• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : URAIAN TEORITIS

C. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dan disajikan oleh perusahaan dengan tujuan untuk menyediakan informasi keuangan perusahaan tersebut. Informasi keuangan ini untuk selanjutnya dijadikan bahan masukan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi seperti pihak manajemen pemegang saham, pemilik perusahaan, para kreditur, karyawan, pemerintah dan sebagainya. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, Ikatan Akuntansi Indonesia (2002:4) disebutkan bahwa: “ Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakainya. Namun, karena sifatnya yang umum, laporan

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

keuangan tidak menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan karena secara umum menggambarkan kejadian ekonomi dimasa lampau. Laporan keuangan harus mempunyai ciri khas yang membuat inforamasi dalam laporan keuangan bermanfaat bagi pemakainya, yaitu karakteristik kualitatif.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2002:7-10), ada 4 karakteristik kualitatif pokok yaitu:

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan atau mengkoreksi hasil evaluasi dimasa lalu.

3. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4. Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relative. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama untuk perusahaan yang berbeda.

D. Pengertian Rasio Keuangan

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan pergitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keuangan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. Analisis rasio merupakan hal yang sangat umum digunakan dalam menganalisa keadaan keuangan perusahaan dimana hasilnya akan menentukan informasi pengukuran relatif dari opersai perusahann.

Menurut Irawati (2005:22) rasio keuangan merupakan teknis analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.

E. Rasio-rasio Keuangan Dalam Analisis Laporan Keuangan

1. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban

keuangan yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Apabila perusahaan memenuhi kemampuan memenuhi kewajibannya yang segera harus dipenuhi dapat dikatakan perusahaan itu likuid dan sebaliknya. Berikut beberapa rasio likuiditas:

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current Ratio/ Rasio Lancar dapat dihitung dengan rumus:

% 100 x Lancar ng Huta Lancar Aktiva

Current Ratio merupakan perbandingan antara harta lancar atau aktiva lancar (aktiva yang dianggap bisa dicairkan segera atau dalam waktu setahun atau kurang) dengan kewajiban jangka pendek jatuh tempo setahun atau kurang. Current rasio mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia (Syahyunan 2004:84). Rasio ini bersifat umum, artinya seluruh aktiva lancar yang terdiri dari uang tunai, piutang dan persediaan dijadikan jaminan untuk membayar kewajibannya segera. Namun seringkali persediaan barang tidak ada kepastian dapat cepat dengan segera dan

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

piutang dagang juga mempunyai waktu tempo untuk dapat dijadikan uang kas sehingga likuiditas yang disajikan dengan current ratio belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Current Ratio yang digunakan sebagai standar biasanya adalah 200% : 1, artinya setiap Rp 1,- hutang jangka pendek dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,-. Standar ini tidak mutlak untuk dipenuhi, tergantung dari jenis perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan modal kerja di masa mendatang dan distribusi atau proporsi dari pada aktiva lancar dan lain-lain

b. Quick Ratio/ Acid Test Ratio (Rasio Cair)

Rasio Cair dapat dihitung dengan rumus:

% 100 x Lancar ng Huta Persediaan Lancar Aktiva

Acid test ratio guna mengukur kemampuan mengembalikan/mengangsur hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar tanpa persediaan (Abdullah 2005:46). Persediaan tidak diperhitungkan karena dipandang memerlukan waktu yang relatif lama direalisasikan menjasi uang kas. Dengan demikian rasio cair dapat memberikan gambaran yang lebih cermat tentang keadaan likuiditas perusahaan, karena lebih mendekati kebenaran dibandingkan dengan menggunakan rasio lancar yang bersifat umum.

Demi keamanan perusahaan, banyak pendapat mengatakan bahwa rasio lancar sebaiknya dua banding satu (2:1) maka untuk rasio cair sama dengan satu bandingsatu (1:1), artinya perusahaan dapat merasa aman jika memiliki aktiva lancar dikurang persediaan dan pembayaran di muka, minimal sebesar kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi standar rasio ini tidak mutlak, tergantung dari tipe perusahaan.

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

c. Cash Ratio (Rasio Kas/Rasio Tunai)

Cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas 6yang tersedia dan surat berharga (efek) yang segera dapat diuangkan (Syahyunan 2004:84). Cash ratio dirumuskan sebagai berikut:

% 100 x Lancar ang Hut Bank Kas +

Pengertian kas adalah termasuk simpanan di Bank dalam bentuk giro dan deposito yang sewaktu-waktu dapat digunakan (demand deposit), jadi tidak termasuk deposito berjangka lebih dari satu bulan (time deposit).

d. Working Capital To Total Assets Ratio

Rasio ini menunjukkan likuiditas total dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih. Rasio ini membandingkan aktiva lancar dikurangi hutang lancar, atau modal kerja dengan keseluruhan aktiva. Rumusnya adalah sebagai berikut:

% 100 x Aktiva Total Lancar ng Huta Lancar Aktiva2. Rasio Solvabilitas/Leverage

Analisis atas rasio-rasio ini dapat memberikan gambaran atas kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio-rasio solvabilitas/leverage diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Debt To Equity Ratio

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

% 100 x Ekuitas ang Hut Total

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

Rasio ini merupakan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin besar hutang perusahaan dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain semakin berat hutang yang dijamin dengan modal yang dimiliki perusahaan.

b. Debt Ratio

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

% 100 x Aktiva Total ang Hut Total

Rasio ini merupakan Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilki. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki.

3. Rasio Aktivitas

Sering disebut dengan rasio efisiensi yang merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva secara efisien, yaitu dengan melihat kecepatan perputaran berarti semakin efektif penggunaan aktiva dan semakin tinggi pula penghasilan yang akan diperoleh perusahaan.

Beberapa rasio utama yang tercakup dalam rasio efisiensi ini sehubungan dengan jenis perusahaan yang diteliti antara lain:

a. Working Capital Turn Over

Modal kerja adalah aktiva perusahaan yang mempunyai umur lebih singkat dari satu periode buku biasanya satu tahun. Untuk menilai efektivitas modal kerja

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

dapat dihitung dengan perbandingan antara penjualan bersih dengan modal sendiri. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:

x Kerja Modal Bersih Penjualan ... =

Turn over modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja, yang mungkin disebabkan rendahnya tingkat perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang telah besar. Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerjanya, berarti semakin efektif pula penggunaan modal kerja perusahaan.

b. Fixed Assets Turn Over

Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap, yang menunjukkan rasio berapa kali dana yang ditanam dalam aktiva tetap telah berputar dalam satu periode. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah:

x Tetap Aktiva Bersih Penjualan ... = c. Total Assets Turn Over

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan (Syahyunan 2004:85). Rumus untuk menghjitung rasio ini adalah:

x Aktiva Total Bersih Penjualan ... = d. Inventory Turn Over

Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan (Syahyunan 2000:85). Semakin tinggi rasio berarti semakin sering penjualan yang dihasilkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung:

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009 x persediaan Penjualan Pokok ga Har ... = 4. Rasio Profitabilitas (Kemampulabaan)

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen (Syahyunan 2004:85). Adapun rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan diantaranya:

a. Net Profit Margin (Operating Profit Margin)

Rumus dari rasio ini adalah:

% 00 1 x Bersih Penjualan Bersih Laba

Besarnya laba bersih setelah pajak yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan merupakan petunjuk kemampuan perusahaan. Karena perbedaaan nilai antara nilai penjualan dengan laba bersih adalah total biaya/beban. Dengan demikian rasio ini dapat mengukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola pengeluaran-pengeluaran. Semakin tinggi angka rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan. Upaya mempertinggi profit margin dapat dilakukan dengan menekan biaya-biaya dalam kaitannya dengan hasil penjualan.

