• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui bahwa antar observasi dalam setiap variabel bebas tidak terjadi suatu korelasi atau hubungan. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW-test). Suatu observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson berada antara dU hingga 4-dU (Gujarati, 1999 : 201). Dari tabel Durbin Watson untuk n = 67 dan k = 5 (adalah banyaknya variabel independen) diketahui nilai dL sebesar 1.44, nilai dU sebesar 1.77 dan 4-dU sebesar 2.23. Dari hasil perhitungan regresi diperoleh nilai uji Durbin Watson sebesar 1.847 (Lampiran 4), yang terletak di antara dU dan 4-dU atau terletak di daerah tidak ada autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi non autokorelasi dipenuhi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1. Distribusi Daerah Keputusan Uji Durbin Watson

Ada autokorelasi  positif Daerah  keragu-raguan Ada  autokorelasi positif  Tidak ada autokorelasi positif & negatif

Daerah keragu-raguan 

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas digunakan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila VIF < 10, maka persamaan regresi linier berganda tersebut tidak terkena multikolinieritas (Gujarati,1995:157). Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4. Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel VIF Rasio CAR (X1) 12.774 Rasio RORA (X2) 134.593 Rasio ROA (X3) 102.803 Rasio NPM (X4) 17.440 Rasio LDR (X5) 1.867 Sumber: Lampiran 5

Nilai VIF dari variabel Rasio CAR, Rasio RORA, Rasio ROA dan Rasio NPM semuanya menunjukkan angka lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut terindikasi adanya multikolinieritas. Salah satu cara untuk mengatasi pengujian asumsi multikolinieritas yaitu dengan analisis komponen utama (Bhakti, 2006). Setelah dilakukan analisis komponen utama, maka nilai VIF yang terbentuk untuk masing-masing variabel independen adalah:

Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel VIF Rasio CAR (X1) 1.000 Rasio RORA (X2) 1.000 Rasio ROA (X3) 1.000 Rasio NPM (X4) 1.000 Rasio LDR (X5) 1.000 Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai VIF dari variabel Rasio CAR, Rasio RORA, Rasio ROA, Rasio NPM dan Rasio LDR semuanya sudah menunjukkan angka kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas atau asumsi non multikolinieritas terpenuhi.

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas di sini menggunakan metode Rank Spearman, yaitu dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara unstandardized residual dengan seluruh variabel bebas, apabila nilai probabilitas > α (α = 0.05), maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil uji heteroskedastisitas untuk masing-masing variabel bebas.

Tabel 4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Nilai Korelasi

Rank Spearman Nilai Signifikansi Rasio CAR (X1) 0.085 0.492 Rasio RORA (X2) -0.067 0.590 Rasio ROA (X3) -0.026 0.836 Rasio NPM (X4) -0.194 0.116 Rasio LDR (X5) -0.066 0.597 Sumber : Lampiran 5

Dari hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk semua variabel bebas lebih besar dari 0.05 (alpha 5%), yang berarti tidak terdapat korelasi antara residual dengan variabel independen. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga asumsi non heteroskedastisitas terpenuhi.

4.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian asumsi di atas, terlihat bahwa asumsi-asumsi yang mendasari analisis regresi telah terpenuhi. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh Rasio CAR, Rasio RORA, Rasio ROA, Rasio NPM dan Rasio LDR terhadap manejemen laba pada Bank Syariah Untuk mengolah data digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS 13.0. Dari pengolahan data tersebut maka diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:

4.4.1 Persamaan Regresi

Berikut adalah hasil nilai estimasi koefisien regresi yang dihasilkan:

Tabel 4.7. Hasil Estimasi Koefisien Regresi Unstandardized Coefficient Model  Konstanta 3.1171 x1012 Rasio CAR (X1) 5.68090x1012 Rasio RORA (X2) 3.62990 x1013 Rasio ROA (X3) -3.70718 x1013 Rasio NPM (X4) 1.66421 x1014 Rasio LDR (X5) -4.14620 x1014 Sumber : Lampiran 4

Sehingga persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut

Y = 3.1171 x1012 + 5.68090x1012X1 + 3.62990 x1013X2 - 3.70718 x1013X3 + 1.66421 x1014X4 - 4.14620 x1014X5

Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut: 0 = Konstanta = 3.1171 x1012

Artinya besarnya Manajemen Laba adalah sebesar 3.1171 x1012, apabila pengaruh dari Rasio CAR, Rasio RORA, Rasio ROA, Rasio NPM dan Rasio LDR dianggap tidak berubah/konstan.

1 = Koefisien regresi untuk X1 = 5.68090x1012= 56809000000000

Artinya apabila Rasio CAR naik sebesar 1 satuan, maka Manajemen Laba akan naik sebesar 56809000000000 dengan asumsi pengaruh Rasio RORA, Rasio ROA, Rasio NPM dan Rasio LDR adalah konstan/tidak berubah.

2 = Koefisien regresi untuk X2 = 3.62990 x1013= 362990000000000

Artinya apabila Rasio RORA naik sebesar 1 satuan, maka Manajemen Laba akan naik sebesar 362990000000000 dengan asumsi pengaruh Rasio CAR, Rasio ROA, Rasio NPM dan Rasio LDR adalah konstan/tidak berubah.

3 = Koefisien regresi untuk X3 = -3.70718 x1013= -370718000000000

Artinya apabila Rasio ROA naik sebesar 1 satuan, maka Manajemen Laba akan turun sebesar 370718000000000 dengan asumsi pengaruh Rasio CAR, Rasio RORA, Rasio NPM dan Rasio LDR adalah konstan/tidak berubah.

4 = Koefisien regresi untuk X4 = 1.66421 x1014= 1664210000000000

Artinya apabila Rasio NPM naik sebesar 1 satuan, maka Manajemen Laba akan naik sebesar 1664210000000000 dengan asumsi pengaruh Rasio CAR, Rasio RORA, Rasio ROA dan Rasio LDR adalah konstan/tidak berubah.

5 = Koefisien regresi untuk X5 = -4.14620 x1014= -4146200000000000

Artinya apabila Rasio LDR naik sebesar 1 satuan, maka Manajemen Laba akan turun sebesar 4146200000000000 dengan asumsi pengaruh Rasio CAR, Rasio RORA, Rasio ROA dan Rasio NPM adalah konstan/tidak berubah.

4.4.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi atau R-square menunjukkan prosentase seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap perubahan variabel terikat. Berikut adalah nilai R-square yang diperoleh dari hasil analisis.

Tabel 4.8

Pengaruh Regresi Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate 1 0.779 0.607 0.575 5144163026336.40000000 Sumber : Lampiran 4

Dari tabel di atas diketahui nilai R-Square sebesar 0.607, hal ini berarti bahwa Manajemen Laba pada enam bank syariah yang diteliti bisa dijelaskan oleh Rasio CAR, Rasio RORA, Rasio ROA, Rasio NPM dan

Rasio LDR sebesar 60.7%, sedangkan sisanya sebesar 39.3% dijelaskan oleh faktor lainnya.

4.4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji apakah secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, dan dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis pengaruh secara simultan variabel Rasio CAR (X1), Rasio RORA (X2), Rasio ROA (X3), Rasio NPM (X4) dan Rasio LDR (X5) terhadap Manajemen Laba (Y) dengan menggunakan uji F.

Tabel 4.9

Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Secara Simultan

Sumber Keragaman

Jumlah

Kuadrat Db

Kuadrat

Tengah F hitung Signifikansi Regresi 2.497x1027 5 4.99x1026 18.872 .000 Residual 1.614x1027 61 2.646x1025

Total 4.111x1027 66

Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil F hitung sebesar 18.872, sedangkan F tabel (α = 0,05 ; db regresi = 5 : db residual = 61) adalah sebesar 2.366. Karena F hitung > F tabel yaitu 18.872 > 2.366, maka

disimpulkan Rasio CAR, Rasio RORA, Rasio ROA, Rasio NPM dan Rasio LDR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat Gambar 4.2 di bawah ini:

Gambar 4.2. Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan Rasio CAR, Rasio RORA, Rasio ROA, Rasio NPM dan Rasio LDR berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba pada enam bank umum syariah yang diteliti.

4.4.4 Analisis dan Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, dan dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho 

Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis pengaruh secara parsial variabel Rasio CAR (X1), Rasio RORA (X2), Rasio ROA (X3), Rasio NPM (X4) dan Rasio LDR (X5) terhadap Manajemen Laba (Y) dengan menggunakan uji t.

Tabel 4.10.

Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Independen Terhadap variabel Dependen Secara Parsial

Koefisien Regresi Parameter

i Std. Error t hit. Sig. Konstanta 3.1171 x1012 2x1012 1.648 .105 Rasio CAR (X1) 5.68090x1012 2x1012 2.956 .004 Rasio RORA (X2) 3.62990 x1013 4x1012 8.443 .000 Rasio ROA (X3) -3.70718 x1013 1x1013 -3.348 .001 Rasio NPM (X4) 1.66421 x1014 1x1014 1.705 .093 Rasio LDR (X5) -4.14620 x1014 9x1014 -.480 .633 Sumber : Lampiran 4

Hasil uji t antara Rasio CAR dengan Manajemen Laba menunjukkan t hitung = 2.956, sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual = 61) adalah sebesar 2.000, karena t hitung > t tabel yaitu 2.956 > 2.000, maka disimpulkan Rasio CAR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial Rasio CAR berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba pada enam bank umum syariah yang diteliti.

Hasil uji t antara Rasio RORA dengan Manajemen Laba menunjukkan t hitung = 8.443, sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual = 61) adalah sebesar 2.000, karena t hitung > t tabel yaitu 8.443 > 2.000, maka disimpulkan Rasio RORA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

parsial Rasio RORA berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba pada enam bank umum syariah yang diteliti.

Hasil uji t antara Rasio ROA dengan Manajemen Laba menunjukkan t hitung = -3.348, sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual = 61) adalah sebesar 2.000, karena -t hitung < -t tabel yaitu -3.348 < -2.000, maka disimpulkan Rasio ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial Rasio ROA berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba pada enam bank umum syariah yang diteliti.

Hasil uji t antara Rasio NPM dengan Manajemen Laba menunjukkan t hitung = 1.705, sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual = 61) adalah sebesar 2.000, karena t hitung < t tabel yaitu 1.705 < 2.000, maka disimpulkan Rasio NPM secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial Rasio NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba pada enam bank umum syariah yang diteliti.

Hasil uji t antara Rasio LDR dengan Manajemen Laba menunjukkan t hitung = -0.480, sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual = 61) adalah sebesar 2.000, karena -t hitung > -t tabel yaitu -0.480 > -2.000, maka disimpulkan Rasio LDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

parsial Rasio LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba pada enam bank umum syariah yang diteliti.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Rasio CAR Terhadap Manajemen Laba di Bank Umum Syariah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel rasio CAR mempunyai nilai slope (B) positif dan variabel rasio CAR berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba di bank umum syariah pada level alpha 5% (p=0,004; p<0,05), sehingga hipotesis 1 diterima. Hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Koosrini (2010), yang memperlihatkan bahwa rasio CAR mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa Manajemen laba dilakukan oleh bank semakin intensif dengan arah terbalik dengan tingkat CAR, dimana bank yang memiliki nilai CAR lebih rendah dari ketentuan minimum Bank Indonesia yakni 8%, cenderung lebih intensif melakukan praktik manajemen laba dan sebaliknya.

Pengaruh Rasio RORA Terhadap Manajemen Laba di Bank Umum Syariah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel rasio RORA berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah pada level alpha 5% (p=0,000; p<0,05) sehingga hipotesis 2 di terima. Hasil ini tidak sama dengan hasil penelitian Koosrini (2010), dimana dalam penelitiannya RORA berpengaruh positif dan tidak signifikan. Namun

hasil penelitian ini membuktikan bahwa dugaan Koosrini (2010) tidak terbukti, bahwa dalam tingkat bank umum syariah (BUS) terdapat pengaruh yang signifikan rasio RORA terhadap manajemen laba.

Pengaruh Rasio ROA Terhadap Manajemen Laba di Bank Umum Syariah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel rasio ROA berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah pada level alpha 5% (p=0,001; p<0,05) sehingga hipotesis 3 di terima. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Koosrini (2010) yang menunjukkan bahwa rasio ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Nilai rata-rata rasio ROA yang tinggi yaitu sekitar 1,5% diduga cukup kuat untuk mempengaruhi akrual diskresioner secara signifikan. Pengaruh Rasio NPM Terhadap Manajemen Laba di Bank Umum

Syariah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel rasio NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah pada level alpha 5% (p=0,093; p>0,05) sehingga hipotesis 4 di tolak. Hasil ini tidak sama dengan hasil penelitian Zahara dan Veronica (2009) yang menyatakan rasio NPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba yang diproksi dengan akrual diskresioner.

Beban non operasional yang cukup tinggi menyebabkan terjadinya kerugian non operasional yang cukup signifikan. Kerugian non operasional

ini berdampak pada nilai laba sebelum pajak dan laba bersih (laba setelah pajak).

