BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3. Analisis Data
4.3.2.1. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara
yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi
adalah uji Durbin Watson (DW Test).
Tabel 4.7. Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .600a .360 .282 .11630 1.214
dari -2 dan lebih kecil dari +2, maka hal ini berarti dalam persamaan
regresi tidak ada autokolerasi. Nilai dari dW yang dihasilkan output
SPSS 16.0 adalah 1,214. Angka ini lebih besar dari -2 dan lebih kecil
dari 2. Hal ini berarti tidak ada autokorelasi pada model.
4.3.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Alat uji
yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam
penelitian ini dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance
Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas
Multikolinieritas.
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.8. Dapat
dilihat bahwa nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan untuk nilai VIF untuk
variabel kurang dari 10 untuk variabel Current Ratio, Cash Position, Debt
to Equity Ratio dan Return on Investment, maka dapat disimpulkan
keempat variabel tidak ada multikolinieritas antar variabel independen
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .197 .095 CR -.007 .027 -.052 .515 1.942 CP .003 .017 .036 .603 1.659 DER -.001 .007 -.031 .380 2.631 ROI 1.060 .427 .622 .309 3.241 a. Dependent Variable: DPR
Sumber: (Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0)
4.3.2.3. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Alat uji yang digunakan untuk
mengetahui adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif dilakukan dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
residualnya (SRESID).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika ada pola tertentu , seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Pada Grafik 4.2. di bawah ini dapat dilihat persebaran
titik-titik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak
(Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0)
4.3.3. Analisis Regesi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen digunakan analisis regresi linier berganda yang dapat dilihat
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .197 .095 2.086 .045 CR -.007 .027 -.052 -.267 .791 CP .003 .017 .036 .201 .842 DER -.001 .007 -.031 -.136 .893 ROI 1.060 .427 .622 2.481 .018 a. Dependent Variable: DPR
(Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0)
Berdasarkan tabel 4.9. diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
DPR = 0,197 - 0,007CR + 0,003CP – 0,001DER + 1,060ROI
Penjelasan dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Konstanta (b0) sebesar 0,197 menunjukkan bahwa apabila variabel
independen bernilai 0 (nol), maka Dividend Payout Ratio benilai 0,197
satuan.
b. Koefisien regresi (b1) untuk CR sebesar -0,007 menunjukkan bahwa
apabila Current Ratio meningkat satu satuan maka Dividend Payout
Ratio akan menurun sebesar 0,007 satuan.
c. Koefisien regresi (b2) untuk CP sebesar 0,003 menunjukkan bahwa
apabila Cash Position meningkat satu satuan maka Dividend Payout
apabila Debt to Equity Ratio perusahaan meningkat satu satuan maka
Dividend Payout Ratio akan menurun sebesar 0,001 satuan.
e. Koefisien regresi (b4) untuk ROI sebesar 1,060 menunjukkan bahwa
apabila Return on Investment perusahaan meningkat satu satuan maka
Dividend Payout Ratio akan meningkat sebesar 1,060 satuan.
f. Koefisien determinasi dilihat dari nilai R Square adalah sebesar 36%.
Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 36% variabel Dividend Payout
Ratio dapat dijelaskan oleh variabel Current Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Investment, sedangkan sisanya dijelaskan
oleh variabel-variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
4.3.4. Uji Hipotesis
4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model
Uji kesesuaian model atau Uji F ini dilakukan untuk menguji
sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh
Current Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Invenment terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan BUMN yang
go publik di Bursa Efek Indonesia.
Dari tabel 4.10. berikut ini dapat dilihat bahwa nilai signifikan dari
hasil uji F sebesar 0,004. Nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .251 4 .063 4.637 .004a
Residual .446 33 .014
Total .697 37
a. Predictors: (Constant), ROI, CP, CR, DER b. Dependent Variable: DPR
(Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0)
4.3.4.2. Uji Parsial
Uji t ini dilakukan untuk membuktikan secara empiris signifikan atau
tidaknya pengaruh masing-masing variabel Current Ratio, Cash Position,
Debt to Equity Ratio dan Return on Invenment terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan BUMN yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan tabel 4.9. dapat dilihat pengaruh variabel bebas (Current
Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Invenment)
secara individual terhadap variabel terikat (Dividend Payout Ratio) adalah
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis Current Ratio diperoleh nilai t sebesar
-0,267 dengan nilai signifikan sebesar 0,791. Nilai signifikan ini
menunjukkan diatas 0,05. Dengan demikian H1 ditolak. Berarti
Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.
0,201 dengan nilai signifikan sebesar 0,842. Nilai signifikan ini
menunjukkan diatas 0,05. Dengan demikian H1 ditolak. Berarti
Cash Position tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.
3. Berdasarkan hasil analisis Debt to Equity Ratio diperoleh nilai t
sebesar -0,136 dengan nilai signifikan sebesar 0,893. Nilai
signifikan ini menunjukkan diatas 0,05. Dengan demikian H1
ditolak. Berarti Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap Dividen Payout Ratio.
4. Berdasarkan hasil analisis Return on Investment diperoleh nilai t
sebesar 2,481 dengan nilai signifikan sebesar 0,018. Nilai
signifikan ini menunjukkan dibawah 0,05. Dengan demikian H1
diterima. Berarti Return on Ivnvestment berpengaruh signifikan
terhadap Dividen Payout Ratio.