dana, sedangkan penurunan dalam pos ini merupakan
sumber dana. Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka
panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya
Banyak informasi mengenai aktivitas investasi dapat digali dengan sekedar
melihat perubahan pada rekening-rekening asset terkait selama tahun berjalan.
Untuk menentukan hasil kas dari transaksi-transaksi penjualan, perusahaan
perlu menyesuaikan jumlah entri-entri kredit dengan keuntungan ataupun
3. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Aktivitas pendanaan
memasok bagi sebuah perusahaan dengan dana dari para pemilik perusahaan
maupun kreditor. Pengungkapan arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan
perlu dilakukan, sebab bermanfaat untuk memprediksi klaim terhadap arus kas
masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas masuk dari
aktivitas pendanaan lazimnya mucul dari penerbitan hutang atau surat berharga
ekuitas.
Arus kas dari aktivitas-aktivitas pendanaan dilaporkan pada laporan arus kas
dengan mencantumkan arus masuk kas, setelah itu barulah disajikan arus
keluar kas. Apabila arus masuk kas lebih besar daripada arus keluar kas, maka
dilaporkan arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas-aktivitas pendanaan
Sebaliknya, apabila arus masuk kas lebih kecil daripada arus keluar kas, maka
3.4 Laporan Keuangan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
Tabel 3.1
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Dalam jutaan Rupiah
2012 2011
Akun Naik(Turun)
Rp Rp Rp Dalam % Piutang lain-lain
Pihak-pihak berelasi 403 142 261.00 65%
ASET TIDAK LANCAR Piutang plasma, setelah
dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp18.000 pada Tanaman belum menghasilkan
Akun 2012 2011 Naik(Turun)
Rp Rp Rp Dalam %
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha 264.459 110.912 153.547 58%
Liabilitas imbalan kerja
jangka pendek 204.538 201.421 3.117 2%
Total Liabilitas Jangka Pendek 792.482 531.326 261.156 33%
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan, neto 10.814 32.597 (21.783) (201%) Liabilitas imbalan kerja, neto 468.787 388.512 80.275 17%
Total Liabilitas Jangka Panjang 479.601 421.109 58.492 12%
TOTAL LIABILITAS 1.272.083 952.435 319.648 25%
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp100 (angka penuh) per saham
Selisih kurs atas penjabaran akun-akun kegiatan usaha luar negeri
Saldo laba 7.036 7.036 100%
Telah ditentukan penggunaannya
untuk cadangan umum 45.000 40.000 5.000 11% Belum ditentukan penggunaannya 4.515.793 4.086.893 428.900 9%
Ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk 6.280.427 5.839.491 440.936 7%
Kepentingan nonpengendali (714.000) (67) 647.000 91%
TOTAL EKUITAS 6.279.713 5.839.424 440.289 7%
TOTAL LIABILITAS
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
2012 2011
Akun Naik(Turun)
Rp Rp Rp Dalam %
Bagian atas rugi neto entitas asosiasi (36.673) (1.548) 35.125 96%
LABA SEBELUM
PAJAK PENGHASILAN 1.372.083 2.090.513 (718.430) (52%)
Beban pajak penghasilan, neto (256.544) (389.000) (132,456.00) (52%)
LABA TAHUN BERJALAN 1.115.539 1.701.513 (585.974) (53%)
Pendapatan komprehensif lain: Selisih kurs atas penjabaran akun-akun kegiatan
usaha luar negeri 7.036 - 7.036 100%
TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 1.122.575 1.701.513 (578.938) (52%)
Laba tahun berjalan yang dapat
diatribusikan kepada: 1.116.186 1.701.580 (585.394) (52%) Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali (647) (67) 580 90%
Total 1.115.539 1.701.513 (585.974) (53%)
Total pendapatan komprehensif
yang dapat diatribusikan kepada: 1.123.222 1.701.580 (578.358) (51%) Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali (647) (67) 580 90%
Total 1.122.575 1.701.513 (578.938) (52%)
LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK (angka penuh)
Laporan Arus Kas Konsolidasian
2012 2011
Akun Naik(Turun)
Rp Rp Rp Dalam %
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 4.373.835 4.521.758 (147.923) (3%) Pembayaran kas kepada pemasok,
karyawan dan buruh (2.393.386) (2.151.182) 242.204 10%
Kas neto yang diperoleh dari operasi 1.980.449 2.370.576 (390.127) (20%)
Penerimaan bunga 88.061 86.837 (1.224) (1%)
Pembayaran pajak penghasilan badan (333.472) (464.973) (131.501) (39%) Pembayaran untuk biaya operasi
lainnya, neto (321.672) (256.093) 65.579 20%
Kas neto yang diperoleh
dari aktivitas operasi 1.413.366 1.736.347 (322.981) (23%)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari pelepasan aset
tetap dan tanaman perkebunan 2.458 5.219 (2.761) (112%) Penambahan beban ditangguhkan
hak atas tanah (473) (5.721) (467.279) (99%) Pembayaran untuk investasi
pada entitas asosiasi (171.460) (6.210) 165.25 96% Biaya pengembangan perkebunan (266.969) (150.731) 116.238 44% Penambahan aset tetap (536.830) (242.938) 293.892 55% Pembayaran untuk aset lain-lain (49.812) (20.503) 29.309 59%
Kas neto yang digunakan
untuk aktivitas investasi (1.023.086) (420.884) 602.202 59%
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari
pihak-pihak berelasi 279 7.288 (271.712) (97%) Pembayaran dividen tunai (682.086) (416.016) 266.070 39%
Kas neto yang digunakan
untuk aktivitas pendanaan (681.807) (408.728) 273.079 40%
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO
KAS DAN SETARA KAS (291.527) 906.735 (615.208) (211%)
DAMPAK NETO PERUBAHAN NILAI TUKAR ATAS
KAS DAN SETARA KAS 26.682 (3.441) 30.123 113%
KAS DAN SETARA KAS
AWAL TAHUN 2.063.982 1.160.688 903.294 44%
KAS DAN SETARA KAS
3.5 Analisa Laporan Keuangan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
Analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa
metode dan teknik analisa (alat-alat analisa), yang dimaksudkan untuk
menentukan dan mengukur hubungan antara pos yang ada dalam laporan
keuangan sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut
bila dibandingkan dengan laporan keuangan dari beberapa periode untuk suatu
perusahaan tertentu, atau dibandingkan dengan alat perbandingan lainnya. Salah
satu teknik yang digunakan dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan
adalah analisa rasio
Rasio menunjukkan suatu hubungan pertimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain, dengan menggunakan analisa rasio akan tampak
baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan yang mencerminkan kinerja
perusahaan. Pada dasarnya analisa rasio keuangan dapat dilakukan dengan dua
cara pembanding yaitu:
a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio waktu lalu (rasio
historis) atau dengan rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang
dari suatu perusahaan yang sama. Dengan cara pembandingan tersebut dapat
diketahui perubahan rasio tersebut dari tahun ketahun.
b. Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan yang lain yang
sejeni atau rasio industri untuk waktu yang sama. Dengan demikian dapat
diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan termasuk dalam aspek
keuangan finansial tertentu berada di atas rata-rata industri (above average),
berada pada rata-rata (average), atau berada di bawah rata-rata industri (below
3.5.1 Analisa Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk dapat menyelenggarakan
proses produksi agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih.
Berkaitan dengan likuiditas perusahaan, arus kas memberikan informasi bagi
manajer mengenai kesanggupan perusahaan menyediakan kas untuk membayar
kewajiban jangka pendek. Lukman Syamsuddin (2000;41) mengemukakan
tentang likuiditas yaitu :
“Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia”
Menurut pengertian ini, likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan
dalam menggunakan kas. Tersedianya jumlah kas yang memadai sangat
diperlukan agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang
jatuh tempo.
Likuiditas sering disebut sebagai tingkat kemampuan perusahaan untuk
dapat membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Kemampuan untuk
membayar kewajiban jangka pendek dari suatu perusahaan dapat diukur dari
kemampuannya untuk mendapatkan kas atau kemampuannya untuk mengubah
aktiva non kas menjadi kas. Kebijakan likuiditas merupakan ketentuan yang
dibuat oleh pihak perusahaan untuk mengatur kemampuan perusahaan dalam
menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.
Dalam menentukan tingkat perbandingan jumlah kas yang tersedia dengan
kewajiban yang harus segera dipenuhi, perusahaan harus melakukan analisis
Mamduh M. Hanafi dan Abdul halim (2003;77) mengemukakan tentang rasio
likuiditas adalah sebagai berikut :
“Rasio likuiditas adalah mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan)”.
Nilai rasio yang rendah menunjukkan adanya masalah likuiditas bagi
perusahaan.Sedangkan angka yang tinggi berarti menunjukkkan adanya kelebihan
aktiva lancar. Penilaian likuiditas suatu perusahaan menggunakan analisis rasio
pada umumnya digunakan pada perusahaan yang siklus operasinya melampaui
satu periode akutansi.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada
waktu jatuh tempo berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid” atau
dengan kata lain perusahaan tersebut mempunyai aktiva lancar yang lebih besar
dari utang lancar atau utang jangka pendek, sedangkan perusahaan yang tidak
mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo maka perusahaan tersebut
dinyatakan dalam keadaan “illikuid”.
Ada beberapa rasio pada likuiditas, yaitu :
a. Current Ratio
Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja
suatu perusahaan adalah Current ratio yaitu rasio yang membandingkan antara
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan pada tanggal neraca dengan utang lancar.
Current ratio akan menunjukkan kemampuan perusahaan jangka pendek. Current
ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus
piutang dagang. Current ratio kurang dari 2 : 1 dianggap kurang baik, sebab
apabila aktiva lancar turun misalnya sampai lebih dari 50 %, maka jumlah aktiva
lancar tidak akan cukup lagi untuk menutupi utang lancarnya.
Rumus :
Artinya bahwa setiap utang lancar Rp 1 akan dijamin dengan aktiva lancar
sebesar Rp 4,82 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PT PP
London Sumatra Indonesia Indonesia Tbk dalam kondisi likuid karena besarnya
aktiva lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar.
CR 2012 100% 3,27kali
Artinya bahwa setiap utang lancar Rp 1 akan dijamin dengan aktiva lancar
sebesar Rp 3,27 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PT PP
London Sumatra Indonesia Indonesia Tbk dalam kondisi likuid karena besarnya
aktiva lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar. Jika dibandingkan CR
tahun 2011 dan tahun 2012 maka terdapat penurunan sebesar 32,01% yaitu dari
4,81 pada tahun 2011 menjadi 3,27 pada tahun 2012. Hal ini disebabkan adanya
kenaikan liabilitas jangka pendek pada utang dan uang muka pelanggan.
b. Quick Ratio
Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
likuid ( likuid Asset ). Quick Ratio yang kurang dari 1 kali dianggap kurang baik
likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan. Mereka menghendaki perusahaan
tersebut mampu menyediakan alat – alat likuid yang memadai untuk mengetahui
kewajiban jangka pendeknya.
Rumus :
Artinya bahwa setiap utang lancar Rp 1 akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar
Rp 4,12 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam
keadaan likuid karena besar quick rasio melebihi 1.
QR 2012 2,45kali
Artinya bahwa setiap utang lancar Rp 1 akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar
Rp 2,45 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam
keadaan likuid karena besar quick rasio melebihi 1. Terdapat penurunan quick
ratio pada tahun 2012 sebesar 40,53% yaitu dari 4,12 kali pada tahun 2011
menjadi 2,45 kali pada tahun 2011. Penurunan ini disebabkan terjadinya kenaikan
liabilitas jangka pendek pada tahun 2012 pada sisi utang dan uang muka
pelanggan.
c. Cash Ratio
Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga, hal
Bertambah tingginya cash ratio, berarti jumlah uang tunai yang tersedia makin
semakin besar, sehingga pelunasan hutang pada saatnya tidak akan mengalami
kesulitan.
Dari perhitungan Cash ratio pada tahun 2011 dan 2012 diatas, keduanya di atas
100%, berarti kondisi keuangan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dalam
keadaan likuid, namun terjadi penurunan sebesar 161,33% pada tahun 2012
dikarenakan meningkatnya jumlah liabilitas jangka pendek yaitu pada sisi utang
dan uang muka pelanggan.
3.5.2 Analisa Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya apabila perusahaan telah dilikuidasi, sebagaimana halnya
dengan likuidasi, rasio solvabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva
Rasio yang membandingkan modal sendiri dengan total aktiva yang dimiliki
oleh suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan pentingnya dari sumber modal
ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai
aktiva perusahaan.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
%
Pada tahun 2011, total aktiva PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dibiayai dari
modal sendiri sebesar 85,98% dan sebesar 14.02% dibiayai dengan modal asing.
