• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability, konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indikator disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konstruk (variabel) Daya Tarik Pribadi dan Persepsi Kendali Perilaku memiliki nilai composite reliability lebih besar darin 0,7. Sehingga reliabel. Untuk variabel dengan indikator Formatif yaitu Norma Sosial dan Niat berwirausaha tidak memerlukan ukuran validitas dan reliabilitas.

Tabel 4.7. Composite Reliability

Composit e Reliabilit y Norma Sosial

Daya Tarik Pribadi 0.821 Persepsi Kendali

Perilaku 0.751 Niat Berw irausaha

Sumber : Output Program SmartPLS, 2012

4.3.2. Outer Weight

Variabel dengan indikator formatif tidak dapat dianalisis dengan melihat convergent validity and conposite reliability. Oleh karena itu variabel dengan indikator formatif pada dasarnya merupakan hubungan regresi indikator kevariabel, maka cara menilainya adalah dengan menilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Jadi dilihat dari outer weight masing-masing indikator dan nilai signifikansinya.

Tabel 4.8. Hasil Uji Outer Weight

original sample est imat e mean of subsamples St andard

deviat ion T-St atist ic Norma Sosial X3.1 0.655 0.571 0.392 1.672 X3.2 0.034 0.058 0.375 0.089 X3.3 0.677 0.46 0.384 1.763 Daya Tarik Pribadi X1.1 0.335 0.299 0.206 1.625 X1.2 0.349 0.324 0.164 2.132 X1.3 0.296 0.292 0.155 1.907 X1.4 0.39 0.324 0.257 1.516 Persepsi Kendali Perilaku X2.1 0.396 0.411 0.303 1.307 X2.2 0.822 0.727 0.26 3.163 Niat Berw irausaha Y1 0.099 0.175 0.279 0.356 Y2 0.459 0.271 0.356 1.289 Y3 0.39 0.322 0.315 1.239 Y4 0.539 0.438 0.285 1.893

Y5 0.226 0.147 0.275 0.82

Sumber: Output Program SmartPLS, 2012

Hasil pengujian pada tabel outer weight menunjukkann bahwa indikator X3.1, X3.3 dan Y4 adalah indikator yang signifikan karena nilain T statistiknya di atas 1,645 (pada Z α = 0,10 atau 10%). Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator X3.1, X3.3 dan Y4 adalah indikator yang paling dominan dibanding dengan indikator lainnya untuk mengukur variabelnya.

4.4. Evaluasi Model Struktural atau Inner Model

Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang merupakan uji goodness-fit model. Pengujian inner model dapat dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar variabel latent. Nilai R2 menjelaskan seberapa besar variabel eksogen (independen/bebas) pada model mampu menerangkan variabel endogen (dependen/terikat).

Tabel 4.9. Tabel R-squar e

R-square

Norma Sosial

Daya Tarik Pribadi 0.079 Persepsi Kendali

Perilaku 0.088 Niat Berwirausaha 0.233

Sum ber : Output Program SmartPLS, 2012

Nilai R2 (Q2)= 1- (1-0,079) (1-0,088) (1-0,233) = 0,3557. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa model baik, yaitu mampu menjelaskan Niat Berwirausaha sebesar 35,57 %. Sedangkan sisanya (64,43 %) dijelaskan oleh variabel lain (selain Norma sosial , Daya Tarik Pribadi dan Persepsi Kendali) yang belum masuk ke dalam model dan error. Artinya kinerja pegawai dipengaruhi oleh Norma sosial , Daya Tarik Pribadi dan Persepsi Kendali sebesar 35,57% sedang sebesar 64,43% dipengaruhi oleh variabel selain Norma sosial , Daya Tarik Pribadi dan Persepsi Kendali.

4.5. Pengujian Hipotesis

4.5.1. UJ I KAUSALITAS (Inner Weight)

Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Pengujian hipotesis yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya nilai

t-statistik. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah ± 1,645 signifikan pada p<0.05 (1-tailed) dan ± 1,960 (2-tailed). Tabel 5.0 berikut ini menyajikan output estimasi untuk pengujian model struktural.

Tabel 5.0.

