• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Dalam dokumen portal publikasi sub1 (Halaman 11-39)

Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB II

TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT PROVINSI DKI JAKARTA

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Inspektorat Provinsi DKI Jakarta merupakan unsur pengawas internal penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Berdasarkan peraturan daerah tersebut, Inspektorat Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas pokok yaitu Melaksanakan Pengawasan Fungsional terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah serta Usaha Daerah lainnya.

Tugas pokok tersebut di atas selanjutnya dijabarkan ke dalam fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut :

1. Penyusunan, dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran inspektorat

2. Perumusan kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan BUMD

3. Pengawasan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah oleh perangkat daerah

4. Pengawasan pengelolaan badan usaha milik daerah

5. Pengawasan pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan barang daerah pada perangkat daerah

6. Evaluasi laporan kinerja dan akuntabilitas perangkat daerah

7. Pemeriksaan dan pengusutan dugaan adanya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang oleh pegawai

8. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan dini terhadap dugaan adanya penyimpangan yang dapat merugikan daerah

9. Fasilitasi dan koordinasi pemeriksaan oleh aparat pemeriksa eksternal dan/atau internal pemerintah

10. Koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan aparat pengawasan internal dan hasil pemeriksaan eksternal pemerintah

11. Pelayanan informasi pengawasan

12. Pelaporan hasil pengawasan kepada Gubernur

13. Pelaksanaan tugas khusus pengawasan yang diperintahkan oleh Gubernur

14. Pengelolaan dan pengamanan dokumen pengawasan

15. Koordinasi dan kerjasama dengan pihak yang berkompeten dalam rangka menunjang tugas pengawasan

16. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan sarana kerja inspektorat

17. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan inspektorat, dan

18. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

Struktur Organisasi

Sebagai implementasi Perda Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008, telah disusun Surat Keputusan Gubernur Provinsi Nomor 102 tentang Susunan dan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur, yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung kepada Gubernur dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. Berikut Bagan Organisasi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta :

Adapun tugas dan fungsi Inspektur adalah :

1. Memimpin pelaksanakan tugas dan fungsi inspektorat

2. Mengkoordinasikan tugas dan fungsi sekretariat, Inspektur Pembantu Bidang, Inspektur Pembantu Kota Administrasi/Kabupaten Kepulauan Seribu dan Kelompok Jabatan Fungsional.

3. Melaksnakan koordinasi dan kerjasama dengan SKPD, UKPD dan Instansi Pemerintah/Swasta dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat.

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Inspektur dibantu oleh Sekretaris, Inspektur Pembantu Bidang dan Kota Administrasi/Kepulauan Seribu. Sekretaris berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Inspektur atas pelaksanaan tugas kesekretariatan. Demikinan juga Inspektur Pembantu Bidang dan Kota Administrasi/Kepulauan Seribu berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Inspektur serta mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

1) Inspekturat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap terhadap penyelenggaraan urusan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus.

b. Melaksanakan DPA Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus.

c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus.

d. Pelaksanaan pengawasan terhadap terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus.

e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus.

f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus.

g. Evaluasi Lakip SKPD/UKPD Inspektorat Pembantu Bidang

Pemerintahan dan Khusus.

h. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus. i. Peyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait

dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus.

j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus.

2) Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap terhadap penyelenggaraan urusan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD.

b. Pelaksanakan DPA Inspektur Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD.

c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap Penyelenggaraan Pemerintah Daerah oleh SKPD/UKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD.

d. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD.

e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD.

f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD.

g. Evaluasi Lakip SKPD/UKPD bidang perekonomian dan BUMD.

h. Penyusunan bahan kebijakan teknis pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD

i. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD

j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD.

3) Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD dalam Bidang Keuangan dan Aset serta pengkajian ulang laporan keuangan pemerintah provinsi dan mempunyai fungsi : a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan

dan Aset.

b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset.

c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap pengelolaan Keuangan dan Aset.

d. Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan Keuangan dan Aset. e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap pengelolaan Keuangan dan

f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap pengelolaan Keuangan dan Aset.

g. Review laporan keuangan daerah.

h. Evaluasi Lakip SKPD/UKPD bidang Keuangan dan Aset.

i. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset. j. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait

dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset.

k. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset.

4) Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD di bidang urusan pembangunan dan lingkungan serta mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan.

b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan. c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap

pelaksanaan tugas pembangunan dan lingkungan.

d. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pembangunan dan lingkungan hidup.

e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

pembangunan dan lingkungan hidup.

f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pembangunan dan lingkungan hidup.

g. Evaluasi LAKIP SKPD/UKPD bidang pembangunan dan lingkungan hidup.

h. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan.

i. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait

dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang

Pembangunan.

j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan.

