BWK VII : sekitar terminal Belo jalan menuju Baun
WILAYAH KECAMATAN / KELURAHAN
C. Pengembangan Drainase
3.2.3.2. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sanitas
3.2.3.2.1. Tujuan, Sasaran Dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Besaran angka BABS di suatu kabupaten/kota dapat menjadi salah satu indikator kondisi pengelolaan sanitasi yang ada dimana hal tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas lingkungan. Dalam konteks Kota Kupang dengan angka BABS sekitar 22 %, tentu bukanlah hal yang mudah untuk segera diselesaikan sehingga Stop BABS yang dicanangkan dalam salah satu rumusan MDGs dapat mudah diwujudkan. Selain karenakekurangan sarana dan prasarana untuk pengelolaan air limbah yang layak, perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakatkota kupang juga masih rendah serta membutuhkan kerja keras untuk mewujudkannya. Namun demikian target dan tujuan RPJMN maupun MDGs tetap menjadi prioritas arahan pengembangan sub sektor air limbah. Berikut tabel tujuan, sasaran dan strategi yang direncanakan oleh Pokja AMPL dalam pengembangan sub sektor air limbah.
Tabel 3.51. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran Mengubah perilaku masyarakat/lemb aga untuk memiliki jamban sehat yang terhubung tangki septik maupun IPAL Komunal 1. Penurunan pencemaran buangan isi tangki septik dari 100% menjadi 40% 2. Meningkatkan jumlah kepemilikan - IPLT yg sudah terbangun dapat difungsikan & berfungsinya kelembagaan pengelola yg menangani secara optimal - Prosentase jumlah
- Mengikuti Program PPSP sertamelaksanakan program dan kegiatan yg telah dibuat
- Membuat Perda tentang penggunaan tangki septik yang memenuhi syarat pada jamban
- Sosialisasi di tingkat kelurahan serta publikasi melalui media cetak dan radio tentang manfaat penggunaan tangki septik bagi kesehatan lingkungan.
tangki septik sampai mencapai60% 3. Belum adanya IPAL medis di RSUD dan PUSKESMAS sehingga terjadi pencemaran lingkungan 4. Belum adanya sistem pengelolaan air limbah untuk industri kecil menengah dan pasar yang kebanyakan menimbulkan pencemaran lingkungan kepemilikan tangki septik menjadi 60% pada akhir tahun 2019.
- Tersedianya IPAL medis di RSUD dan PUSKESMAS pada tahun 2019. - Tersedianya saluran
pembuangan air limbah (SPAL) untuk industri kecil menengah dan pasar pada tahun 2019.
penggunaan tangki septik yang memenuhi syarat - Membuat arisan jamban dan tangki septik di
lingkungan masyarakat.
- Penguatan kapasitas SDM untuk sistem pengelolaan air limbah pada SKPD terkait - Penguatan kelembagaan dan peningkatan
kapasitas personil pengelolaan air limbah domestik, melalui fasilitasi pembentukan dan penguatan kelembagaan pengelola air limbah permukiman di tingkat masyarakat maupun di tingkat Pemda, peningkatan koordinasi dan kerjasama antar lembaga serta mendorong peningkatan kemauan politik (political will) para pemangku kepentingan untuk memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadap pengelolaan air limbah domestik sebagai investasi kesehatan lingkungan jangka panjang;
- Menyiapkan data yang mendukung urgensi adanya pengelolaan air limbah di Kota Kupang - Membuat Perda tentang retribusi pengolahan
limbah dan sanksi larangan pembuangan limbah tinja selain ke tempat pengolahan yang telah ditentukan.
- Menjalin kemitraan dan membina antara pengusaha sedot tinja yang sudah ada dengan pihak pemodal.
- Menyusun PERDA yang mewajibkan pembangunan minimal satu IPAL medis dalam satu rumah sakit/klinik dan pada setiap puskemas - Mengambil peluang alternatif pendanaan non-
APBD untuk pengadaan IPAL medis.
- Melakukan pelatihan dan pendampingan untuk operasional IPAL medis
- Menyusun Perda yang berkaitan dengan pengelolaan limbah industri kecil/menengah dan pasar
- Sosialisasi dan pendampingan untuk mengubah perilaku pegiat industri kecil/menengah serta pedagang di pasar dalam mengelola limbahnya. - Membangun SPAL untuk industri kecil menengah
dan pasar Memastikan
ketersediaan alokasi dana operasional yang cukup bagi sistem pengolahan air limbah
Meningkatkan alokasi anggaran dalam APBD dan Mencari sumber pembiayaan APBN dan APBD Prov
Meningkatkan anggaran Rutin APBD untuk pembangunan air limbah sampai 0,5% dari APBD pada setiap tahunnya
- Membuat MoU antara pihak eksekutif, legislatif dan Pemda Prov. Tentang pembentukan kelembagaan yang menangani pengelolaan Air Limbah
- Memastikan RKPD dari SKPD atau lembaga terkait telah menuangkan kegiatan-kegiatan yang telah di susun dalam SSK Kota Kupang. - Menjaga komitmen pihak swasta/LSM yang
sudah berpartisipasi selama ini - Meningkatkan partisipasi swasta melalui
kegiatan CSR
3.2.3.2.2. Tujuan, Sasaran Dan Strategi Pengembangan Persampahan
Cakupan layanan pengelolaan persampahan di Kota Kupang masih belum optimal, dalam hal ini menjangkau ke seluruh kelurahan secara baik. Hal tersebut tidak saja disebabkan oleh PHBS yang masih rendah tetapi juga karena ketersediaan sarana dan prasarana persampahan,yaitu masih kurangnya armada pengangkutan, kurangnya TPS serta belum diterapkannya pengelolaan sampah rumah tangga dengan konsep 3R. Dengan berbagai keterbatasan tersebut, maka direncanakan cakupan layanan persampahan sebesar100%untuk kawasan perkotaan serta seluruh kelurahan,
diperkirakan baru dapat dicapai hingga 2019 mendatang. Berikut tabel mengenai tujuan, sasaran dan strategi pengembangan sub sektor persampahan di Kota Kupang.
Tabel 3.52. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Persampahan
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah melalui 3R serta peningkatan pelayanan pengelolaan sampah
Sebanyak 67% masyarakat belum merasakan layanan pengelolaan sampah yang memadai padahal jumlah timbulan sampah semakin membesar seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Selain itu dari sisi armada pengangkutan sampah juga masih kurang, sehingga masih ada sampah yang tidak bisa terangkut.
Peningkatan pengelolaan sampah sejak di sumber dari 0% menjadi 35%
- Melakukan sosialiasi kepada masyarakat agar mau mengelola sampah dengan metode 3R.
- Melakukan sosialiasi kepada masyarakat agar mau berlangganan layanan sampah. - Peningkatan kapasitas pelayanan sampah - Penguatan kapasitas kepada masyarakat
tentang pengelolaan sampah dengan metode 3R
- Melakukan inovasi-inovasi tambahan metode pelayanan sampah kepada masyarakat Sebanyak 78.80% masyarakat
belum melakukan pengolahan sampah setempat dan sebanyak 61,30% masyarakat masih melakukan pembakaran sampah tumah tangga Menurunnya jumlah masyarakat yang melakukan pembakaran sampah menjadi 25%
- Melakukan sosialisasi dan kampanye tentang bahaya pembakaran sampah kepada masyarakat Kota Kupang
- Penyiapan sarana pendukung pengolahan sampah skala rumah tangga
- Pendampingan dan pembinaan pengolahan sampah skala rumah tangga
- Memberikan reword kepada masyarakat yang melakukan praktik 3R.
Pengolahan sampah di tingkat akhir masih menggunakan sistem open dumping akibat kurangnya sarana, dana operasional serta masih minimnya kualitas SDM pengelola TPA.
