• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Uji Instrumen Penelitian

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan tahapan penting yang dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan

49

kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) yang menghasilan model regresi yang tidak biasa dan hadan sebagai penaksir (Bawono, 2006:115).

a. Uji Multicollinearity

Uji multicollinearity adalah situasi dimana terdapat korelasi variabel-variabel bebas diatara satu dengan yang lainnya. Masalah multikolinearitas yang serius dapa mengakibatkan berubahanya tanda dari parameter estimasi (Bawono, 2006:115).

Menurut Ghozali (2013:105), cara mendeteksi terhadap adanya multikoliearitas dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Besarnya Variabel Inflation Factor (VIF), pedoman model regresi yang bebas Multikolinearitas yaitu nilai VIF ≤ 10.

2) Besarnya Tolerance pedoman suatu model regresi yang bebas Multikolinearitas yaitu nilai Tolerance≥ 10.

b. UjiHeteroskedaksitas

Uji heteroskedaksitas menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaa varians dan residual dari satu pengamatan ke pangamatan lain. Jika varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas zdan jika varians berbeda disebut

heteroskedaksitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedaksitas (Ghozali, 2013:139).

50

c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, data variabel dependen dan independen yang digunakan memiliki distribusi normal atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik adalah yang datanya berdistribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada uda cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160).

Dalam penelitian ini juga menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan kriteria:

1) Jika nilai Asymop. Sig (2- tailed) > 0,05 data berdistribusi normal.

2) Jika nilai Asymop. Sig (2- tailed) < 0,05 data berdistribusi tidak normal.

4. Path Analysis

Uji Path Analysis (analisis jalur) digunakan untuk menguji pengaruh variabel intervening. adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori dan menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak. (Ghozali, 2013:249).

51

I. Alat Analisis

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana data-datanya dinyatakan dalam bentuk angka. Sehingga akan mudah diolah dengan program komputer dengan memasukkan data-data tersebut ke komputer. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS version 22.0. SPSS adalah kepanjangan dari Statistical Product and Service Sollution yaitu software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistik parametrik maupun non-parametrik dengan basis windows. SPSS merupakan program yang paling populer digunakan untuk analisis data dan banyak digunakan untuk penelitian skripsi maupun tesis.

52

BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Sejarah

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Artha pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dariB Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan perinsip syariah Islam.

Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansil sesuai dengan jangkauan termudah untuk kehidupan bermakna. Melayanai nasabah dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai dengan harpan nasabah dengan prinsip syariah.

Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri perbankan nasional dipertegas oleh makna perndar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntunan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari

53

warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRI Syariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Raharjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah.

Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip syariah.

54

2. Visi dan Misi a. Visi

Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudaj untuk kehidupan lebih bermakna.

b. Misi

1) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah.

2) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

3) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan dan dimana pun.

4) Memungkinkan setiap indivifu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran.

B. Identitas Responden

Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Untuk itu perlu dilakukan pengelompokan dengan karakteristik tertentu. Adapun karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin,usia, pekerjaan, pendapatan. Berikut pengelompokan responden berdasarkan kuesioner yang telah disebar.

55

1. Profil Responden Berdasarkan Jenis kelamin responden Tabel 4.1

Hasil Uji Jenis Kelamin Responden

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Tabel 4.1 menunjukkan nasabah responden laki-laki sebanyak 51 atau 51% dan nasabah perempuan sebanyak 49 atau sebesar 49%. Kesimpulan yang didapat bahwa nasabah responden laki-laki lebih banyak dari pada nasabah perempuan.

JENISKELAMIN Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Val id laki-laki 51 51,0 51,0 51,0 perempua n 49 49,0 49,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

56

2. Profil Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Hasil Uji Usia Responden

USIA Frequen cy Percen t Valid Percent Cumulativ e Percent Vali d <20 tahun 3 3,0 3,0 3,0 >40 tahun 30 30,0 30,0 33,0 21-25 tahun 16 16,0 16,0 49,0 26-30 tahun 28 28,0 28,0 77,0 31-40 tahun 23 23,0 23,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nasabah yang berusia < 20 tahun sebanyak 3 atau 3%, nasabah berusia 21-25 tahun sebanyak 16 atau 16%, nasabah berusia 26-30 tahun sebanyak 28 atau 28%, nasabah berusia 31-40 tahun sebanyak 23 atau 23%, nasabah berusia >40 tahun sebanyak 30 atau 30%. Kesimpulan yang didapat bahwa nasabah berumur >.40 tahun menjadi nasabah responden yang paling banyak di Bank BRI Syariah Kantor Cabang MT. Haryono Semarang.

57

3. Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3

Hasil Uji Pekerjaan Responden

PEKERJAAN Fre que ncy Perce nt Valid Percent Cumulati ve Percent Val id Buruh/petani 9 9,0 9,0 9,0 Pegawai Negeri 5 5,0 5,0 5,0 Pegawai Swasta 32 32,0 32,0 32,0 Pelajar/Mahasiswa 8 8,0 8,0 8,0 Wiraswasta/Pengu saha 46 46,,0 46,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nasabah yang bekerja sebagai buruh/ petani sebanayk 9 atau 9%, nasabah yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 5 atau 5%, nsabah yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanayk 32 atau 32%, nasabah sebagai pelajar/ mahasiswa sebanyak 8 atau 8%, nasabah yang bekerja sebagai wiraswasta/ pengusaha sebanyak 46 atau 46%. Kesimpulan yang didapat bahwa nasabah yang bekerja sebagai wiraswasta/ pengusaha menjadi nasabah responden yang paling banyak di Bank BRI Syariah Kantor Cabang MT. Haryono Semarang.

58

4. Profil Responden Berdasarkan Pendapatan Tabel 4.4

Hasil Uji Pendapatan Responden

PENDAPATAN Freque ncy Percen t Valid Percent Cumulativ e Percent Vali d < Rp 1.000.000 10 10,0 10,0 10,0 > Rp 5.000.000 7 7,0 7,0 17,0 Rp 1.000.000,00 - 2.000.000,00 28 28,0 28,0 45,0 Rp 2.000.000,00 - 3.000.000,00 34 34,0 34,0 79,0 Rp 3.000.000,00 - 4.000.000,00 10 10,0 10,0 89,0 Rp 4.000.000,00 - 5.000.000,00 11 11,0 11,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber: Data Prmer yang diolah 2018

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nasabah yang

berpendapatan < Rp. 1000.000 sebanyak 10 atau 10%, nasabah yang berpendapatan Rp 1.000.000-2.000.000 sebanyak 28 atau 28%, nasabah yang berpendapatan Rp. 2.000.0000-3.000.000 sebanyak 34 atau 34%, nasabah yang berpendapatan Rp 4.000.000-5.000.000 sebanyak 11 atau 11%, nasabah yang berpendapatan >Rp 5.000.000 sebanyak 7 atau 7%. Kesimpulan yang didapat bahwa nasabah yang berpendapatan Rp 2.000.000-3.000.000 menjadi nasabah responden yang paling banyak di Bank BRI Syariah Kantor Cabang MT. Haryono Semarang.

59

C. Analisis Data 1. Uji Instrumen

a. Uji Reliabilitas

Pengujian reabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Croncbach Alpha (α) > 60. Hasil pengujian reabilitas untuk masing-masing variabel pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Kualitas Pelayanan 0,621 Reliabel

Pengetahuan 0,616 Reliabel

Promosi 0,679 Reliabel

Minat 0,645 Reliabel

Keputusan 0,787 Reliabel

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Dari tabel diatas disimpulkan bahwa masing-masing variabel mempunyai Cronbach Alpha lebih dari 0,60 (α > 0,60), sehingga data tersebut dinyatakan reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal. Sehingga data tersebut dapat digunakan untuk pengukuran dan penelitian berikutnya.

60 b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar mencerminkan variabel yang diukur (Hadi, 1991 dalam Bawono, 2006: 68). Item kuesioner dinyatakan valid apabila nilai pearson correlation berbintang dua dengan tingkat signifikan pada level 5% dan berbintang satu pada tingkat signifikan pada level 1%.

Berikut hasil pengujian validitas:

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas

Variabel Item Pertanyaan Pearson

Correlation

Keterangan

Kualitas Pelayanan Butir 1 0,810** Valid

Butir 2 0,738** Valid

Butir 3 0.,644** Valid

Butir 4 0,601** Valid

Butir 5 0.,319** Valid

Promosi Butir 1 0,546** Valid

Butir 2 0,665** Valid

Butir 3 0,670** Valid

Butir 4 0,467** Valid

Butir 5 0,588** Valid

Pengetahuan Butir 1 0,807** Valid

Butir 2 0,762** Valid

Butir 3 0,765** Valid

Minat Butir 1 0,791** Valid

61

Butir 3 0,634** Valid

Butir 4 0,708** Valid

Keputusan Butir 1 0,768** Valid

Butir 2 0,457** Valid

Butir 3 0,758** Valid

Butir 4 0,769** Valid

Butir 5 0,786** Valid

Butir 6 0,621** Valid

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui semua pernyataan yang digunakan dalam kuesioner dapat dinyatakan valid. Item

pernyataan dalam variabel kualitas pelayanan, promosi,

pengetahuan, minat dan keputusan berbintang dua sehingga dapat dikatakan signifikan.

2. Uji Statistik

a. Uji t (Uji Parsial)

Tabel 4.7

Hasil uji Ttest (Parsial)

B S Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.818 4.447 -.409 .684 PELAYA NAN .259 .104 .197 2.489 .015 PROMOSI .402 .100 .317 4.012 .000 X3_TOTA L .528 .168 .303 3.147 .002 MINAT .327 .159 .182 2.052 .043

62

Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikasi variabel kualitas pelayanan(X1) adalah sebesar 0,015 lebih kecil dari 0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan (X1) terhadap keputusan nasabah (Y). Sedangkan nilai signifikasi variabel promosi (X2) adalah sebesar 0,000 lebih kecil 0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan antara promosi terhadap keputusan nasabah (Y). Sedangkan nilai signifikasi variabel pengetahuan (X3) adalah sebesar 0,02 lebih kecil 0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan antara promosi terhadap keputusan nasabah (Y) Dan untuk nilai signifikasi variabel minat nasabah (X4) adalah sebesar 0,043 lebih kecil dari 0,05 artinya ada pengaruh signifikan antara minat nasabah (X4) terhadap keputusan nasabah (Y).

b. Uji R2

Koefesien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Bawono, 2006: 92). Hasil uji koefesien determinasi (R2) penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut:

63

Tabel 4.8 Hasil Uji R2 Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .793a .629 .614 2.625

a. Predictors: (Constant), MINAT, PROMOSI, PELAYANAN, X3_TOTAL

b. Dependent Variable: KEPUTUSAN

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar 0,783 artinya bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen (karena mendekati angka 1). Determinasi (R2) sebesar 0,629 artinya bahwa kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 62,9%, sedangkan sisanya sebesar 37,1% dipengaruhi variabel lain diluar model persamaan penelitian.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Mutikolinearitas

Tujuan uji multikolinearitas untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat masalah multikolinearitas (Multikol). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

64

diantara variabel independen (Ghozali, 2013:105-106). Adapun hasil uji Multikolinearitas sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolinearitas

S u m b e r : D

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Pada hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance untuk variabel kualitas pelayanan (X1), promosi (X2), pengetahuan (X3) dan minat (Z) masing-masing sebesar 0.624, 0.627, 0.420, 0.498. Nilai tolerance yang diperoleh pada variabel tersebut lebih dari 0.1 serta nilai VIF untuk variabel kualitas pelayanan (X1), Promosi (X2), Pengetahuan (X3), Minat (Z), Keputusan (Y) masing-masing sebesar 1.603, 1.595, 2.383 dan 2.008. Dimana nilai VIF pada variabel terebut kurang dari 10. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahawa tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Coefficientsa Model Unstandardiz ed Coefficients Stand ardize d Coeff icient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toler ance VIF 1 (Constant) -1,818 4,447 -,409 ,684 PELAYAN AN ,259 ,104 ,197 2,489 ,015 ,624 1,603 PROMOSI ,402 ,100 ,317 4,012 ,000 ,627 1,595 X3_TOTAL ,528 ,168 ,303 3,147 ,002 ,420 2,383 MINAT ,327 ,159 ,182 2,052 ,043 ,498 2,008

65 b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastidsitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Pada pengujian ini penulis menggunakan uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10

Hasil Uji Heteroskedastisitas: Test Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficien ts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant ) -7.501 4.367 -1.718 .089 PELAYA NAN .042 .102 .053 .414 .680 PROMO SI -.031 .099 -.039 -.310 .757 X3_TOT AL -.087 .165 -.082 -.525 .601 MINAT .277 .156 .253 1.773 .079

a. Dependent Variable: absut

66

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas di atas terlihat bahwa nilai signifikan variabel independen variabel kualitas pelayanan (X1), promosi (X2), pengetahuan (X3) dan minat (Z) masing-masing sebesar 0.680, 0.757, 0.601 dan 0.079. Nilai dari masing-masing variabel tersebut tidak signifikan yaitu lebih besar dari 0.05 , maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, data variabel dependen dan independen yang digunakan memiliki distribusi normal atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik adalah yang datanya berdistribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2013:160). Pada pengujian ini peneliti menggunakan analisa statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

67

Tabel 4.11

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.57160284

Most Extreme Differences

Absolute .043

Positive .038

Negative -.043

Test Statistic .043

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Data Primer yang diolah 2018

Pada hasil uji dari statistik non-parametrik kolmogrov smirnov menyatakan bahwa Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0.200 sedangkan tingkat tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0.05. hasil ini menunjukkan bahwa data yang digunakan adalah data yang berdistribusi normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 0.05 yaitu 0.200. Selain itu dengan melihat tampilan grafik histogram dan grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal. Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal.

68

Dokumen terkait