BAB V RANCANGAN AKHIR RKPD KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN
B. Azas dan Tujuan Penataan Ruang
Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas:
keterpaduan;
keberlanjutan;
keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; keterbukaan;
kebersamaan dan kemitraan; pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum dan keadilan; dan akuntabilitas.
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:
terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
C. Klasifikasi Penataan Ruang
Penataan ruang di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.
Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal perkotaan.
Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya.
Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas
penataan ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
D. Perencanaan Tata Ruang
Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan Rencana Umum Tata Ruang dan
Rencana Rinci Tata Ruang.
Rencana Umum Tata Ruang secara berhierarki terdiri atas: Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi; dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
Rencana Rinci Tata Ruang, terdiri atas:
Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional;
Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi;
Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota
Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota. E. Undang-undang Penataan Ruang
Latar belakang dan pertimbangan utama dari diundangkannya Undang- undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang di antaranya adalah: Perkembangan situasi dan kondisi nasional dan internasional menuntut
penegakan prinsip keterpaduan, keberlanjutan, demokrasi, kepastian hukum, dan keadilan dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang yang baik sesuai dengan landasan idiil Pancasila;
Untuk memperkukuh Ketahanan Nasional berdasarkan Wawasan Nusantara dan sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang memberikan kewenangan semakin besar kepada pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang, maka kewenangan tersebut perlu diatur demi menjaga keserasian dan keterpaduan antardaerah dan antara pusat dan daerah agar tidak menimbulkan kesenjangan antardaerah;
Keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang sehingga diperlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif agar terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
Secara geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia berada pada kawasan rawan bencana sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan dan penghidupan. (penataanruang.com) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Beberapa Hal Penting Dalam Permendagri 54/2010 :
1. Mengoptimalkan Tugas Dan Fungsi Serta Peran Dprd, Kepala Daerah, Bappeda, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Dan Kepala SKPD 2. Mengintegrasikan Perencanaan Dan Penganggaran Sebagai Bagian
Dari Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
3. Mengoptimalkan Penerapan Perencanaan Partisipatif Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah.
4. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Pembangunan Daerah 5. Mengoptimalkan Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Dasar Hukum Perencanaan
1. UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan pembangunan nasional 2. UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. PP 08/2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
4. PERMENDAGRI 54/2010 tentang Pelaksanaan PP 08/2008 Dasar Hukum Penganggaran
1. UU 17/2003 tentang Keuangan Negara 2. UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara 3. UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
5. PERMENDAGRI 13/2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
6. PERMENDAGRI 59/2007 tentang Perubahan atas PERMENDAGRI 13/2006
PERENCANAAN : adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
PEMBANGUNAN DAERAH : adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam
aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH : adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
TUJUAN PEMBANGUNAN DAERAH :
RPJPD (Pasal 20 s.d Pasal 49) RPJPD kabupaten/kota memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah dengan mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD provinsi.
SISTEMATIKA DOKUMEN RPJPD : Pendahuluan
Gambaran umum kondisi daerah Analisa isu–isu strategis
Visi & misi daerah Arah kebijakan Kaidah pelaksanaan RPJMD (Pasal 50 s.d Pasal 84)
Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya disebut RPJM daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang
penyusunannya berpedoman kepada RPJP daerah dengan memperhatikan RPJM nasional;
RPJM daerah memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja
perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan
program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
SISTEMATIKA DOKUMEN RPJMD Pendahuluan
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan
Analisa Isu–isu Strategis Visi, Misi, Tujuan & Sasaran Strategi & Arah Kebijakan
Kebijakan Umum & Program Pembangunan Daerah
Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan RENSTRA SKPD (Pasal 85 s.d Pasal 98)
Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD.
Penyusunan Renstra-SKPD berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif.
SISTEMATIKA DOKUMEN RENSTRA-SKPD Pendahuluan
Gambaran Pelayanan SKPD
Isu–isu Strategis Tugas dan Fungsi SKPD
Rencana Program & Kegiatan, Indikator Kinerja, Keluaran Sasaran & Pedanaan Indikatif
Indikator Kinerja SKPD mengacu ke RPJMD
Rencana Kerja Pembangunan Daerah-RKPD (Pasal 99 s.d Pasal 133) RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu
indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun sumber-sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD Pendahuluan
Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu
Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah Beserta Kerangka Pendanaan Prioritas dan Sasaran Pembangunan
Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Rencana Kerja (Renja) SKPD
Renja-SKPD memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Arahan untuk pengembangan, perubahan, dan keberhasilan, kata dia, ada enam komponen yang akan mengarahkan pengembangan, perubahan, dan keberhasilan setiap usaha pembangunan, sebagai suatu keutuhan. Keenam komponen itu adalah adanya visi (cita-cita, gambaran masa depan), adanya misi (rumusan) langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam visi), rancangan kerja (action plan) untuk mewujudkan misi, sumber daya (SDM dan modal) untuk mendukung perwujudan rencana kerja, keterampilan profesional untuk merealisasikan rancangan kerja agar dihasilkan kinerja dan kualitas yang tinggi, dan motivasi dan intensif untuk terus menerus meningkatkan perubahan yang berkelanjutan. "Dalam hal ini, arahan rencana pembangunan nasional terbagi pada dua macam yakni rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) tahun 2005–2025 dan kebijakan pembangunan nasional tahun 2010– 2014. Keduanya saling menopang pembangunan, khususnya di Kabupaten
Majalengka," ungkap Bupati.
Orang nomor satu di Majalengka ini juga menjelaskan sasaran pembangunan dalam kuliah umum yang disampaikan. Khususnya hingga
tahun 2013 mendatang. Dia mengatakan, sasaran pembangunan hinga akhir tahun 2013 menghasilkan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM)