LANDASAN TEORI
2.1. Tulang Tibia dan Tulang Fibula
Kaki bagian bawah manusia yang menghubungkan antara pergelangan kaki dengan lutut terdiri dari dua tulang yaitu tulang kering (tibia) dan tulang betis (fibula).
2.1.1 Tulang Tibia
Tulang kering (tibia) adalah tulang besar dan lebih kuat yang ditemukan di kaki bagian bawah pada vertebrata yang menghubungkan pergelangan kaki dengan lutut, seperti pada manusia. Tulang tibia juga berfungsi untuk membentuk bagian dari kerangka pada kaki bagian bawah, di mana ia mendukunggerakan kaki, menciptakan titik di mana otot-otot yang dimasukkan, menyimpan mineral dan menghasilkan sel-sel darah dalam sumsum tulang. Tubuh vertebrata mengandung satu tulang tibia di setiap kaki. Tibia adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.
Ujung atas memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil lateral. Kondi-kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir dari tulang. Permukaan superior memperlihatkkan dua dataran permukaan persendian untuk femur dalam formasi sendi lutut. Kondil lateral memperlihatkan posterior sebuah faset untuk persendian dengan kepala fibula pada sendi tibio-fibuler superior. Kondil-kondil ini di sebelah belakang dipisahkan oleh lekukan popliteum. Batang dalam irisan melintang bentuknya. Sisi anteriornya paling menjulang dan sepertiga sebelah tengah terletak subkutan. Bagian ini membentuk krista tibia.
Ujung bawah masuk dalam formasi persendian mata kaki. Tulang sedikit melebar dan kebawah sebelah medial menjulang menjadi maleolus medial atau maloelus tibiae.
Sebelah depan tibia halus dan tendon-tendon menjulur di atasnya ke arah kaki (Evelyn C.Pearche, 2005).
2.1.2. Tulang Fibula
Tulang Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang terletak disebelah lateral dan bentuknya lebih kecil sesuai os ulna pada tulang lengan bawah. Arti kata fibula adalah kurus atau kecil. Tulang ini panjang, sangat kurus dan gambaran korpusnya bervariasi diakibatkan oleh cetakan yang bervariasi dari kekuatan otot – otot yang melekat pada tulang tersebut. Tidak urut dalam membentuk sendi pergelangan kaki, dan tulang ini bukan merupakan tulang yang turut menahan berat badan (Smeltzer, 2008).
Dibandingkan dengan tibia, fibula memiliki panjang yang sama namun sangat tipis.
Perbedaan ketebalan sesuai dengan peran dari dua tulang kaki tersebut. Tibia membawa beban tubuh dari lutut ke pergelangan kaki, sementara fibula hanya berfungsi sebagai pendukung tibia. Tulang fibula tidak membawa banyak berat tubuh, namun tulang ini memainkan peran penting dalam menstabilkan pergelangan kaki dan mendukung otot-otot kaki bagian bawah (BCH, 2017).
2.2. Fraktur
Fraktur atau patah tulang merupakan masalah yang sering terjadi di masyarakat.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma (rudapaksa) atau tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luasnya trauma (Lukman & Ningsih, 2009). Fraktur dapat terjadi pada setiap tingkatan umur, yang beresiko tinggi untuk terjadinya fraktur adalah orang lanjut usia, orang yang bekerja yang membutuhkan keseimbangan, masalah gerakan dan pekerjaan yang beresiko tinggi (Reeves et al. 2001).
Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Trauma tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.
9
Fraktur kruris merupakan fraktur yang terjadi pada tibia dan fibula. Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.
Maka fraktur kruris tertutup adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan sendi maupun tulang rawan epifisis yang terjadi pada tibia dan fibula yang tidak berhubungan dengan dunia luar. Fraktur kruris merupakan fraktur yang sering terjadi dibandingkan dengan fraktur pada tulang panjang lainnya. Periosteum yang melapisi tibia agak tipis terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan biasanya fragmen frakturnya bergeser karena berada langsung dibawah kulit sehingga sering juga ditemukan fraktur terbuka.
2.2.1 Klasifikasi Fraktur
1. Fraktur berdasarkan derajat atau luas garis fraktur terbagi menjadi :
a. Fraktur complete, dimana tulang patah terbagi menjadi dua bagian (fragmen) atau lebih.
b. Fraktur incomplete (parsial). Fraktur parsial terbagi lagi menjadi :
Fissure/Crack/Hairline, tulang terputus seluruhnya tetapi masih di tempat, biasa terjadi di tulang pipih.
Greenstick Fracture, biasa terjadi pada anak-anak dan pada os. radius, ulna, clavikula dan costae.
2. Berdasarkan garis patah atau konfigurasi tulang :
a. Transversal, garis patah tulang melintang sumbu tulang (80-1000 dari sumbu tulang).
b. Oblik, garis patah tulang melintang sumbu tulang (<800 atau >1000 dari sumbu tulang).
c. Longitudinal, garis patah mengikuti sumbu tulang.
d. Spiral, garis patah tulang berada di dua bidang atau lebih.
e. Comminuted, terdapat dua atau lebih garis fraktur.
3. Berdasarkan hubungan antar fragmen fraktur :
a. Undisplace, fragment tulang fraktur masih terdapat pada tempat anatomisnya b. Displace, fragmen tulang fraktur tidak pada tempat anatomisnya, terbagi atas:
1) Shifted Sideways, menggeser ke samping tapi dekat 2) Angulated, membentuk sudut tertentu
10
3) Rotated, memutar
4) Distracted, saling menjauh karena ada interposisi 5) Overriding, garis fraktur tumpang tindih
6) Impacted, satu fragmen masuk ke fragmen yang lain.
4. Secara umum berdasarkan ada tidaknya hubungan antara tulang yang fraktur dengan dunia luar, fraktur juga dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Fraktur tertutup, apabila kulit diatas tulang yang fraktur masih utuh.
b. Fraktur terbuka, apabila kulit diatasnya tertembus dan terdapat luka yangmenghubungkan tulang yang fraktur dengan dunia luar yang memungkinkan kuman dari luar dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang sehingga cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi.