• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.5 Hasil Belajar

3.7.2 Analisis Skala Sikap

4.1.4.2 Uji Gain Observasi Komunikasi Lisan

Uji gain hasil obserrvasi komunikasi lisan dilakukan untuk mengetahui perkembangan keterampilan komunikasi lisan siswa. Perkembangan ini berdasarkan nilai yang didapatkan siswa pada setiap indikator. Hasil uji gain observasi komunikasi lisan tiap indikator disajikan pada Tabel 4.3, hasil uji gain nilai rata-rata observasi komunikasi lisan disajikan pada tabel 4.4, sedangkan hasil perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 33 sampai dengan Lampiran 37. 31 31 28 28 35,12 50 64 45 42 59,82 0 10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 4 Nilai Rata-rata Pertemuan I Pertemuan II Keterangan:

1. Kemampuan mengajukan pertanyaan 2. Kemampuan menjawab pertanyaan 3. Kempampuan mengajukan pertanyaan 4. Kemampuan menanggapi pendapat

Tabel 4.3 Hasil uji gain observasi komunikasi lisan tiap indikator Keterampilan Komunikasi Lisan Pertemuan I Pertemuan II <g> Keterangan Total Skor % Total Skor %

Mengajukan Pertanyaan 31 36,90 50 59,52 0,36 sedang Menjawab Pertanyaan 31 36,90 64 76,19 0,62 sedang Mengajukan Pendapat 28 33,33 45 53,57 0,30 sedang Menanggapi Pendapat 28 33,33 42 50,00 0,25 rendah

Tabel 4.4 Hasil uji gain nilai rata-rata observasi komunikasi lisan Nilai Rata-rata

Pertemuan I

Nilai Rata-rata

Pertemuan II Gain Keterangan

35,12 59,82 0,32 Sedang

4.2 Pembahasan

Pembahasan ini membahas hasil analisis penelitian yang telah dipaparkan pada hasil penelitian. Jawaban dari permasalahan penelitian disajikan pada pembahasan penelitian ini.

4.2.1 Perkembangan Rasa Ingin Tahu dan Keterampilan Komunikasi

(Skala Sikap)

Rasa ingin tahu dan keterampilan komunikasi ini diukur dengan skala sikap yang diberikan sebelum siswa diberi pembelajaran dengan metode guided inquiry (pretest) dan setelah siswa diberi pembelajaran dengan metode guided inquiry (posttest). Skala sikap ini mengandung komponen kognitif, afektif dan konatif seperti yang telah dijelaskan pada Bab II. Hasil rata-rata nilai pretest pada penelitian ini (Gambar 4.1) berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata sebesar 68,43, dengan nilai terendah 44 dan nilai tertinggi 80. Pretest ini

bertujuan untuk mengetahui pencapain sikap siswa sebelum siswa diberi pembelajaran dengan metode guided inquiry. Selanjutnya siswa diberi pembelajaran dengan metode guided inquiry.

Pembelajaran dengan metode guided inqury memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan keterampilan komunikasi siswa. Hal ini sejalan dengan definisi dari Alfred Novak dalam artikel David L. Haury (1993), Teaching Science Through Inquiry yang mengatakan bahwa inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Ketika rasa ingin tahu siswa terpancing, maka rasa ingin tahu siswa akan lebih besar daripada sebelumnya. Selanjutnya, Llewllyn (2005:4) menurut National Research Council (NRC), menyatakan inquiry meliputi berbagai aktifitas, diantaranya melakukan pengamatan, menjawab pertanyaan, mengkaji buku dan sumber informasi yang lain untuk melihat apa yang telah diketahui dari penemuan-penemuan yang sudah terbukti dengan cara mengumpulkan, menganilisis, menginterpretasikan data, menyusun jawaban, penjelasan dan memprediksi dan mengkomunikasikan hasil penemuan. Ketika mengkomunikasikan hasil penemuan, siswa melatih keterampilan komunikasinya.

Pembelajaran dengan metode guided inqury ini dilakukan selama empat kali pertemuan. Adapun materinya adalah getaran dan gelombang. Pertemuan pertama diadakan pretest, pertemuan kedua dan ketiga pembelajaran dengan metode guided inquiry, dan pertemuan yang terakhir diberikan posttest untuk mengetahui pencapaian sikap siswa setelah diberikan pembelajaran dengan

metode guided inquiry. Berdasarkan hasil posttest nilai rata-rata hasil posttest (Gambar 4.1) siswa berada pada kategori tinggi dengan rata-rata 78,39 dengan nilai terendah 63 dan nilai tertinggi 89.

Nilai rata-rata pretest dan posttest dari skala sikap tersebut kemudian dihitung besar perkembangannya dengan uji gain. Berdasarkan uji gain pretest dan posttest pada Tabel 4.1 diperoleh bahwa perkembangan rasa ingin tahu dan keterampilan komunikasi siswa sebesar 0,32 dengan kategori sedang.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode guided inquiry dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan keterampilan komunikasi siswa.

4.2.2 Peningkatan Hasil Soal Pilihan Ganda (Nilai Kognitif) Siswa

Soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur nilai kognitif siswa atau dengan kata lain adalah pemahan siswa terhadap materi getaran dan gelombang. Data ini digunakan sebagai data pendukung dalam mengukur rasa ingin tahu dan keterampilan komunikasi siswa, karena tidak termasuk dalam rumusan masalah. Seperti halnya pada skala sikap, soal pilihan ganda ini juga diberikan sebagai pretest dan postest.

