• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6. Uji Coba Lapangan

Pada tahap uji coba lapangan dilakukan oleh 8 siswa. Siswa yang dijadikan subjek uji coba pada tahap ini adalah siswa yang tidak mengikuti uji coba pada lapangan awal dan subjek dipilih secara acak oleh guru. Pada saat pelaksanaannya uji coba lapangan ini siswa juga diamati ketika anak bermain puzzle angka. Metode yang digunakan untuk mengevaluasi produk ini adalah metode yang sama pada uji coba lapangan awal yaitu dengan mewawancancari para siswa mengenai

puzzle angka yang digunakannya, hasil wawancara tersebut kemudian

dianalisis untuk menjadi bahan perbaikan produk. 7. Revisi Produk Lapangan

Pada tahap ini hasil uji coba lapangan dijadikan sebagai acuan dalam memperbaiki alat permainan edukatif. Revisi produk pada tahap ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada alat permainan

edukatif sebelum menuju tahap selanjutnya yaitu tahap uji coba lapangan operasional.

8. Uji Coba Lapangan Operasional

Tahap ini merupakan uji coba terakhir dalam pengembangan produk alat permainan edukatif. Pada uji coba lapangan operasional ini melibatkan 16 siswa yang diberi kesempatan untuk menggunakan alat permainan edukatif. Hasil dari uji coba ini akan dianalisis kembali guna merevisi produk akhir.

9. Penyempurnaan Produk Akhir

Hasil produk dapat dilihat jika sudah di uji coba lapangan operasioanl. Pada tahapan ini produk yang telah diuji coba akan dilihat dari hasilnya, apakah produk ini layak atau tidak untuk digunakan untuk mengenal angka 1-10 di kelas B TK Indriyasana Pugeran.

C. Subyek Uji Coba

Subyek uji coba pada penelitian pengembangan ini melibatkan 28 anak kelompok B di TK Indriyasana Pugeran, yang terdiri dari 4 anak pada tahap uji coba lapangan awal, 8 anak pada tahap uji coba lapangan dan 16 anak pada uji coba lapangan operasioanal

D. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Indriyasana Pugeran, Suryaden no 63, Mantrijeron, Kota Yogyakarta

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2016/2017. E. Metode Pengumpulan Data

Ada beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan sebagai langkah awal untuk mengumpulkan informasi studi pendahuluan mengenai proses pembelajaran dan media apa saja yang digunakan selama ini. Menurut S. Nasution (2011: 106) observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan atau untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial yang sukar diperoleh dengan metode lain.

Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan produk. Metode observasi yang peneliti lakukan adalah pengamatan langsung pada proses belajar di kelas B TK Indriyasana Pugeran saat pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan sebagai bahan awal peneliti memperoleh informasi tentang permasalahan pembelajaran di lokasi penelitian sebelum pengembangan media dilakukan. Setelah pengembangan produk yaitu pada tahap uji coba lapangan awal, uji coba lapangan, dan ujicoba lapangan operasional. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis, dimana

terdapat instrumen pengamatan untuk menjadi pedoman bagi pengamat dalam tahap uji lapangan awal, uji lapangan dan uji lapangan operasional.

2. Wawancara

Menurut S.Nasution (2011: 133) wawancara adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan menggunakan komunikasi verbal dengan responden atau seumber data (face to face relation).

wawancara merupakan proses tanya jawab dengan narasumber untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh responden secara langsung sehingga responden dapat memaparkan sumber tanpa adanya batasan. Metode ini biasanya digunakan pada skala kecil karena akan memakan banyak waktu.

3. Angket

Menurut Trianto (2010: 265) penggunaan angket adalah metode pengumpulan data, instrumennya sesuai dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang dialami. Sedangkan menurut Sugiyono (2013: 199) Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Angket digunakan saat melakukan validasi ahli materi dan validasi ahli media, serta para siswa di kelompok B. Angket untuk

validasi ahli materi digunakan untuk memperoleh data tentang kualitas materi berisi aspek materi (angka 1-10) dan aspek penyajian materi yang diisi oleh dosen PG-PAUD FIP UNY.

Angket untuk ahli media digunakan untuk memperoleh data tentang kualitas produk yang dihasilkan, yaitu media alat permainan edukatif media puzzle mengenal angka. Ahli media akan menilai produk media pembelajaran APE yang berkaitan fisik, desain, pengunaan, keamanan dan lain-lain dengan sasaran penelitian yaitu siswa kelompok B di TK Indriyasana Pugera. Angket akan diisi oleh dosen PG-PAUD FIP UNY.

Angket untuk siswa, akan dibantu pengisinya oleh peneliti dengan cara lisan bertanya kepada siswa dalam uji coba. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang kelayakan media yang dikembangkan terhadap sasaran. Hasil dari angket ini akan dijadikan salah satu acuan dalam melakukan revisi baik dari sisi media pembelajaran APE dan sisi materi produk yang dikembangkan.

4. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode yang dilakukan dengan mencari data mengenai kurikulum, silabus, RPP dan foto sebagai bukti konkrit penyelenggaraan penelitian.

F. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara merupakan petunjuk bagi peneliti berupa pertanyaan–pertanyaan yang mengarah pada informasi yang akan diperoleh. Pedoman wawancara digunakan peneliti untuk menganalisis kebutuhan penelitian pengembangan denga guru sebagai respondennya.

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Instrumen Wawancara Guru

Bagi Guru

Proses pembelajaran

Kendala selama kegiatan belajar mengajar Materi yang sulit diajarkan

Media yang digunakan

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan peneliti untuk menganalisis subyek penelitian dengan pengamatan secara langsung terhadap proses

pembelajaran di kelas.

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Instrumen Observasi

No Aspek

1 Mengikuti proses pembelajaran dikelas

2 Kendala dan kondisi siswa dalam belajar dikelas 3 Bahan ajar yang digunakan pada proses pembelajaran 4 Cara guru menyampaikan materi

5 Kendalah guru dalam menjelaskan materi 6 Fasilitas yang menunjang kegiatan belajar

3. Angket

Pada penelitian ini angket digunakan untuk melakukan validasi ahli materi,validasi ahli media, uji coba lapangan awal, uji coba lapangan, dan uji coba lapangan operasional.

a. Instrumen Validasi Ahli Media

Instrumen validasi ahli materi berfungsi sebagai dasar penilaian terhadap kelayakan materi pada alat permainan edukatif. Berikut kisi – kisi instrumen ahli materi:

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media

No. Aspek Penilaian Indikator No. Butir Jumlah 1. Tampilan Fisik Kesederhanaan desain 1 11 Kejelasan gambar 2

Kesesuaian komposisi warna,

gambar dan tulisan 3

Kemenarikan desain puzzle 4 Kejelasan warna tulisan angka

padapuzzle 5

Kepraktisan media (mudah

disimpan dan dipindahkan) 6

Kemenarikan kemasan 7

Keawetan bahan yang

digunakan dalam media puzzle 8

Ukuran papan puzzle 9

Ukuran kepingan puzzle 10

Keamanan bahan yang

digunakan 11

2 Media Kegunaan untuk bermain dan belajar

12 5

APE ini membantu proses belajar

14

Kesesuaian APEpuzzlejika digunakan anak kelompok B

15

Kejelasan petunjuk penggunaan 16

3. Pembelajaran Kesusaian APE terhadap tujuan pembelajaran

17 3

APE dapat digunakan untuk belajar mandiri

18

APE memudahkan anak memahami angka

19

Berdasarkan kisi-kisi instrumen di atas akan menjadi pertanyaan penilaian untuk ahli media. Kisi-kisi instrumen validasi ahli media sebagai dasar untuk penilaian tingkat kelayakan. Hal ini dilakukan supaya alat permainan edukatif puzzle angka ini layak digunakan sebagai media pembelajaran TK Kelompok B.

