BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
3.2. Tujuan Perancangan
Tahap terpenting dalam pembuatan suatu alat adalah perancangan.Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan suatu alat meliputi prinsip kerja rangkaian, spesifikasi komponen yang terdapat pada rangkaian sehingga tidak terjadi kerusakan pada saat pemasangan komponen. Tujuan perancangan adalah untuk memudahkan dalam pembuatan suatu alat serta mendapatkan suatu alat yang baik seperti yang diharapkan dengan memperhatikan penggunaan komponen dengan harga ekonomis serta mudah didapat dipasaran. Selain itu, itu perancangan juga bertujuan untuk membuat solusi dari suatu permasalahan dengan penggabungan prinsip- prinsip elektronik dan mekanik, serta dengan literatur dengan produk yang ada.
3.3 Diagram Blok
Diagram blok sangat efektif untuk menyederhanakan sistem yang rumit agar mudah dimengerti. Dalam tugas akhir ini sistem terdiri atas blok diagram yang terlihat pada gambar 3.1 dibawah ini:
Adapun fungsi masing masing blok diagram pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut:
1. PSA berfungsi sebagai sumber daya tegangan.
2. LM2596 berfungsi untuk menurunkan tegangan DC maksimal hingga 3A dengan range DC 3.2V-46V dengan selisih minimum input-output 1.5V DC.
3. Arduino berfungsi sebagai pusat pengendalian, pada sistem pendeteksi asap ini yang dapat diprogram dengan menggunakan bahasa C
4. SIM 800C berfungsi digunakan untuk menggantikan fungsi handphone 5. MQ2 berfungsi untuk mendeteksi keberadaan asap rokok di udara.
Adapun perancangan sistem pada tugas akhir “Perancangan Sistem Terdeteksi Asap Rokok Menggunakan Pelayanan Short Message Service (SMS) Alert Berbasis Arduino”
yaitu:
1. Aliran listrik pada sumbel PLN on maka adaptor akan mengirim arus listrik ke arduino.
2. Arduino melanjutkan kepada GSM SIM800L.
3. GSM SIM 800L akan mengirimkan pesan kepada pengguna hp bila terdeteksi asap.
PSA
LM2596
Arduino SIM 800C MQ2
3.4 Flowchart Pendeteksi Asap Rokok
tidak
Inisialisasi port
Arduino
Delay untuk sensor 5 detik
Baca ADC
IF ( ADC>100: Terdeksi Asap
Jika tidak Buzzer Off Asap terdeteksi
Kirim Notifikasi SMS
Buzzer On Selesai
Mulai
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1 Implementasi Sistem
Implementasi merupakan lanjutan dari tahap analisis dan perancangan alat pendeteksi asap rokok pada ruangan. Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari perancangan sistem beserta pengujian alat pendeteksi asap rokok. Pada tahap implementasi ini digunakan perangkat lunak dan perangkat keras, sehingga sistem yang dibangundapat diselesaikan dengan baik.
4.1.1 Implementasi Rangkaian Alat Pendeteksi Asap Rokok
Implementasi rangkaian alat pendeteksi asap rokok dalam ruangan di masukkan dalam box plastik
Utk kerapian dan keamanan
1. Pembuatan miniatur ruangan dari akrilik
Gambar 4.1 Miniatur Ruang dari Akrilik
2. Tahapan selanjutnya penyolderan dan pengkoneksian arduino dan sensor MQ2 dan sim800l.
Gambar 4.2 Rangkaian Koneksi Modul Arduino, Sim800L sertaBuzzer dan KIpas
4.1.2 Implementasi Program Mikrokontroler Arduino
Implementasi program mikrokontroler arduino dibuat menggunakan bahasa pemograman C. Software yang digunakan untuk membuat program adalah editor dan compiler Arduino. File program berekstensi *.ino file yang sudah dikompilasi di upload kedalam mikrokontroler arduino
4.2 Pengujian
Pengujian merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang dibuat telah sesuai dengan yang direncanakan, hal tersebut dapat diketahui dengan cara mengamati hasil pengujian dan kemudian dianalisa agar dapat diketahui kekurangan dari kinerja sistem yang dibuat. Beberapa pengujian yang dilakukan pada alat pendeteksi asap pada ruangan bebas rokok menggunakan sensor MQ-2 dengan mikrokontroler ATmega 328 ini sebagai berikut:
1. Pengujian sensor asap MQ-2 2. Pengujian sim800l
3. Pengujian rangkaian relay 4. Pengujian alat Keseluruhan
4.3 Pengujian Sensor Asap MQ-2
Pada pengujian sensor MQ-2 digunakan asap, sumber asap yang di ambil yaitu dari pembakaran asap rokok. Pengujian rangkaian sensor asap bertujuan untuk mengetahui ketepatan sensor dalam merespon keberadaan asap rokok di dalam ruangan.