Sementara itu total aktiva pada tahun 2012 sebesar 83,15% dibiayai dari modal
sendiri dan 16,85% dengan modal asing. Rasio ini mengalami penurunan sebesar
2,83% pada tahun 2012, yaitu dari 85,98% pada tahun 2011 menjadi 83,15%
pada tahun 2012, hal ini dikarenakan terjadinya kenaikan pada total asset baik aset
lancar maupun aset tidak lancar. Kenaikan aset lancar terutama disebabkan oleh
naiknya persediaan, sementara naiknya aset tidak lancar di dorong oleh kenaikan
aset tetap bersih terutama terkait dengan pembangunan sarana perumahan dan
sarana pendukung di area perkebunan, serta penambahan biaya pengembangan
perkebunan.
b. Rasio Total Utang dengan Modal Sendiri
Rasio ini menunjukkan besarnya pembiayaan total aktiva yang berasal dari
sendiri
Pada tahun 2011 sebagian kecil dari total aktiva dibiayai oleh utang dengan
perbandingan yaitu 1: 16,31 dan dibiayai oleh modal sendiri dengan perbandingan
1 : 83,69. Dan pada tahun 2012 sebagian kecil dari total aktiva dibiayai oleh utang
dengan perbandingan 1 : 20,26 dan dibiayai oleh modal sendiri dengan
perbandingan 1 : 79,74. Terdapat kenaikan Rasio total utang dengan modal sendiri
pada tahun 2012 sebesar 24,21% yaitu naik dari perbandingan 1 : 16,31 pada
tahun 2011 menjadi 1 : 20,26 pada tahun 2012. Kenaikan ini disebabkan oleh
naiknya liabilitas jangka pendek maupun liabilitas jangka panjang. Kenaikan
liabilitas jangka pendek terutama disebabkan oleh utang dan uang muka
pelanggan yang lebih tinggi, sedangkan liabilitas jangka panjang naik dikarenakan
adanya peningkatan imbalan kerja neto.
c. Rasio Antara Total Utang dengan Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan besarnya biaya total aktiva yang pembiayaannya
berasal dari total utang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah
pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.
%
Pada tahun 2011 biaya total aktiva berasal dari total utang sebesar 14,02% dengan
kata lain sebagian besar dibiayai oleh modal sendiri sebesar 85,98%. Dan pada
tahun 2012 biaya total aktiva berasal dari total utang sebesar 16,84% dengan kata
lain sebagian besar dibiayai oleh modal sendiri sebesar 83,16%.
Terdapat kenaikan rasio total utang dengan total aktiva sebesar 2,82% yaitu naik
dari 14,02% pada tahun 2011 menjadi 16,84% pada tahun 2012. Kenaikan ini di
sebabkan oleh terjadinya peningkatan liabilitas jangka pendek maupun liabilitas
jangka panjang. Kenaikan liabilitas jangka pendek terutama disebabkan oleh
utang dan uang muka pelanggan yang lebih tinggi, sedangkan liabilitas jangka
panjang naik dikarenakan adanya peningkatan imbalan kerja neto.
3.5.3 Analisa Rasio Profitabilitas
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
sehingga rasio ini disebut rasio yang mengukur efektivitas yang dilihat dari laba
yang dihasilkan melalui penjualan dan investasi perusahaan. Adapun rasio
profitabilitas ini meliputi :
a. Gross Profit Margin
Merupakan ratio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba kotor dari setiap rupiah penjualan bersih. Ratio ini dirumuskan
Gross Profit Margin= ×100%
Gross Profit Margin pada tahun 2011 adalah sebesar 50,40% dan pada tahun 2012
mengalami penurunan menjadi 39,90% yang disebabkan turunnya laba kotor
sebesar 28,8% menjadi Rp1,68 triliun di tahun 2012 dari Rp2,36 triliun di tahun
2011, terutama disebabkan penurunan harga jual rata-rata dari produk karet dan
sawit, serta kenaikan biaya produksi terkait dengan peningkatan biaya pemupukan
dan tenaga kerja.
b. Operating Profit Margin
Rasio ini menunjukkan besarnya laba operasi yang di hasilkan setiap rupiah
penjualan atau mengukur kemampuan setiap rupiah penjualan bersih dalam
menghasilkan laba operasi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Operating Profit Margin = ×100%
bersih penjualan
usaha Laba
Operating Profit Margin 2011 100% 42,80%
457
Operating profit Margin PT PP London Sumatra Indonesia pada tahun 2011
31,40%. Hal ini disebabkan karena turunnya laba usaha seiring dengan terjadinya
penurunan laba bruto akibat penurunan harga jual rata-rata dan kenaikan biaya
operasional.
c. Net profit Margin
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan dari setiap rupiah
penjualan bersih dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Net Profit Margin= ×100%
Net profit margin PT PP London Sumatra Indonesia Tbk pada tahun 2011
adalah sebesar 36,30% dan terjadi penurunan pada tahun 2012 yaitu menjadi
26,50%. Penurunan ini disebabkan terjadinnya penurunan pada laba operasi pada
tahun 2012 akibat turunnya harga jual rata-rata.
d. Return On Investmen (ROI)
Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang di investasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan hitungan neto. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut :
Return On Investmen 2011 100% 25,05%
Rasio Return On Investmen PT PP. London Sumatra Indonesia Tbk tahun 2011
adalah sebesar 25,05% dan pada tahun 2012 menjadi 14,78% atau turun sebesar
10,27%. Penurunan ini disebabkan karena turunnya laba tahun berjalan akibat
hasil operasional yang lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Tabel 3.4
Rasio-rasio keuangan PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk
KETERANGAN 2011 2012 Naik/(Turun)
Rasio Likuiditas
Currrent ratio 4.81 kali 3.27 kali (1.54) (32.07%)
Quick ratio 4.12 kali 2.45 kali (1.67) (40.53%)
Cash ratio 388.36% 227.03% (161.33%) (41.54%)
Rasio Solvabilitas
Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva 85.98% 83.15% (2.83%) (3.29%)
Rasio Total Utang dengan Modal Sendiri 1 : 16.31 1 : 20.26 3.95 24.21%
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menganalisa dan melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan
dan rasio-rasio keuangan perusahaan berupa rasio likuiditas, solvabilitas, dan
profitabilitas, maka penulis memberikan kesimpulan mengenai keadaan keuangan
perusahaan dan saran yang di harapkan bermanfaat bagi perusahaan pada masa
yang akan datang.
4.1 Kesimpulan
1) Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi hampir seluruh rasio keuangan
perusahaan pada tahun 2012 mengalami penurunan.
2) Dilihat dari segi likuiditas, perusahaan berada pada kondisi yang baik (likuid).
Meskipun terjadi penurunan rasio likuiditas perusahaan pada tahun 2012,
namun perusahaan tetap mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan aktiva lancar yang dimiliki seperti kas, piutang dan aktiva lancar
lainnya.
3) Dilihat dari segi solvabilitas, perusahaan berada dalam kondisi yang aman
dalam beroperasi. Besarnya rasio modal sendiri dengan total aktiva
mencerminkan kecilnya jumlah pinjaman yang digunakan perusahaan untuk
membiayai aktiva perusahaan.
4) Dilihat dari segi profitabilitas, perusahaan cukup mampu untuk menghasilkan
penurunan rasio profitabilitas, namun perusahaan tetap mampu menghasilkan
laba operasi sebesar Rp 1,3 Triliun.
4.2 Saran
1) Untuk meningkatkan likuiditas, pimpinan perusahaan melalui bagian
keuangan disarankan untuk hati-hati dan tetap mengawasi pengeluaran
atau biaya-biaya yang kurang efektif untuk meminimalkan biaya
operasional dan mengurangi hutang lancar perusahaan.
2) Perusahaan disarankan mengurangi penggunaan hutang dalam
operasionalnya dan menambah modal sendiri dan lebih mengoptimalkan
asset yang dimiliki untuk memperoleh laba agar solvabilitas perusahaan
tetap mengalami peningkatan.
3) Agar dapat meningkatkan profitabilitas, perusahaan disarankan untuk
meningkatkan produktivitas serta meminimalkan biaya operasi dan biaya
lain-lain agar tidak mengurangi laba kotor dan dapat meningkatkan laba
DAFTAR PUSTAKA
Munawir, S. 1990. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Cetakan
Pertama, Liberty. Yogyakarta.
Ps, Djarwanto. 1984. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE. Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis. CAPS.
Yogyakarta.