ANALISIS DAN PEMBAHASAN
B. Analisis dan Pembahasan
6. Uji Hipotesis
a. Uji t Hitung (Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011: 98).
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
97
Tabel 4.57 Hasil Uji t
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 4.57, maka diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + e Y = 11,219 +0,253X1 – 0,332 X2 + 0,833 X3 +0,039 X4 + e Dimana : Y = Repurchase intention X1 = Switching cost X2 = Attractiveness of alternative X3 =Interpersonal relationship X4 =Service Recovery e = Standar error
Melihat output SPSS hasil coefficients pada uji-t diatas, berikut pembahasan uji parsial antara switching cost, attractiveness of alternative, interpersonal relationship, dan service recovery terhadap repurchase intention
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.219 6.203 1.808 .075 SWC .253 .091 .247 2.764 .007 ATA -.332 .121 -.235 -2.749 .008 IPR .833 .141 .544 5.920 .000 SVR .039 .049 .068 .790 .432
98
GSM XL prabayar pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pengguna GSM XL prabayar.
a) Pengaruh antara switching cost terhadap repurchase intention
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 2,764, dan nilai ttabel diketahui sebesar 1,9971. Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung >ttabel = 2,764>1,9971, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel switching cost signifikan. Dan hasil yang diperoleh dari
perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,007< 0,05.
Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel switching cost secara parsial (individu) berpengaruh terhadap repurchase intention.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel switching cost berpengaruh tehadap repurchase intention pada produk GSM XL prabayar. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Taufik (2007) dengan judul “Pengaruh Switching Barrier terhadap Repurchase Intention (studi kasus pada produk pemutih wajah merek
Pond’s di swalayan “RATU” Malang)” bahwa dalam penelitian ini switching cost berpengaruh terhadap repurchase intention.
99
b) Pengaruh antara attractiveness of alternative terhadap repurchase intention
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar -2,749, dan nilai ttabel diketahui sebesar -1,9971. Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung >ttabel = [-2,749>-1,9971], karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel attractiveness of alternative signifikan. Jika angka t hitung dari hasil perhitungan ditemukan -(negatif) maka t tabel turut menyesuaikan menjadi -(negatif), Sarwono (2007:21). Dan hasil yang
diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α =
0,008< 0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel attractiveness of alternative secara parsial (individu) berpengaruh terhadap repurchase intention.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel attractiveness of alternative berpengaruh tehadap repurchase intention pada produk GSM XL prabayar. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Taufik (2007) dengan judul “Pengaruh Switching Barrier terhadap Repurchase Intention (studi kasus pada produk
pemutih wajah merek Pond’s di swalayan “RATU” Malang)” bahwa
dalam penelitian ini attractiveness of alternative berpengaruh terhadap repurchase intention.
100
c) Pengaruh antara interpersonal relationship terhadap repurchase intention
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 5,920, dan nilai ttabel diketahui sebesar 1,9971. Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung >ttabel = 5,920>1,9971, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel interpersonal relationship signifikan. Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,000< 0,05.
Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel interpersonal relationship secara parsial (individu) berpengaruh terhadap repurchase intention.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel interpersonal relationship berpengaruh tehadap repurchase intention pada produk GSM XL prabayar. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan jones, dkk (2000) bahwa dalam teori ini hubungan interpersonal (interpersonal relationship) mengacu pada kekuatan ikatan pribadi yang berkembang antara pelanggan dan karyawan layanan mereka.Interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dapat mengakibatkan hubungan pribadi yang mengikat pelanggan dan penyedia layanan. Oleh karena itu semakin kuat hubungan interpersonal (interpersonal relationship) maka akan semakin tinggi pula tingkat repurchase intention.
101
d) Pengaruh antara service recovery terhadap repurchase intention
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 0,790, dan nilai ttabel diketahui sebesar 1,9971. Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung <ttabel = 0,790< 1,9971, karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel service recovery tidak signifikan. Dan hasil yang diperoleh dari
perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,432> 0,05. Karena sig > α, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel service recovery secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap repurchase intention.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel service recovery tidakberpengaruh tehadap repurchase intention pada produk GSM XL prabayar. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Parawee Kitchathorn dengan judul “ Factor Influencing Customer Repurchase Intention : An Investigation of Switching Barriers that Influence the Relationship between Satisfaction and Repurchase Intention in the Low Cost airlines Industry in Thailand“bahwa dalam penelitian ini service recovery tidakberpengaruh tehadap repurchase intention.
b. Uji F Hitung (Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
102
terikat.Bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali,2011:98)
Tabel 4.58 Hasil Uji F
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa variabel switching cost, attractiveness of alternative, interpersonal relationship, dan service recovery berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap repurchase intention. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai F hitung di atas sebesar 19.424 lebih besar daripada 4 dan probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05, dan diperoleh nilai Fhitung>Ftabel yang diperoleh dengan melihat tabel F untuk derajat df1=k-1(5-1) dan df2= n-k (70-5) pada alpha 0,05 (F0,05(4)(65)). Dengan demikian diperoleh Fhitung>Ftabel (19.424> 2,51) maka hipotesis alternatif diterima.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 982.869 4 245.717 19.424 .000b
Residual 822.274 65 12.650
Total 1805.143 69
a. Dependent Variable: RPI
103
BAB V