• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek

Dalam dokumen Jabatan Profesional dan Tantangan Guru d (Halaman 34-40)

Pembelajaran berbasis proyek adalah penggerak yang unggul untuk membantu siswa belajar melakukan tugas-tugas autentik dan multidisipliner, menggunakan sumber yang terbatas secara efektif dan bekerja dengan orang lain. Pengalaman di lapangan baik dari guru maupun siswa bahwa pembelajaran berbasis proyek menguntungkan dan efektif sebagai pembelajaran, selain itu memiliki nilai tinggi dalam peningkatan kualitas belajar siswa. Hasnawati (2015) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut: a) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran. b) Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah proyek.

c) Membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa.

Tujuan pembelajaran berbasis proyek adalah membantu siswa agar dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran yang berfokus pada siswa dalam kegiatan pemecahan masalah terkait dengan proyek dan tugas-tugas bermakna lainnya.

Dari kedua pembelajaran terebut, merupakan tuntutan yang harus dilakukan guru, sesuai dengan kurikulum dan perubahan zaman. Karena pada dasarnya pembelajaran saat ini adalah bagaimana guru dapat memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan dengan melihat situasi serta kondisi yang berkembang saat ini.

6. guru yang ideal dan inovatif

Menjadi guru yang ideal dan inovatif adalah sebuah tuntutan yang tidak bisa dielakan. Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh kader-kader muda.Sedangkan penanggung jawab utama masa depan kader-kader muda tersebut berada dipundak

guru,karena gurulah yang langsung berinteraksi dengan meraka dalam pembentukan kepribadian,member

pemahaman,menerbangkan imajinasi dan

cita-cita,membangkitkan semangat dan mengerakkan kekuatan mereka.

Disinilah guru dituntut menjadi busur yang

kuat,dinamis,visioner ,dan powerful sehingga mampu melesatkan potensi dan cita-cita tinggi jauh ke angkasa,mejadi orang yang mampu memberikan kemanfaatan penuh bagi kemajuan dunia. Agar dapat menjadi guru yang dapat diinginkan seperti diatas, Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2015: 113) maka hal-hal di bawah ini dapat menjadi renungan bersama :

a) Menguasai materi pelajaran secara mendalam.

Menguasai materi pelajara adalah syarat utama menjadi guru yang inovatif,karena dengan menguasai materi,kepercayaan diri terbangun dengan baik,tidak ada rasa was-was,dan bimbang terhadap pertanyaan murid.Ada pepatah

mengatakan “the right man on the rightplace”,artinya guru yang ideal adalah guru yang mengajar sesuai bidangnya. b) Mempunyai wawasan luas.

Perubahan yang terjadi setiap saat akibat revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi informasi berjalan dengan

hitungan detik,oleh karena itu guru harus up to date sehingga cakrawala pemikirannya menjadi luas,mendunia.Karena

sesuatu hal baru yang disampaikan seorang guru akan

menjadi salah satu daya tarik murid yang dapat menggugah semangatnya mengikuti pelajaran guru.Siswa pun akan bangga mempunyai guru yang pengetahuannya luas. c) Komunikatif.

Guru yang suka menyapa dan memperhatikan kondisi

muridnya lebih diterima oleh anak didik dibndingkan dengan guru yang cuek dan egois,yang datang hanya untuk

menerangkan pelajaran lalu pulang,karena ketika seorang murid disapa ia akan merasa diperhatikan.

d) Dialogis.

Ketika guru hanya mengandalkan metode ceramah tanpa ada ruang dialog,al hasil pemikiran anak tidak akan

berkembang,dan semangat mengembangkan materi menjadi lemah.Disinilah pentingnya metode dialog interaktif yang melibatkan dua atau tiga arah,misalnya murid bertanya,guru menanggapi kemudian ditanggapi lagi oleh siswa yang lain. e) Mampu menggabungkan teori dan praktik.

Anak didik akan mudah jenuh kalau hanya dijejali dengan reori tanpa praktek. Praktek sangat diperlukan sebagai media menurunkan,mengedepankan,dan meletakan pemahaman materi pada otak anak didik.Praktek dapat langsung

kelapangan atau sekedar di laboraturium,misalnya,untuk materi bahasa inggris siswa sekali-kali diajak study tour ke tempat pariwisata yang banyak turis asingnya agar mereka dapat mempraktikan dialog yang pernah diajarkan di

sekolahnya. f) Bertahap.