Peningkatan cakupan layanan sampah yg memadai dari 32,90% menjadi 90%
- Meningkatkan dana operasional pengolahan sampah akhir di UPT TPA
- Pengadaan sarana yang dibutuhkan sampai memadai sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan pada TPA
- Melakukan pelatihan dan pendampingan untuk peningkatan operasional TPA - Penambahan SDM yang memadai pada UPT
TPA Belum memadai/mencukupinya
insenerator sampah medis, sehingga sampah medis masih dibuang ke TPA.
Tersedianya 1 insenerator di RSUD dan insinerator mini di setiap Rumah Sakit Swasta/Klinik Swasta serta PUSKESMAS pada tahun 2019.
- Menyusun PERDA yang mewajibkan pembangunan minimal satu insinerator dalam satu rumah sakit dan satu insenerator mini untuk setiap puskemas.
- Mengambil peluang alternatif pendanaan untuk pengadaan insenerator sampah medis. - Melakukan pelatihan dan pendampingan untuk
operasional insenerator. Jumlah sarana TPS kurang
memadai dan sarana TPS yang tersedia sudah tidak layak. Selain itu masyarakat belum bersedia memberikan lahan untuk pembangunan/penempatan TPS.
Penambahan jumlah sarana TPS dan rehabilitasi TPS yang tidak memadai serta inovasi peluang alternatif pemanfaatan TPS lainnya
- Merevitalisasi dan menambah jumlah TPS - Melakukan sosialisasi tentang manfaat dan
penggunaan TPS dengan benar (tidak membakar sampah di dalam TPS)
- Mencari inovasi alternatif pemanfataan TPS
3.2.3.2.3. Tujuan, Sasaran Dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan
Permasalahan utama sub sektor drainase yang ada di Kota Kupang adalah masih seringnya terjadi luapan dan genangan yang diakibatkan oleh endapan lumpur atau penyumbatan serta kerusakan yang terjadi pada drainase primer serta drainase lingkungan, terlebih pada kawasan strategis dan cepat tumbuh seperti kawasan sentral perdagangan yang ada di Kota Kupang. Oleh karena itu, rumusan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan drainase diarahkan untuk menanggulangi area perkotaan yang
memiliki fungsi penting dalam wilayah Kota Kupang. Tabel berikut akan menjabarkan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan drainase perkotaan di wilayahKota Kupang dalam kurun waktu jangka menengah.
Tabel 3.53. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Tersedia dan terpeliharanya sarana drainase yang memadai dan melibatkan masyarakat dalam pemeliharaannya
Sampai saat ini anggaran yang berada di Dinas PU& Perumahan Kota Kupang masih belum cukup untuk membiayai pembangunan drainase secara keseluruhan sehingga masih dibutuhkan potensi pendanaan dari luar APBD
Tersedianya alokasi anggaran rutin untuk pembangunan & pemeliharaan drainase dari APBD serta dukungan pendanaan dari luar APBD
- Mengusulkan alternatif pendanaan dari pusat dengan mempersiapkan sharing budget - Mengusulkan secara tetap ke
dalam RKA APBD dari SKPD terkait untuk pembiayaan pemeliharaan drainase
Masih banyaknya drainase lingkungan yang beralih fungsi menjadi TPS sehingga pada musim hujan saluran tersumbat dan mengakibatkan banjir. Selain itu kebanyakan drainase lingkungan juga tdk terpelihara oleh masyarakat sehingga mengalami kerusakan.
Tidak ada lagi drainase lingkungan yang berfungsi sebagai TPS serta terprogramnya kegiatan swakelola dan pemeliharaan drainase oleh masyarakat Peningkatan cakupan basis data genangan dari 12% menjadi 100%
- Revitalisasi tupoksi di Dinas PU& Perumahan untuk pemeliharaan drainase yang berbasiskan masyarakat - Melakukan sosialisasi,
kampanye dan pendampingan mengenai pemeliharaan drainase perkotaan dan drainase lingkungan kepada masyarakat