• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan dan Manfaat Sistem MRP

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 33-39)

2.7 Material Requirement Planning (MRP)

2.7.2 Tujuan dan Manfaat Sistem MRP

Sistem MRP adalah suatu sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang tepat untuk melakukan tindakan yang tepat (pembatalan pesanan, pesan ulang, dan penjadwalan ulang). Tindakan ini juga merupakan dasar untuk membuat keputusan baru mengenai pembelian atau produksi yang merupakan perbaikan atas keputusan yang telah dibuat sebelumnya.

Ada empat tujuan yang menjadi ciri utama sistem MRP yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat

Menentukan secara tepat kapan sutu pekerjaan harus selesai (atau meterial harus tersedia) untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang sudah direncanakan dalam jadwal induk produksi (JIP).

2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item

Dengan diketahuinya kebutuhan akhir, sistem MRP dapat menentukan secara tepat sistem penjadwalan (prioritas) untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap item.

3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan

Memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan. Pemesanan perlu dilakukan lewat pembelian atau dibuat pada pabrik sendiri.

4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan

Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka sistem MRP dapat memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang (jika mungkin) dengan menentukan prioritas pesanan yang realistik. Jika penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan, maka pembatalan atas suatu pesanan harus dilakukan.

Beberapa manfaat dari MRP (Render dan Heizer, 1997, p362), adalah: - Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen

- Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja - Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik

- Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar

- Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen

Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning) 1. MPS 2. Bill of Materials 3. Item Master 4. Pesanan-pesanan 5. Kebutuhan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) - Primary (orders) Report - Action Report - Pegging Report Umpan Balik OUTPUT : PROSES : INPUT :

Sumber Production Planning and Inventory Control(tahun 2001, p178)

Gambar 2.8 Proses Kerja dari MRP

Kelima sumber input utama pada gambar 3.8 di atas adalah :

1. Master Production Schedule (MPS) yang suatu rencana terperinci tentang tentang produk akhir apa yang direncanakan perusahaan untuk diproduksi, berapa kuantitas yang dibutuhkan, pada waktu kapan dibutuhkan, dan kapan produk itu akan diproduksi.

2. Bill of Material (BOM) merupakan daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. MRP menggunakan BOM sebagai basis untuk perhitungan banyaknya setiap material yang dibutuhkan untuk setiap periode waktu. Bagan

bahan dalam komputer harus selalu benar dan dapat menggambarkan bagaimana produk itu dibuat.

3. Item master merupakan suatu file yang berisi informasi tentang material, parts subassemblies, dan produk-produk yang menunjukkan kuantitas on-hand, kuantitas yang dialokasikan (allocated quantity), waktu tunggu yang direncanakan (planned lead times), ukuran lot (lot size), stok pengaman, kriteria lot sizing, toleransi untuk scrap atau hasil, dan berbagai informasi penting lainnya yang berkaitan dengan suatu item.

4. Pesanan-pesanan (orders) berisi tentang banyaknya dari setiap item yang akan diperoleh sehingga akan meningkatkan stock on-hand di masa mendatang. Pada dasarnya terdapat dua jenis pesanan, yaitu: shop orders or work orders or manufacturing orders berupa pesanan-pesanan yang akan dibuat atau diproduksi di dalam pabrik, dan purchase orders yang merupakan pesanan-pesanan pembelian suatu item dan pemasok eksternal.

5. Kebutuhan-kebutuhan (requirements) akan memberitahukan tentang banyaknya masing-masing item itu dibutuhkan sehingga akan mengurangi stock on-hand di masa mendatang. Pada dasarnya terdapat dua jenis kebutuhan, yaitu kebutuhan internal dan eksternal. Kebutuhan internal digunakan dalam pabrik untuk membuat produk lain, dan kebutuhan eksternal yang akan dikirim ke luar pabrik berupa: pesanan pelanggan (customer orders), service parts, dan sales forecasts.

BOM UOM : On hand :

Lead time : Order policy :

Safety stock : Lot size :

period Past due 1 2 3 4 5 6 7 8

gross requirement scheduled receipts projected available balance 1 net requirement planned order receipts planned order release projected available balance 2 Sumber Production Planning and Inventory Control(tahun 2001, p180)

Penjelasan mengenai tabel sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Part no menyatakan kode komponen atau material yang akan dirakit 2. BOM (Bill of Materials) UOM (Unit of Material) menyatakan satuan

komponen atau material yang akan dirakit

3. Lead time menyatakan waktu yang dibutuhkan untuk merilis atau mengirim suatu komponen.

4. Safety stock menyatakan cadangan material yang harus ada sebagai antisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang.

5. Description menyatakan deskripsi material secara umum.

6. On Hand menyatakan jumlah material yang ada di tangan sebagai sisa periode sebelumnya.

7. Order Policy menyatakan jenis pendekatan yang digunakan untuk menentukan ukuran lot yang dibutuhkan saat memesan barang.

9. Gross Requirement menyatakan jumlah yang akan diproduksi atau dipakai pada setiap periode. Untuk item akhir (produk jadi), kuantitas gross requirement sama dengan MPS (Master Production Schedule). Untuk komponen, kuantitas gross requirement diturunkan dari Planned Order Release induknya.

10. Scheduled Receipts menyatakan material yang dipesan dan akan diterima pada periode tertentu.

11. Projected Available Balance I ( PAB I ) menyatakan kuantitas material yang ada di tangan sebagai persediaan pada awal periode. PAB I dapat dihitung dengan menambahkan material on hand periode sebelumnya dengan Scheduled Receipts pada periode itu dan menguranginya dengan Gross Requirement pada periode yang sama. Atau jika dimasukkan pada rumus adalah sebagai berikut :

PAB I = (PAB II)t-1 - (Gross Requirement)t + (Scheduled Receipts)t

12. Net Requirements menyatakan jumlah bersih (netto) dari setiap komponen yang harus disediakan untuk memenuhi induk komponennya atau untuk memenuhi Master Production Scheduled. Net Requirements sama dengan nol jika Projected Available Balance I lebih besar dari nol dan sama dengan minus jika Projected Available Balance I kurang sama dengan dari nol.

Net Requirement = -(PAB I)t + Safety stock

13. Planned Order Receipts menyatakan kuantitas pemesanan yang dibutuhkan pada suatu periode. Planned Order Receipts muncul pada saat yang sama dengan Net Requirements, akan tetapi ukuran pemesanannya (lot sizing)

dilakukan atau dimanufaktur sehingga komponen ini tersedia ketika dibutuhkan oleh induk itemnya. Kapan suatu pesanan harus dilakukan ditetapkan dengan periode Lead time sebelum dibutuhkan.

15. Projected Available Balance II ( PAB II ) menyatakan kuantitas material yang ada di tanagn sebagai persediaan pada akhir periode. PAB II dapat dihitung dengan cara mengurangkan Planned Order Receipts pada Net Requirements.

PAB II = (PAB II) t-1 + (Schedule receipt) t – (Gross Requirement) t + (Planned Order Receipt) t

atau dapat disingkat :

PAB II = (PAB I)t + (Planned Order Receipt)t

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 33-39)

Dokumen terkait