Pengaruh Rasio LDR Terhadap Manajemen Laba di Bank Umum Syariah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel rasio LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba di Bank Umum Syariah pada level alpha 5% (p=0,633; p>0,05) sehingga hipotesis 5 di tolak. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Zahara dan Veronica (2009), Koosrini (2010) menemukan bahwa rasio LDR berpengaruh dan tidak signifikan.

Nilai rata-rata rasio LDR yang diperoleh sebesar 41%. Nilai ini jauh diatas nilai ketetapan minimum yang ditetapkan oleh bank Indonesia dalam menilai tingkat likuiditas bank umum syariah, yaitu minimal sebesar 15%. Nilai rata-rata LDR yang tinggi ini juga menunjukkan baiknya bank umum syariah dalam menyalurkan pembiayaan (kredit) kepada masyarakat, dimana bagi hasil dari pembiayaan ini merupakan pendapatan utama bank umum syariah.

Adanya indikasi manajemen laba pada bank umum syariah menunjukkan bahwa laba masih merupakan tujuan utama operasi bank umum syariah dalam mengelola perusahaan. Secara simultan dan parsial berpengaruh secara signifikan variabel rasio-rasio CAMEL terhadap manajemen laba pada bank umum syariah di Indonesia yang diproksi dengan akrual diskresioner. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya Dewan Pengawas

Syariah yang ada dalam setiap bank umum syariah yang kurang berfungsi dengan baik. Dewan Pengawas Syariah merupakan jabatan yang wajib ada dalam struktur organisasi bank umum syariah (Pasal 32 ayat 1 Undang-undang no. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah). Dewan ini mempunyai tugas dan wewenang mengatur dan mengawasi jalannya operasional bank umum syariah agar sesuai dengan prinsip syariah (Pasal 32 ayat 3 Undangundang no. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah).

4.6 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

Hasil penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti pada perbankan syariah, sama-sama menggunakan Rasio CAMEL sebagai variabel bebas dan Manajemen Laba sebagai variabel terikat. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu dilihat dari tahun penelitian dan hasil penelitian yang disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.11 Ringkasan Perbedaan Penelitian ini dengan Peneliti Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Widyaningdyah (2001) Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap earning management pada perusahaan go public di Indonesia

faktor reputasi auditor (X1), jumlah dewan direksi (X2), leverage (X3), dan persentase saham (X4), earnings management (Y) hasil pengujian hanya leverage saja

yang berpengaruh signifikan terhadap earnings management 2 Zahara (2009) Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Praktik Manajemen Laba Di Bank Syariah (2005-2006) CAR (X1), RORA (X2), ROA (X3), NPM (X4), LDR (X5), Manajemen Laba (Y) CAR dan LDR berpengaruh negatif, RORA,ROA, dan NPM berpengaruh positif

No Peneliti Judul Variabel Hasil penelitian

3 Setiawati (2010)

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba Di Bank Umum

Syariah(2008) CAR (X1), RORA (X2), ROA (X3), NPM (X4), LDR (X5), Manajemen laba (Y) Rasio CAR, ROA, NPM dan LDR berpengaruh negatif, hanya rasio RORA yang

berpengaruh positif 4 Mubarok (2010) Pengaruh Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Terhadap Profitabilitas Disektor Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

NPL (X1), CAR (X2) LDR (X3), Profitabilitas (Y) Rasio CAR berpengaruh signifikan, NPL dan LDR tidak berpengaruh 5 Vesadianti (2010) Analisis Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja Profitabilitas pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode

2005 - 2008

CAR (X1), APYD (X2), NOM (X3), LDR (X4), Kinerja Profitabilitas (Y)

Secara simultan CAR, APYD, NOM, LDR berpengaruh signifikan, secara parsial, yang berpangaruh hanya NOM. 6 Adiwitarsa (2011) Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Praktik Manajemen

Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia (2008-2009) CAR (X1), RORA (X2), ROA (X3), NPM (X4), LDR (X5), Manajemen laba (Y) Secara simultan Rasio CAMEL yang terdiri dari CAR, RORA, ROA, NPM, LDR berpengaruh signifikan, sedangkan secara parsial hanya rasio CAR, RORA, dan ROA yang berpengaruh

signifikan. Sumber: Penelitian terdahulu

4.7 Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan yang ditemui dalam penelitian ini. Pertama jangka waktu data sampel yang digunakan relatif singkat yaitu hanya 1 tahun. Kedua, laporan keuangan BUS tersedia tidak lengkap dengan catatan atas laporan keuangannya, sehingga untuk beberapa perkiraan yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut untuk diterjemahkan ke dalam rumus perhitungan, merujuk kepada PAPSI sebagai salah satu pedoman akuntansi yang digunakan oleh bank syariah. Dan ketiga model yang digunakan untuk melihat indikasi praktik manajemen laba pada bank syariah adalah model Jones (1991) yang telah disesuaikan dengan karakteristik perbankan. Dimana model Jones dan modifikasi model Jones belum diyakini dapat memisahkan komponen akrual non diskresioner dan akrual diskresioner dengan tepat. Sehingga ada kemungkinan kesalahan pengklasifikasian akrual non diskresioner dan akrual diskresioner.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hipotesis yang menyatakan Capital yang diukur dengan CAR berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba terbukti sebab setelah dilakukan perhitungan ternyata rasio CAR memang berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba.

