• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tuntutan Penuntut Umum

2. Penerapan Hukum Pidana Materil terhadap Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika dalam Putusan No

1.3 Tuntutan Penuntut Umum

Tuntutan penuntut umum yang dibacakan pada persidangan tanggal 30 Januari 2017 tentang penetapan hari sidang, dengan fakta-fakta yang terungkap dipemeriksaan secara berturut-turut

berupa keterangan saksi-saksi, petunjuk dan keterangan terdakwa maka penuntut umum yang pada pokoknya menuntut agar majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memustuskan:

a. Menyatakan terdakwa terdakwa RAHMANSYAH Als AGAM Bin Alm YAHYA G dengan identitas tersebut diatas bersalah melakukan tindak pidana penyalahgunaan Narkotika Golongan I jenis Shabu-shabu sebagaimana dalam dakwaan alternatif ketiga diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;

b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa RAHMANSYAH Als AGAM Bin ALM YAHYA G berupa pidana perawatan / pengobatan melalui rehabilitasi rawat jalan selama 8 (delapan) bulan di BNNP Aceh dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara;

c. Menyatakan barang bukti berupa :

‐ 1 (satu) bungkus Kristal putih yang dibungkus dengan plastik bening dengan berat brutto 0,04 (nol koma nol empat) gram dan bersifat mencair.

‐ (bong) yang dibuat dari botol minum air mineral merk Aqua (Dirampas untuk dimusnakan).

d. Menghukum terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah).

1.4 Pertimbangan Hakim

Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan yang berbentuka alternatif yaitu :

‐ Kesatu : Melanggar Pasal 114 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ; atau

‐ Kedua : Melanggar Pasal 112 ayat (1) huruf a Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ; atau

‐ Ketiga : Melanggar Pasal 127 ayat(1) huruf a Undang-Undang Repbulik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan disusun dengan dakwaan yang berbentuk alternatif, sehingga Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum tersebut diatas memilih langsung dakwaan alternatif ketiga , sebagaimana diatur dalam Pasal Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, yang mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :

1. Setiap orang;

2. Penyalah guna narkotika Golongan I bagi diri sendiri;

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis akan mempertimbangkannya;

Ad.1: Setiap orang;

a. Menimbang, bahwa unsur ini menunjuk pada subjek hukum yaitu setiap orang atau siapa saja yang dapat dipertanggung jawabkan atas segala perbuatannya;

b. Menimbang, bahwa dalam perkara ini Jaksa Penuntut Umum menghadirkan seorang Terdakwa yang bernama: Ramansyah Alias Agam Bin (Alm) Yahya G dengan identitas lengkapnya tercantum di awal putusan ini dan dibenarkan oleh Terdakwa sendiri, serta semua saksi juga menunjuk pada diri Terdakwa yang telah didakwa oleh Penuntut Umum melakukan suatu perbuatan tindak pidana yang akan dibuktikan kebenarannya dalam pertimbangan unsur berikut ini;

c. Menimbang, bahwa menurut pengamatan Majelis Hakim selama berlangsungnya persidangan pada diri Terdakwa tidak dijumpai hal-hal yang dapat menghapus dan dijadikan alasan pemaaf untuk menghilangkan sifat pertanggungan jawab perbuatan Terdakwa;

d. Menimbang, bahwa dari pertimbangan di atas Majelis berkesimpulan Terdakwa adalah orang yang merupakan subjek

hukum dan dapat dimintai pertanggungan jawab atas perbuatannya, maka unsur ini telah terpenuhi;

Ad. 2: Penyalah Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri:

a. Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur

“Penyalahguna” berdasarkan Pasal 1 ke-15 Undang-Undang Republik Indoneis Nomor 35 Tahun 2009, Tentang Narkotika adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum;

b. Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Narkotika menurut Pasal 1 ayat (1) ke-1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009, Tentang Narkotika adalah :

“zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini’;

c. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan dimana pada hari Selasa tanggal 18 Oktober 2016 sekira pukul 21.00 WIB Terdakwa RAMANSYAH ALIAS AGAM Bin Alm YAHYA G berjumpa dengan Saksi Muljan dan membeli narkotika Golongan I jenis sabu-sabu yang akan digunakan oleh Terdakwa, dan berdasarkan Surat Hasil Pemeriksaan Urine No: B/SHPU/19/2016/KES tanggal 20 Oktober 2016 yang ditandangani oleh Erpriadi, AMK dengan kesimpulan Hasil Urine yang diperiksa milik Terdakwa atas nama RAMANSYAH ALIAS AGAM Bin Alm YAHYA G adalah Positif mengandung zat narkoba jenis Metamfetamina dan terdaftar dalam Golongan I (satu) nomor urut 61 Lampiran I Undang-Undang Republik Indonesia No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

d. Menimbang, bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diatas maka jelaslah bahwa Terdakwa menggunakan Narkotika Gol. I dalam bentuk tanaman jenis ganja;

e. Menimbang, bahwa Terdakwa dalam mempergunakan Narkotika Golongan I jenis sabu-sabu tersebut tidak ada izin dari pejabat yang berwenang;

f. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka unsur “Penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri” sudah terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa ;

g. Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana Penyalah Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri sebagaimana didakwakan dalam dakwaan ketiga;

h. Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggung jawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka Terdakwa harus mempertanggung jawabkan perbuatannya;

i. Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggungjawab, maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana;

j. Menimbang, bahwa berdasarkan Berita Acara Rapat Pelaksanaan Tim Asesmen Terpadu dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten Aceh Selatan, tanggal 30 Januari 2017, telah melakukan rapat pelaksanaan asesmen terhadap berkas atas nama Ramansyah Alias Agam Bin (Alm) Yahya G Hasil TAT No B/35/I/ka/rh.00/2017/BNNK-ASEL, dengan kesimpulan klien menjalani rawat jalan ke BNNP Aceh Selama 8 delapan kali pertemuan, maka setelah Majelis Hakim

mempelajari bukti tersebut berdasarkan Pasal 103 huruf a dan b Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Jo Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tanggal 7 April 2010, maka permohonan tersebut dapat dikabulkan dan Majelis Hakim menyatakan Terdakwa RAMANSYAH ALIAS AGAM Bin Alm YAHYA G haruslah diberikan tindakan hukum berupa rehabilitasi;

k. Menimbang, bahwa meskipun demikian MajelisHakim menganggap bahwa oleh karena demi masa depan untuk kebaikan Terdakwa, Majelis Hakim tetap melakukan tindakan hukum berupa rehabilitasi;

l. Menimbang, bahwa sebagaimana ketentuan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2010 tanggal 7 April 2010 pada poin 3 yang menyatakan bahwa “ Dalam hal hakim menjatuhkan pemidanaan berupa perintah untuk dilakukan tindakan hukum berupa rehabilitasi atas diri terdakwa, Majelis Hakim haruslah menunjuk secara tegas dan jelas tempat rehabilitasi yang terdekat dalam Amar Putusan”;

m. Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari surat dari Tim Asesmen Terpadu dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten Aceh Selatan, tanggal 30 Januari 2017 tersebut maka tempat yang terdekat untuk merehabilitasi Terdakwa sebagai pasien Narkoba adalah di BNNP Aceh;

n. Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

o. Menimbang, bahwa karena Terdakwa direhabilitasi di BNNP Aceh, maka diperintahkan dikeluarkan/dibebaskan dari tahanan Rumah Tahanan Negara setelah putusan ini diucapkan;

p. Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut

: 1 (satu) bungkus Kristal putih yang dibungkus dengan plastik bening dengan berat brutto 0,04 (nol koma nol empat) gram dan bersifat mencair dan 1 (bong) yang dibuat dari botol minum air mineral merk Aqua, yang telah dipergunakan untuk melakukan kejahatan dan dikhawatirkan akan dipergunakan untuk mengulangi kejahatan maka perlu ditetapkan agar barang bukti tersebut dimusnahkan;

q. Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa, maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan Terdakwa;

Keadaan yang memberatkan:

‐ Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program Pemerintah yang lagi giatgiatnya untuk memberantas Narkotika;

Keadaan yang meringankan:

‐ Terdakwa mengakui kesalahan dan menyesali serta berjanji tidak mengulangi lagi;

‐ Terdakwa belum pernah dihukum;

‐ Terdakwa masih mudah sehingga diharapkan dapat memperbaiki kesalahannya dikemudian hari;

r. Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana, maka haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara;

Memperhatikan, Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan yang bersangkutan;

1.5 Amar Putusan

MENGADILI

a) Menyatakan Terdakwa RAMANSYAH ALIAS AGAM Bin Alm YAHYA G tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ Penyalah

Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri, sebagaimana didakwakan dalam dakwaan alternatif ketiga;

b) Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa RAMANSYAH ALIAS AGAM Bin Alm YAHYA G dengan pidana penjara selama 8 (delapan) bulan;

c) Memerintahkan Terdakwa menjalani perawatan atau pengobatan melalui rehabilitasi medis dan sosial di BNNP Aceh selama masa pidana yang belum dijalani oleh Terdakwa;

d) Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

e) Memerintahkan Terdakwa dibebaskan dari tahanan segera setelah putusan ini diucapkan;

f) Menetapkan barang bukti berupa :

‐ 1 (satu) bungkus Kristal putih yang dibungkus dengan plastik bening dengan berat brutto 0,04 (nol koma nol empat) gram dan bersifat mencair. - 1 (bong) yang dibuat dari botol minum air mineral merk Aqua, dimusnahkan;

‐ Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp5.000,00 (lima ribu rupiah).

Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tapaktuan, pada hari Jumat tanggal 31 Maret 2017, oleh Armansyah Siregar, S.H,M.H, sebagai Hakim Ketua, Muammar Maulis Kadafi,S.H,M.H dan Ahmad Hidayat, S.H,M.Kn., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Senin, tanggal 3 April 2017, oleh Hakim Ketua dengan didampangi para Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Salahuddin,S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Tapaktuan, serta dihadiri Idryani Madina Samudra,S.H, Penuntut Umum dan Terdakwa.

Dokumen terkait