Result s For Inner Weight s

original sample estimate mean of subsamples Standard deviation T-Statistic Norma Sosial ->

Daya Tarik Pribadi 0.282 0.361 0.163 1.724 Norma Sosial ->

Persepsi Kendali

Perilaku 0.297 0.34 0.164 1.812

Norma Sosial ->

Niat Berwirausaha 0.201 0.293 0.226 0.889 Daya Tarik Pribadi

-> Niat

Berwirausaha 0.174 0.237 0.243 0.714

Persepsi Kendali Perilaku -> Niat

Berwirausaha 0.278 0.224 0.201 1.388

Sumber : Output Program SmartPLS, 2012

1. Norma Sosial berpengaruh terhadap Daya tarik Pribadi dengan koefisien path sebesar 0,282, dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 1,724 lebih besar dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Signifikan (Positif)

2. Norma Sosial berpengaruh terhadap Persepsi Kendali Perilaku koefisien path sebesar 0,297, dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 1,812 lebih besar dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Signifikan (Positif)

3. Norma Sosial berpengaruh terhadap Niat Berwirausaha dengan koefisien path sebesar 0,201, tidak dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 0,889 lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Non Signifikan (Positif)

4. Daya Tarik pribadi berpengaruh terhadap Niat berwirausaha dengan koefisien path sebesar 0,282, tidak dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 0,714 lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Non Signifikan (Positif)

5. Persepsi Kendali Perilaku berpengaruh terhadap Niat Berwirausahai dengan koefisien path sebesar 0,278, tidak dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 1,388 lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Non Signifikan (Positif)

4.6. Structural Equation Model (SEM)

Model analisis utama dalam penelitian ini dilakukan dengan structural equation model (SEM). Pengujian dilakukan dengan bantuan program SmartPLS. Hasil pengujian diperoleh sebagai berikut:

Gambar 4.5. Full Model SEM

Sumber : Output Program SmartPLS, 2012

Sumber : Output Program SmartPLS, 2012

4.7. Pembahasan

4.7.1. Pengaruh Nor ma Sosial terhadap Daya tar ik Pr ibadi

Secara umum penelitian ini menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Hasil analisis PLS (dapat dilihat pada table 5.0) menunjukkan bahwa norma sosial berpengaruh terhadap daya tarik pribadi dalam niat berwirausaha. Hal ini menjelaskan bahwa semakin kuat norma-norma sosial yang dijelaskan

pada ketiga indikator pada norma sosial, maka akan semakin kuat pula daya tarik untuk berniat berwirausaha pada mahasiswa.

Penelitian yang dilakukan Zakarija Achmad (2010) menyatakan bahwa seorang individu akan berniat menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi bahwa orang-orang lain yang penting berfikir bahwa ia seharusnya melakukan hal itu. Orang lain yang penting tersebut bisa pasangan, sahabat, dokter, dsb. Hal ini diketahui dengan cara menanyai responden untuk menilai apakah orang-orang lain yang penting tadi cenderung akan setuju atau tidak setuju jika ia menampilkan perilaku yang dimaksud.

4.7.2. Pengaruh Nor ma Sosial Ter hadap Per sepsi Kendali Perilaku

Berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap pertanyaan tentang pengaruh norma sosial terhadap persepsi kendali perilaku, jumlah T-statistic nya adalah sebesar 1,812. Hal ini mengidentifikasikan bahwa norma sosial seperti informasi dari orang lain sangat mempengaruhi kontrol perilaku yang dapat meyakinkan individu tersebut merasa mampu atau tidak dalam berperilaku.

Dalam penelitian

(repositery.usu.ac.id/bitstream/123456789/16214/4/chapter % 20 II pdf) menyatakan bahwa kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Keyakinan ini didasari oleh

pengalaman terdahulu tentang perilaku tersebut, yang dipengaruhi oleh informasi dari orang lain, misalnya dari pengalaman orang-orang yang dikenal/teman-teman.

