N A. Penggunaan Tagline
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
Tabel 4.39
Coefficient Correlationsa
Model persepsi tagline
1 Correlations persepsi 1.000 -.688
tagline -.688 1.000
Covariances persepsi .011 -.008
tagline -.008 .011
a. Dependent Variable: brand awareness Sumber : hasil output SPSS
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen, tampak
bahwa korelasi antara variabel tagline dan persepsi mempunyai korelasi yang cukup tinggi yaitu sebesar -0.688 atau sekitar 68,8%.
Oleh karena korelasi ini masih di bawah 95%, maka dapat dikatakan
tidak terjadi multikolonieritas yang serius.
Tabel 4.40 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 8.546 3.248 2.631 .011
Tagline .296 .106 .342 2.784 .007 .527 1.897
Persepsi .397 .106 .460 3.741 .000 .527 1.897
a. Dependent Variable: brand awareness Sumber: hasil output SPSS
Hasil perhitungan nilai Tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya
independen pun yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
2. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.1
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu
Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi, sehingga model regresi layak di pakai untuk
memprediksi BRAND AWARENESS berdasarkan masukan variabel
independen PENGGUNAAN TAGLINE dan PERSEPSI
3. Uji Normalitas
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Sumber : hasil output SPSS
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal
plot, dapat disimpulkan grafik histogram memberikan pola yang
seimbang. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu
jauh atau melebar. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi
4. Analisis Uji Hipotesis
a. Uji F-hitung
Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur
besarnya variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ho : β = 0
Variabel-variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Ha : β ≠ 0
Variabel-variabel independen mempunyai pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan :
1) Dengan perbandingan nilai F hitung dan F tabel
Apabila F tabel > F hitung , maka Ho diterima dan Ha ditolak
Apabila F tabel < F hitung , maka Ho ditolak dan Ha diterima
2) Dengan menggunakan angka signifikansi
Apabila probabilitas > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Tabel 4.41
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 675.399 2 337.699 34.214 .000a
Residual 562.601 57 9.870
Total 1238.000 59
a. Predictors: (Constant), persepsi, tagline b. Dependent Variable: brand awareness
Sumber : data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel anova di atas diperoleh nilai F hitung sebesar
34.214 sementara dari tabel nilai statistik F dengan derajat bebas df1=2
dan df2=57 pada taraf signifikansi 0.05 diperoleh F tabel = 19.47 jadi
tampak bahwa :
F hitung > F tabel
34.214 > 19.47
Karena F hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama antara variabel-variabel indenpen (penggunaan
tagline, dan persepsi konsumen) terhadap variabel dependen (brand awareness).
Kesimpulan yang sama dapat diperoleh dari perbandingan nilai sig.
dengan taraf signifikansi (α) :
Sig. < α
0.000 < 0.05
Karena sig. < α maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
diterima dan Ho ditolak. Artinya kedua variabel bebas (penggunaan
tagline, dan persepsi konsumen) secara bersama (simultan) berpengaruh terhadap pembentukan brand awareness.
b. Uji t Tabel 4.42 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.546 3.248 2.631 .011 Tagline .296 .106 .342 2.784 .007 persepsi .397 .106 .460 3.741 .000
a. Dependent Variable: brand awareness
Sumber: data primer yang telah diolah
Analisis tabel Coefficients untuk mengetahui pengaruh variabel dependen adalah sebagai berikut :
1) Menguji signifikansi koefisien variabel penggunaan tagline ( familiarity, differentiation, message or value).
Tabel koefisien diperoleh nilai t hitung = 2.784 dengan
tingkat signifikansi 5% dan nilai df (degree of fredoom) n-k (29-2) = 27, maka dapat diketahui nilai t tabel sebesar 1.703.
Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka
ditemukan bahwa
t hitung > t tabel = 2.784 > 1.703
Karena nilai t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan
yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf
signifikansi : sig. α = 0.007 < 0.05
Karena sig. < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima atau Ho ditolak; artinya koefisien regresi pada variabel
penggunaan tagline signifikan. Artinya penggunaan tagline
secara parsial berpengaruh terhadap pembentukan brand awarenes suatu produk (coca cola).
