• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1. PENDAHULUAN

D. Tujuan

1. Mendesain dan merealisasikan sistem proteksi motor listrik berbasis mikrokontroler arduino.

2. Relai akan memutus arus ketika terjadi beban lebih pada motor.

E. Sistematika penulisan

Untuk memudahakan membahas dan memahami draf proposal ini maka penulisan membagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan dimaksudkan untuk mengantar pembaca memasuki uraian-uraian tentang masalah yang dibahas dalam proposal ini, yang memuat lima sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan pustaka, dan sistematika penulisan.

4 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada penulisan bab ini dapat dibahas teori-teori pokok tentang perancangan sistem proteksi motor listrik berbasis mikrokontroler arduino.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Pada penulisan bab ini mengemukakan tentang metode-metode perancangan yang terdiri dari sub bab yaitu lokasi, data/parameter, peralatan, dan cara kerja.

4. BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penulisan bab ini memaparkan hasil hasil perancangan dan mengemukakan pemikiran penulisnya.

5. BAB V PENUTUP

Merupaka bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil pembahasan, kemudian berisi saran-saran yang sifatnya membangun.

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Proteksi

Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, melalui analisa gangguan.Dari hasil analisa gangguan, dapat ditentukan sistem proteksi yang akan digunakan, seperti: spesifikasi switchgear, rating circuit breaker (CB) serta penetapan besaran besaran

yang menentukan bekerjanya suatu relay (setting relay) untuk keperluan proteksi. Artikel ini akan membahas tentang karakter serta gangguan-gangguan dan sistem proteksi yang digunakan pada sistem tenaga listrik yang meliputi: generator,transformer, jaringan dan busbar.

A.1. Definisi Sistem Proteksi

Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri.Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih,beban lebih, frekuensi sistem

6

rendah, asinkron dan lain-lain. Dengan kata lain sistem proteksi itu bermanfaat untuk:

1. Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan maka akan semakin sedikit pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat.

2. Cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi sekecil mungkin.

3. Dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan juga mutu listrik yang baik.

4. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

Pengetahuan mengenai arus-arus yang timbul dari berbagai tipe gangguan pada suatu lokasi merupakan hal yang sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi secara efektif. Jika terjadi gangguan pada sistem, para operator yang merasakan adanya gangguan tersebut diharapkan segera dapat mengoperasikan circuit Breaker yang tepat untuk mengeluarkan sistem yang terganggu atau memisahkannya dari jaringan yang terganggu. Sangat sulit bagi seorang operator untuk mengawasi gangguan-gangguan yang mungkin terjadi dan menentukan CB mana yang dioperasikan untuk mengisolir gangguan tersebut secara manual.Mengingat arus gangguan yang cukup besar, maka perlu secepat mungkin dilakukan pengamanan. Hal ini perlu suatu

7

peralatan yang digunakan untuk mendeteksi keadaan-keadaan yang tidak normal tersebut dan selanjutnya menginstruksikan circuit breaker yang tepat untuk bekerja memutuskan rangkaian atau sistem yang terganggu. Dan peralatan tersebut kita kenal dengan relay.Ringkasnya proteksi dan tripping otomatik circuit breaker yang berhubungan, mempunyai dua fungsi pokok:

1. Mengisolir peralatan yang terganggu, agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti biasa.

2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh gaya-gaya mekanik.Koordinasi antara relay dan circuit breaker(CB) dalam mengamati dan memutuskan gangguan disebut sebagai sistem proteksi.Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang aman. Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada proteksi atau jika proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan mengakibatkan kerusakan isolasi.

Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan rugi-rugi daya pada konduktor akan berkelebihan pula, sedangkan pengaruh pemanasan adalah sebanding dengan kwadrat dari arus:

H = 𝐼2 𝑅. 𝑡

Dimana :

8 H = panas yang dihasilkan (Joule) I = arus listrik (ampere)

R = tahanan konduktor (ohm)

t = waktu atau lamanya arus yang mengalir (detik)

Proteksi harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus tersebut naik mencapai harga yang berbahaya. Proteksi dapat dilakukan dengan Sekering atau Circuit Breaker.Proteksi juga harus sanggup menghilangkan gangguan tanpa merusak peralatan proteksi itu sendiri. Untuk ini pemilihan peralatan proteksi harus sesuai dengan kapasitas arus hubung singkat “breaking capacity” atau Repturing Capacity.Disamping itu, sistem proteksi yang diperlukan harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal secara terus menerus tanpa pemanasan yang berlebihan (overheating).

