BAB 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
D. Uji Hipotesis
Uji Beda T-test Discretionary Accruals
Setelah melakukan pengujian regresi untuk memperoleh nilai discretionary accrual yang merupakan proksi dari manajemen laba, langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis yang diajukan mengenai adanya perbedaan tingkat discretionary accrual pada periode sebelum adanya perubahan tarif PPh Badan dengan sesudah adanya perubahan tarif. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data untuk variabel discretionary accrual dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6
Uji Normalitas Variabel Discretionary Accrual
DA_sblm DA_ssdh
Kolmogorov Smirnov Z 1,165 0,753 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,133 0,622 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel DA periode sebelum dan sesudah perubahan tarif memiliki nilai asymp. sig. yang lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa variabel discretionary accrual berdistribusi normal.
commit to user 44
Dalam penelitian ini tahun 2006 dan 2007 sebagai periode sebelum perubahan tarif PPh Badan, sedangkan tahun 2009 dan 2010 sebagai periode sesudah perubahan tarif PPh Badan. Uji beda dilakukan antara rata-rata discretionary accrual sebelum perubahan tarif PPh Badan yaitu tahun 2006 dan 2007 dan rata-rata discretionary accrual sesudah perubahan tarif PPh Badan yaitu tahun 2009 dan 2010. Alat uji yang digunakan adalah uji beda (paired sampel t-test) yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan.
Hasil yang diperoleh dari uji tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7
Uji Beda Rata-rata Discretionary Accrual
Mean Std. Deviation t Sig. (2-tailed) DA_sblm -0,0097366 0,07958011 -2,833 0,007
DA_ssdh 0,0244011 0,06901516
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Berdasarkan tabel 4.7 hasil yang diperoleh dari uji beda rata-rata discretionary accruals menunjukkan bahwa ada perbedaaan yang signifikan antara periode sebelum adanya perubahan tarif PPh Badan dengan sesudah adanya perubahan dengan nilai signifikansi pada uji beda yaitu 0,007 pada taraf signifikansi 0,05. Rata-rata discretionary accruals pada periode sebelum adanya perubahan tarif pajak mempunyai nilai sebesar -0,0097366 yang relatif lebih rendah dari rata-rata discretionary accruals sesudah adanya perubahan tarif pajak yaitu sebesar 0,0244011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 45
Hasil ini menunjukkan bahwa discretionary accruals pada periode sebelum perubahan tarif PPh Badan lebih rendah dari sesudah adanya perubahan tarif. Nilai signifikansi 0,007 pada taraf signifikansi 0,05 menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan antara periode sebelum adanya perubahan tarif PPh Badan dengan sesudah adanya perubahan tarif PPh Badan.
Uji Beda Nilai Perusahaan
Uji beda terhadap nilai perusahaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah perbedaan rata-rata discretionary accrual juga diikuti dengan perbedaaan nilai perusahaan pada sebelum dan sesudah perubahan tarif PPh Badan. Hasil uji beda nilai perusahaan ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.8
Uji Beda Rata-rata Nilai Perusahaan Mean Std. Deviation Q_sblm 0,7451109 0,24711415 Q_ssdh 0,7360455 0,22237987 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai perusahaan sebelum dan sesudah perubahan tarif PPh Badan tidak mengalami perbedaan yang cukup signifikan yaitu sebesar 0,7451109 dan 0,7360455.
commit to user 46
Uji Regresi Manajemen Laba Sebelum Perubahan Tarif PPh Badan dengan Nilai Perusahaan
1. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi Sebelum Perubahan Tarif PPh Badan
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 0,034 0,001 -0,021 0,24970184
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Dari tabel 4.9 besarnya adjusted R² adalah -0,021, hal ini berarti hanya -2,1% variasi nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variasi discretionary accrual. Sisanya dijelaskan oleh sebab lain diluar model. Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2011) jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R² dianggap bernilai 0.
2. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Berikut ini tabel hasil uji statistik F :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 47 Tabel 4.10
Uji Statistik F Sebelum Perubahan Tarif PPh Badan
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 0,003 1 0,003 0,052 0,821 Residual 2,806 45 0,062 Total 2,809 46
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Dari uji statistik F didapat nilai F hitung sebesar 0,052 dengan probabilitas 0,821. Karena probabilitas jauh lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan.
3. Hasil Uji t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji t persamaan regresi discretionary accrual dengan nilai perusahaan dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.11
Uji t Sebelum Perubahan Tarif PPh Badan
Unstandardized Coeficient
Variabel B Std. Error Koefisien t Sig.
Konstanta 0,744 0,037 20,275 0,000
DA_sblm -0,105 0,463 -0,034 -0.227 0,821
Dependent Var: Q_sblm
commit to user 48
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa variabel discretionary accrual tidak signifikan hal ini terlihat dari nilai probabilitas signifikansinya sebesar 0,821 yang nilainya jauh di atas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh discretionary accrual sebelum perubahan tarif pajak.
Uji Regresi Manajemen Laba Sesudah Perubahan Tarif PPh Badan dengan Nilai Perusahaan
1. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Tabel 4.12
Koefisien Determinasi Sesudah Perubahan Tarif PPh Badan Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,068 0,005 -0,017 0,5430398
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Dari tabel 4.12 besarnya adjusted R² adalah -0,017, hal ini berarti hanya -1,7% variasi nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variasi discretionary accrual. Sisanya dijelaskan oleh sebab lain diluar model. Jika nilai adjusted R² bernilai negatif maka nilai adjusted R² dianggap 0.
2. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 49 Tabel 4.13
Uji Statistik F Sesudah Perubahan Tarif PPh Badan
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 0,011 1 0,011 0,209 0,650 Residual 2,264 45 0,050 Total 2,275 46
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Dari uji statistik F didapat nilai F hitung sebesar 0,209 dengan probabilitas 0,650. Karena probabilitas jauh lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan.
3. Hasil Uji t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji t persamaan regresi discretionary accrual dengan nilai perusahaan dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.14
Hasil Uji t Sesudah Perubahan Tarif PPh Badan
Unstandardized Coeficient
Variabel B Std. Error Koefisien t Sig.
Konstanta 0,741 0,035 21,337 0,000
DA_ssdh 0,079 0,479 -0,068 -0,457 0.650
Dependent Var: Q_ssdh
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa variabel discretionary accrual tidak signifikan hal ini terlihat dari nilai probabilitas signifikansinya sebesar 0,650
commit to user 50
yang nilainya jauh di atas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh discretionary accrual sesudah perubahan tarif.