• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Heteroskedastisitas

Dalam dokumen PENDAHULUAN Latar Belakang (Halaman 22-45)

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. (Ghozali 2011). Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode scatterplot. Menurut Santoso (2011), persebaran titik data dalam scatterplot acak dan tidak beraturan berada diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas maka dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas

23 4. Uji Multikorelasi

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model Ghozali (2011). Apabila nilai toleransinya < 0,10 dan nilai Variance Inflation factor (VIF) ≥ 10 maka terdapat multikolinieritas.

Uji Simultan F (Uji F)

Uji Statistik – F dilakukan untuk menunjukkan kemampuan variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

Uji Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)

Nilai (R2) digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen

Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam melakukan pengujian mengenai pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dapat dilakukan dengan model sebagai berikut:

Y = 𝛼 + 𝛽1CSRD + 𝛽2KL+𝛽3 SP +𝛽4UKA + ɛ Keterangan:

Y : Kinerja Keuangan Perusahaan α : Konstanta

CSRD : CSR Disclosure KL : Kinerja Lingkungan

SP : Kepemilikan Saham Publik UKA : Ukuran Komite Audit ɛ : Error term

𝛽1…𝛽4 : koefisien regresi

24 HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Sampel Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) perusahaan sektor manufaktur pada tahun 2013-2016 diperoleh perusahaan sebanyak 33 perusahaan dengan penentuan sampel sebagai berikut:

Tabel 5 Kriteria Sampel Penelitian

Sumber: Data diolah, 2018

No Kriteria Sampel Jumlah

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-turut pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2016.

524

2. Perusahaan yang tidak mengikuti PROPER berturut-turut tahun 2013-2016.

(348)

3. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan lengkap dan berturut-turut tahun 2013-2016.

(8)

4. Perusahaan yang menggunakan mata uang asing. (36) 5. Total keseluruhan sampel yang digunakan. 132

25 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk melihat persebaran data atau distribusi data yang digunakan dalam penelitian ini (Andreas 2017). Berikut tabel statistik dari masing-masing variabel penelitian:

Tabel 6 Deskripsi Variabel

Pengungkapan CSR dengan menggunakan GRI (Global Reporting Index) G4 yang terdiri dari 7 bagian yaitu Ekonomi, Lingkungan, Sosial, Praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, Hak asasi manusia, Masyarakat dan Tanggung jawab atas produk.

Total keseluruhan item pengungkapan sebanyak 91 item menunjukkan rata-rata pengungkapan CSR sebesar 0,0828 sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata perusahaan sampel yang telah melakukan pengungkapan CSR sebesar 8,28 persen dari pengungkapan CSR maksimal. Kinerja Lingkungan (KL) yang diukur melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang disajikan dalam bentuk laporan PROPER tahunan menunjukkan rata-rata sampel sebesar 3,0758 jika disimpulkan dengan warna menurut laporan PROPER maka rata-rata akan berada pada kategori warna biru.

Kepemilikan Saham Publik (KP) diukur dengan proporsi kepemilikan saham oleh pihak masyarakat atau publik sehingga dapat diperoleh rata-rata sebesar 0,2207 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata perusahaan sampel yang sahamnya dimiliki oleh publik sebesar 22,1 persen dari total keseluruhan saham perusahaan. Ukuran komite audit (UKA) yang diukur dengan menghitung jumlah keseluruhan anggota komite audit dalam perusahaan sampel yang dimiliki menunjukkan sebesar 3,1136. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata perusahaan dalam sampel memiliki anggota komite audit sejumlah 3 anggota komite audit. Dari total keseluruhan sampel yang diambil, diperoleh kinerja

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSRD 132 0,0110 0,4505 0,0828 0,0735

KL 132 2,00 5,00 3,0758 0,4883

UKA 132 2,00 5,00 3,1136 0,5190

KP 132 0,0023 0,5135 0,2207 0,1370

ROA 132 -0,2092 0,6691 0,0948 0,1286

26 keuangan yang diukur dengan menggunakan proksi ROA menujukkan rata-rata sebesar 0,0948 maka dapat disimpulkan perusahaan hanya mampu menghasilkan laba bersih sebesar 9,48persen dari total asset yang digunakan perusahaan.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui model residual dalam penelitian memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan metode grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual untuk melihat normalitas data yang digunakan. Jika persebaran titik data berada pada sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut dikatakan memenuhi asumsi normalitas (Santoso 2011). Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual yang digunakan pada persamaan menunjukkan persebaran titik berada disekitar sumbu diagonal serta mengikuti arah garis diagonal, sehingga seluruh persamaan dalam penelitian ini dikatakan memenuhi asumsi normalitas dan berdistribusi normal.