b. Instrumen Validasi Ahli Materi

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Untuk Ahli Materi

No. Aspek

Penilaian Indikator

No. Butir

Jumlah

1. Isi Materi Kesesuain materi angka 1-10

untuk anak TK 1 8

Kesesuaian materi gambar macam

hewan untuk anak TK 2

Kesesuaian materi gambar jari tangan untuk pengenalan nilai angka 1-10

3

pemahaman anak

Kemenarikan materi gambar yang

disajikan 5

Kemenarikan media permainan

puzzleuntuk anak 6

Media mampu membantu

mengenal keaksaraan awal melalui bermain

7

Tingkat keterkaitan setiap sub- materi yang disajikan pada media puzzle

8

2. Ketepatan Materi

Kesesuaian materi dengan

kurikulum 2013 9 7

Materi menarik dan memotivasi

anak kelompok B 10

Materi mudah dipahami 11

Keluasan materi pada APE 12 Penyajian materi dapat meningkatkan pemahaman angka mengenai bentuk tulisan angka, nilai angka dan urutan angka

13

Penyajian materi dapat melatih kemampuan kognitif anak dalam menyambungkan kepingan puzzle

dengan benar sesuai bilangannya

14

Penyajian materi dapat menumbuhkan minat belajar dan rasa ingin tahu anak

15

3. Kejelasan Materi

Kejelasan isi materi 16 2

Kejelasan alur materi 17

Berdasarkan kisi-kisi instrumen di atas akan menjadi pertanyaan penilaian untuk ahli materi. Kisi-kisi instrumen validasi ahli materi sebagai dasar untuk penilaian tingkat kelayakan materi pada media. Hal ini dilakukan supaya alat permainanpuzzleangka ini layak digunakan sebagai media pembelajaran TK Kelompok B.

c. Lembar angket penilaian produk untuk anak didik

Pengambilan data angket untuk siswa dibantu pengisiannya dengan cara lisan oleh peneliti, saat uji coba produk hasil pengembangan. Kisi- kisi angket sebagai berikut

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Angket untuk Anak Didik

No. Aspek Penilaian Indikator No. Butir Jum lah 1. Tampilan Fisik Kemenarikan warna 1 5 Kemenarikan gambar 2

Kejelasan gambar media 3

Kemenarikan bentuk media 4 Kejelasan tulisan angka 5

2. Materi Kemudahan memainkanpuzzle 6 5

Kemudahan belajar angka 7 Kemudahan meniru jari tangan bilangan angka sesuai gambar 8 Kemudahan mencocokan

kepinganpuzzle 9

Kemenarikan keseluruhan

mediapuzzle 10

Pada instrumen angket untuk siswa ini, diberikan dua opsi untuk menjawab yaitu “Ya” dan “Tidak”. Selain itu, hasil dari uji coba akan dijadikan acuan untuk merevisi produk.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data (Sugiyono, 2013: 355) adalah proses mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapanagan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik yang dipakai pada penelitian pengembangan ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Angket yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis angket, yaitu angket yang berisi jawaban:

a. Angket penilaian 5 kategori menurut Suharsimi Arikunto (2005: 271) 5=Sangat Baik 4=Baik 3=Cukup 2=Kurang 1= Sangat Kurang Keterangan

Sangat Baik = Sangat Layak

Baik = Layak

Cukup = Cukup Layak

Kurang = Kurang Layak

Sangat Kurang = Tidak Layak

Untuk mengukur kelayakan suatu media berdasarkan angket penilaian 5 kategori, dapat dihitung dengan cara berikut :

1. Menentukan skor maksimal dan skor minimal. a. Skor maksimal

.= × ×

Contoh:

Pada kategori validasi ahli materi

.= 17 × 5 × 1 = 85 b. Skor minimal

.= × ×

Contoh:

Pada kategori validasi ahli materi

.= 17 × 1 × 1 = 17

2. Menentukan rentang yaitu skor maksimal dikurangi skor minimal Contoh:

Pada kategori validasi ahli materi

rentang = skor maksimal – skor minimal

= 85 − 17 = 62

3. Menentukan panjang kelas interval yaitu dengan rumus:

=

( )

Contoh:

Pada kategori validasi ahli materi

4. Menentukan skor presentase dengan rumus

(%) = 100

Contoh:

Pada kategori validasi ahli materi

a. (%) = 100 = 72%

b. (%) = 100 = 100%

Tabel 3.7 Kategori Persentase Kelayakan Validasi Ahli Materi No. Skor Skor dalam Presentase (%) Kategori Kelayakan