5) Inspektorat Pembantu Bidang Kesejahteraan Masyarakat (Kesmas)

mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dalam bidang Kesmas dan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan.

b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas.

c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap penyelengaraan Kesmas.

d. Pengawasan terhadap penyelenggaraan Kesmas.

e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap penyelenggaraan Kesmas. f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap

penyelenggaraan Kesmas.

g. Evaluasi LAKIP SKPD/UKPD bidang Kesmas.

h. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas.

i. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas. j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas.

6) Inspektorat Pembantu Kota mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah di wilayah kota, kecamatan dan kelurahan serta mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Kota. b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Kota.

c. Penyusunan program dan pelaksanaan pengawasan

penyelenggaraan urusan pemerintah daerah oleh UKPD.

d. Pemeriksaan dan pengusutan dugaan adaya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang oleh pegawai.

e. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan dini terhadap dugaan adanya penyimpangan yang dapat merugikan daerah.

f. Fasilitasi dan koordinasi pemeriksaan oleh aparat pengewasan eksternal dan/atau pengawasan oleh aparat pengawas internal pemerintah.

g. Koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan aparat pengawasan internal pemerintah dan hasil pemeriksaan eksternal.

h. Pelayanan informasi pengawasan atas persetujuan inspektur. i. Pelaporan hasil pengawasan kepada inspektur.

j. Pengelolaan dan pengamanan dokumen pengawasan.

k. Koordinasi dan kerjasama dengan pihak yang berkompeten dalam rangka menunjang tugas pengawasan.

l. Pemberian bimbigan, supervisi dan konsultasi urusan pemerintah daerah pada SKPD/UKPD.

m. Penyediaan, penatausahaan, pengunaan, pemeliharaan dan

perawatan prasarana dan sarana kerja Inspektorat Pembantu Kota.

n. Pengelolaan kepegawaian, barang, keuangan, ketatausahaan

Inspektorat Pembantu Kota.

o. Pelaksanaan pengaturan acara Inspektorat Pembantu Kota.

p. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kota.

q. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kota.

r. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kota.

7) Inspektorat Pembantu Kabupaten mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah di

kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan serta mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Kabupaten. b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Kabupaten.

c. Pengawasan penyelenggaran urusan pemerintah daerah oleh SKPD di Kabupaten, kecamatan dan kelurahan.

d. Pengawasan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD/UKPD.

e. Pengawasan pengelolaan keuangan, kepegawaian, barang daerah pada perangkat daerah.

f. Pelaksanaan pengaturan acara Inspektorat Pembantu Kabupaten. g. Evaluasi kinerja dan akuntabilitas SKPD.

h. Pemeriksaan dan pengusutan dugaan adaya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang oleh pegawai.

i. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan dini terhadap dugaan adanya penyimpangan yang dapat merugikan daerah.

j. Fasilitasi dan koordinasi pemeriksaan oleh aparat pengewasan eksternal dan/atau pengawasan oleh aparat pengawas internal pemerintah di kabupaten, kecamatan dan kelurahan.

k. Koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan aparat pengawasan internal pemerintah dan hasil pemeriksaan eksternal.

l. Pelayanan informasi pengawasan atas persetujuan inspektur. m. Pelaporan hasil pengawasan kepada inspektur.

n. Pengelolaan dan pengamanan dokumen pengawasan.

o. Penyediaan, penatausahaan, pengunaan, pemeliharaan dan

perawatan prasarana dan sarana kerja Inspektorat.

p. Perencanaan pengelolaan kepegawaian, barang, keuangan,

ketatausahaan Inspektorat Pembantu Kabupaten.

q. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kabupaten Adminstrasi.

r. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kabupaten.

s. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kabupaten.

Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan tugas dan fungsinya memiliki sumberdaya manusia sebanyak 313 yang terdiri dari 70 auditor dan 71 jabatan fungsional P2UPD. Sumberdaya tersebut ditempatkan dan bertugas di Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, 5 (lima) wilayah Inspektorat Pembantu Kota dan 1 (satu) Inspektorat Pembantu Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Inspektorat Provinsi DKI

Jakarta didukung dengan fasilitas perangkat keras dan lunak (hardware

dan software). Perangkat keras (software) prasarana dan sarana berupa

peralatan elektronik dan komputer, sedangkan perangkat lunak (software) berupa Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT), Standar Audit, Standar Pemeriksaan dan Kode Etik, serta norma-norma pengawasan.