Gambar 2 Grafik Normal P-P Plot

27 Uji Autokorelasi

Dalam uji autokorelasi bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ada korelasi antara periode satu dengan periode sebelumnya dalam model regresi. Dalam penelitian ini menggunakan Durbin-Watson.

Tabel 7 Pengujian Autokorelasi

Berdasarkan analiasis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 2,044 sedangkan nilai dU sebesar 1,778. Dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai D-W berada diantara nilai dU = 1,7786 dan (4- dU) = 2,222 sehingga model regresi linier tersebut bebas dari autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan Variance Residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali 2011). Pada penelitian ini menggunakan metode scatterplot untuk menguji model persamaan. Menurut Santoso (2011), persebaran titik data dalam scatterplot acak dan tidak beraturan berada diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas maka dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 0,525a 0,275 0,253 0,09955 2,044

a. Predictors: (Constant), KP, KL, CSRD, UKA b. Dependent Variable: ROA

28 Dari gambar grafik diatas dapat disimpulkan bahwa persebaran titik data berada dibawah dan diatas angka 0 dan sumbu Y, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model (Ghozali 2011).

Pada penelitian ini menghasilkan tebel hasil analisis regresi dan diasjikan angka tolerance dan VIF sebagai berikut:

Gambar 3 Grafik Uji Heteroskedastisitas

29 Tabel 8 Hasil Uji Multikolinieritas

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai tolerance semua variabel mendekati angka 1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat multikolinearitas dan model regresi layak untuk dipakai.

Uji Signifikansi Simultan F (Uji F)

Uji Statistik – F dilakukan untuk menunjukkan kemampuan variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

Berikut adalah hasil dari uji statistik F:

Tabel 9 Hasil Pengujian Uji F

Dari output diatas diperoleh nilai F diperoleh sebesar 12,066 dengan signifikansi sebesar 0,000 nilai signifikansi tersebut < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dasar pengambilan keputusan variabel CSRD, Kinerja Lingkungan, Kepemilikan Saham Publik dan Ukuran Komite Audit secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

CSRD 0,942 1,062

KL 0,951 1,052

UKA 0,921 1,086

KP 0,920 1,088

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 0,478 4 0,120 12,066 0,000b

Residual 1,259 128 0,010

Total 1,737 132

a. Dependent Variable: ROA

b. Predictors: (Constant), KP, KL, CSRD, UKA

30 Uji Partial (Uji T)

Pengujian uji parsial (Uji T) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas X secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Berdasarkan pengujian uji parsial diperoleh hasil sebagai berikut:

Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)

Analisis koefisien determinasi diperlukan untuk mengukur kemampuan model regresi dalam menjelaskan variabel independen.

Tabel 10 Koefisien Determinasi

Dari tabel di atas, diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,253. Sehingga dijelaskan bahwa kemampuan variabel independen yaitu CSRD, Kinerja Lingkungan, Struktur Kepemilikan Saham Publik dan Ukuran Komite Audit dapat menjelaskan kinerja keuangan (ROA) yaitu 25,3 persen Sedangkan sisanya, yaitu 74,7 persen berasal dari luar variabel independen tersebut.

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Keterangan B Std. Error Beta

1 (Constant) -0,063 0,074 -0,847 0,399 DITOLAK

CSRD 0,716 0,122 0,457 5,874 0,000 DITERIMA

PROP 0,038 0,018 0,163 2,100 0,038 DITERIMA

KP -0,128 0,066 -0,152 -1,927 0,056 DITOLAK

KA 0,006 0,017 0,027 0,345 0,730 DITOLAK

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 0,525a 0,275 0,253 0,09955 2,044

a. Predictors: (Constant), KP, KL, CSRD, UKA b. Dependent Variable: ROA

31 Analisis Regresi

Berikut hasil uji regresi linier bergandadalam penelitian ini:

Tabel 11 Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

32 Pembahasan Hipotesis

Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Pengungkapan CSR oleh perusahaan akan memberikan sinyal positif terhadap stakeholder. Semakin tinggi pengungkapan CSR perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan sehingga membuat investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kepedulian sosial, lingkungan, ketenagakerjaan dan produk (Dahlia dan Siregar 2008). Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan maka semakin tinggi pula ketertarikan stakeholder untuk berinvestasi pada perusahaan sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang.