1. 69-85 81%-100% Sangat Layak

2. 52-68 61%-80% Layak

3. 35-51 41%-60% Cukup Layak

4. 18-34 21%-40% Kurang Layak

5. 0-17 0%-20% Tidak Layak

Tabel 3.8 Kategori Presentase Kelayakan Validasi Ahli Media No. Skor Skor dalam Presentase (%) Kategori Kelayakan

1. 77-95 81%-100% Sangat Layak

2. 58-76 61%-80% Layak

3. 39-57 41%-60% Cukup Layak

4. 20-38 21%-40% Kurang Layak

5. 0-19 0%-20% Tidak Layak

b. Menggunakan teknik analisis data “YA” dan “TIDAK”

Untuk menguji kelayakan media terhadap siswa atau subyek uji coba, peneliti menggunakan skala Guttman. Menurut Sugiyono (2004: 90), skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaitu

lain-lain. Jawaban dari skala Guttman dapat dibuat skor tertinggi 1 (satu) dan terendah 0 (nol).

Tabel 3.9 Skala Guttman

Skor Kriteria

0 Tidak Setuju

1 Setuju

Keterangan :

Tidak Setuju = Tidak Setuju = Ya

Pada perhitungan instrumen siswa menggunakan skala Guttman dan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

= 100%

X = persentase skor

Hasil jawaban yang diperoleh dengan perhitungan diatas berguna untuk mengembangkan kesimpulan seperti yang telah dikemukakan oleh Sugiyono (2004: 90) yaitu:

1. 0,00 – 0,25 =No association or low association (weak assocation) 2. 0,26 – 0,50 =Moderately low association (moderately weak assocation) 3. 0,51 – 0,75 =Moderately High association (moderately high assocation) 4. 0,76 – 1,00 =High association (strong association up to perfect assocation) Berdasarkan kriteria tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. 0% - 25 % = tidak ada aspek kelayakan

2. 25% - 50% = cukup rendah memenuhi aspek kelayakan 3. 50% - 75% = cukup tinggi memenuhi aspek kelayakan

Berdasarkanpenghitungan tersebut mediapuzzleangka dapat dikatakan “Layak/Baik” digunakan dalam pembelajaran apabila persentase kelayakan mencapai > 75%. Sebaliknya, dikatakan “Tidak layak/tidak baik” apabila persentase kelayakan ≤ 75%.

Tabel 3.10 Pedoman Kriteria Kategori Respon Anak Didik

Skor Kriteria

> 75% Layak

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal

Penelitian dan pengumpulan informasi awal melalui observasi dan wawancara kepada kepala sekolah dan guru kelompok B TK Indriyasana Pugeran yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan gambaran mengenai kondisi dan kendala yang ada pada proses kegiatan belajar. Untuk pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kepala sekolah dan guru mengenai kendala apa saja yang sering dialami dalam pembelajaran:

Berikut permasalahan yang muncul berdasarkan hasil dari pengumpulan data di TK Indriyasana Pugeran :

a. Hasil Wawancara Kepala Sekolah

Proses wawancara kepada kepala sekolah TK Indriyasana Pugeran dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2016. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran kendala apa saja yang sering muncul, dan media pembelajaran yang digunakan. Setelah proses wawancara selesai, diketahui bahwa media yang tersedia di sekolah ini terbatas apalagi setelah diberlakukannya K13 di TK ini. Kendala yang sering dirasakan biasanya anak TK susah berkonsentrasi, siswa sibuk sendiri ketika guru sedang menjelaskan atau mengganggu temannya. Kepala sekolah juga

menjelaskan di kelas B masih ada yang belum menguasi angka 1- 10 padahal di kelas B seharusnya siswa sudah paham.

b. Hasil Wawancara Guru Kelas B

Proses wawancara dengan guru kelas B dilakukan pada 09 September 2016 pertanyaan yang diajukan seputar media yang digunakan ketika mengajar, kendala yang sering terjadi dan materi apa yang sulit untuk diajarkan kepada siswa. Setelah melakukan wawancara diketahui bahwa media yang ada di sekolah rata-rata sudah tidak begitu menarik karena kebanyakan media warna sudah pudar, media yang terbuat dari kayu pun beberapa ada yang lapuk dan tidak layak digunakan. Materi yang sulit diajarkan sebetulnya tidak ada tetapi anak memahami materi yang diterangkan guru agak sulit seperti mengenal angka, beberapa anak masih ada yang keliru.