4.7.3. Pengaruh Nor ma Sosial Ter hadap Niat Berwirausaha

Penelitian yang dilakukan (Ramayah & Harun, 2005; Shook & Britanu, 2008), dalam jurnal Wijaya (2008), menjelaskan bahwa semakin tinggi motivasi individu mematuhi pandangan ataupun peranan orang lain dalam berwirausaha maka semakin tinggi intensi untuk berwirausaha. Berdasarkan analisis Smart PLS pada tabel 5.0 diperoleh hasil, bahwa norma sosial berpengaruh non signifikan terhadap niat berwirausaha. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa norma sosial tidak berpengaruh terhadap niat berwirausaha. Sehingga pada penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa variabel norma sosial berpengaruh terhadap niat berwirausaha tidak dapat diterima. Hal ini disebabkan karena tidak semua pengaruh peran keluarga, dukungan orang yang dianggap penting, dan dukungan teman dalam berwirausaha penting untuk mahasiswa yang ingin memulai usaha.

4.7.4. Pengaruh Daya Tarik Ter hadap Niat Berwirausaha

Penelitian yang dilakukan (Ajzen & Fishbein, 1985 dalam Gurbuz & Aykol, 2008), dalam jurnal Lieli Suharti dan Hani Sirine (2011), menjelaskan bahwa faktor sikap seseorang dalam memandang kegiatan

berwirausaha juga dipercayai akan membentuk niat kewirausahaan. Berdasarkan analisis Smart PLS pada tabel 5.0 diperoleh hasil, bahwa daya tarik pribadi berpengaruh non signifikan terhadap niat berwirausaha. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa daya tarik pribadi tidak berpengaruh terhadap niat berwirausaha. Sehingga pada penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa variabel daya tarik pribadi berpengaruh terhadap niat berwirausaha tidak dapat diterima. Hal ini disebabkan karena tidak semua mahasiswa memiliki alasan tertantang dalam berwirausaha, maupun tidak semua mahasiswa ingin berwirausaha untuk mengembangkan kreatifitasnya.

4.7.5. Pengaruh Persepsi Kendali Perilaku Ter hadap Niat Ber wirausaha Penelitian yang dilakukan Zakariza Achmat (2010), menjelaskan bahwa persepsi kendali perilaku (perceived behavioral control) menunjuk suatu derajat dimana seorang individu merasa bahwa tampil atau tidaknya suatu perilaku yang dimaksud adalah di bawah pengendaliannya. Orang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi yang kuat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki sikap yang positif dan ia percaya bahwa orang-orang lain yang penting baginya akan menyetujuinya. Persepsi kendali perilaku (perceived behavioral control) dapat mempengaruhi perilaku secara langsung atau tidak langsung melalui intensi. Jalur langsung dari persepsi kendali perilaku (perceived behavioral control) ke perilaku diharapkan muncul

ketika terdapat keselarasan antara persepsi mengenai kendali dan kendali yang aktual dari seseorang atas suatu perilaku. Berdasarkan analisis Smart PLS pada tabel 5.0 diperoleh hasil, bahwa persepsi kendali perilaku berpengaruh non signifikan terhadap niat berwirausaha. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi kendali perilaku tidak berpengaruh terhadap niat berwirausaha. Sehingga pada penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa variabel persepsi kendali perilaku berpengaruh terhadap niat berwirausaha tidak dapat diterima. Hal ini disebabkan karena tidak semua mahasiswa merasa bahwa tampil atau tidaknya suatu niat berwirausaha adalah di bawah pengendaliannya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis koefisien part antara variabel norma sosial dan niat berwirausaha bahwa indikator pada norma sosial yaitu keyakinan dukungan teman dalam usaha merupakan indikator yang paling dominan berpengaruh untuk mengukur variabel niat

berwirausaha.

2. Berdasarkan hasil analisis koefisien part, bahwa jenis kelamin

merupakan indikator pada niat berwirausaha yang paling berpengaruh dalam melakukan usaha.

3. Variabel norma sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya tarik pribadi. Hal ini disebabkan karena seorang individu akan berniat menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi bahwa orang-orang lain yang penting berfikir bahwa ia seharusnya melakukan suatu hal tersebut.

4. Variabel norma sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi kendali perilaku. Hal ini disebabkan karena informasi dari orang lain sangat mempengaruhi kontrol perilaku yang dapat meyakinkan individu tersebut merasa mampu atau tidak dalam berperilaku.