2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak menyebabkan peralatan bekerja.

3. Sistem Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup lama, sehingga dapat menyebabkan overheating pada rangkaian penghantar.

9

4. Sistem Proteksi harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang disebabkan oleh arus gangguan yang dapat terjadi.

5. Proteksi harus dapat melakukan “pemisahan” (discriminative) hanya pada rangkaian yang terganggu yang dipisahkan dari rangkaian yang lain yang tetap beroperasi.Proteksi overload dikembangkan jika dalam semua hal rangkaian listrik diputuskan sebelum terjadi overheating.

Jadi disini overload action relatif lebih lama dan mempunyai fungsi inverse terhadap 𝐼2 dari arus. Proteksi gangguan hubung singkat dikembangkan jika kerjacircuit breaker cukup cepat untuk membuka rangkaian sebelum arus dapat mencapai harga yang dapat merusak akibat overheating.Persyaratan Kualitas Sistem Proteksi ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan sistem proteksi yang efektif, yaitu:

a). Selektivitas danEfektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dari kemampuan sistem dalam mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja.

b). Stabilitassifat yang tetap efektif apabila gangguan-gangguan terjadi diluar zona yang melindungi (gangguan luar).

c). Kecepatan Operasi, Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin besar kemungkinan kerusakan pada peralatan. Hal yang paling penting adalah perlunya membuka bagian-bagian yang terganggu sebelum motor yang dihubungkan

10

sinkron kehilangan sinkronisasi dengan sistem. Waktu pembebasan gangguan yang tipikal dalam sistem-sistem tegangan tinggi adalah 140 ms. Dimana dimasa mendatang waktu ini hendak dipersingkat menjadi 80 ms sehingga memerlukan relay dengan kecepatan yang sangat tinggi (very high speed relaying).

d). Sensitivitas (kepekaan)

Yaitu besarnya arus gangguan agar alat bekerja. Harga ini dapat dinyatakan dengan besarnya arus dalam jaringan aktual (arus primer) atau sebagai prosentase dari arus sekunder (trafo arus).

e). Pertimbangan ekonomis

Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh karena jumlah feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja persyaratan keamanan yang pokok dipenuhi.

Dalam suatu sistem transmisi justru aspek teknis yang penting.

Proteksi relatif mahal, namun demikian pula sistem atau peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap kelangsungan peralatan sistem adalah vital.Biasanya digunakan dua sistem proteksi yang terpisah, yaitu proteksi primer atau proteksi utama dan proteksi pendukung (back up).

f). Realiabilitas (keandalan)

11

Sifat ini jelas, penyebab utama dari “outage” rangkaian adalah tidak bekerjanya proteksi sebagaimana mestinya (mal operation).

g). Proteksi Pendukung

Proteksi pendukung (back up) merupakan susunan yang sepenuhnya terpisah dan yang bekerja untuk mengeluarkan bagian yang terganggu apabila proteksi utama tidak bekerja (fail). Sistem pendukung ini sedapat mungkin indenpenden seperti halnya proteksi utama, memiliki trafo-trafo dan relay-relay tersendiri. Seringkali hanya triping CB dan trafo -trafo tegangan yang dimiliki bersama oleh keduanya. Tiap-tiap sistem proteksi utama melindungi suatu area atau zona sistem daya tertentu. Ada kemungkinan suatu daerah kecil diantara zona -zona yang berdekatan misalnya antara trafo-trafo arus dan circuit breaker-circuit breaker tidak dilindungi. Dalam keadaan seperti ini sistem back up (yang dinamakan, remote back up) akan memberikan perlindungan karena berlapis dengan

zona-zona utama.Pada sistem distribusi aplikasi back up digunakan tidak seluas dalam sistem transmisi,cukup jika hanya mencakup titik-titik strategis saja. Remote back up akan bereaksi lambat dan biasanya memutus lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengeluarkan bagian yang terganggu.

KomponenKomponen Sistem ProteksiSecara umum, komponen -komponen sistem proteksi terdiri dari:

12

1. Circuit Breaker, CB (Sakelar Pemutus, PMT)

2. Relay

3. Trafo arus (Current Transformer, CT)

4. Trafo tegangan (Potential Transformer, PT) 5. Kabel kontrol

6. Catu daya, Supply (batere)

A.2. Proteksi Thermal Terkunci

Proteksi ini melibatkan aplikasi relay yang sedekat mungkin cocok dengan kurva termal dan rotor terkunci Motor. Sekali lagi perlu diingat bahwa kurva termal Motor adalah pendekatan dari representasi zona kerusakan termis untuk operasi umum atau normal. Relay harus beroperasi sebelum batasan ini tercapai atau terlampaui. Selama ini keinginan tersebut dicapai dengan menggunakan relay termis untuk proteksi termis, dan relay arus lebih waktu terbalik untuk proteksi rotor terkunci. Proteksi ini didesain dan dikemas dalam berbagai cara, memberikan proteksi yang baik untuk kebanyakan Motor.

Relay Termis tersedia dalam beberapa bentuk:

1. Tipe „Replica‟ dimana karakteristik pemanasan Motor dekat dengan elemen bimetal diantara unit arus pemanas. Relayini beroprasi hanya karena arus saja.

13

2. Operasi relay berasal dari koil eksplorasi, biasanya berupa Tahanan pengindera Temperatur atau dalam bahasa aslinya disingkat RTD, disatukan pada belitan Motor. Relay beroperasi hanya karena temperatur belitan dan pengindera diletakkan pada motor oleh desainer pada titik panas yang paling mungkin atau pada areal yang berbahaya. Hal ini biasanya dipakai pada Motor-Motor 250 HP keatas, dan mungkin pula tidak terpasang pada Motor ukuran tertentu, kecualidinyatakan.

3. Relay yang beroperasi berdasarkan kombinaso arus dan temperatur.

Gambar 1. Tipikal proteksi beban lebih, rotor terkunci, dan gangguan pada Motor

14

Perbandingan antara kurva pengasutan Motor dan kurva relay arus lebih waktu terbalik yang diplot bersama seperti diperlihatkan pada Gambar 5, dapat memberikan informasi yang salah. Hal ini dapat terjadi dimana ruang antara arus pengasutan dan batas arus rotor terkunci sangat sempit, yang umum terdapat pada motor bear. Seringkali pada khusus ini, kelihatannya mungkin untuk menyetel relay asus lebih sehingga karakteristiknya diatas kurva, pengasutan motor dan dibawah arus rotor terkunci, hanya untuk menemukan pada pelayan bahwa relay arus lebih beroperasi pada saat pengasutan normal dilakukan.

Sesungguhnya, kurva pengasutan Motor dan operasi relay adalah dua kurva karakteristik yang sedikit berbeda. Kurva pengasutan Motor adalah penggambaran dari perubahan arus terhadap waktu mulai dari saat rotor terkunci atau kondisi pengasutan sampai arus operasi Motor.

Karakteristik operasi relay menyatakan waktu operasi untuk berbagai harga arus konstan. Dengan relay arus lebih di setel pada 1,5 kali arus rotor terkunci atau lebih kecil, yang akan mulai beroperasi pada waktu Motor energise, kecuali arus pengasutan turun dibawah arus pick-up sebelum waktu kerja relay tercapai, hal ini akanmenginisiasi Pemutusan yang tidak diinginkan. Waktu operasi relay tidak langsung tersedia dari karakteristiknya. Hal ini merupakan perhitungan yang komplek, namunpabrik telah mengembangkan kriteria bagi penggunaan relay individu.

15

A.3. Motor dan Ketidak Seimbangan Sistem

Penyebab umum ketidak seimbangan pada Motor 3 fasedikarenakan oleh kehilangan fase akibat Fuse terbuka, konektor atau konduktor terbuka. Ketidakseimbangan pada beban dapat pula mempengaruhi Motor. Ketidak seimbangan tegangan sebesar 3,5% akan mengakibatkan kenaikan 25% atau lebih temperatur Motor.

Hal ini terutamaakibat arus urutan negatif yang dihasilkan oleh ketidak seimbanga. Arus ini menimbulkan fluks pada celah udara Motor, berputar berlawanan arah putaran Motor sesungguhnya. Efek kulit meyebabkan resistansi tinggi, dan seperti disebut diatas, impedansi urutan negatif merupakan hal penting pada harga rotor terkunci. Jadi arus tinggi akan menimbulkan pengaruh pemanasan.

Total pemanasan pada Motor sebanding dengan: I1 t  K I2 t. Dimana I1dan I2 adalah arus-arus urutan positif dan negatif, dan Kadalah:

Dimana Rr1 dan Rr2 adalah resistansi urutan positif dan negatif dari rotor Motor. ILR arus rotor terkunci dalam pu. Persamaan diatas menunjukkan bahwa komponen urutannegatif mempengaruhi kenaikan temperatur Motor.

Jaringan komponen simetris untuk satu fase terbuka ditunjukkan pada Gambar 6. Ini adalah sirkit yang merupakan penyederhanaan dari suatu sistem yang direpresentasikan dengan sebuah sumber dengan

16

impedansinya ZS1 = ZS2. Untuk kasus-kasus spesifik, sirkit ini dapat diekspansi untuk menunjukkan detail yang ada dari sumber atau beban.

Transformator dapat direpresentasikan dengan reaktansinya, XTR atau XT. Untukkeadaan fase terbuka antara Transformator dan Motor, XT harus ditambahkan secara seri dengan impedansi sumber sebagai harga ekivalen ZS1 dan ZS2. Bilamana fase terbuka terjadi diantara sisitem dan Transformator, XT tidak termasuk dalam ekivalen sumber, tetapi ditambahkan secara seri dengan impedansi Motor. Sirkit ini untuk Motor yang tidak ditanahkan, seperti umumnya dipakai. Jaringan urutan nol tidak terlibat pada keadaan satu fase terbuka, kecuali kedua sisi sistem maupun Motor ditanahkan.

Gambar 2. Representasi komponen simetris yang disederhanakan pada fase terbuka .

17

Distribusi arus untuk fase terbuka menggunakan jaringan untuk beberapa kasus. Sudut ini dimasukkan pada perhitungan, tetapi untuk penyederhanaan diasumsikan seluruh impedansi pada sudut sama dan cenderung tidak berubah. Dengan seluruh harga pada 900, contoh ; IS1 = 0,87 tidak 0,96 pu seperti dalam Gambar 9-8a. Dari arus-arus urutan ini, dapat dilihat bahwa pada kedua sisi terbuka Ia = I +(-I2) = 0.

A.4. Proteksi Tegangan Kurang

Tegangan kurang pada Motor dapat berakibat meningkatkan arus dan kegagaln pengasutan untuk mencapai rating kecepatan Motor atau kehilangan kecepatan dan mungkin berhenti berulang, proteksi tegangan kurang termasuk bagian dari peralatan Starter Motor, tetapi sebuah relay tegangan kurang waktu terbalik direkomendasikan untuk digunakan guna memutus kondisi ini agar tidak berlangsung lama dan sebagai relay cadangan.

Gambar 3. Rekomendasi tipikal proteksi Motor : (a) untuk Motor tanpalead netral dan tersedia RTD;

(b)untuk Motor yang memiliki lead netral dan tersedia

18 B. Motor listrik

Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll.

Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.

B.1. Cara Kerja Motor Listrik

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama (Gambar1) :

a. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gayaJika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, makakedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya adaarah yang berlawanan.

b. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

19

Gambar 4. Prinsip kerja motor listrik

B.2. Beban Motor

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok (BEE India, 2004):

a. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.

b. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torquebervariasi sebagai kwadrat kecepatan).

20

c. Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.

B.3 Jenis Motor listrik

Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik: DC dan AC motor. Daftar parapemasok motor listrik tersedia di

Gambar 3 memperlihatkan motor listrik yang paling umum. Motor tersebut dikategorikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini.

Gambar 5. Klasifikasi jenis motor listrik

B.4. Grounded Coil (kumparan tertanahkan)

Ground lilitan disebut grounded atau tertanahkan, yaitu saat pada lilitan tersebut timbul kontak listrik dengan frame body motor.

Penyebabyang biasa muncul termasuk baut pada penutup body motor

21

(endplates) yang menyentuh lilitan motor kawat menekan pelat padasudut salah satu sudut slot atau centrifugal switch (saklar sentrifugal) tertanahkan ke satu sisi penutup motor.

Kumparan yang tertanahkan di lilitan motor pada umumnya menyebabkan trip berulang pada CB. Ikuti langkah berikut untuk menguji grounded coil menggunakan continuity tester :

1. Buka dan amankan (lock out) peralatan pemutus arus, yakinkan motor pada kondisi deenergized (tanpa suplai power listrik).

2. Tempatkan satu probe test lead pada body motor dan probe lainnya pada tiap kumparan power yang biasanya dialiri arus suplai motor. Jika terjadi grounded coil pada salah satu titik dari kumparan, lampu pada continuity tester akan menyala, atau indikasi display meter menunjukkan nilai tak hingga (infinity).