Belajar ilmu adalah setahap demi setahap,dari satu,dua,dan seterusnya. Bertahap ini meniscayakan pentingnya materi yang disampaikan secara urut,tidak loncat-loncat.Dalam hal ini guru harus arif dan bijaksana,jangan memberi materi dalam satu kesempatan.Berilah sedikit demi sedikit agar anak didik dapat menerima dengan baik dan tidak mudah

hilang.kita bisa mengambil metode ini dari peristiwa turunnya al-qur’an.

g) Mempunyai variasi pendekatan.

Dalam proses belajar dan mengajar,seorang guru harus mempelajari banyak pendekatan pengajaran.Dengan

menguasai pendekatan pengajaran yang banyak,proses belajar dan mengajar dapat berjalan secara variatif,tidak monoton dan selalu segar.

h) Tidak memalingkan materi pelajaran.

Dalam mengajar,seorang guru harus berkonsentrasi penuh pada satu arah,satu target,dan satu tujuan yang

dicanangkan,sehingga hasilnya dapat maksimal.Misanya, dalam materi agama tentang shalat,ia harus berbicara seputar shalat dan hal-hal lain bersifat menunjang. i) Tidak terlalu menekan dan memaksa.

Seorang guru harus berusaha untuk mengajar secara

alami,tidak terlalu menekan dan memaksa murid,karena akan berakibat negatif bagi perkembangan psikologisnya.Guru harus menyelami psikologi anak didik,memberikan materi secara mengalir sesuai falsafah air yang mengalir secara pelan,mampu merobohkan hal-hal besar dengan

ketekunan,kerajinan, dan kesungguhan. j) Humoris tapi serius.

Salah satu guru yang ideal adalah berwatak

dinamis,kompetetif,tapi humoris.Ditengah kepenatan

pikiran,keletihan fisik, dan kebosanan berfikir, humor sangat diperlukan.Dengan selera humor yang tinggi,seorang guru dapat memecahkan suasana yang

menjenuhkan,menghilangkan kepenatan,dan menyegarkan pikiran anak didik.Humor bukan sekedar alat penyegar,tetapi dilihat dari banyaknya pelajaran yang murid dapatkan dan jam yang begitu lama misalnya,dari jam 07.00 sampai

13.00,tentu beban pikiran mereka akan penat,disinilah peran guru dalam mengatur ritme,irama dan menghilangkan beban pikiran yang semakin berat,lebih baik guru menyelingi dengan

humor atau permainan untuk menyegarkan otak mereka,dari pada guru ceramah tapi siswa tidak mendengarkan dengan baik.

BAB III PENUTUP 4.1 Kesimpulan

dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

1. Jabatan profesional guru merupakan usatu kedudukan atau posisi seseorang didalam suatu pekerjaan yang mana didalamnya harus bertindak sesuai dengan dengan keahlianserta kemampuan yang telah ditempuh sebelumnya melalui pendidikan tinggi.

2. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi guru saat ini dalam proses pembelajaran yakni searah dnegan teknologi

maka pembelajaran berbasis tekonologi yang di dalamnya internet dan lain sebagainya sebagai media guna menunjang pembelajajaran diera perubahan saat ini digunakan dan menjadi tugass guru yang baru sebagi penunjang

pembelajaran. dan juga model pembelajaran berbasis proyek atau pemecahan masalah. Kedua media dan model tersebut saat ini menjadi suatu tantangan yang harus dihadapi oleh guru dimasa globalisasi ini, permasalahan atau tantangan ini semakin sulit untuk guru-guru yang hanya mengandalkan materi saja atau guru yang tidak memiliki basic

komputerisasi.

4.2 Saran

Dari hasil penyusunan makalah ini penyusun memberikan saran kepada para pembaca khususnya guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan atau profesionalnya dalam segala aspek khususnya bidang teknologi, karena saat ini kebutuhan teknologi untuk pembelajaran amat sangat dibutuhkan.

Dalam dokumen Jabatan Profesional dan Tantangan Guru d (Halaman 34-40)

Dokumen terkait