b. Gross Profit Margin

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

% 100 x Bersih Penjualan Kotor Laba

Analisis rasio ini memberikan informasi seberapa jauh efektivitas pengelolaan biaya dalam rangka untuk memproduksi barang dagangannya. Dalam hal ini pengaruh biaya umum dan administrasi serta biaya penjualan tidak disertakan

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

dalam perhitungan rasio. Dengan demikian hanya rasio perbandingan antara laba kotor (gross profit) dengan penjualan bersih. Bertambah tinggi hasil rasio berarti bertambah baik bagi perusahaan dalam menekan biaya produksi dan memperbesar jumlah penjualan.

c. ROI (Return On Invesment)

Rasio ini mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan perusahaan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:

% 100 x Aktiva Total Pajak Setelah Bersih Keuntungan

F. Keterbatasan Rasio Keuangan

Analisis rasio memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Menurut Syahyunan (2004:82) beberapa keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain adalah:

1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. 2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda,

misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan. 3. rasio keuangan disusun dari data akuntansi tersebut dipengaruhi oleh cara

penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT. Aerowisata Caterimg Service Medan.

Asal mula berdirinya perusahaan ini berawal dari pemisahan perbekalan pesawat dari badan Garuda Indonesia Airways (GIA). Dengan adanya pemisahan kegiatan dari induk Garuda, maka perbekalan beroperasi atas nama sendiri dan bertanggung jawab kepada perusahaan sendiri. Oleh karena itu pada tahun 1970 didirikan Garuda Airline Flihght Kitchen yang berkedudukan di Kemayoran Internasional Airport Jakarta. Kegiatan operasi atas nama tersebut diatas berlangsung kurang lebih 4 tahun.

Selanjutnya pada tanggal 23 Desember 1974, perusahaan ini mengembangkan usahanya dengan menjalin kerja sama (joint venture) dengan pihak Dairy Farm, terutama dalam hal manajemen dan permodalan. Maka terbentuklah PT Aero Garuda Dairy Farm Catering, dan sejak itulah hari jadi atau ulang tahun PT. Aerowisata Catering Service.

Kemudian pada bulan September 1975 dibuka Flight Kitchen yang lebih besar dan dilengkapi dengan fasilitas yang cukup memadai di bandara Halim Perdanakusuma, seiring dengan pindahnya kegiatan penerbangan nasional dan internasioanal dari bandara Kemayoran .

Pada tanggal 23 Desember 1981 nama Garuda Dairy Farm Catering berubah menjadi PT. Aero Garuda Catering Service, setelah seluruh saham yang dimiliki Dairy Farm dibeli Garuda. Pada tanggal 16 Januari 2001, nama tersebut berubah lagi menjadi PT. Aero Catering Service dan untuk lebih mencerminkan citra

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

keindonesiaan, pada tanggal 29 Nopember 1982 berubah nama menjadi PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service. Mulai tahun 1983 PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service merupakan salah satu devisi dari Aerowisata.

Setelah bandar udara Internasional Sukarno Hatta dibuka pada tanggal 30 Maret 1985 kegiatan Flight Kitchen yang ada di bandar Halim Perdanakusumo dan Kemayoran pindah ke Cengkareng. Khusus untuk penerbangan haji masih dilakukan di bandar Halim Perdanakusuma.

Pada awal tahun 1991 PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service berubah nama menjadi PT. Aerowisata Catering Service hingga sekarang. Dan untuk menunjukkan pelayanan jasa boga penerbangan maka cabang-cabang didaerah didirikan seperti di Bali pada tahun 1975 dengan kedudukan di bandar udara Ngurah Rai. Di Medan tanggal 17 Oktober 1987 dengan kedudukan di bandar udara Polonia. Di Surabaya tanggal 14 Maret 1991 yang berkedudukan di bandar udara Juanda. Di Biak tanggal 25 Agustus 1993. Dan telah melayani penerbangan internasional Garuda yang sebelumnya tak berjadwal dan penerbangan domistik.