Berdasarkan hasil analisis pada Gambar 4.2, dapat terlihat nila rata-rata pretest adalah sebesar 45,89 dengan nilai terendah 25 dan nilai tertinggi 65, sedangkan nilai rata-rata posttest adalah sebesar 74,46 dengan nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 95.

Data nilai pretest dan postest tersebut kemudian di uji normalitas untuk mengetahui data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji

normalitas pada Tabel 4.2 terlihat bahwa data pretest dan posttest yang didapatkan terdistribusi normal, sehingga dapat menggunakan statistik parametris.

Nilai rata-rata pretest dan posttest dari skala sikap tersebut kemudian dihitung besar perkembangannya dengan uji gain. Berdasarkan uji gain nilai pretest dan posttest pada Tabel 4.3 diperoleh peningkatan sebesar 0,53 dengan kategori sedang.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode guided inquiry tidak hanya mengembangkan rasa ingin tahu dan keterampilan komunikasi siswa saja, tetapi juga dapat meningkatkan nilai kognitif siswa.

4.2.3 Peningkatan Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan siswa diukur dengan observasi. Dalam hal ini, observasi digunakan sebagai data pendukung dalam mengukur keterampilan komunikasi siswa. Digunakan sebagai data pendukung karena keterampilan komunikasi juga diukur dengan skala sikap. Observasi dilakukan ketika siswa memaparkan hasil percobaan mereka.

Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat pencapaian siswa pada pertemuan I dan pertemuan II pada setiap indikator mengalami perkembangan. Nilai rata-rata dari skor total semua indikator juga mengalami perkembangan. Pada pertemuan I, siswa rata-rata masih malu untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan, beberapa yang bertanya dan menjawab itu karena dorongan dari peneliti. Pada pertemuan I ini siswa juga masih ragu-ragu untuk mengajukan pendapat dan menanggapi pendapat. Akan tetapi, pada pertemuan II siswa mulai berani

bertanya, menjawab pertanyaan, mengajukan pendapat dan menanggapi pendapat. Siswa mulai menjawab pertanyaan dengan bahasa mereka sendiri.

Besar perkembangan keterampilan komunikasi lisan siswa pada setiap indikator terlihat pada Tabel 4.3 dan besar perkembangan keterampilan komunikasi lisan rata-rata terlihat pada Tabel 4.4. Pada indikator pertama, yaitu kemampuan mengajukan pertanyaan mengalami perkembangan sebesar 0,36 pada kategori sedang. Pada indikator kedua, yaitu kemampuan menjawab pertanyaan mengalami perkembangan sebesar 0,62 pada kategori sedang. Pada indikator ketiga, yaitu kemampuan mengajukan pendapat mengalami perkembangan sebesar 0,30 pada kategori sedang. Pada indikator keempat, yaitu kemampuan menanggapi pendapat mengalami perkembangan sebesar 0,25 pada kategori rendah. Meskipun perkembangan pada setiap indikator ada yang berada pada kategori rendah, namun perkembangan nilai rata-rata yang didapat termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 0,32.

Rendahnya perkembangan pada indikator keempat disebabkan karena sebagian siswa kurang percaya diri untuk menanggapi pendapat yang telah diajukan temannya.

4.2.4 Kendala-kendala dalam Penelitian

Kendala-kendala dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu terbatasnya waktu sehingga mengakibatkan pelaksanaan pembelajaran kurang maksimal. Kuranglengkapnya alat untuk mendukung pembelajaran juga mempengaruhi, karena mengakibatkan tiap kelompok harus bergiliran ketika melakukan

eksperimen. Hal ini juga menyebabkan perkembangan rasa ingin tahu dan keterampilan komunikasi siswa kurang maksimal.

Kendala yang lain yaitu siswa yang masih malu dan kurang percaya diri, serta masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan hanya menggantungkan kepada teman sekelompoknya. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan keterampilan komunikasi lisan kurang tinggi. Di samping itu, siswa tidak antusias dalam membuat laporan yang mengakibatkan perkembangan komunikasi tulisan siswa kurang maksimal.

52

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perkembangan rasa ingin tahu dan keterampilan komunikasi siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode guided inquiry dan dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pembelajaran dengan metode guided inquiry dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan keterampilan komunikasi siswa dengan bukti nilai rata-rata skala sikap siswa sebelum dilaksanakannya pembelajaran dengan metode guided inquiry sebesar 68,43, sedangkan nilai rata-rata setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan metode guided inquiry sebesar 78,39. Berdasarkan uji gain diperoleh perkembangan sebesar 0,32 yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi keterampilan komunikasi yang nilai rata-rata seluruh indikator mengalami perkembangan sebesar 0,32 dan dalam kategori sedang, sehingga penelitian ini dikatakan berhasil.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka beberapa saran yang telah diajukan antara lain:

1) Diharapkan peneliti dan penelitian selanjutnya, mencari waktu yang cukup dan mengatur waktu dengan baik untuk melaksanakan penelitian supaya rasa ingin tahu dan keterampilan komunikasi dapat berkembang dengan maksimal. 2) Peneliti diharapkan menyiapkan alat yang lengkap untuk mendukung

pembelajaran, supaya hasil yang didapatkan maksimal.

3) Peneliti diharapkan bisa dan mahir mengarahkan siswa untuk berperan aktif, tidak hanya menggantungkan pada temannya.

4) Peneliti hendaknya bisa dan mahir menumbuhkan rasa percaya diri siswa. 5) Peneliti diharapkkan mampu membuat siswa antusias dalam membuat

Dokumen terkait