• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Dan Sasaran Distribusi Zakat 1 Tujuan Distribusi Zakat 1 Tujuan Distribusi Zakat

Xuu) Arinya :“ Dan dirikanlah Shalat dan tunaikanlah zakat. Apapun

B. DISTRIBUSI ZAKAT

5. Tujuan Dan Sasaran Distribusi Zakat 1 Tujuan Distribusi Zakat 1 Tujuan Distribusi Zakat

Pokok yang paling utama dalam menentukan distribusi zakat adalah keadilan dan kasih sayang. Maka tujuan distribusi zakat terbagi dalam dua macam yaitu :

a. Agar kekayaan tidak terpusat kepada sebagian kecil masyarakat, akan tetapi terus menerus beredar dalam masyarakat

b. Berbagai faktor produksi bersumber dari kekayaan nasional harus dibagi secara adil kepada masyarakat.

Pendistribusian dana zakat berfungsi mengecilkan jurang perbedaan antara kaya dan miskin karena bagian harta kekayaan sikaya membantu dan menumbuhkan kehidupan ekonomi yang miskin, sehingga keadaan ekonomi

si miskin dapat diperbaiki.21 Sedangkan menurut syauqi ismail syahhatih dalam bukunya al- Zakat, bahwa zakat berfungsi sebagai sarana jaminan sosial dan persatuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, dan memberantas kemiskinan umat manusia, dalam hal ini zakat merupakan bukti kepedulian sosial dan kesetiakawanan nasionalis.22

5.2 Sasaran Distribusi Zakat

Pada awal sejarah pertumbuhan Islam di mekkah, orang-orang yang berhak menerima zakat adalah orang-orang miskin saja.23 Setelah tahun ke 9 H Allah SWT menurunkan ayat 60 surat At-Taubah di madinah ayat tersebut menjelaskan tentang orang-orang yang berhak menerima zakat.

Menurut undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat (bab v pasal 16 ayat 2) menjelaskan bahwa selam delapan asnaf yang telah disebutkannya juga meliputi orang-orang yang tidak bedaya secara ekonomi, seperti anak yatim, orang jompo, penyandang cacat, orang yang menuntut ilmu,

+ @ * @ % # 9 :* * -&&' *!+66)+6 ++ #: ** * 2 # - !. * * ! . # # *! & +1@ * @ % # 2!< ! *! +66)+6

pondok pesantern, anak-anak yang terlantar orang terlilit hutang, pengungsi terlantar dan korban bencana alam.24

Berikut ayat yang menjelaskan tentang yang berhak menerima zakat ( mustahik ). Allah berfirman dalam surat At-taubah ayat 60 yang berbunyi :

w

01ZR $

#Ž2 -0Top&

" $#h , &

567 28901%&

5s 120W%&

LM/] , Š

LUhS&U 1%&

/HMŠˆ

W,W-‰ 5

)V -r•"&

56 r"2 %&

‰ 5

; <0

{

5%

; <99&

P

IL=v@r"

|~ b

{

[4 , Š

v[;7<0O

X )

60. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana ( QS. At-TAubah : 60 )

Dari ayat diatas menjelaskan bahwa yang berhak menerima zakat adalah : a. Golongan Fakir

Golongan yang memiliki haarta namun kebutuhan hidup mereka lebih banyak dibandinghkan harta mereka miliki, atau orang-orang yang sehat dan jujur tetapi tidak mempunyai pekerjaan sehingga tidak mempunyai penghasilan.

Fakir berarti oarng sama sekali tidak mempunyai pekerjaan atau

+, ( % .% . @

mempunyai pekerjaan akan tetapi penghasilannya sangat kecil, sehingga tidak cukup untuk memenuhi sebagian dari kebutuhannya.

b. Golongan miskin

Golongan orang yang memiliki harta untuk memenuhi kebutuhan hidup namun tidak memenuhi standar atau orang yang lemah dan tidak berdaya ( cacat) karena berusia lanjut, sakit atau karena akibat peperangan, baik yang mampu bekerja maupun tidak tetapi memperoleh penghasilan yang memadai untuk menjamin kebutuhan sendiri dan keluarganya.

c. Golongan Amil Zakat

Golongan amil adalah para pekerja yang telah diserahi tugas oleh penguasa atau penggantinya untuk mengambil harta zakat dari wajib zakat, mengumpulkan, menjaga dan menyalurkannya.

Dengan kata lain amil adalah badan / lembaga yang mengurus dan mengelola zakat, terdiri dari orang-orang yang diangkat oleh pemerintah atau masyarakat yang mendapat seperdelapan dari seluruh zakat yang terkumpul untuk dipergunakan sebagai biaya operasional, administrasi dan honor/ gaji bago anggota team.

d. Golongan muallaf al-Qulub

Menurut mastud zuhdi berpendapat, mengatakan bahwa muallaf adalah orang menghadapi problem keluarga atau pekerjaan atau tempat tinggal akibat kepindahannya ke agama Islam maka mereka berhak menerima zakat. Adapun orang yang tidak mengalami problem adapun ketika masuknya ke agama Islam maka mereka tidak berhak menerima zakat.

e. Golongan riqab

Riqab artinya hamba sahaya. Bagian ini diberikan untuk memerdekakan budak, atau dalam rangka membantu memerdekakannya sejalan dengan perkembangan zaman, budak dalam arti harfiah seperti masa pra Islam mungkin sudah tidak lagi, tetapi perbudakan dalam bentuk lain masih banyak. Misalnya masyarakat Islam yang tertindas baik oleh penjajah atau dominasi golongan lain.

f. Golongan gharim

Gharim adalah oarng berhutang bukan keperluan maksiat, seperti hutang untuk menafkahi dirinya, anak-anak dan istrinya serta hamba sahaya miliknya. Termasuk juga hutang untuk menjalanakan perintah Allah SWT seperti haji, umrah dan hutang untuk menunaikan dioyat atau pembiayaan perkawinan.

g. Golongan fisabilillah

Sabilillah adalah saran untuk menuju keridhoan Allah dalam semua kepentingan keagamaan, untuk menegakan agama dan Negara, bukan untuk keperluan pribadi. Kata fisabilillah memiliki arti luas pengertiannya bisa berubah sesuai waktu dan kebiasaan. Fisabilillah meliputi banyak perbuatan, meliputi berbagai bidang perjuangan dan amal ibadah, baik agama, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, kesenian, termasuk mendirikan rumah sakit, pengiriman da’i. Untuk kepentingan keagamaan istilahnya adalah “jihad”. Jihad itu tidak hanya dengan pedang, namun bisa dengan lisan , dengan pemikiran, pendidikan, dengan pena, buku, sosial, ekonomi, politik dan pertahanan keamanan. Jadi segala usaha yang berhubungan dengan kejayaan Islam itu disebut dengan Fisabilillah.25

h. Golongan Ibnu Sabil

Yang dimaksud ibnu sabil adalah musafir, orang yang bepergian jauh, yang kehabisan bekal. Pada saat itu ia sangat membutuhkan belanja bagi keperluan hidupnya. Ia berhak mendapatkan bagian zakat sekedar keprluan yang dibutuhkan sebagai bekal dalam perjalanannya sampai tempat yang ia tuju.

Sesuai dengan perkembangan zaman, dana zakat ibnu sabil dapat disalurkan antara lain untuk keperluan beasiswa bagi pelajar, mahasiswa yang kurang mampu, penyediaan bagi pemondokan yang murah bagi musafir muslim atau asrama pelajar dan mahasiswa.

C.KONSEP PEMBERDAYAAN

Dokumen terkait