c. Hasil Pengamatan Pembelajaran di Kelas

Hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut :

a) Beragamnya karakteristik siswa di kelas, mulai dari yang aktif, beberapa ada yang pastif, dan kurang fokus siswa dalam proses kegiatan belajar dikelas sehingga guru mengalami kesulitan dalam membangkitkan minat belajar pada anak-anak yang pasif.

b) Selama proses pembelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga ada anak yang sibuk sendiri bermain dengan temannya dan tidak mendengarkan ketika guru sedang menjelaskan.

c) Pada proses pembelajaran dikelas ada siswa yang belum begitu paham mengenal angka 1-10 dengan secara urut, dilihat pada saat pembelajaran berlangsung ketika guru sedang menjelaskan angka secara urut lalu guru menunjuk salah satu anak untuk melanjutkan angka berikutnya, anak tersebut diam dan tidak mau menjawab. Beberapa kali guru menunjuk anak untuk menjawab, respon anak ada yang bisa menjawab, ada yang menjawab dengan jawaban yang salah, ada yang tidak menjawab dan ada yang terlihat bingung ketika disuruh menjawab.

d) Siswa masih banyak yang keliru jika dijelaskan mengenal angka dengan urutan yang acak. Hal serupa juga terjadi ketika guru sedang menjelaskan angka dipapan tulis dengan menulis secara urut angka 1-10, lalu guru mencontohkan angka dengan jari tangannya secara urut terlebih dahulu kemudian guru mencoba menjelaskan secara acak atau mengurutkan dengan urutan mundur mulai dari angka 10 sampai 1, ketika guru sedang mencontohkan angka 5 dengan jari tangannya dan menunjuk satu anak untuk menjawab jari yang dicontohkan oleh guru itu angka berapa anak itu menjawab angka 2 ada juga yang menjawab angka 1.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dikembangkannya media pembelajaran yang layak dan menarik sebagai penunjang kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan dapat membantu guru dalam mengajar.

2. Perencanaan Pengembangan

Dalam tahapan perencanaan peneliti menggunakan model pengembangan pembelajaran dari Dick & Carey dengan 3 langkah, yaitu :

a. Merumuskan Tujuan

Pada tahap ini peneliti merumuskan tujuan yang akan dimasukan kedalam puzzle angka, sesuai dengan buku panduan kurikulum 2013 PAUD yang menyatakan bahwa siswa kelompok B sudah mampu :

1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10

2. Mencocokan bilangan dengan lambang bilangan

3. Merepresentasikan berbagai macam benda dalam bentuk gambar atau tulisan (ada benda pensil yang diikuti tulisan dan gambar pensil).

Peneliti merumuskan tujuan ini sesuai dengan pedoman kurikulum agar alat permainan edukatif puzzle angka ini berguna untuk digunakan bermain sambil belajar sesuai dengan pedomannya sehingga tujuan pembelajarannya tercapai.

b. Menetapkan Materi

Setelah melakukan pengumpulan data, peneliti menemukan beberapa masalah tentang siswa kelompok B masih ada yang belum paham mengenal angka 1-10, siswa kelompok B juga masih sering keliru jika diajarkan angka secara acak maupun ditugaskan untuk menyebutkan secara urut. Peneliti menetapkan materi berdasarkan tujuan sehingga puzzle ini dirancang supaya menjadi puzzle yang tematik, jadi anak belajar banyak dengan satu media. Materi pada puzzle ini terdiri dari mencocokan atau menggabungkan bilangan sesuai dengan nama bilangan, bilangan dengan jari tangan, dan jumlah hewan sesuai bilangan. Sesuai dengan saran dari ahli media mengenai jumlah keping puzzle untuk anak kelompok B berkisar 8-12 keping tidak lebih, maka peneliti membuat puzzle angka ini masing-masing memiliki 8 keping dan satu papan puzzle terdapat dua bilangan sebagai materi sehingga dalam satu paket puzzle angka terdapat 5 puzzle dengan warna-warna primer dan sekunder. Puzzle dibuat seperti ini agar anak kelompok B tidak cepat bosan. Puzzle angka ini mengajarkan anak kelompok B untuk tidak hanya mengenal bentuk angkanya saja, tetapi mengenal nama bilangan, bilangan dengan jari tangan, dan jumlah hewan sesuai bilangan juga paham.

c. Evaluasi untuk Siswa

Setelah materi berhasil ditetapkan langkah selanjutnya adalah menyusun lembar evaluasi siswa. Lembar evaluasi ini berupa angket,

tetapi karena anak TK belum bisa membaca dan menulis jika diberi angket untuk dikerjakan sendiri, maka pengisian angket dibantu oleh pendamping dengan proses tanya jawab kepada siswa kemudian pendamping mengisi angket sesuai dengan jawaban siswa.

3. Pengembangan Produk

Alat permainan edukatif ini merupakanpuzzle yang terbuat dari bahan karton yang dilengkapi dengan materi seputar lambang bilangan, nama bilangan, jari tangan sesuai bilangan, dan jumlah hewan sesuai bilangan. Puzzle ini dikemas dalam kotak yang terdiri dari 5 papan puzzle dan disetiap puzzle terdapat 8 keping untuk disusun menyesuaikan dengan jumlah bilangannya.

Peneliti mulai merancang produk dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan isi materi pembelajaran untuk anak kelompok B seperti :

1) Menentukan macam warna primer dan sekunder 2) Menentukan macam hewan

3) Menentukan bentuk jari tangan sesuai bilangannya 4) Menentukanfontnama bilangan dan lambang bilangan b. Pelaksanaan pengembangan produk

Pelaksanaan pengembanganpuzzleangka ini telah melewari beberapa langkah pengembangan yaitu:

1) Merencanakan desain awal puzzle angka dengan menggunakan

software(Corel Draw X7)

2) Mengumpulkan materi pengenalan angka 1-10 dengan materi lambang bilangan, nama bilangan, bilangan dengan jari tangan, jumlah hewan sesuai jumlahnya. Materi yang dipilih dan dikembangkan telah divalidasi oleh ahli materi dan dinyatakan layak untuk digunakan pada anak TK B.

3) Merancang desainpuzzleangka agar dapat bermanfaat sebagai alat permainan edukatif.

4) Menentukan bahan yang digunakan untuk membuat produk dan buku petunjuk

5) Membuat buku petunjuk penggunan alat permainan edukatif. Buku petunjuk dibuat berukuran A5. Dilengkapi dengan tahapan-tahapan memainkan alat permainan edukatifpuzzleangka ini.

6) Pembuatan kemasan (packaging) alat permainan edukatif. Kemasan pada alat permainan ini menggunakan bahan dasar karton tebal yang dibuat seperti box sehingga puzzle mudah untuk disimpan.

7) Setelah produk awalpuzzle angka ini selesai dibuat, maka langkah berikutnya adalah tahap validasi dengan ahli media dan ahli materi, guna menemukan kekurangan serta mendapatkan saran dan masukan yang dapat meningkatkan kualitas produk media. Ahli materi disini menilai segi konten isi materi yang disajikan,

kesesuaian materi, cakupan materi yang dimuat dan lain-lain. Ahli materi dilakukan oleh dosen PGPAUD UNY yang berkompeten terhadap materi pengenalan angka 1-10 di kelompok B taman kanak-kanak, ahli materi akan memberikan nilai dan saran mengenai isi materi yang terdapat pada media puzzle angka. Ahli media dilakukan oleh dosen PGPAUD UNY yang berkompeten dalam hal media alat permainan edukatif untuk anak usia dini, ahli media akan memberikan penilaian dan saran dari tampilan, bentuk, cara penggunaan dan keamanan alat permainan edukatif puzzle

angka c. Validasi Ahli

Produk awal berupa puzzle edukatif kemudian dilakukan validasi kepada ahli media dan ahli materi dengan dosen PGPAUD UNY. Validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan puzzle

edukatif yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman dalam revisi jika ditemukan kekurangan. Adapun hasil dari kegiatan validasi dengan ahli media dan ahli materi sebagai berikut:

1. Hasil penilaian ahli materi tahap I pada alat permainan edukatif

Dokumen terkait