Dari hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh CSR Disclosure terhadap kinerja keuangan perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar 5,874 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga H1 diterima, sehingga dapat diartikan pengungkapan CSR berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2012), bahwa perusahaan berusaha menarik perhatian pihak luar melalui keterbukaan informasi pengungkapan Corporate Social Responsibility yang diungkapkan guna meyakinkan dan mendapatkan pengakuan dari pihak luar. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2007) bahwa CSR memiliki pengaruh signifkan terhadap Kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan proksi ROA dan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Dalam meningkatkan kinerja keuangannya perusahaan tidak hanya mengandalkan informasi berupa laporan keuangannya tapi juga informasi penunjang berkaitan dengan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan, sosial, dan keuangan (Anggraini 2006). Dengan perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan baik akan mendapatkan penilaian yang baik juga sehingga masyarakat mengakui kontribusi perusahaan terhadap sosial dan lingkungan sekitarnya. Dengan perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan baik akan mendapatkan penilaian yang baik juga. Tujuan lainnya adalah mengurangi biaya

33 yang timbul dari aktivitas yang dilakukan perusahaan yang berisiko terhadap lingkungan sekitar perusahaan, dan perusahaan memperoleh legitimasi dari masyarakat akan produk yang dihasilkan, dan meningkatkan ketertarikan masyarakat pada produk yang dihasilkan perusahaan sehingga mampu meningkatkan keuntungan perusahaan melalui laba yang dihasilkan (Rakhiemah dan Agustia 2012).

Dari hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan perusahaan memeliki nilai t hitung sebesar 2,100 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,038 < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan H2 diterima, sehingga dapat diartikan kinerja lingkungan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian oleh Scrimgeour (2015) menghasilkan adanya pengaruh positif kinerja lingkungan terhadap ROA. Selaras dengan penelitian Scrimgeour (2015), Singh dan Jackson (2015) dengan perusahaan yang memiliki peringkat kinerja lingkungan yang tinggi maka memiliki kinerja keuangan yang tinggi pula dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki peringkat kinerja lingkungan yang lebih rendah.

Berbeda dengan penelitian Iwata and Okada (2011), bahwa pihak luar menilai kinerja perusahaan tidak hanya melalui kinerja keuangannya saja melainkan kinerja lingkungan dimana perusahaan berada sehingga kinerja lingkungan berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kinerja keungan perusahaan, maka kinerja lingkungan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Pengaruh Kepemilikan Saham Publik terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Wahyudi, Untung dan Pawesti (2006) berpendapat bahwa struktur kepemilikan melalui kepemilikan saham masyarakat mampu mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang akhirnya dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan pemegang saham yaitu masyarakat turut memiliki kendali perusahaan yaitu dengan melakukan pendanaan pada perusahaan dan memaksa manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

34 Dengan kepemilikan saham oleh masyarakat menuntut manajemen lebih transparan dalam menyampaikan informasi yang diperlukan. Informasi yang diperlukan digunakan untuk bahan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pendanaan melalui saham yang dimiliki. Dengan semakin besarnya saham yang dimiliki oleh masyarakat maka semakin besar harapan yang diberikan pada manajemen oleh sebab itu akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja keuanganya lebih baik (Meckling 1976).

Dari hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh kepemilikan saham publik terhadap kinerja keuangan perusahaan memeliki nilai t hitung sebesar -1,927 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,056 > 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan H3 ditolak, sehingga dapat diartikan kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Wahyudi dan Pawesti (2006) bahwa kepemilikan individu oleh masyarakat memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (ROA). Namun hal ini sesuai dengan penelitian Nur'aeni (2010) bahwa kepemilikan saham oleh publik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Dan penelitian oleh Setiawan (2006) bahwa kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Permasalahan keagenan memungkinkan bahwa manajer tidak menjalankan fungsinya dengan baik (Meckling 1976). Peran komite audit adalah meminimalisir tindakan yang tidak semestinya berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan dan diharapkan dapat meminimalkan adanya moral hazard yang dilakukan oleh manajer dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri.

Komite audit berperan penting dalam melakukan pengawasan dan melakukan pemeliharaan kredibilitas dan memastikan pengawasan perusahaan menerapkan Good Corporate Governance (Sam'ani 2008). Dengan pengawasan yang baik oleh komite audit maka akan mencegah konflik keagenan yang muncul dan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

35 Dari hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh ukuran komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar 0,345 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,730 > 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan H4 ditolak, sehingga ukuran komite audit dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Davidson (2003) bahwa semakin banyaknya anggota komite audit yang berada dalam perusahaan akan meminimalisir praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajer sehingga hal tersebut akan memungkinkan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Berbeda dengan penelitian Sekaredi dan Wibowo (2011) bahwa tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan keberadaan komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan.