2.3 Kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta

Mengenai kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dari tahun 2008 –

No. Target SPM Target Indikator

Lainnya Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 (2008) (2009) (2010) (2011) (2012) (2008) (2009) (2010) (2011) (2012) (2008) (2009) (2010) (2011) (2012)

1. Terselenggaranya kinerja - 1. Persentase SKPD yang - 70% 75% 80% 85% 90% 70% 75% 80% 90% 90% 100% 100% 100% 100% 100%

Inspektorat dengan dukungan mencapai target

anggaran. indikator kinerja utama

(IKU) sebesar 80% 2. Terciptanya pengawasan

penyelenggaraan pemerintah 2. Persentase 60% 65% 70% 75% 80% 60% 65% 70% 80,39 80% 100% 100% 100% 100% 100%

daerah yang sesuai prosedur. Penyelesaian tindak lanjut hasil 3. Terciptanya penyelenggaraan pemeriksaan BPK-RI

urusan pemerintah daerah oleh Tahun Anggaran

perangkat daerah. berjalan dan

sebelumnya 4. Terciptanya pengawasan BUMD

yang sesuai prosedur. 3. Persentase 70% 75% 80% 85% 90% 70% 75% 80% 85,86 90% 100% 100% 100% 100% 100%

Penyelesaian Tindak

5. Terciptanya lanjut hasil

pengelolaan keuangan, pe eriksaa APIP

kepegawaian, barang daerah Tahun Anggaran dan perangkat daerah sesuai berjalan dan

prosedur. sebelumnya

6. Tercpitanya LAKIP SKPD yang 4. Menigkatnya opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP Disclaimer WDP WDP WTP WTP Disclaimer WDP WDP WTP WTP

memperoleh nilai baik. RI terhadap LKPD DKI

7. Terselesaikannya pelanggaran 5. Persentase kasus yang 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

dan penyalahgunaan wewenang tertangani yang dilakukan oleh pegawai.

8. Penurunan terjadinya penyimpangan kerugian daerah. 9. Terciptanya mediasi

dengan aparat pemeriksa ekstern/intern pemerintah. 10. Tersedianya tindaklanjut hasil

pengawasan aparat pengawasan internal dan hasil pengawasan ekternal pemerintah. 11. Tersedianya pelayanan

informasi pengawasan. 12. Tersedianya Laporan Hasil

Pengawasan. 13. Tersedianya laporan hasil

pengawasan tugas-tugas dari gubernur. 14. Tersedianya dokumen yang

terkelola dengan baik. 15. Terciptanya

koordinasi/kerjasama dengan pihak yang kompeten dalam menunjang tugas pengawasan 16. Tersedianya prasarana dan

sarana kerja inspektorat. 17. Tersedianya informasi

kepegawaian, keuangan, barang, dan ketetausahaan inspektorat.

18. Tersedianya pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

Tabel 2.1.

Pencapaian Kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta

Rasio Capaian pada Tahun Ke - (= Capaian/Target x 100%)

Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Inspektorat

Seluruh target yang ditetapkan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam penetapan kinerja setiap tahun selama 5 (tahun) pada periode tahun 2008 sampai dengan 2012 telah tercapai, dan juga telah sesuai dengan target Indikator Kinerja Utama (IKU), termasuk juga target untuk meraih laporan Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) di tahun 2011 dapat diraih. Semua ini berkat usaha optimal yang dilaksanakan Inspektorat dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mendorong, membina dan melakukan pengawasan dan asistensi terhadap kinerja SKPD lain di lingkungan Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta, baik melalui pemeriksaan reguler,

monitoring/review keuangan, pemeriksaan khusus maupun kasus, dan lai-lain.

Tercapainya WTP Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tercapai karena pola pembinaan terhadap SKPD yang berkesinambungan terutama dalam mereview laporan keuangan SKPD maupun laporan keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang dibantu oleh BPKP sebagai tim asistensi. Perolehan WTP ini juga tidak terlepas dari upaya penyelesaian tindak lanjut penyelesaian rekomendasi/temuan BPK RI yang secara konsisten dilaksanakan.

Profil layanan Inspektorat

Realisasi dan rasio anggaran Inspektorat dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Fluktuasi anggaran dan realisasinya ini disebabkan oleh adanya perubahan komponen anggaran, keputusan legislatif (DPRD), perubahan jumlah pegawai (pegawai pensiun dan penerimaan pegawai), kebutuhan belanja langsung karena tuntutan teknologi di bidang pengawasan, komitmen pimpinan dalam rangka pemberantasan korupsi. Secara lengkap gambaran realisasi dan rasio anggran Inspektorat tertuang pada tabel 2.2 di bawah ini :

Tabel 2.2 :

No.

Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Anggaran Realisasi 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 (Rp.) (Rp.) 1. Belanja Langsung 23.241.406.170 23.786.073.724 30.820.155.800 27.400.042.500 60.635.083.871 13.749.688.313 17.866.317.202 15.544.594.451 16.443.683.716 39.595.455.109 59,16 75,11 50,44 60,01 65,30 7.478.735.540,20 5.169.153.359,20 2. Belanja Tidak Langsung 32.167.631.763 27.470.023.131 41.742.481.721 40.309.031.858 43.220.128.629 26.957.625.459 22.171.692.952 37.428.115.410 36.847.718.402 38.134.924.561 83,80 80,71 89,66 91,41 88,23 2.210.499.373,11 2.235.459.820,40 Total : 55.409.037.933 51.256.096.855 72.562.637.521 67.709.074.358 103.855.212.500 40.707.313.772 40.038.010.154 52.972.709.861 53.291.402.118 77.730.379.670 73,47 78,11 73,00 78,71 74,84 9.689.234.913,31 7.404.613.179,60

Uraian Anggaran pada Tahun ke - (Rp.) Realisasi Anggaran pada Tahun ke - Rasio Antara Realisasi dan Anggaran pada Tahun ke - (%) Rata - rata Pertumbuhan

Belanja Tidak langsung pada tahun 2009 mengalami penurunan hal ini disebabkan banyak pegawai Inspektorat (Bawasda) yang memasuki usia pensiun (sebanyak 28 orang & 3 orang meninggal dunia)

Pada tahun 2009 kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang merekrut pegawai baru.

Dengan adanya tambahan pegawai (baik yang baru maupun pindahan dari unit lain) tidak secara otomatis menambah jumlah alokasi maupun realisasi belanja tidak langsung (belanja gaji dan tunjangan pegawai). Hal ini karena jumlah pegawai yg masuk tidak lebih banyak dari pegawai yang masuk dan dari kepangkatan yang masuk masih rendah, sehingga nilai rupiahnya jauh dibandingkan dengan yang pensiun. (28 orang pensiun).

Dari realisasi BTL (Gaji & Tunjangan) sebesar Rp26.938.456.176,- pada 2007 menjadi Rp22.171.692.952 di tahun 2009

Sedangkan untuk belanja langsung mengalami peningkatan.

Peningkatan terjadi pada belanja langsung (pegawai) sebesar Rp13.877.535.007 yang dianggarkan dan realisasinya sebesar Rp9.551.328.100 (68,82%) untuk membayar honorarium kegiatan (pemeriksaan) yang dilakukan oleh Inspekorat terhadap SKPD-SKPD pada tahun 2009

sedangkan belanja barang jasa dan modal pada tahun 2009 yang dianggarkan sebesar Rp9.504.370.747 dan Rp404.167.970, hanya terealisasi sebesar Rp3.809.130.051 untuk barang dan jasa, Rp348.364.500 untuk barang modal.

Pada tahun 2009 juga diterbitkan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 1241 tanggal 4 Agustus 2009 tentang Penetapan Standar Biaya Khusus operasional kegiatan pengawasan dan pemantauan tindaklanjut hasil pengawasan Aparat pengawasan internal dan eksternal pemerintah sehingga hal tersebut juga memacu tingginya realisasi belanja langsung dibandingkan tahun sebelumnya (2008) yang hanya sebesar Rp13.749.688.313,- (naik sebesar ...%)

Namun di tahun 2010 kenaikan tersebut terjadi pada Belanja langsung (barang dan jasa). Hal ini dikarenakan pembayaran honorarium biaya pengawasan masuk kedalam rekening perjalanan dinas, sehingga terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada belanja tersebut yakni sebesar Rp21.701.141.500 yang dianggarkan, terealisasi sebesar Rp11.349.301.021,- dibanding belanja pegawai dan modal yang hanya sebesar Rp8.464.532.500 dan Rp654.481.800 yang dianggarkan, terealisasi sebesar Rp4.191.382.375 (49,51%) dan BM Rp3.911.055 (0,59%). Penyerapan pada BM hanya Rp3.911.055 hanya biaya lelang saja sedangkan pelaksanaan pelelangannya gagal, sehingga hanya mampu terserap biaya adm lelang.