2) Pengaruh persepsi konsumen
Dari tabel coefficients duperoleh nilai t hitung = 3.741
dengan tingkat signifikansi 5% (α=5%) dan nilai df (degree of fredoom) n-k (29-2) = 27, maka dapat diketahui nilai t tabel sebesar 1.703.
Dengan demikian membandingkan t hitung dan t tabel
maka didapatkan t hitung > t tabel = 3.741 > 1.703.
Karena nilai t hitung > t tabel, maka diputuskan bahwa
koefisien regresi pada variabel persepsi konsumen signifikan.
Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan
taraf signifikansi :
Sig. α = 0.000 < 0.05
Karena sig. < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau Ho ditolak; artinya koefisien regresi pada variabel
perspsi konsumen signifikan. Artinya variabel persepsi
konsumen secara parsial berpengaruh terhadap pembentukan
brand awareness suatu produk (coca cola).
Atas dasar perhitungan tadi, maka perusahaan harus lebih
cermat dalam melakukan promosi penjualannya. Salah satu hal
yang perlu diperhatikan tentu saja penggunaan tagline, karena hal ini nantinya akan membentuk persepsi dari konsumen yang
perusahaan tuju. Isi dan cara penyampaian (pengkomunikasian)
iklan dengan menggunakan tagline tadi harus
mempertimbangkan beberapa hal seperti keunikan, menarik,
simple, dan lain-lain. Dengan cara pengkomunikasian yang baik maka akan tercipta persepsi yang positif dari konsumen
terhadap produk sehingga akan membantu dalam membentuk
brand awrenes produk tersebut.
Tabel 4.43 Hasil Pengujian Parsial Hipotesis Hasil Uji Parsial
(Uji T)
Brand Awareness
Ha : Penggunaan tagline
berpengaruh positif dan signifikan dalam pembentukan brand awareness suatu produk
Sig. = 0.007 t hitung = 2.784 Berpengaruh positif dn signifikan Ha : Persepsi konsumen berpengaruh positif dan signifikan dalam pembentukan brand awareness suatu produk
Sig. = 0.000 t hitung = 3.741
Berpengaruh positif dn signifikan
Sumber : data primer yang diolah
5. Hasil Uji Regresi Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan sebagai
alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti
variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen. Dimana variabel yang digunakan dalam penelitian
ini lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.44 Regresi berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.546 3.248 2.631 .011 tagline .296 .106 .342 2.784 .007 persepsi .397 .106 .460 3.741 .000
a. Dependent Variable: brand awareness Sumber : hasil output SPSS
Berdasarkan tabel coefficients di atas dapat diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2X2
Y = 8.546 + 0.296 X1+ 0.397 X2
6. Uji koefisien determinasi
besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependennya yang dilihat melalui R square karena variabel independen dalam penelitian ini lebih dari satu. Untuk mengetahui
determinasi variabel yang di teliti dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.45 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .739a .546 .530 3.14169
a. Predictors: (Constant), persepsi, tagline Sumber : hasil output SPSS
Dari hasil penelitian diatas diperoleh R2 = 0.546, hasil ini
menunjukkan bahwa 54,6% variabel pembentukan brand awareness
dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen
(penggunaan tagline dan persepsi konsumen). Hal ini juga di dukung oleh korelasi yang kuat antar penggunaan tagline dengan persepsi konsumen. Sedangkan sisanya sebesar 45,4% (100-54,6) dijelaskan
oleh sebab-sebab yang lain di luar model. R square berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin besar angka R square maka semakin kuat hubungan ke dua variabel.
Seperti diketahui bahwa 54,6% pembentukan brand awareness
dapat dijelaskan oleh variabel penggunaan tagline dan persepsi konsumen, artinya 45,4% dipengaruhi oleh variabel lain seperti
product endorser, logo, dan atribut produk lainnya. Variabel-variabel lain yang mempengaruhi pembentukan brand awareness merupakan
atribut-atribut dari produk (seperti logo,jingle,kemasan,endorser, dan lain-lain), namun variabel-variabel tersebut tidak dibahas lebih detil
dalam penelitian ini karena hal tersebut merupakan di luar model
penelitian.
