• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

E. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik

3. Uji Asumsi Klasik Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian untuk menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sekali.

Uji asumsi klasik normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Cara Statistik

Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai kemiringan kurva (skewness =∝3) atau nilai keruncingan kurva (kurtosis=∝4) diperbandingkan dengan nilai Ztabel.

Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness):

Rumur nilai Z untuk keruncingan kurva (kurtosis):

Z kurtosis = kurtosis / 24/Natau Z∝4=∝4/ 24/N

Ketentuan analisis:

1). Variabel bebas atau terikat berdistribusi normal jika Zhitung (Z∝3 atau Z∝4) < Ztabel.

2). Variabel bebas atau terikat berdistribusi tidak normal jika Zhitung (Z∝3atau Z∝4) > Ztabel.

b. Cara Grafik Histogram dan Normal Probability Plots

Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data berdistribusi normal atau tidak, cukup membandingkan antara data riil atau nyata dengan garis kurva yang terbentuk. Jika data riil membentuk garis kurva cenderung tidak simetri terhadap mean (U), maka dikatakan data berdistribusi tidak normal, dan sebaliknya. Data berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal. Sedangkan, dengan

normal probability plots menunjukkan berdistribusi normal jika garis (titik-titik) mengikuti garis diagonal.

M.Pengujian Hipotesis

Menurut Purwanto (2004: 523-527) pengujian hipotesis digunakan untuk melihat apakah variabel bebas mampu secara menyeluruh bersama-sama menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas.

1. Uji Global (Uji F)

Uji F ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu X1, X2, X3,…….X4 untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel tidak bebas Y. Selain itu, bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam uji F yaitu: b. Menyusun hipotesis

Hipotesis yang ingin diuji adalah kemampuan variabel bebas menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas. Penyusunan hipotesis selalu ada hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol selalu mengandung unsur kesamaan, maka dapat dirumuskan hipotesis nol adalah koefisien regresi sama dengan nol. Sedangkan, hipotesis alternatif adalah koefisien regresi tidak sama dengan nol. Rumusan hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : b1 ; b2 ; b3 ; b4 ≥0 Ha : b1 ; b2 ; b3 ; b4 < 0

b. Menentukan daerah keputusan hipotesis

Pengujian ini menggunakan tabel F. Derajat bebas pembilang pada kolom, derajat penyebut pada baris dan taraf nyata perlu diketahui terlebih dulu sebelum mencari nilai F-tabel. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan taraf nyata sebesar 5%. Derajat pembilang menggunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel dikurangi 1. Sedangkan

derajat penyebut menggunakan n-k yaitu jumlah sampel dikurangi jumlah variabel.

c. Menentukan nilai F-hitung.

Nilai F-hitung ditentukan dengan rumuus: F = ) 3 ( ) 1 ( ) 1 ( 2 2 − − − n R k R Dimana : R2 = koefisien korelasi k = jumlah variabel n = jumlah sampel

d. Menentukan daerah keputusan.

Menentukan wilayah H0 dan Ha, serta membandingkan dengan nilai F-hitung untuk mengetahui apakah menerima H0 atau menerima Ha.

Gambar III.1 Uji F satu sisi Terima H0

F-tabel -0,05

e. Memutuskan hipotesis

nilai F-hitung ≥ F-tabel pada α0,05 atau F-hitung pada p-value 05

. 0

≤ maka H0 ditolak dan diterima Ha.

nilai F-hitung < F-tabel pada α0,05 atau F-hitung pada p-value >0,05 maka Ho diterima dan ditolak Ha.

5. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Menurut Purwanto (2004: 525-526) uji signifikan parsial adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tidak bebas. Langkah-langkah dalam melakukan uji-t sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis

Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai koefisiennya sama dengan nol, sedangkan variabel bebas akan berpengaruh nyata apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol. Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : b1 ; b2 ; b3 ; b4 ≥ 0 Ha : b1 ; b2 ; b3 ; b4 < 0

b. Menentukan daerah kritis.

Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu n-k, dan taraf nyata α.

c. Menentukan nilai t-hitung.

Nilai t-hitung untuk koefisien b dapat dirumuskan sebagai berikut: t-hitung =

b S

B b

d. Menentukan daerah keputusan.

Daerah keputusan untuk menerima Ho atau menolak H0 dengan derajat bebas dan taraf nyata. Wilayah daerah keputusan dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Terima H0

Tolak H0

-0,05

Gambar III.2 Uji t satu sisi

e. Memutuskan hipotesis.

Menentukan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: t-hitung ≥ t-tabel pada α0,05 atau t-hitung pada p-value ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan diterima Ha

t- hitung < t-tabel pada α 0,05 atau t-hitung pada p-value > 0,05 maka Ho diterima dan ditolak Ha

BAB IV

GAMBARAN PERUSAHAAAN

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

Perencanaan mendirikan Perguruan Tinggi muncul saat Prof. Moh.Yamin yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia. Pada waktu itu, pendidikan guru-guru SMTP/SMU dilaksanakan oleh kursus BI/BII yang didirikan di berbagai kota. Pendidikan keguruan yang amat penting seharusnya diangkat ke taraf keguruan universiter.

Inisiatif ini menarik bagi gereja, terutama di Jawa Tengah yang waktu itu Ordo Societas Jesu (Serikat Yesus atau SJ) telah membuka kursus-kursus BI di antaranya BI Mendidik (Yayasan De Brito) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan BI Sejarah serta BI Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W.J. van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J.

Kursus-kursus BI tersebut dianggap sebagai Crash Program

sehingga Superior Misionaris Societas Jesu yaitu Pater Kester berusaha mendirikan suatu perguruan tinggi. Pater Kester berpendapat bahwa gagasan inilah yang selaras dengan karya-karya para Pater Jesuit dan tidak melampaui batas-batas kemampuan Ordo. Kemudian Pater Kester menggabungkan tiga kursus BI milik Jesuit menjadi satu. Dengan demikian, lahirlah PTPG Sanata Dharma yang dimulai pada tanggal 20

Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan yaitu (1) bahasa Inggris, (2) Sejarah, (3) IPA, dan (4) Ilmu Mendidik. Sedangkan nama Sanata Dharma sendiri diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. Aslinya nama Santa Dharma dibaca Sanyata Dharma, artinya “ kebaktian yang sebenarnya “ atau “ pelayanan yang nyata “.

Selanjutnya pembesar misi Societas Jesus menunjuk Pater Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, S.J. manjadi Dekan PTPG Sanata Dharma sedangkan Wakil Dekan Pater H. Loeff, S.J.

Perkembangan selanjutnya PTPG Sanata Dharma berubah menjadi FKIP Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini, Sanata Dharma mendapatkan status DISAMAKAN dengan Negara berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 No.77/1962 tanggal 11 Juli 1962.

Selanjutnya pada tanggal 1 September 1965, FKIP Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No.237/b-Swt/u/1965. Dalam masa IKIP, Sanata Dharma mulai berkembang. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, yaitu pembangunan sarana fisik, administrasi, pengajaran dan penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. IKIP Sanata Dharma dilengkapi dengan lembaga-lembaga pendukung, yaitu Pusat Penelitian Sanata Dharma, Pusat

Pengabdian pada Masyarakat, dan Pusat Komputer. Di samping itu, didukung oleh dua biro administrasi, yaitu Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK).

Pada bulan Juli 1979, IKIP Sanata Dharma melaksanakan program S1 (sebelumnya IKIP Sanata Dharma melaksanakan program Sarjana Muda dan Sarjana). Pada saat yang sama Depdikbud juga mempercayakan kepada IKIP Sanata Dharma untuk mengelola program Diploma I, II, dan III pada berbagai jurusan seperti Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990, dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD.

