BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
B. Tujuan Perlindungan Konsumen dalam Undang - Undang Perlindungan
UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Berkaitan dengan tujuan di atas ada sejumlah asas yang terkandung di dalam usaha memberikan perlindungan hukum kepada konsumen. Perlindungan konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama seluruh pihak yang terkait, masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah berdasarkan asas yang menurut Pasal 2 Undang - Undang Perlindungan Konsumen Nomo 8 tahun 1999 ini adalah :
1. Asas Manfaat 2. Asas Keadilan 3. Asas Keseimbangan
4. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen, serta
20
5. Asas Kepastian Hukum.21
Perlindungan Konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan lima (5) asas yang relevan dalam pembangunan Nasional, yaitu :
1. Asas Manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.
2. Asas Keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksmal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.
3. Asas Keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dakam arti materiil dan spiritual.
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk
memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
5. Asas kepastian hukum dimaksudkan agar pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen, serta Negara menjamin kepastian hukum.22
Asas Manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat
21
Sidabalok,Janus,Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia,Bandung,Citra Aditya
Bakti,2010. Hal. 31
22
besarnya bagi konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.Asas ini menghendaki bahwa pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen tidak dimaksudkan untuk menempatkan salah satu pihak di atas pihak yang lain atau sebaliknya, tetapi adalah untuk memberikn kepada masing - masing pihak, produsen dan konsumen , apa yang menjadi haknya. Dengan demikian, diharapkan bahwa pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dan pada giliranya bermanfaat bagi kehidupan berbangsa.
Asas Keadilan dimaksudkan agar partispasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempoatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajiban secara adil. Asas ini menghendaki bahwa melalui pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen ini,konsumen dan produsen dapat berlaku adil melalui perolehan hak dan penuaian kewajiban secara seimbang. Karena itu, undang - undang ini mengatur sejumlah hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha (produsen).
Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil dan spiritual. Asas ini menghendaki agar konsumen, pelaku usaha dan pemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen dan produsen dan pemerintah diatur dan harus diwujdukan secara seimbang sesuai dengan hak dan kewajibannya masing - masing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada salah satu pihak yang mendapatkan perlindungan atas kepentingannya yang lebih besar dari pihak lain sebagai komponen bangsa dan Negara.
Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksdudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatn barang dan atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. Asas ini menghendaki adanya jaminan hukum bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari produk yang dikonsumsi/dipakainya, dan sebaliknya bahwa produk itu tidak akanmengancam ketentraman dan keselamatan jiwa dan harta bendanya. Karena itu, Undang - undang ini membebankan sejumlah kewajiban yang harus dipenuhi dan menetapkan sejumlah larangan yang harus dipatuhi oleh produsen dalam memproduksi dan mengedarkan produknya.
Asas kepastian hukum dimaksudkan agar, baik pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta Negara menjamin kepastian hukum. Artinya Undang - undang ini mengharapkan bahwa aturan - aturan tentang hak dan kewajiban yang terkandung di dalam undang - undang ini harus diwujudkan dalam kehidupan sehari - hari sehingga masing - masing pihak memperoleh keadilan. Oleh karena itu, Negara bertugas dan menjamin terlaksananya undang - undang ini sesuai dengan bunyinya.
Asas - asas hukum perlindungan konsumen yang dikelompokan dalam 3 (tiga) kelompok di atas yaitu asas keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. Dalam hukum ekonomi keadilan disejajarkan dengan asas keseimbangan,kemanfaatan disejajarkan dengan asas maksimalisasi, dan kepastian hukum di sejajarkan dengan asas efisiensi. Asas kepastian hukum yang disejajarkan dengan asas efisiensi karena menurut himawan bahwa :
Hukum yang berwibawa berarti hukum yang efisien, di bawah naungan mana seseorang dapat melaksanakan hak - haknya tanpa ketakutan dan melaksanakan kewajibannya tanpa penyimpangan.23
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri ;
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui undang - undang perlindungan konsumen ini sebagaimana dimaksdu dalam Pasal 3 adalah :
b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara
menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan atau jasa ;
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak - haknya sebagai konsumen ;
d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi ;
e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya
perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha ;
f. Meningkatkan kualitas barang dan atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.
Mengamati tujuan dan asas yang terkandung di dalam undang - undang in, jelaslah bahwa undang - undang ini membawa misi yang besar dan mulia dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pasal 3 Undang - undang perlindungan konsumen ini,merupakan isi pembangunan nasional sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 sebelumnya, karena tujuan perlindungan konsumen yang ada itu merupakan sasaran akhir yang harus dicapai dalam pelaksanaan pembangunan di bidang hukum perlindungan konsumen Achamd Ali mengatakan masing - masing undang - undang memeilki tujuam khusus. Hal itu juga tampak dari pengaturan Pasal 3 Undang - undang Perlindungan Konsumen, yang mengatur tujuan khusus perlindungan konsumen, sekaligus membedakan dengan tujuan umum sebagaimana dikemukakan
23
berkenaan dengan ketentuan Pasal 2 di atas. Keenam tujuan khususn perlindungan konsumen yang disebutkan di atas bila dikelompokan ke dalam tiga tujuan hukum secara umum, maka tujuan hukum untuk mendapatkan keadilan terlihat dalam rumusan huruf c, dan huruf e. Sementara tujuan untuk memberikan kemanfaatan dapat terlihat dalam rumusan a dan b termasuk huruf c dan d serta huruf f. Terakhir tujuanj khusus yang diarahkan untuk tujuan kepastian hukum terlihat dalam rumusan huruf d.Pengelompokan ini tidak terlalu mutlak, oleh karena seperti yang dapat kita lihat dalam rumusan pada huruf a sampai dengan huruf f terdapat tujuan yang dapat dikualifikasikan sebagai tujuan ganda. Kesulitan memenuhi ketiga tujuan hukum umum sekaligus sebagaimana dikemukakan sebelumnya, menjadikan sejumlah tujuan khusus dalam huruf a sampai huruf f dari Pasal 3 tersebut hanya dapaty tercapai secara maksimal, apabila didukung oleh keseluruhan subsistem perlindungan konsumen yang diatur dalam undang - undang ini, tanpa mengabaikan faislitas penunjang dan kondisi masyarakat.Termasuk dalam hal ini substansi ketentuan pasal demi pasal yang akan diuraikan dalam bab selanjutnya. Unsur masyarakat sebagaimana dikemukakan berhubungan dengan persoalan kesadaran hukum dan ketaatan hukum, yang seterusnya menentukan efektivitas Undang-undang Perlindungan Konsumen, sebagaimana dikemukakan oleh Achmad Ali bahwa kesadaran hukum, ketaatan hukum , dan efektivitas perundang - undangan adalag tiga unsur yang saling berhubungan.24
24
Ibid Hal. 34 - 35.
Sampai saat ini secara universal diakui adanya hak-hak konsumen yang harus dilindungi dan dihormati, yaitu :
1. Hak keamanan dan keselamatan ; 2. Hak atas informasi ;
3. Hak untu memilih ; 4. Hak untuk didengar dan ; 5. Hak atas lingkungan hidup.
Aspek - aspek hukum terhadap perlindungan konsumen di dalam era pasar bebas, pada dasarnya dapat dikaji dari dua pendekatan, yakni dari sisi pasar domestic dan dari sisi pasar global. Keduanya harus diawali dan sejak barang dan jasa diproduksi,disistribusikan/dipasarkan dan diedarkan sampai barang dan jasa tersebut dikonsumsi konsumen. Bertolak dari pemikiran di atas, pada dasarnya Negara dapat diketahui bahwa aspek hukum perdata mempunyai peran dan kesempatan yang sama untuk melindungi kepentingan konsumen. Aspek hukum publik berperan dan dapat dimanfaatkan oleh Negara,pemerintahan instansi yang mempunyai peran dan kewenangan sendiri untuk melindungi konsumen. Kemenangan dan peran tersebut dapat diwujudkan mulai dari:
1. Political Will/kemauan politik untuk melindungi kepentingan konsumen domestic di dalam persaingan global dan atas persaingan tidak sehat lokal. 2. Birokrasi dengan sadar dan senang hati menciptakan kondisi dengan
berbisnis jujur dalam mewujudkan persaingan sehat.
3. Di dalam hukum positif, yang sudah mengandung unsur melindungi kepentingan konsumen antara lain :
a. UU Kesehatan b. UU Barang
d. UU pengawasan atau edar barang e. UU tentang wajib daftar obat
f. UU tentang produksi dan peredaran produk tertentu
g. UU perizinan , diharapkan diikuti dengan pengawasan,pembinaan dan pemberian sanksi yang pasti dan tegas apabila terjadi pelanggaran mengenai syarat dan operasional dari perusahaan produsen.25