Hasil pengujian rangkaian sensor asap rokok dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu ketika kondisi ruangan normal dan kondisi adanya asap rokok. Hasil uji ruangan kondisi normal dalam ruangan dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut :
Gambar 4.3 Pengujian Sensor Asap MQ-2
Gambar 4.3.1 Program Pengujian Sensor Asap MQ-2
Kondisi suhu ruangan normal berada pada titik 10 ppm sampai dengan <= 70 ppm, pada kondisi ini ruangan bebas dari asap rokok. Nilai tersebut didapat dari nilai range sensor asap MQ2 yang Kondisi suhu ruangan normal berada pada titik 10 ppm sampai dengan <= 70 ppm, pada kondisi ini ruangan bebas dari asap rokok. Nilai tersebut didapatdari nilai range sensor asap MQ2 yang di set untuk mendeteksi keberadaan asap rokok, karena nilai asap rokok berada pada titik suhu >= 70 ppm.di set untuk mendeteksi keberadaan asap rokok, karena nilai asap rokok berada pada titik suhu >=
100 ppm.
Gambar 4.3.2 Desain Alat
Dari hasil pengujian rangkaian sensor asap 4.3.2 diatas, dapat dikatakan bahwa sensor asap akan bekerja pada tingkat sensifitas>= 100 ppm sampai dengan < 150 ppm.
Ruangan akan normal pada suhu < 70 ppm karena adanya kipas exhaust yang akan membuang keluar semua asap yang ada dalam prototipe ruangan.
4.4 Pengujian Rangakaian Relay
Pengujian rangkaian modul relay dengan cara memberi logika nol dari arduino dan relay aktif,bila di beri logika high maka modul relay tdk aktif.
Gambar 4.4. Rangkaian Relay Pada Arduino
4.5 Pengujian Alat Keseluruhan
Pengujian keseluruhan bertujuan untuk menganalisis kemampuan sistem dari alat pendeteksi asap rokok apakah alat sesuai dengan rancangan. Secara elektronis rangkaian telah bekerja dengan baik, output dari arduino dapat mengirimkan data ke hp melalui sim 800. Tampilan Output indikasi suara dan kipas exhaust pada buzzer juga sudah cukup baik sehingga dapat memberikan peringatan dan membersihkan asap didalam prototipe ruangan.
Gambar 4.5 Pengujian Alat Keseluruhan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah alat pendeteksi asap rokok terealisasi dan di uji dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada saat sensor MQ2 mendeteksi adanya asap rokok maka tegangan keluaran sensor pada posisi tinggi (lampu led menyala warna merah).
2. Rangkaian mikrokontroler Arduino uno bekerja sesuai dengan rancangan program yang di buat.
3. Pada saat terdeteksi asap rokok buzzer akan mengeluarkan suara dan kipas on serta sim800 akan mengirim sms notifikasi.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah:
1. Pada pengembangan selanjutnya dapat dibuat penetralisir asap rokok yang lebih cepat sehingga kerja dari sistem lebih effisien, dan untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dapat menggunakan sensor asap lebih dari satu.
2. Dengan adanya alat ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternative untuk menjaga kebersihan kualitas udara yang ada didalam ruangan, dan utuk mengurangi polutan udara itu sendiri.
3. Berdasarkan data dan analisa dari alat yang telah dirancang disarankan menggunakan sensor yang lebih bagus dari MQ-2 untuk mendapatkan data perubahan kadar asap yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Djuandi, Feri. “Pengenalan Arduino”. www.tokobuku.com,.
Diakses pada tanggal 17 Januari 2020
[2] Muhammad, Panduan Mudah Simulasi dan Praktek Mikrokontroller Arduino. Penerbit Andi Yogyakarta 2013
[3] Oscar, J. 2014. Tutorial Arduino and SIM800I GSM Modules.
https://tronixstuff.com/2014/01/08/tutorial-arduino-and-sim800i-gsm-modules.
Diakses pada tanggal 17 Januari 2020
[4] Setiyo, M. 2017. Listrik & Elektronika Dasar Otomotif. Magelang: UNIMMA PRESS.
LAMPIRAN
SIM800L.write("AT+CMGF=1\r\n");
SIM800L.write("AT+CMGS=\"081237029440\"\r\n");//Masukan nomor tujuan delay(500);
SIM800L.write("Asap Terdeteksi Pada Ruangan Mohon Periksa");// isi pesan sms delay(500);
SIM800L.write((char)26);
delay(500);
}
void loop() {
float* values = mq2.read(true);
smoke = mq2.readSmoke();
Serial.println("smoke=");
if (smoke > batasasap) { digitalWrite(kipas, LOW);
digitalWrite(buzzer, HIGH);
kirim_asap();
}
if (smoke < batasasap) {
digitalWrite(kipas, HIGH);
digitalWrite(buzzer, LOW);
}
delay(1000);
}