Pada akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, maka pada tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No.46/D/O/1993. IKIP Sanata Dharma dukembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma. Dengan perkembangan ini, diharapkan Sanata Dharma tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Universitas Sanata Dharma di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan membuka Fasilitas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) juga membuka 6 fakultas baru dan 2 fakultas perubahan bentuk. Dengan demikian, fakultas-fakultas di Universitas Sanata Dharma mencakup FKIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas MIPA,

Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, Fakultas Teologi, dan Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA).

Sejak tanggal 19 April 1999, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.143/DIKTI/Kep/1999 Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA) berubah menjadi Program Studi Ilmu Pendidikan, kekhususan Pendidikan Agama Katolik dan menjadi bagian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Dengan demikian, Universitas Sanata Dharma saat ini memiliki 8 fakultas yang menyelenggarakan pendidikan program gelar (S1), yaitu FKIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas MIPA, Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Teologi; dan program non-gelar yaitu DII PGSD, English Extension Course. Universitas Sanata Dharma juga membuka Program Pasca-Sarjana yaitu Program Studi Magister Teologi dan Program Studi Magister Ilmu Religi dan Budaya.

Sejak berdirinya hingga sekarang, Sanata Dharma pernah dipimpin oleh 8 orang Rektor, yaitu:

1. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955-1967) 2. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)

3. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984) 4. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988) 5. Drs. A Tutoyo, M.Sc. (1988-1993)

7. Dr. Paulus Suparno, S.J.,M.S.T. (2001-2005) 8. Dr. Ir. P. Wiryono P.,S.J. (sekarang)

B. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma 1. Visi

a. Universitas terdorong untuk terus mencari, menemukan, dan mengungkapkan kebenaran yang sejati secara objektif dengan kebebasannya.

b. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa depan bangsa Indonesia, Universitas merasa terpanggil untuk memberikan sumbangab positif kepada usaha bersama pengembangan pikiran, hati, dan kehendak kaum muda, dengan maksud membangkitkan potensi mereka untuk secara aktif dan kreatif ikut membangun masyarakat pluralitas yang adil,demokratis, dan sejahtera.

c. Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan kebudayaan nasional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD 1945.

2. Misi

a. Mengembangkan universitas yang dapat memadukan nilai intelektualitas dan humanitas.

b. Mengembangkan universitas yang menjadi hati nurani kritis masyarakat.

c. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara kritis kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat manusia.

d. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk dapat menemukan kebenaran sejati berdasarkan pada etika keilmuan.

e. Menyelenggarakan pendidikan humanis dengan semangat dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, spiritual secara terpadu.

f. Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan dapat berguna bagi masyarakat.

g. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus membantu mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan social terhadap masyarakat.

h. Mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional baik dalam bidang keilmuan maupun pendidikan demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

C. Lambang Universitas Sanata Dharma

Universitas Sanata Dharma berlambangkan daun teratai coklat bersudut lima dengan sebuah obor hitam yang menyala merah, sebuah

buku terbuka dengan tulisan “ Ad Maiorem Dei Gloriam “ dan tulisan UniversitasSanata Dharma Yogyakarta “ berwarna hitam di dalamnya.

Arti dari Logo Universitas Sanata Dharma yaitu:

1. Bingkai : Teratai bersudu lima Teratai : kemuliaan Sudut lima : Pancasila 2. Tulisan “Sanata Dharma” : Perbuatan luhur yang nyata 3. Obor : Hidup dengan semangat yang

bernyala- nyala

4. Buku yang terbuka : Ilmu pengetahuan yang selalu berkembang

5. Teratai warna coklat : Sikap dewasa yang matang

6. Tulisan “Ad Maiorem Dei Gloriam” : Demi kemulian Tuhan yang besar.

D. Karyawan Universitas Sanata Dharma

Tenaga kerja merupakan sumber daya yang penting bagi pelaksanaan kegiatan atau aktivitas organisasi. Universitas Sanata Dharma sebagai lembaga pendidikan sangat memerlukan tenaga kerja untuk memperlancar kegiatannya. Tenaga kerja tersebut meliputi dosen dan karyawan, dimana karyawan sendiri terdiri dari karyawan tetap dan karyawan kontrak.