E. Interpretasi
Interpretasi dari persamaan regresi linear berganda adalah :
a. Pengaruh penggunaan tagline terhadap pembentukan brand awareness produk coca cola
Dari pengujian hipotesis di atas diketahui t hitung > t tabel
yaitu 2.784 > 1.703 dan nilai sig. < α yaitu 0.007 < 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel penggunaan tagline
mempunyai pengaruh positif terhadap pembentukan brand awareness produk coca cola. Artinya Ha diterima atau Ho ditolak.
Kemudian nilai regresi yang di dapat adalah sebesar 0.296
atau 29.6%. Artinya jika terjadi penambahan nilai pada
penggunaan tagline sebanyak 1, maka brand awareness akan meningkat sebesar 0.296 atau 29.6%.
Secara teoritis, hasil penelitian ini mendukung konsep
pemsaran yang ada di kemukakan oleh Durianto, dkk. (2004:
10) di dalam bukunya yang menyatakan bahwa pesan dalam
sehingga membantu konsumen mengingat merek, adanya
simbol yang berhubungan dengan merek, diversifikasi merek
agar semakin diingat konsumen, memperkuat kesadaran merek
dengan memakai suatu isyarat yang sesuai dengan kategori
produk, merek atau keduanya, melakukan pengulangan untuk
meningkatkan pengingatan, karena membentuk ingatan lebih
sulit dibandingkan membentuk pengenalan.
Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Darno (2007) dalam
skripsinya yang berjudul “ efektifitas tagline dalam membentuk
brand awareness (studi pada mahasiswa pengkonsumsi produk rokok, minuman the dan minuman bersoda)”. Hasil skripsi
tersebut faktor-faktor penting yang mempengaruhi efektifitas
tagline dalam meningkatkan brand awareness adalah: mudah diingat, unik/kreatif, memiliki frekuensi kemunculan pada tv
yang cukup tinggi, sudah dikenal lama, dekat dengan
kehidupan konsumen.
Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan
“Terdapat pengaruh antara penggunaan tagline dalam pembentukan brand awareness suatu produk” dapat diterima. b. Pengaruh persepsi konsumen terhadap pembentukan brand
Dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan, diketahui t
hitung > t tabel yaitu 3.741 > 1.703 dan nilai sig < α yaitu
0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi
konsumen mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap pembentukan brand awareness produk coca cola. Artinya Ha diterima dan Ho ditolak.
Kemudian nilai regresi yang didapat sebesar 0.397 atau
39.7%. Artinya jika terjadi penembahan nilai pada persepsi
konsumen sebanyak 1, maka brand awareness akan meningkat sebesar 0.397 atau 39.7%.
Secara teoritis hasil penelitian ini mendukung konsep yang
di kemukakan oleh Aaker 1996 (dalam Simamora 2003: 36)
yang menyatakan bahwa brand yang kuat juga memiliki persepsi kualitas (perceived quality) dan loyalitas konsumen (consumer loyality) yang tinggi selain brand awareness yang tinggi dan asosiasi merek yang kuat. Salim kartono ( : 140) juga mengatakan bahwa fungsi brand adalah untuk menciptakan ingatan yang kuat dan unik di benak pelanggan dengan
memberikannya persepsi yang positif sehingga brand dapat kuat melekat di benak konsumen.
Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan
pembentukan brand awareness suatu produk” dapat diterima. Berdasarkan tabel uji F nilai korelasi antara variabel pembentukan
brand awreness dengan variabel penggunaan tagline dan persepsi konsumen secara umum ( R ) sebesar 0.739. Hal ini menunjukkan
kategori “kuat” (lihat di tabel 3.2). Hal ini berarti bahwa korelasi
antara variabel-variabel yang di uji “kuat” dimana variabel-variabel
independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI