• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Informan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Peristiwa Tutur Tahap Persiapan “Teki -Teki Kabu ”

4.1.1 Isi Tuturan

Isi tuturan pada bagian ini tergambar dalam komunikasi antara pemimpin upacara adat (Kosmas) dan kepala keluarga si penderita (Soter Pekei). Dalam komunikasi ditanyakan kepastian waktu pelaksanaan upacara dan kesiapan bahan kurban. Isi tuturan dalam upacara pengusiran roh jahat pada terlihat tuturan (1-6) di bawah ini:

(1) Uwata to, didi nakame “Soter Pekei” ya etete manako: ini wiyaume kamu ko keitaitage, dana aweta ko keitaine agiyoudo teki-teki taitage. Yagamoudo (kipo tutu etete) ko noya agio kotu nitimakai. Ini yameido (kipo tutu etete) ke ekina ma, dana megema kotu, kamu migoutoma epi ewitage. {A.1}

“Pada sore itu, kepala keluarga si penderita “Soter Pekei” mengatakan: kita adakan upacara ini lusa, dan besok itu persiapan semua bahan yang akan digunakan, serta semua perempuan (sambil tunjuk) menyediakan bahan makanan. Kami yang laki-laki (sambil tunjuk) menyediakan babi, uang dan hubungi pemimpin upacara”.

(2) Kamu tai Mee “Kosmas Madai” (bado bego-bego) ya egado tete ko. Tani mago eniya epei kamu nikeitaita? {A.2}

Pemimpin upacara “Kosmas Madai (mengoyang-goyangkan kaki) bertanya, pada pukul berapa kita akan mengadakan upacara”?

(3) Didi nakamee “Soter Pekei” (gane bego-bego) ya etete ko, ini kamu tai wagi ko migouto yakai owapa daki taitagida kouya make. {A.3}

“Bapak si penderita “Soter Pekei (sambil goyang tangan) mengatakan, kita akan mulai upacara ketika kamu tiba di rumah”.

(4) Migouto “Kosmas Madai” (gane bego-bego) ya etete manako enaka aniyawi beugako noya agiyoma tebayamu taine agiyoma teki-teki nitimaketai. {A.4} “Pemimpin upacara “Kosmas Madai (mengoyang-goyangkan tangan) mengatakan, baik sebelum saya tiba segera siapkan bahan sajian dan kurban”. (5) Didi nakamee “Soter Pekei” (gane bego-bego) ya egadote manako magiyo

“Bapak si penderita “Soter Pekei” (sambil goyang tangan) menanyakan bahan kurban apa yang kami harus siapkan?”

(6) Kamu taimee Kosmas Madai (gane bego-bego) eteteko; ekina teki-teki nitimakai. {A.6}

“Pemimpin upacara “Kosmas Madai” (sambil goyang tangan) menjawab sediakan babi”.

Isi tuturan pada nomor 1-6 dianalisis ke dalam SPEAKING yang mana terlihat pada Tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5 Peristiwa Tutur Tahap Persiapan

S P E A K I N G Se Sc Se.T Se.P (1) P1 N1 (2) Se. Sc.1 P2 E2 A2 K2 N2 (3) Se. Sc.1 P1 E3 A3 K3 N3 (4) P2 E4 A4 K4 N4 (5) P1 E5 A5 K5 N5 (6) Sc.1 E6 A6 K6 N6

Pada Tabel 4.5 di atas yang disebut “setting and scene” (S) setting artinya “latar kebudayaan” yang menunjukan pada waktu tutur (Se,T) dan tempat tutur

(Se.P) berlangsung. Participants (P) “partisipan” adalah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan upacara atau dalam pertuturan (P1) Pemimpin upacara, (P2) keluarga penderita. Ends (E) merupakan tujuan yang diperoleh dari peristiwa tutur atau tujuan yang ingin capai dalam peristiwa tutur terlihat dalam (E1-E6). Act seguence (A) artinya “urutan tindak ujar”, jenis tindakujar dan isi ujaran kedua hal ini berhubungan dengan eksistensi wacana, media komunikasi, secara pemaparanya. Sifatnya adalah hubungan tindak pidana tutur, jenis tindak pesan dan isi pesan (A1-A6).