Berikut ini daftar jumlah karyawan administratif tetap Universitas Sanata Dharma:

1. Kampus I dan II

Tabel IV.1

Jumlah karyawan administratif tetap kampus I dan II

No Unit Kerja Jumlah

1. Sekretariat Ekonomi 5

2. Sekretariat Sastra 3

3. Sekretariat FKIP 11

4. Sekretariat Extension Course 2

5. Sekretariat Yayasan 7 6. Sekretariat KMKU 1 7. Sekretariat JIPS 1 8. Sekretariat Rektorat 7 9. Sekretariat LPUSD 2 10. Sekretariat P3PAR 1 11. Sekretariat PPM 2 12. Sekretariat P3Bahasa 1 13. Sekretariat KBI 2 14. Sekretariat P3MP 1 15. BAPSI 2 16. BKHLN 1 17. BAU 40 18. Laboratorium Bahasa 2

19. Laboratorium Komputer Dasar 2

20. UPT Perpustakaan 21 21. AUK 2 22. BAAK 7 23. Biro Personalia 6 24. Biro Keuangan 6 25. Restitusi Kesehatan 1 26. Pembukuan 2 27. UPK Mrican 1 28. Laboratorium Ekonomi 1 29. Fotocopy 2 30. Campus Ministry 1 31. Parkir Kampus 1 32. Satpam 14 Jumlah 157

2. Kampus III

Tabel IV.2

Jumlah karyawan administratif tetap kampus III

No Unit Kerja Jumlah

1. Sekretariat Farmasi 3 2. Sekretariat Teknik 6 3. Sekretariat Psikologi 3 4. Sekretariat MIPA 2 5. Sekretariat JPMIPA 2 6. Sekretariat P2TKP 2 7. Sekretariat Apoteker 1 8. Campus Ministry 1 9. Laboratorium Farmasi 13 10. Laboratorium MIPA 1 11. Laboratorium Teknik 2 12. Laboratorium Fisika 1

13. Laboratorium Teknik Informatika 3

14. Laboratorium Elektronika 2

15. Laboratorium Ilmu Logam 1

16. Laboratorium Teknik Mekanik 1

17. Laboratorium Psikologi 1

18. Laboratorium Bahasa 1

19 Laboratorium Komputer Dasar 2

20. Laboratorium Mekatronika 3

21. Laboratorium Sistem Kendali 1

22. Laboratorium Analisa Pusat 1

23. AUK 2

24. BAU 16

25. BAAK 4

26. Biro Sarana & Prasarana 3

27. UPT Perpustakaan 3 28. Poliklinik 1 29. BAPSI 4 30. Satpam 7 31. Fotocopy 1 32. Book Shop 1

33. Urusan Tanaman Obat 1

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Data yang dikumpulakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana responden hanya memilih jawaban yang telah tersedia. Kuesioner ini terdiri dari 30 item pernyataan yaitu 20 item pernyataan tentang penyebab stres (5 item tentang penyebab stres tingkat individu, 5 item tentang penyebab stres tingkat kelompok, 5 item tentang penyebab stres tingkat oraganisasi, dan 5 item tentang penyebab stres tingkat ekstra organisasi) dan 10 item pernyataan tentang semangat kerja.

Universitas Sanata Dharma mempunyai jumlah karyawan administratif tetap di kampus I dan II sebanyak 157 orang, Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel sebanyak 100 responden, yang disebarkan ke Sekretariatan Program Studi, BAU, BAAK, Sekretariatan P3MP, UPT Perpustakaan, Laboratorium Komputer, dan Satpam.

Kuesioner yang telah kembali kemudian diolah dan selanjutnya dianalisis untuk mengetahui kesimpulan akhir dan menjawab rumusan permasalahan dari penelitian. Jawaban kuesioner terdiri dari 5 jawaban yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat setuju.