3. Untuk motor tiga fase, uji pada tiap fase secara terpisah, dengan sebelumnya melepas hubungan star atau delta pada sambungan motor.

4. Moisture (uap air) seringkali terdapat pada isolasi motor yang sudah tua menyebabkan resistans tinggi ke tanah yang sukar dideteksi dengan tes lampu. Megger dapat digunakan untuk mendeteksi nilai tersebut.

5. Test lilitan jangkar dan komutator ke ground dengan cara yang sama.

22

6. Pada beberapa motor, brush holder di tanahkan pada end plate.

Sebelum pengujian ground pada lilitan jangkar, angkat brush dari Komutator.

B.5. Open Circuit (Hubung buka)

Open circuit adalah sambungan yang terkontaminasi debu atau kendor, bisa jugakawat yang putus dapat menyebabkan open circuit pada motor listrik.

1. Saat satu atau lebih kumparan menjadi terhubung buka karena terputusnya belitan pada end connection (sambungan akhir), hal ini dapat diuji dengan continuity tester seperti penjelasan sebelumnya.

jika tes ini di lakukan pada akhir dari tiap belitan kumparan, gejala open circuit dapat dideteksi dengan kondisi lampu yang tidak menyala. pisahkan koneksi dari tiap kumparan dan lakukan pengujian tiap group kumparan secara terpisah.

2. Open circuit pada kumparan starting biasanya sulit diperkirakan lokasinya, karena permasalahan mungkin muncul di saklar sentrifugal bukannya di kumparan motor karena beberapa bagian menjadi usang dan kotor. Pressure yang tidak cukup dari bagian yang berputar dari saklar sentrifugal terhadap bagian yang diam akan mencegah kontak untuk close, sehingga menghasilkan open circuit.

23

B.6. Shorted Coil (Hubung singkat pada kumparan)

Shorted Coil adalah jika terjadi hubungan listrik antara dua atau

lebih belitan pada lilitan motor. Kondisi ini dapat timbul di lilitan baru jika lilitan terlalu kencang dan sedikit pemukulan diperlukan untuk menempatkan kawat pada posisinya. Pada kasus lain, panas berlebih disebabkan overload akan berakibat menurunnya kualitas isolasi dan menyebabkan shortcoil. Short circuit sering dideteksi dengan mengamati munculnya asap dari lilitan saat motor beroperasi, atau jika motor menarik arus berlebihan pada saat kondisi tanpa beban.

Hubung singkat antar belitan pada kumparan biasanya adalah akibat dari kegagalan isolasi dari kawat kumparan, disebabkan minyak, uap air, dan sejenisnya. Salah satu cara murah untuk mengetahui lokasi hubung singkat kumparan adalah dengan menggunakan growler dan kepingan besi tipis, caranya :

1. Tempatkan growler pada inti dengan kepingan tipis besi dengan jarak satu jangka dari jarak antar kumparan dari pusat growler.

2. Tes kumparan dengan menggerakkan growler disekitar bore dari stator dan selalu perhatikan jarak kepingan besi dijaga dengan jarak yang tetap sama jauh dengannya.

3. Jika ada kumparan yang memiliki satu atau lebih hubung singkat antar belitan, kepingan besi akan bergetar cepat menyebabkan suara berdengung keras. Dengan merunut lokasi pada dua slot

24

dimana besi bergetar, akan ditemukan kumparan yang terhubung singkat.

4. Kadangkala satu kumparan atau satu grup kumparan komplit terhubung singkat pada akhir koneksi lilitan. Pengujian jenis gangguan ini sama dengan pengujian gangguan hubung singkat pada kumparan.

C. Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus. Sederhananya, cara kerja mikrokontroler sebenarnya hanya membaca dan menulis data. Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar membaca dan menulis, ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu Anda mulai bisa membaca tulisan apapun baik itu tulisan buku, cerpen, artikel dan sebagainya, dan Andapun mulai bisa menulis hal-hal sebaliknya. Begitu pula jika Anda sudah mahir membaca dan menulis data pada mikrokontroler maka Anda dapat membuat program untuk membuat suatu sistem pengaturan menggunakan mikrokontroler sesuai dengan keinginan Anda.

Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut "pengendali kecil" dimana

Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut "pengendali kecil" dimana

Dokumen terkait