• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Uang Elektronik (E-money)

E-Money merupakan produk stored-value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang diciptakan dengan memiliki berbagai manfaat yang diberikan dengan kemudahan yang ditawarkan kepada penggunanya. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan penciptaan sistem pembayaran yang lebih modern dan efisien melalui perbankan, sehingga masyarakat akan mempertimbangkan uang elektronik

14

sebagai pilihannya. Dengan kita mengasumsikan uang elektronik ini menjadi pilihan terbaik dibanding alat pembayaran yang lain ditambah dengan aturan yang membuat uang elektronik tidak memiliki perbedaan yang banyak terhadap uang kartal maupun giro, bahkan lebih terjamin juga dari segi keamanannya (Sumolang, 2016).

E-Money memiliki kelebihan utama yaitu pada waktu yang diperlukan pada saat bertransaksi jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan alat pembayaran yang lainnya. Pemakaian e-money tidak memerlukan otoritas on-line, tanda tangan atau memasukkan kode PIN. Dengan transaksi off-line biaya dapat dikurangi dan juga electronic value dapat diisi ulang kedalam kartu e-money melalui berbagai sarana yang disediakan oleh issuer (Syafira, 2015).

Peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI tahun 2009 tentang e-money, bahwa yang disebut e-money adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur :

1. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit.

2. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti chip atau server.

3. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut.

4. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Perbankan.

2.2.1 Manfaat Uang Elektronik (e-money)

Uang elektronik (e-money) pertama kali diterbitkan di Indonesia pada

April 2007. Sejak diterbitkan oleh Bank Indonesia, e-money menawarkan beberapa keuntungan/manfaat bagi penggunanya dan bagi Bank Indonesia diantaranya adalah:

1. Bagi masyarakat, memperoleh efisiensi waktu dan jaminan keamanan dalam pembayaran.

2. Bagi Industri, membantu menyelesaikan masalah cash landing yang selama ini dialami saat menggunakan uang tunai sebagai metode pembayaran sebagai metode pembayaran; dan

3. Bagi Pemerintah khusunya Bank Indonesia, menekan laju inflasi dan pengaturan peredaran uang yang memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi (Suzianti, 2015).

2.2.2 Fungsi E-Money

Fungsi dari uang elektronik (e-money) dibandingkan dengan uang tunai maupun alat pembayaran non tunai lainnya kepada para pengguna, antara lain berikut:

1. Penggunaan e-money lebih nyaman dibandingkan dengan uang tunai, khususnya untuk transaksi-transaksi yang bernilai kecil (micro payments), seperti nasabah tidak perlu mempunyai sejumlah uang pas untuk suatu transaksi, tidak perlu menyimpan uang kembalian, dan kesalahan dalam menghitung uang kembalian dari suatu transaksi dapat dikurangi.

2. Nasabah (pengguna) dapat melakukan isi ulang electronic value kedalam media e-money dari rumah melalui saluran telepon, sehingga mereka tidak perlu mengambil tambahan uang tunai melalui ATM.

3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan e- money

16

jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit, karena tidak memerlukan otorisasi online, tanda tangan, maupun PIN.

4. E-money adalah multi purposed prepaid card sehingga satu media e- money dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya untuk berbelanja di supermarket, department store, bioskop, SPBU, dan transportasi umum tertentu yang terdaftar dalam fitur e-money terkait. Hal ini tentu sangat memudahkan pengguna dalam hal kenyamanan pengoperasian kartu karena tidak perlu membawa banyak kartu untuk bertransaksi pada berbagai keperluan belanja.

5. Untuk memiliki e-money seseorang tidak perlu memiliki akun di Bank, sehingga sangat memudahkan kepada mereka yang belum atau tidak memiliki akun bank untuk memiliki kartu e-money ini. Disamping itu layanan e-money juga mempunyai peranan atau fungsi yang besar bagi pemerintah Indonesia yaitu dalam hal mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, sehingga secara makro dapat mengurangi tingkat inflasi Indonesia.

2.2.3 Risiko Uang Elektronik

1. Risiko uang elektronik hilang dan dapat digunakan oleh pihak lain, karena pada prinsipnya uang elektronik sama seperti uang tunai yang apabila hilang tidak dapat diklaim kepada penerbit.

2. Risiko karena masih kurang pahamnya pengguna dalam menggunakan uang elektronik, seperti pengguna tidak menyadari uang elektronik yang digunakan ditempelkan 2 (dua) kali pada reader untuk suatu transaksi yang sama sehingga nilai uang elektronik berkurang lebih besar dari nilai transaksi.

2.2.4 Jenis Uang Elektronik

Jenis uang elektronik bedararkan tercatat atau tidaknya data identitas pemegang pada penerbit uang elektronik dibagi menjadi :

1. Uang Elektronik registered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas pemegangnya tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik. Dalam kaitan ini, penerbit harus menerapkan prinsip mengenal nasabah dalam menerbitkan Uang Elektronik Registered. Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk jenis registered adalah Rp5.000.000,00 (lima juta Rupiah).

2. Uang Elektronik unregistered, merupakan Uang Elektronik yang data identitas pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit Uang Elektronik.

Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk jenis unregistered adalah Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah).

2.2.5 Pihak Penyelenggara Uang Elektronik

1. Pemegang kartu adalah pengguna yang sah dari Uang Elektronik.

2. Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang bertanggung jawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi Uang Elektronik yang kerjasama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.

3. Penerbit adalah bank atau selain bank yang menerbitkan Uang Elektronik.

4. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan kerjasama dengan pedagang (merchant), yang dapat memproses Uang Elektronik yang diterbitkan oleh pihak lain.

18

5. Pedagang (merchant) adalah penjual barang dan/atau jasa yang menerima pembayaran dari transaksi penggunaan Uang Elektronik.

6. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi Uang Elektronik.

7. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selain bank

Dokumen terkait