B. Struktur Organisasi PT. Aerowisata Caterimg Service Medan.

Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan kedudukan, tugas dan wewenang anggota perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.. Struktur organisasi mempermudah kita untuk melihat dengan jelas hubungan antara bagian dengan bagian lainnya dan tanggung jawab masing masing bagian yang ada dalam perusahaan.

Struktur organisasi PT. Aerowisata Catering Serice Medan, merupakan struktur organisasi garis dan staf, dimana wewenang berjalan lurus dari pimpinan

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

atau general menager kepada tiap tiap manager departemen sampai ke seksi atau bagian departemen seperti terlihat pada tugas-tugas pada struktur organisasi dibawah.

1. General Manager

Fungsi : mengelola seluruh sumber daya dan kegiatan di ACS Medan dengan sebak-baiknya guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Tugas pokok : menyusun anggaran dan rencana kerja tahunan ke General

manager, mengkoordinir bawahan dalam melaksanakan tugas-tugasnya,

melakukan kerjasama dengan unit manager lain. Melakukan negosiasi dengan klien dan mengambil keputusan, membina dan mengarahkan bawahan, melaksanakan dan memonotoring standard higienis, sanitasi, keamnan kerja dan keselamatan kerja. Mengkoordinir bawahan dalam menyusun laporan manager secara berkala.

Tanggung jawab: memeriksa dan menandatangani surat keluar yang sidatnya

corporative, memeriksa dan menandatangani kontrak kerja, memeriksa dan

menandatangani keperluan-keperluan bidang personalia.

2. Hygiene & Quality Assurance Manager

Fungsi : mengkoordinir kegiatan dibidang hygienitas dan kualitas makanan dalam hal pengolahan dari bahan olah menjadi makanan siap disajikan.

Tugas Pokok : menyusun anggaran dan program kerja dibidang hygienitas dan

quality assurance, memonitor penjagaan makanan supaya tetap terjaga kebersihan

dan kualitas makanan baik sebelum diolah hingga sampai pada proses penyediaan makanan, melaksanakan kerja sama dengan bagian produksi untuk mutu dan

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

kualitas makanan, membuat laporan secara di bagian hygiene dan quality

assurance. 3. Chief Security

Fungsi : Mengkoordinir kegiatan operasional dibidang keamanan yang meliputi : pengamanan, penanggulangan serta pencegahan bahaya yang menggangu keamanan dan keselamatan perusahaan, karyawan dan lingkungan perusahaan.

Tugas pokok : menyusun anggaran dan program kerja dibidang penjagaan keamanan, mengkoordinir penjagaan keamanan, melaksanakan kerja sama dengan

enginering department dalam hal memimpin fire figting apabila terjadi kebakaran,

melaksanakan inspeksi dadakan maupun rutin di lingkugan perusahaan, menyusun laporan kegiatan di bidang keamanan.

4. Chief Enginering

Fungsi : mengkoordinir kegiatan operasi dibidang enginering meliputi kegiatan : perencanaan, pelaksanan dan pengendalian terhadap pembagunan, perbaikan dan pemeliharaan sarana dan prasaran di lingkunagan ACS.

Tugas pokok : menyusun anggaran dan program kerja dibidang enginering

department, melakukan kerjasama dengan departemen lain, meneliti dan

menentukan larangan pemakaian peralatan yang kondisinya membahayakan, meyusun laporan di bidang enginering secara berkala.

Outomotive Enginering

Fungsi : mengkoordinir kegiatan perawatan dan perbaikan dibidang

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

Tugas pokok : : menyusun anggaran dan program kerja dibidang outomotive, menyusun rencana skedul pemeliharaan, perbaikan kendaraan serta suku cadang dan menyusun laporan kegiatan outomotive secara berkala.

Building Maintanance-Produk Supply

Fungsi : mengkoordinir kegiatan perawqatan perbaikan terhadap seluruh sarana kerja, gedung, pasilitas terpasang dan non productive maintanance.

Tugas pokok : menajukan ussulan anggaran dan program kerja dibidang permintaan, perbaikan sarana kerja, gudang dan fasilitas terpasang, melaksanakan inspeksi sarana kerja, gedung dan pasilitas terpasang serta menyiapkan suku cadang.

5. Production Manager

Fungsi : mengkoordinir operasional dibidang produksi makanan meliputi pengolahan,dan penyimpanan makanan utama untuk penerbangan dalam dan luar negeri.

Tugas Pokok : menyusun anggaran dan program kerja dibidang produksi, mengkoordinir pengolahan dan penyiapan makanan dengan mengacu kepada jadwal penerbangan dan perubahannya, melakukan kerja sama dengan sales dan store dalam hal penyediaan bahan dasar, menyetujui daftar permintaan makanan, memonitor jadwal penerbangan dalam hal perubahan jumlah pesanan, jenis, kualitas dan kuantitas pendistribusian sesuai dengan FIFO sistim dan menyusun laporan kegiatan

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

5.1. Pastry & Bakery

Fungsi : mengkoordinir barang dibidang pastry meliputi bahan siap olah menjadi makanan siap saji (bakery Pastry)

Tugas pokok : menyusun anggaran dan program kerja dibidang Pastry & Bakery, mengkoordinir pengolahan bahan olah menjadi makanan dengan mengacu pada jadwal penerbangan, bekerjasama dengan Enginering dalam hal memonitor temperatur kamar pendingin dan perwatan peraltan, menyusun laporan kegiatan di

Pastry & Bakery secara berkala. 5.2. Hot Kitchen

Fungsi : mengkoordinir kegiatan pengolahan bahan-bahan dasar menjadi makanan melalui proses pemasakan di hot kitchen.

Tugas pokok : menyusun anggaran dan rencana kerja tahunan dalam bidang hot

kitchen, mengkoordinir para petugas dalam hal pengolahan bahan dasar dan bahan

siap olah menjadi makanan melalui proses pengolahan di hot kitchen, mengontrol jumlah dan kualitas bahan makanan, memonitor standar hygienis sanitasi dan keselamatan kerja dan menyusun laporan kegiatan di hot kitchen secara berkala.

5.3. Cold Kitchen

Fungsi :mengkoordinir kegiatan pengolahan bahan-bahan dasar menjadi makanan melalui proses di Cold Kitchen.

Tugas pokok : menyusun anggaran dan rencana kerja tahunan dibidang Cold

Kitchen, mengkoordinir para petugas dalam hal pengolahan bahan das dan bahan

siap olah menjadi makanan malalui proses pengolahan di Cold Kitchen, mengontrol jumlah dan kualitas bahan makanan dan menyusun laporan kegiatan di Cold Kitchen secara berkala.

Hernyta Hema Melyny : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Aerowisata Catering Service Medan, 2007. USU Repository © 2009

6. Operation Manager

Fungsi mengkoordinir kegiatan kebersihan equipment airline.

Tugas pokok : mengkoordinir pelaksanaan, pengelolaan bagian operasi dengan berpedoman kepada prosedur dan kebijakan pemerintah bertanggung jawab atas kelancaran operasional dan memonitor bahan-bahan produksi, transportasi dan komunikasi, mengawasi pelaksanaan pengendalian biaya dibidang operasional dan membuat laporan dibagian operasional secara berkala.

6.1. Airline Handling

Fungsi : mengkoordinir penerimaan dan pendistribusian barang keperluan perusahaan penerbangan asing.

Tugas pokok : mengajukan usulan dan program kerja dibidang Airline Handling, memeriksa barang-barang dalam gudang dalam hal kualitas, kuantitas dan

Dokumen terkait