36 Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa, pengungkapan CSR berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan karena semakin tinggi pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan maka semakin tinggi pula ketertarikan stakeholder untuk berinvestasi pada perusahaan sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang. Kemudian kinerja lingkungan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan karena dengan perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan baik akan mendapatkan penilaian yang baik juga. Tujuan lainnya adalah mengurangi biaya yang timbul dari aktivitas yang dilakukan perusahaan yang berisiko terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Kepemilikan saham publik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, ini disebabkan karena besarnya kecilnya kepemilikan saham oleh masyarakat tidak serta-merta mendorong manajer untuk menigkatkan kinerja keuangannya secara langsung. Ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Banyaknya anggota komite audit dalam perusahaan tidak serta-merta dapat melakukan pengawasan secara maksimal terhadap praktik manajemen dalam perusahaan dan menghindari konflik keagenan yang mingkin saja bisa terjadi.

Keterbatasan penelitian

Dalam penelitian ini perusahaan yang terdaftar dalam BEI yang mengikuti PROPER yang menjadi sampel masih sangat terbatas dan sehingga sulit untuk menjelaskan secara spesifik pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

37 Saran

Dalam penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian berikutnya:

1. Menambahkan periode tahun penelitian sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal

2. Menambahkan variabel lain yang berkaitan dengan arus kas dan return saham.

3. Menggunakan perusahaan yang bergerak pada sektor lain seperti pertambangan atau farmasi.

4. Penelitian berikutnya diharapkan dapat menggunakan proksi lain seperti ROE, ROI atau EPS.

38 DAFTAR PUSTAKA

Abor, J, dan N Biekpe. 2007. “Corporate Governance,Ownership Structure and Performance of SMes in Ghana: Implication for Financing Opportunities.” Corporate Govenance 7 (3):

288-300.

Alkdei, H, dan Hanefah. 2012. “Audit Committee Characteristics and Earning Management In Malaysian Shariah-Compliant Companies.” Business and Management Review 2(2): 52-61.

Andreas, Hans Hananto, Albert Ardeni, dan Paskah Ika Nugroho. 2017. “Konservatisme Akuntansi di Indonesia.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis 20 (1).

Anggraini, Fr. RR. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perushaaan-perusahaan yang terdaftar pada BEJ).” Simposium Nasional Akuntansi 9.

Athanasia, Smprini V, dan Ouzouni F Maria. 2010. “Financial Performance and Corporate Social Responsibility: An Empirical Investigation in the Banking Industry.” International Hellenic University.

Ayu. 2016. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Belkaoui, Ahmed. 1986. “Accounting Theory.” Disunting oleh Ak Group. Terjemahan Erwan Dukat.

Dahlia, Lely, dan Sylvia Veronica Siregar. 2008. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Buersa Efek Indonesia pada Tahun 2005 dan 2006.” Simposium Nasional Akuntansi XI.

Deegan, C, dan Rankin. 1996. “Do a Australian Companies Report Environmental News Objectively? An Analysis of Environmental Disclosure Firms Prosecuted Successfully by the Environmental Protection Authority.” Accounting, Auditing & Accountability Journal 9(2): 50-67.

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.” Edisi 6 (Badan Penerbit-Universitas Diponegoro).

Haryati, Rima, dan Shiddiqq Nur Raharjo. 2013. “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kinerja Lingkungan dan Struktur Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.” Diponegoro Journal of Accounting (Universitas Diponegoro) 2: 6.

39 t.thn. http://www.menlh.co.id.

Indrawati, Novita. 2009. “Pengungkapan Corporate Social Responsibilty (CSR) dalam annual report serta Pengaruh Political Vacibility dan Economic Performance.” Pekbis Journal 1 No. 1: 1-11.

Iwata, dan Okada. 2011. “How does Evironmental Performance Affect Financial Performance?

Evidance from Japanese Manufacturing Firms.” Journal of Ecological Economics (ScienceDirect).

Kamal, Miko . 2011. “Konsep Corporate Governance di Indonesia.” Jurnal Manajemen Teknologi:

Kajian atas Kode Corporate Governance 10 No.2.

Mallin, A. Christine. 2007. “Corporate Governance.” (New York: Oxford University Press Inc).

Martsila, Ika Surya , dan Wahyu Meiranto. 2013. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.” Diponegoro Journal Of Accountng 2 Nomor 4.

Meckling, M. C. J. d. W. H. 1976. “Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure.” Journal of Financial Economics 3.

Munawir, S. 2007. “Analisa Laporan Keuangan.” Edisi Keempat (Liberty).

Noke, Kiroyan. 2006. “Good Corporate Goovernance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) adakah kaitannya antara keduanya?” Economics Bussiness Accounting Review 45-58.

Nur'aeni, Dini. 2010. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia).” Diponegoro Journal of Accounting (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro).

Purba, Jan Horas V. 2004. “Pengaruh Proporsi Saham Publik terhadap Kinerja Perusahaan.”

Jurnal Ilmiah Ranggagading 4 (2): 109-116.

Puspitasari, Filia , dan Endang Emawati. 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha.” Jurnal Manajamen Teori dan Terapan,Tahun 3 No. 2 Agustus 2010.

Rajput, N, dan Bharti. 2015. “Share Holder Types, Corporate Governance and Firm Performance:

An Anecdote from Indian Corporate Sector.” Asian Journal of Finace & Accounting 7 (1).

Rakhiemah, A N, dan D Agustia. 2012. “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Financial Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).” 1-31.

40 Rakhiemah, A. N. 2009. “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Corporate Social Responsibilty

dan Kinerja Keuangan.” Skripsi (Universitas Airlangga).

Rawi. 2010. “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusi, Laverage, dan Corporate Social Responsibilty.” Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Ronald C. Anderson, S. A. M, dan David M. Reeb. 2004. “Board Characteristic, Accounting Report Inntegrity, and The Cost of Debt.” Journal of Accounting Economics (JAE0 37 (3).

Salterio, T. D. d. 2001. “The Effect of Corporate Governance Experience and Financial Reporting and Audit Knowledge on Audit Committee Members Judgements.” Auditing Journal of Practice and Theory .

Sam'ani. 2008. “Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan pada perbankan yang terdaftar pada BEI Tahun 2004-2007.” Diponegoro Journal of Accounting (Universitas Diponegoro).

Santoso, S. 2011. Mastering SPSS. Jakarta: Kompas Gramedia.

Schermerhorn, John R. 1993. “Management.” (New York : John Wiley & Sons, Inc).

Scrimgeour. 2015. “The relationship between environmental performance and financial performance in periods of growth and contraction: evidence from Australian publicly listed companies.” Journal of cleaner production. ScienceDirect.

Sekaredi, S. 2011. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (studi pada perusahaan yang Terdaftar di LQ45 2005-2006).” Journal of Diponegoro University 9(2).

Sembiring. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Study Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.” Simposium Nasional Akuntansi 8.

Singh, dan Jackson. 2015. “Evironmental rangkings and Financial performance: An analysis of Firms in the US Food and Beverage Supply Chain.” Journal of Tourism Management Perspective (ScienceDirect).

Sucipto. 2003. “Penilaian Kinerja Keuangan.” USU Digital Library.

Sudaryanto. 2011. “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan Dengan CSR sebagai Variabel Intervening.” Skripsi (Universitas Diponegoro).

41 Wahyudi, Untung, dan Hartini P. Pawesti. 2006. “Implikasi Struktur Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening.” Simposium Nasional Akuntansi 9.

Wijaya, Maria. 2012. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004.”

Simposium Nasional Akuntansi 9 (23-26 Agustus).

Wijayanti, F Tri, Sutaryo, dan Muhamad Agung Prabowo. 2011. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.” Simposium Nasional Akuntansi XIV (Universitas Syiah Kuala Banda Aceh).

Wijayanti, Sri. 2012. “Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI tahun 2009 – 2011.” Diponegoro Journal of Accounting (Universitas Diponegoro).

t.thn. www.idx.co.id.

Xie, B, W.N Davidson, dan P. J. Dadalt. 2003. “Earning Management and Corporate Governance:

The Role of Board and The Audite Committee.” Journal of Corporate Finance 9: 295-316.

Yuniasih, Ni Wayan, dan Made Gede Wirakusuma. 2007. “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibiltydan Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi.” Simposium Nasional Akuntansi

Yuniasih, Ni Wayan, dan Made Gede Wirakusuma. 2007. “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibiltydan Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi.” Simposium Nasional Akuntansi

Dalam dokumen PENDAHULUAN Latar Belakang (Halaman 22-45)

Dokumen terkait