2. Hipotesis yang menyatakan Assets yang diukur dengan RORA berpengaruh siginifikan tehadap praktik manajemen laba terbukti sebab setelah dilakukan perhitungan ternyata rasio RORA memang berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba.

3. Hipotesis yang menyatakan Management yang diukur dengan ROA berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba terbukti sebab setelah dilakukan perhitungan ternyata rasio ROA memang berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba.

4. Hipotesis yang menyatakan Earning yang diukur dengan NPM berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba tidak terbukti sebab setelah dilakukan perhitungan ternyata rasio NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba.

5. Hipotesis yang menyatakan Liquidity yang diukur dengan LDR berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba tidak terbukti sebab

setelah dilakukan perhitungan ternyata rasio LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya dengan mengembangkan beberapa hal antara lain:

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan jangka waktu lebih lama dan sampel yang lebih besar serta menggunakan model yang berbeda untuk melihat indikasi praktik manajemen laba pada bank syariah

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan laporan keuangan tahunan yang dilengkapi catatan atas laporan keungan, sehingga semua informasi yang dibutuhkan untuk penelitian tersedia lengkap.

3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan modifikasi model lain yang lebih akurat dan lebih sesuai dengan karakteristik bank syariah.

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2000, Analisis Regresi teori, kasus, dan solusi, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Almilia, L. S. dan Herdinigtyas W, 2005, “Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, Hal. 131-147

Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Anonim, 2011, Sejarah Prinsip Serta Produk Perbankan Syariah,

http://duniabaca.com/sejarah-prinsip-serta-produk-perbankan-syariah.html, (diakses pada tanggal 20 April 2011).

Asmara, Santi, 2008, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Perdagangan Eceran yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”, Fakultas Ekonomi, Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2001, Teori Akuntansi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

BHS, 2007, Kalangan Nonmuslim pun Minati Layanan Syariah, http://www.niriah.com/berita/pemasaran/1id77.html, (di akses pada tanggal 18 April 2011).

Choir, 2011, Nasabah Nonmuslim Perbankan Syariah Terbesar dari KTI, http://zonaekis.com/nasabah-nonmuslim-perbankan-syariah-terbesar-dari-kti#more-2310, (di akses tanggal 18 April 2011).

Dewi, Maya Rosita, 2008, “Analisis Kinerja Keuangan Bank dengan Metode Camel pada Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri di Surabaya”, Fakultas Ekonomi, Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hermiyanto, Totok, 2010, Bank Syariah Banyak Diminati Nasabah Non Muslim,

http://hileud.com/bank-syariah-banyak-diminati-nasabah-non-muslim.html, (diakses pada tanggal 19 April 2011).

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Indriani, Yohana, 2010, “Pengaruh Kualitas Auditor Corporate Governance, Leverage dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba”, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Jumingan, 2006, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Ma’ruf, Muhammad, 2006, “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Jakarta”, Fakultas Ekonomi, Skripsi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Mubarok, Moh Husni, 2010, “Pengaruh Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Terhadap Profitabilitas Disektor Perbankan yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Muhammad, 2004, Manajemen Dana Bank Syariah, Penerbit EKONISIA, Yogyakarta.

Nasution, Marihot, dan Setiawan, Doddy, 2007, “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanuddin, Makassar. Rahmawati, Y.Suparno, dan N.Qomariyah, 2007, “Pengaruh Asimetri Informasi

Terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan publik yang terdaftar di bursa efek jakarta”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.10, No.1, Januari 2007.

Scott, William R, 2009, Financial Accounting Theory,5th ed., International Edition, Pearson Prentice Hall, Toronto.

Setiawati, Koosrini, 2010, “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Umum Syariah”, Fakultas Ekonomi, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Siagian, Dergibson dan Sugiarto, 2002, Metode Statistika Untuk Bisnis Dan

Dokumen terkait