Sesuai dengan kuesioner, pengkategorian situasi penyebab stres dan semangat kerja dibagi menjadi lima kelas. Pembagian setiap kelas dilihat dari mean (rata-rata) skor jawaban responden dan dilakukan pembulatan skor, dimana nilai 0.5 ke atas dibulatkan menjadi 1. Dengan demikian, pengkategorian variabel sebagai berikut:

1. Variabel Semangat Kerja

Dalam penelitian ini, pengkategorian semangat kerja karyawan dibagi menjadi lima kelas yaitu:

Tabel V.1 Kategori semangat kerja

2. Variabel Situasi Penyebab Stres

Dalam penelitian ini, pengkategorian situasi penyebab stres yaitu tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi, dan tingkat

ekstra organisasi dibagi menjadi lima kelas. Pengkategorian situasi penyebab stres adalah sebagai berikut:

Rentang skor Kategori

> 1 Semangat kerja sangat remdah > 1.4 Semangat kerja rendah > 2.4 Semangat kerja sedang > 3.4 Semangat kerja tinggi > 4.4 Semangat kerja sangat tinggi

Tabel V.2 Kategori tingkat stress

B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Analisis validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat kesahihan item-item pernyataan dengan rumus koefisien product moment. Dalam pengujian validitas ini, penulis menggunakan sampel sebanyak 40 responden. Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian 50%. Nilai valid terdapat pada kolom “Corrected Item Total Correlation”

(rxy). Dikatakan valid jika rxy lebih besar dari r-tabel. R-tabel = n – 2; dengan ∝= 0.05

R-tabel = 0.320

Berikut ini data kesahihan dari item-item variabel: Tabel V.3

Validitas variabel tingkat individu Butir soal Corrected Item-Total Correlation (rxy) R-tabel Status I1 0.3798 0.320 Valid I2 0.3930 0.320 Valid I3 0.4011 0.320 Valid I4 0.5184 0.320 Valid I5 0.4120 0.320 Valid

Rentang skor Kategori > 1 Stres sangat rendah

> 1.4 Stres rendah > 2.4 Stres sedang > 3.4 Stres tinggi > 4.4 Stres sangat tinggi

Tabel V.4

Validitas variabel tingkat kelompok Butir soal Corrected Item-Total Correlation (rxy) R-tabel Status K1 0.4966 0.320 Valid K2 0.4661 0.320 Valid K3 0.3473 0.320 Valid K4 0.4338 0.320 Valid K5 0.3308 0.320 Valid Tabel V.5

Validitas variabel tingkat organisasi Butir soal Corrected Item-Total Correlation (rxy) R-tabel Status O1 0.3717 0.320 Valid O2 0.7680 0.320 Valid O3 0.5569 0.320 Valid O4 0.5221 0.320 Valid O5 0.4581 0.320 Valid Tabel V.6

Validitas variabel ekstra organisasi Butir soal Corrected Item-Total Correlation (rxy) R-tabel Status E1 0.3532 0.320 Valid E2 0.6201 0.320 Valid E3 0.3661 0.320 Valid E4 0.3306 0.320 Valid E5 0.3693 0.320 Valid

Tabel V.7

Validitas variabel semangat kerja Butir Soal Corrected Item-Total Correlation R-tabel Status ATR1 0.4130 0.320 Valid ATR2 0.5097 0.320 Valid ATR3 0.3771 0.320 Valid ATR4 0.3537 0.320 Valid ATR5 0.5142 0.320 Valid ATR6 0.3507 0.320 Valid ATR7 0.6110 0.320 Valid ATR8 0.3350 0.320 Valid ATR9 0.4319 0.320 Valid ATR10 0.3646 0.320 Valid 2. Reliabilitas

Reliabilitas suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai konsistensi di mana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran. Dalam pengujian reliabilitas, penulis manggunakan sampel sebanyak 40 responden. Teknik reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach Item

dikatakan reliabel jika Alpha If Item Deleted tidak negatif dan lebih besar dari r-tabel. Berikut ini hasil anlisis data menggunakan teknik Alpha Cronbach:

Tabel V.8

Reliabilitas variabel tingkat individu Butir soal Alpha If Item Deleted R-tabel Status I1 0.6336 0.320 Reliabel I2 0.6263 0.320 Reliabel I3 0.6219 0.320 Reliabel I4 0.5698 0.320 Reliabel I5 0.6175 0.320 Reliabel Tabel V.9

Reliabilitas varuabel tingkat kelompok Butir soal Alpha If Item Deleted R-tabel Status K1 0.5692 0.320 Reliabel K2 0.5836 0.320 Reliabel K3 0.6378 0.320 Reliabel K4 0.5983 0.320 Reliabel K5 0.6475 0.320 Reliabel Tabel V.10

Reliabilitas variabel tingkat organisasi Butir soal Alpha If Item Deleted R-tabel Status O1 0.7688 0.320 Reliabel O2 0.6341 0.320 Reliabel O3 0.7087 0.320 Reliabel O4 0.7223 0.320 Reliabel O5 0.7424 0.320 Reliabel

Tabel V.11

Reliabilitas variabel tingkat ekstra organisasi Butir soal Alpha If Item Deleted R-tabel Status E1 0.6184 0.320 Reliabel E2 0.4711 0.320 Reliabel E3 0.6142 0.320 Reliabel E4 0.6370 0.320 Reliabel E5 0.6120 0.320 Reliabel Tabel V.12

Reliabilitas variabel semangat kerja Butir soal Alpha If Item deleted R-tabel Status ATR1 0.7177 0.320 Reliabel ATR2 0.7096 0.320 Reliabel ATR3 0.7242 0.320 Reliabel ATR4 0.7229 0.320 Reliabel ATR5 0.7072 0.320 Reliabel ATR6 0.7352 0.320 Reliabel ATr7 0.6842 0.320 Reliabel ATR8 0.7251 0.320 Reliabel ATR9 0.7150 0.320 Reliabel ATR10 0.7230 0.320 Reliabel

C. Kategori Tingkat Stres dan Semangat Kerja 1. Kategori Tingkat Stres

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada beberapa kategori tingkat stres yang dialami karyawan administratif tetap kampus I dan II Universitas Sanata Dharma. Berikut ini pengkategorian tingkat stres karyawan administratif tetap:

Tabel V.13 Tingkat stres karyawan Mean Jumlah

karyawan

Prosentase (%)

Kategori > 1 0 0% Stres sangat rendah

> 1.4 34 34% Stres rendah

> 2.4 60 60% Stres sedang

> 3.4 6 6% Stres tinggi

> 4.4 0 0% Stres sangat tinggi

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh di atas, terlihat bahwa kategori stres sangat rendah dengan rentang mean 1 – 1.4 dialami oleh tidak oleh karyawan tetap administratif kampus I dan II Universitas Sanata Dharma. Kategori tingkat stres rendah dengan rentang mean 1.5 - 2,4 dialami oleh 34 karyawan dengan prosentase jumlah karyawan 34%. Rentang mean 2.5 – 3.4 dengan kategori tingkat stres sedang dialami oleh 60 karyawan dengan prosentase jumlah karyawan 60%. Kategori tingkat stres tinggi dengan rentang mean 3.5 – 4.4 dialami oleh 6 karyawan dengan prosentase jumlah karyawan 6%. Sedangkan, rentang mean 4.4 – 5 tidak dialami oleh karyawan adiministratif tetap Universitas Sanata Dharma. Angka rata-rata seluruh penyebab stres karyawan adalah 2.65, yang berarti bahwa karyawan administratif tetap Universitas Sanata Dharma kampus I dan II tergolong dalam tingkat stres yang sedang.