5.2. Sar an

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:

1. Diharapkan bagi mahasiswa, mulai menerapkan pelatihan kewirausahaan secara berkelompok yang sangat membutuhkan dukungan dari teman-teman sesama mahasiswa. Untuk menumbuhkan niat berwirausaha bersama.

2. Diharapkan bagi universitas, mulai mendidik mahasiswa dari usia dini dalam menumbuhkan niat berwirausaha, agar setelah menempuh pendidikan dapat membuka lapangan pekerjaan dengan berwirausaha. 3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan mencari referensi lain mengenai

variabel yang berpengaruh terhadap niat berwirausaha selain daya tarik pribadi, persepsi kendali perilaku, dan norma sosial.

Setiadi, U., 2008, Suatu Pemikiran Mengenai Pendekatan Kembali Antara Dunia Pendidikan S1 Manajemen Dengan Dunia Kerja, Prosiding Konferensi Merefleksi Domain Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Salatiga.

Gurbuz, G, & Aykol, S., 2008, Entrepreneurial Intentions Of Young Educated Public in Turkey, Journal Of Global Strategic Management, 4(1): hal 47-56. Krueger, N., 1993, The Impact Of Prior Entrepreneurial Exposure on Perceptions of

New Venture Feasibility and Desirability, Entrepreneurial Theory Practice, 18(1): hal 5-21.

Herdiman, F.S., 2008, Wirausahawan Muda Mulai Dari Lingkungan Keluarga, http://jurnal nasional.com/media, 12 Maret 2011.

Dunn, T.A, & Holtz-Eakin, D.J., 2000, Financial Capital, Human Capital and The Transition to Self Employment: Evidence from Intergenerational Links, Journal of Labor Economics, 18(2): hal 282-305.

Galloway, L., Kelly, S, & Keogh, W, 2006, Identifying Entrepreneurial Potential in Students, Working Paper, No. 006, National Caouncil for Graduate entrepreneurship.

Ajzen, I., 1991, The Theory of Planned Behaviour, Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50, hal 179-211.

Ima, I.K., Intensi Menggunakan Internet untuk Menyelesaikan Studi (Kajian Berbasis Theory of Planned Behavior).

Indarti, N, dan Rostiani, R., 2008, Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia, Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, 23(4), oktober 2008.

Jogiyanto, 2007, Sistem Informasi Keperilakuan, Yogyakarta: Penerbit Andi

Ajzen, I., 2001, Nature and Operation of Attitudes, Annual Review of Psychology, 52: hal 27-58

Universitas Sumatera Utara, repositery.usu.ac.id/bitstream/123456789/16214/4/chapter%20II.pdf Wijaya, Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM, Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan, Volume 10, Nomer 2, Halaman 93-104, September 2008. Tjahjono, Heru Kurnianto, & Ardi Hari, Kajian Niat Mahasiswa Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Menjadi Wirausaha

Wijaya, Hubungan Adversity Intelligence Dengan Intensi Berwirausaha, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 9, Nomer 2, Halaman 117-127, September 2007.

Sarwoko, Endi, Kajian empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa, Jurnal Ekonomi Bisnis, Th 16, Nomer 2, Juli 2011.

Mintardjo, Christoffel, M.O., Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha Mahasiswa di Kawasan Timur Indonesia (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado), Seminar Nasional Kewirausahaan II Program Doktor Ilmu Manajemen FEUB, 5-6 November 2010.

Nurhayati, Mafizatun, SE., MM., Pengaruh Kebutuhan Berprestasi, Keyakinan Diri, Pusat Kendali, Kesiapan Informasi/Faktor Lingkungan dan Faktor Demografi Terhadap Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta, Jurnal Pengelolaan Industri Kreatif Sebagai Penunjang Stabilitas Sistem Keuangan, Mei-Juni 2012.

Ghozali, M., Com, Akt, Imam, Prof., Dr., H., Januari 2006. Structural Equation Modelling Metode Alternatif Dengan Partial Least Square (PLS), Edisi ke-3, Penerbit Universitas Diponegoro.

Dokumen terkait