Pada 2011 realisasi belanja modal sebesar Rp 164.086.900 (82,04%) dari yang dianggarkan Rp200.000.000

Sedangkan realisasi belanja barang jasa yakni sebesar

Rp12.428.701.816 dari yang dianggarkan sebesar Rp21.793.500.000 dan penyerapan dalam barang jasa terbesar pada biaya perjalanan dinas yakni sebesar Rp11.028.398.846 atau sebesar 88,73% dari jumlah realisasi barang dan jasa.

2.4 Tantangan dan Peluang

Tantangan dan peluang pengawasan yang dihadapi dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Berbagai tantangan dan permasalahan tersebut dapat dicarikan solusinya dengan tepat apabila kita mampu mengenalinya secara bijak, teliti dan seksama. Adapun tantangan dan permasalahan pengawasan yang dihadapi, yaitu:

1. Spirit dan Etos Kerja Aparat Pengawas Masih Perlu Ditingkatkan

Semangat dan etos kerja aparat dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan masih perlu terus ditingkatkan. Aparat pengawas pada umumnya belum memaksimalkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk melakukan pengawasan di lapangan.

2. Sistem Pemberian Penghargaan dan Penjatuhan Sanksi Terhadap Aparat Pengawas Perlu Terus Ditingkatkan

Secara umum pejabat yang diberi wewenang dan

tanggungjawab menguji jalannya sistem dan prosedur pemberian penghargaan kepada aparat yang berprestasi dan pengenaan atau penjatuhan sanksi kepada mereka yang melakukan penyimpangan dan dinyatakan bersalah belum dilaksanakan secara optimal. Kondisi demikian tidak mendorong aparat untuk bekerja secara proaktif dan kompetitif dalam mengejar tujuan dan sasaran kegiatan organisasi yang telah ditetapkan, sehingga pencapaian kinerja organisasi menjadi tidak maksimal.

3. Pelaksanaan Pengawasan Melekat (Waskat) Oleh Para Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah Masih Perlu Terus ditingkatkan dan Dibudayakan

Pengawasan oleh atasan langsung terhadap aktivitas organisasi untuk menilai capaian kinerja dan kepatuhan/ketaatan aparat dalam menjalankan visi dan misi organisasi masih perlu dioptimalkan dan dibudayakan. Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah pada umumnya menganggap bahwa tugas melakukan pengawasan merupakan tugas dan urusan aparat pengawas fungsional. Untuk itu, perlu ada pemahaman dan pembudayaan bahwa pimpinan satuan kerja perangkat daerah mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan Pengawasan Melekat (Waskat). Waskat harus lebih diutamakan sedangkan pengawasan eksternal menjadi penunjang waskat.

4. Fungsi Inspektorat sebagai Quality Assurance (Penjamin Mutu) atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Fungsi Inspektorat bukan lagi sebagai watch dog tetapi sebagai

pembinaan dan seiring reformasi birokrasi di segala aspek,

fungsi Inspektorat mengarah kepada penjamin mutu (quality

assurance). Inspektorat sebagai aparat pengawas intern pemerintah (APIP) harus dapat memberikan pembinaan kepada instansi pemerintah daerah dalam pelaksanaan tugasnya dan nantinya pun harus bisa menjamin pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang -undangan dan hal ini bukanlah tugas yang ringan karena melibatkan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada di Inspektorat terutama sumber daya manusia. Oleh karena itu Inspektorat terus berupaya meningkatkan seluruh sumber daya yang dimiliki demi

terlaksananya fungsi quality assurance terhadap pelaksanaan

tugas SKPD/UKPD sehingga terwujud suatu penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang memenuhi prinsip-prinsip good

governance

Program pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mendorong terwujudnya pemerintahan daerah yang bersih dan bebas dari berbagai penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang.

Sedangkan strategi pengawasan dilakukan dengan cara

meningkatkan percepatan penanganan kasus KKN, meningkatkan pengawasan reguler, meningkatkan profesionalisme aparat pengawas, meningkatkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pengawasan serta menyempurnakan sistem dan prosedur pengawasan.

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

INSPEKTORAT PROVINSI DKI JAKARTA

3.1 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Visi Gubernur Provinsi DKI Jakarta adalah Jakarta Baru, Kota Modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik. Dalam salah satu pointer penjelasan visi gubernur tersebut dijelaskan bahwa Provinsi DKI Jakarta merupakan kota yang dapat menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan transparan dalam rangka menyediakan pelayanan publik yang berkualitas. Untuk menyelenggarakan dan membentuk pemerintah yang baik dan transparan ini diperlukan peran inspektorat selaku institusi

Dalam dokumen portal publikasi sub1 (Halaman 11-39)

Dokumen terkait