Selain itu, hasil analisis data juga diperoleh hasil mengenai situasi penyebab stres yang banyak dialami karyawan administratif tetap Universitas Sanata Dharma. Berikut ini hasil pengkategorian situasi penyebab stres:

1. Situasi Tingkat Individu

Pengkategorian situasi penyebab stres yang disebabkan oleh tingkat individu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V.14

Situasi stres tingkat individu Mean Jumlah

karyawan

Prosentase (%)

Kategori > 1 13 13% Stres sangat rendah

> 1.4 61 61% Stres rendah

> 2.4 19 19% Stres sedang

> 3.4 5 5% Stres tinggi

> 4.4 2 2% Stres sangat tinggi

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa stres sangat rendah dialami oleh 13 karyawan dengan prosentase jumlah karyawan 13%, stres rendah dialami oleh 61 karyawan dengan prosentase 61%, stres sedang dialami oleh 19 karyawan dengan prosentase 19%, stres tinggi dialami oleh 5 karyawan dengan prosentase jumlah karyawan 5%, dan stres sangat tinggi dialami oleh 2 karyawan dengan prosentase jumlah karyawan 2%. Angka rata-rata penyebab stres yang disebabkan karena pengaruh situasi tingkat individu sebesar 2.268, yang berarti bahwa situasi tingkat individu menyebabkan karyawan administratif tetap mengalami tingkat stres rendah.

2. Situasi Tingkat Kelompok

Pengkategorian situasi penyebab stres yang disebabkan oleh tingkat kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V.15

Situasi stres tingkat kelompok Mean Jumlah

karyawan

Prosentase (%)

Kategori > 1 0 0% Stres sangat rendah

> 1.4 32 32% Stres rendah

> 2.4 52 52% Stres sedang

> 3.4 13 13% Stres tinggi

> 4.4 3 3% Stres sangat tinggi

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa stres sangat rendah tidak dialami oleh karyawan Universitas Sanata Dharma, stress rendah dialami oleh 32 karyawan dengan prosentase 32%, stres sedang dialami oleh 52 karyawan dengan prosentase 52%, stres tinggi dialami oleh 13 karyawan dengan prosentase jumlah karyawan 13%, dan stres sangat tinggi dialami oleh 3 karyawan dengan prosentase jumlah karyawan 3%. Angka rata-rata penyebab stres yang disebabkan karena pengaruh situasi tingkat kelompok sebesar 2.868, yang berarti bahwa situasi tingkat kelompok menyebabkan karyawan administratif tetap mengalami tingkat stres sedang.

3. Situasi Tingkat Organisasi

Pengkategorian situasi penyebab stres yang disebabkan oleh tingkat organisasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V.16

Situasi stres tingkat organisasi Mean Jumlah

karyawan

Prosentase (%)

Kategori > 1 0 0% Stres sangat rendah

> 1.4 36 36% Stres rendah

> 2.4 29 29% Stres sedang

> 3.4 30 30% Stres tinggi

> 4.4 5 5% Stres sangat tinggi

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa stres sangat rendah tidak dialami oleh karyawan Universitas Sanata Dharma, stres rendah dialami oleh 36 karyawan dengan prosentase 36%, stres sedang dialami oleh 29 karyawan dengan prosentase 29%, stres

tinggi dialami oleh 30 karyawan dengan prosentase jumlah karyawan 30%, dan stres sangat tinggi dialami oleh 5 karyawan dengan prosentase jumlah karyawan 5%. Angka rata-rata penyebab stres yang disebabkan karena pengaruh situasi tingkat Organisasi sebesar 3.026, yang berarti bahwa situasi tingkat organisasi menyebabkan karyawan administratif tetap mengalami tingkat stres sedang.

4. Situasi Tingkat Ekstra Organisasi

Pengkategorian situasi penyebab stres yang disebabkan oleh tingkat individu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V.17

Situasi stres tingkat ekstra organisasi Mean Jumlah

karyawan

Prosentase (%)

Kategori > 1 6 6% Stres sangat rendah

> 1.4 48 48% Stres rendah

> 2.4 43 43% Stres sedang

> 3.4 3 3% Stres tinggi

> 4.4 0 0% Stres sangat tinggi

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa stres sangat rendah dialami oleh 6 karyawan dengan prosentase jumlah karyawan 6%, stress rendah dialami oleh 48 karyawan dengan prosentase 48%,

Dokumen terkait