• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUJUan riSkeSdaS 2010 adalaH

Dalam dokumen Mediakom Edisi 28 Februari 2011 - [MAJALAH] (Halaman 58-60)

Buku ini sangat berguna sebagai petunjuk bagi pengambil kebijakan diingkat nasional dan daerah.§

TUJUan riSkeSdaS

2010 adalaH

MengUMPUlkan

dan MenganaliSiS

daTa indikaTor

MdgS keSeHaTan

dan FakTor yang

MeMPengarUHinya

iSi buku ini ditulis ulang dari isi disertasi dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH, untuk meraih gelar Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard yang berjudul “Determinants of STD/AIDS related Behaviour of female

commercial Sex Workers in Kramat tunggak, Jakarta, Indonesia. Pada saat itu ada perwakilan dari wartawan senior harian Kompas yang menghadiri dan menyaksikan sidang promosi terakhir pada bulan November 1996.

Sudah saatnya pendekatan kesehatan masyarakat yang dikuasai Menteri Kesehatan kita ini idak menjadi subordinat dibandingkan pendekatan hukum dan moral, tetapi keiganya dapat dipadukan tanpa perlu ada salah satu yang dikalahkan. Risiko teringgi kasus AIDS di kalangan perempuan di Indonesia hingga akhir Desember 2009 dipegang oleh ibu rumah tangga (sebanyak 1.970 kasus) sementara hanya 604 kasus pada penjaja seks (data Kementerian Kesehatan)

Tujuan dasar peneliian ini mempelajari karakterisik penentu perilaku perempuan Kramat tunggak yang berhubungan dengan risiko tertular IMS dan HIV. Peneliian ini dikhususkan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku memakai kondom pada saat melakukan transaksi seksual di Kramat tunggak. Faktor utama yang akan dinilai adalah pemakaiaan kondom secara konsisten. Metodenya iris lintang.

Sedangkan studi kualitaifnya memakai cara pengamatan, wawancara mendalam dibarengi Diskusi Kelompok terarah (DKt)

Hingga September 2010 jumlah kumulaif kasus AIDS di Indonesia sudah mencapai 22.726 orang. Sejumlah 357 VCt (Voluntary Counselling

and Tesing) dan PICt (Provider Iniiaive Counselling and Tesing) telah didirikan. Modus penularan telah berubah polanya. Penularan karena hubungan heteroseksual sebesar 51, 3 %, akibat penggunaan narkoik sunik (Injecion

Drug User/IDU) 39,6 %,hubungan seks lelaki dengan lelaki 3,1 % dan perinatal 3,1 %.

Pembentukan pembuluh darah baru yang giat dibentuk oleh tubuh saat pembuluh darah tersumbat, sehingga aliran darah dapat terus mengalir mirip dengan penutupan Rehabilitasi Kramat Tunggak. Dari hasil invesigasi wartawai diceritakan bahwa di daerah tersebut, sekarang aliran kini makin jauh merambah tak terkendali. tetap adanya pelacuran meskipun berdiri Islamic Center menunjukkan bahwa memang tugas yang idak mudah untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Setelah lima belas tahun yang lalu dilakukan peneliian ternyata penggunaan kondom di halangan PSK tak ada peningkatan. Bahkan saat PSK ditanya tentang kondom mereka terheran-heran dan tak tahu bentuk apalagi menggunakannya.§

616.092

Judul : Perempuan perempuan Kramat tunggak

Penulis : Endang R. Sedyaningsih - Mamahit Penyuning : Isye Soentoro, Chrisina M. Udiani

impresum : Kepustakaan Populer Gramedia Jakarta

Terbit : Cet. 1, Desember 2010

kolasi : liii + 250 ; 15X23 cm

iSbn : 978-979-91-0293-5

Subyek : 1. HEAltH StAtIStICS 2. HEAltH SURVEy

M

enempai posisi pening itu baik, tapi lebih pening menjadi orang baik. Ungkapan sederhana ini menjadi relevan keika mengawali perjalanan tahun 2011. Setelah datar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) diterbitkan Kementerian Keuangan, banyak Kementerian/ Lembaga melakukan rotasi jabatan, tak keinggalan Kementerian Kesehatan. Secara berurutan rotasi itu di mulai dari eselon yang lebih inggi ke eselon dibawahnya. Ada yang mendapat kesempatan promosi, ada yang bergeser dan ada yang tetap pada posisi semula. Prosesi perubahan posisi ini untuk menyegarkan kinerja organisasi agar tetap tumbuh dan produkif untuk melaksanakan DIPA.

Posisi pening ditandai banyak pihak ingin berinteraksi dengan berbagai tujuan. Mengapa mereka ingin

berinteraksi ? Ada banyak hal yang melatarbelakangi. Orang yang menduduki posisi pening mempunyai status sosial lebih inggi di atas rata-rata pada umumnya. Status inilah yang menempatkan seseorang menjadi orang pening. Semakin inggi posisi makin pening status sosialnya. Sekalipun awalnya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa. Setelah menyandang posisi tertentu, langsung menjadi pening sesuai posisinya, seperi presiden, menteri, gubernur dan seterusnya. Atau eselonisasi di birokrasi pegawai negeri sipil.

Mengapa banyak orang ingin menduduki posisi pening? Pada umumnya, orang memandang posisi pening sebagai kemuliaan, presise, keren, mendapat banyak fasilitas dan berbagai anggapan baik lainnya. Untuk itulah banyak orang rela berjuang, kerja keras dan berkorban agar mendapat posisi tertentu, bahkan ada yang menghalalkan segala cara untuk mendapat posisi yang diinginkan.

Menjadi orang baik, lebih pening dibanding menjadi orang pening, walau idak menempai posisi pening. Menjadi orang baik dengan sederet sifat mulia antara lain jujur, sederhana, amanah, disiplin, sabar, rendah hai, pekerja keras, komitmen, dermawan, pemaaf dll. Mengapa lebih pening ? Sebab, seiap orang, komunitas, insitusi,

masyarakat dan bangsapun membutuhkan kehadirannya, baik secara individu atau komunitas. Orang-orang baik seperi inilah yang akan menyemai kebaikan dan kedamaian hidup dimanapun berada. Semakin banyak orang baik, semakin baiklah kehidupan manusia.

Idialnya, sebelum menjadi orang pening, sebaiknya menjadi orang baik. Sebab orang pening mempunyai pengaruh lebih besar kepada masyarakat sekitar. Bila orang pening itu baik, maka akan mewarnai kebaikan masyarakat sekitarnya. Demikian pula sebaliknya, bila posisi pening itu diisi orang buruk dengan perangai keburukannya, maka masyarakat sekitar akan terpengaruh menjadi buruk pula.

Memang kondisi ideal itu tak selalu ada, seringkali sebaliknya. Untuk itu tugas semua orang berupaya menjadi baik, sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Sehingga akan melahirkan orang-orang baik sesuai dengan derajat kebaikannya masing-masing. Orang-orang baik inilah yang akan mengisi posisi pening itu. Untuk itu, upaya melahirkan orang-orang baik ini idak boleh cui, pensium apalagi mai.

Menjadi orang baik, disamping lebih pening, juga lebih mudah, dibanding menjadi orang pening. Tak perlu modal besar dan pendidikan inggi. Cukup modal kemauan dan kesungguhan, sehingga siapapun dan apapun profesinya akan dapat mencapainya. Masalahnya kemauan tak dapat dipaksakan, kesungguhan tak dapat dicangkokkan. Keduanya harus muncul atas kesadaran yang mendalam dari dalam diri, tumbuh dan berkembang. Ia mengalir bersama idealisme, tak terpengaruh arus dari sebalah kanan, kiri, depan, belakang dan seterusnya, tetap kokoh, santun, lembut dan bersahaja.

Seiap orang telah mempunyai benih-benih kebaikan itu, semua bergantung pemiliknya. Apakah akan menumbuhkan, menyuburkan dan membesarkan atau mengkerdilkan dan memaikan ? Benih-benih itu membutuhkan lahan, maka jadikanlah diri menjadi lahan subur bagi tumbuhnya kabaikan, sehingga menjadi lahan tandus bagi keburukan. Sehinga lahir orang-orang baik sekaligus pening.§

Prawito

Jadi orang Baik

Dalam dokumen Mediakom Edisi 28 Februari 2011 - [MAJALAH] (Halaman 58-60)

Dokumen terkait