Key (K) artinya “kunci”, mengandung pesan-pesan yang dapat ditangkap, misalnya nada, cara dan semangat terdapat (K1-K6). Instrumentalities (I) artinya “instrument” yaitu jenis tindakbahasa yang digunakan dalam peristiwa tutur, apakah lisan atau tulisan dialek atau bahasa baku. Norms of intraction and interpretation (N) artinya “norma intraksi dan interpretasi” mengacu pada norma yang berlaku dalam kelompok sosial pemakai bahasa dalam masyarakat terlihat pada (N1-N6). Genre (G) artinya “gaya” yang mengacu pada jenis tindakpenyampaian secara verbal puisi, nasehat, atau cerita dan lain-lain. Uraian Tabel 4.5 di atas memperlihatkan di bawah ini:

S : Setting and scene, setting artinya “latar kebudayaan” yang menunjukan pada waktu tutur (Se,T) dan tempat tutur (Se.P) berlangsung.

Se : Waktu (Se,T) dan Tempat (Se.P)

Sc : Definisi budaya tentang peristiwa bahasa S : Teki-teki kabu “percakapan persiapan acara”

: Uwata “sore” : Owapa “di rumah”

Sc.1 : Teki-teki “persiapan upacara”

P : Participants, “partisipan” adalah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan upacara atau dalam pertuturan (P1) Pemimpin upacara, (P2) keluarga penderita.

P1 : Kosmas Madai P2 : Soter Pekei

E : Ends, (E) merupakan tujuan yang diperoleh dari peristiwa tutur atau tujuan yang ingin capai dalam peristiwa tutur terlihat dalam (E1-E6)

E1 : Agiyoudo teki-teki “persiapan semua bahan”.

E2 : Eniya epei kamu epikaine “mengetahui waktu upacara”. E3 : Migouto yakai daki taitagiga “tunggu kedatangan pemimpin” E4 : tebaiyam taine agiyo teki-teki “siapkan bahan kurban”

E5 : mapega wagine agiyoko “barang panahan apa yang disiapkan” E6 : ekina teki-teki nitimakai “sediakan babi”

4.1.2 Jenis Tindak Tutur

Jenis tindak tutur pada persiapan ini tergambar komunikasi antara pemimpin upacara adat dan kepala keluarga si penderita. Dalam komunikasi terjadi dialog antara pemimpin upacara dan kepala keluarga si penderita. Jenis tindak tutur terjadi pesan perintah, tanggapan dan pertanyaan. Jenis tindak tuturan dalam upacara pengusiran roh jahat pada suku Mee ini, terlihat di bawah ini:

A : Act sequences(A) artinya “urutan tindak ujar”, jenis tindakujar dan isi ujaran kedua hal ini berhubungan dengan eksistensi wacana, media komunikasi, secara pemaparanya. Sifatnya adalah hubungan tindak pidana tutur, jenis tindak pesan dan isi pesan (A1-A6).

A1 :

1) Tindak tutur langsung literal (direct literal speech act)

Jenis tindak wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan bapak si penderita “Soter Pekei” kepada pemimpin upacara “Kosmas Madai”. Wacana non verbal, media komunikasinya kepala keluarga si penderita Soter Pekei menggerak-gerakkan tangan sambil menunjuk wanita dan pria bertanda meyakinkan pembicaraan. Jenis pemakaian dialog. Jenis tindak pesannya perintah:

(7) Ini uwata to, Soter Pekei ya etete manako: ini wiyaume kamu ko keitaitage, dana aweta ko keitaine agiyoudo teki-teki taitage. Yagamoudo (kipo tutu etete) ko noya agio kotu nitimakai. Ini yameido (kipo tutu etete) ke bedo ma, dana megema kotu, kamu migoutoma epi ewitage. {A. I. (1)}

“Pada sore itu, bapak si penderita “Soter Pekei” mengatakan: kita adakan upacara ini lusa, dan besok itu persiapan semua bahan yang akan digunakan, serta semua perempuan (sambil tunjuk) sediakan bahan makanan. Kami yang laki-laki (sambil tunjuk) sediakan babi, uang dan hubungi pemimpin upacara”. A2 :

Jenis wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan pemimpin upacara “Kosmas Madai” kepada bapak si penderita “Soter Pekei”. Wacana non verbal, media kom unikasinya Kosmas Madai menggerak-gerakkan kaki bertanda mendesak untuk segera mengadakan upacara. Jenis pemakaian dialog. Jenis tindak pesannya pertanyaan:

(8) Kamutai migouto Kosmas Madai (bado bego-bego) ya egadotete ko: tani mago eniya epei kamu nikeitaita? {A. I. (2)}

“Pemimpin upacara Kosmas Madai (mengoyang-goyangkan kaki) bertanya, pada pukul berapa kita akan mengadakan upacara”?

A3 :

3) Tindak tutur langsung literal (direct literal speech act)

Jenis tindak wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan bapak si penderita “Soter Pekei” kepada pemimpin upacara “Kosmas Madai”. Wacana non verbal, media komunikasinya Soter Pekei menggerak-gerakkan tangan bertanda memohon perhatian. Jenis pemakaian dialog. Jenis tindak pesannya tanggapan:

(9) Didi nakame Soter Pekei (gane bego-bego) ya etete ko; ini kamu tai wagi ko migouto yakai daki taitageida”. {A. I. (3)}

Bapak si penderita “Soter Pekei” (sambil goyang tangan) kita laksanakan upacara pada saat pemimpin upacara tiba.

A4:

Jenis tindak tutur wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan pemimpin upacara “Kosmas Madai” kepada kepala keluarga si penderita “Soter Pekei”. Wacana non verbal, media komunikasinya pemimpin upacara “Kosmas Madai” menggerak-gerakkan tangan bertanda segera menyediakan bahan kurban upacara “babi”. Jenis pemakaian dialog. Jenis tindak pesannya perintah:

(10) Pemimpin upacara “Kosmas Madai” (gane bego-bego) ya etete manako enaka aniyawi beugako noya agiyo teki-teki nitimaketai. {A. I. (4)}

“Kosmas Madai (mengoyang-goyangkan tangan) mengatakan, baik sebelum saya tiba segera siapkan bahan sajian dan kurban”.

A5:

5) Tindak tutur langsung literal (direct literal speech act)

Jenis tindak tutur wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan bapak si penderita “Soter Pekei” kepada pemimpin upacara “Kosmas Madai”. Wacana non verbal, media komunikasinya bapak si penderita “Soter Pekei” menggerak-gerakkan tangan bertanda menanyakan bahan kurban. Jenis pemakaian dialog. Jenis tindak pesannya pertanyaan:

(11) Didi nakame “Soter Pekei” (gane bego-bego) ya egadote manako magiyo teki-teki tai mapega wagine agiyoko? {A. I. (5)}

“Bapak si penderita “Soter Pekei” (sambil goyang tangan) menanyakan jenis panah apa yang kami harus siapkan?”

6) Tindak tutur tidak langsung literal (indirect literal speech act)

Jenis tindak wicara menurut eksistensinya terdiri atas verbal dan non verbal. Verbal adalah media komunikasi berupa tuturan lisan pemimpin upacara “Kosmas Madai” kepada bapak si penderita “Soter Pekei”. Wacana verbal, media komunikasinya Kosmas Madai menggerak-gerakkan tangan bertanda menjawab menyediakan bahan kurban. Jenis pemakaian dialog. Jenis pesannya tanggapan: (12) Migouto “Kosma Madai” gane bego-bego) Itopa mapega teki-teki

nitimaketai, yamake enaako buka mapega. {A. I. (6)}

“Pemimpin upacara “Kosmas Madai” (Pokoknya panah, tapi lebih baik panah yang terbuat dari bamboo”!

K : Key (K) artinya “kunci”, mengandung pesan-pesan yang dapat ditangkap, misalnya nada, cara dan semangat terdapat (K1-K6)

K1 : Suara keras K2 : Suara pelan K3 : Serius K4: suara bisik K5: suara pelan K6: suara bisik

I : Instrumentahlities (I) artinya “instrument” yaitu jenis tindakbahasa yang digunakan dalam peristiwa tutur, apakah lisan atau tulisan dialek atau bahasa baku.

I1 : Verbal dan non verbal (bahasa Mee).

(13) Uwata to, didi nakamee Soter Pekei ya etete manako, ini wiyaume kamu ko keitaitage, dana aweta ko keitaine agiyoudo teki-teki taitage. Yagamoudo (kipo tutu etete) ko noya agio kotu nitimakai. Ini yameido (kipo tutu etete) ke ekina ma, dana megema kotu, kamu migoutoma epi ewitage. {A.13}

“Pada sore itu, bapak si penderita Soter Pekei mengatakan: kita adakan upacara ini lusa, dan besok itu persiapan semua bahan yang akan digunakan, serta semua perempuan (sambil tunjuk) menyediakan bahan makanan. Kami yang laki-laki (sambil tunjuk) menyediakan babi, uang dan hubungi pemimpin upacara”.

(14) Pemimpin upacara Kosmas Madai (bado bego-bego) ya egado tete ko, tani mago eniya epei kamu nikeitaita? {A.14}

“pemimpin upacara “Kosmas Madai” (mengoyang-goyangkan kaki) bertanya, pada pukul berapa kita akan mengadakan upacara”?

(15) Didi nakame Soter Pekei (gane bego-bego) ya etete ko, ini kamu tai wagi ko migouto yakai owapa daki taitagida kouya make. {A.15}

“Bapak si penderita Soter Pekei (sambil goyang tangan) mengatakan, kita akan mulai upacara ketika kamu tiba di rumah”.

(16) Migouto Kosmas Madai (gane bego-bego) ya etete manako enaka aniyawi beugako noya agiyoma tebbabi taine agiyoma teki-teki nitimaketai. {A.16}

“Pemimpin upacara Kosmas Madai (mengoyang-goyangkan tangan) mengatakan, baik sebelum saya tiba segera siapkan bahan sajian dan kurban”. (17) Didi nakame Soter Pekei (gane bego-bego) ya egadote manako magiyo

“Bapak si penderita Soter Pekei (sambil goyang tangan) menanyakan bahan kurban apa yang kami harus siapkan?”

(18) Kamu tai migouto Kosmas Madai (gane bego-bego) eteteko; ekina teki-teki nitimakai. {A.18}

Pemimpin upacara Kosmas Madai (sambil goyang tangan) menjawab sediakan babi.

Nonverbal: tidak dalam jenis tindakpercakapan atau tidak dalam jenis tindakbahasa; (gerakan pada tubuh). Nonverbal tersebut terlihat di bawah ini:

1) “kipo tutu etete” (sambil tunjuk)

2) “bado bego-bego” (mengoyang-goyangkan kaki) 3) “gane bego-bego” (sambil goyang tangan)

N : Norms of Interaction and Interpretation (N) artinya “norma intraksi dan interpretasi” mengacu pada norma yang berlaku dalam kelompok sosial pemakai bahasa dalam masyarakat terlihat pada (N1-N6).

N1 : Taitage “Memerintah” N2 : Tani mago? “Menanyakan” N3 : Migouto daki “Menjawab” N4 : Agiyoma teki-teki (perintah) N5 : Magiyo teki-teki tai (menanyakan) N6 : Ekina teki-teki (menjawab)

G : Genre (G) artinya “gaya” yang mengacu pada jenis tindakpenyampaian secara verbal puisi, nasehat, atau cerita dan lain-lain

G2 : Bercakap-cakap

Pada bagian persiapan media komunikasi antara pemimpin upacara “Kosmas Mada” dan ayah si penderita “Soter Pekei” tidak menuturkan tindak tutur langsung tidak literal (direct nonliteral speech) dan tindak tutur tidak langsung tidak literal(indirect nonliteral speech act). Tapi, pemimpin upacara “Kosmas Mada” dan ayah si penderita “Soter Pekei” hanya menggunakan tindak tutur, tindak tutur tidak langsung literal (indirect literal speech act), dan tindak tutur langsung literal (direct literal speech act).