• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji hipotesis

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 29-39)

Untuk melakukan pengujian hipotesis terhadap dugaan sementara, penelitian ini melakukan dua cara pengujian hipotesis yaitu uji t dan uji F.

1. Uji F (Uji Simultan)

Uji F bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan nilai signifikansi 0,05 (5%). Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau nilai F hitung lebih besar dari F tabel, maka terdapat pengaruh variabel X secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel Y. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut

Tabel 4.13 Hasil Hipotesis Uji F ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1161.149 2 580.574 117.126 .000b

Residual 480.811 97 4.957

Total 1641.960 99

a. dependent variable: kinerja

b. predictors: (constant), lingkungan_kerja, k3 Sumber: Lampiran hal 95

Berdasarkan pada tabel 4.12 diatas menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 dan nilai F hitung sebesar 117,126 lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel (F(5%; 2,97)) sebesar 3,07, maka

berarti H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel K3 dan variabel lingkungan kerja secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2. Uji t

Uji t bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh setiap variabel bebas (parsial) yang diberikan terhadap variabel terikat. Pengujian ini menggunakan alfa 5%. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, atau t hitung lebih besar dari t tabel maka terdapat pengaruh variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Hasil uji t ditampilkan pada tabel 4.15 sebagai berikut :

Tabel 4.14 Hasil hipotesis uji t

Coefficientsa Model Coefficients t Sig. Correlatio n B Partial (Constant) 5.187 1.965 .042 K3 .750 7.846 .000 .623  F5;2,97=3,07 F Ho ditolak Fhitung =117,126 0

LINGKUNGAN_K

ERJA .906 5.131 .000 .462

a. Dependent Variable: KINERJA Sumber: Lampiran halaman 96

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa variabel K3 terhadap variabel kinerja karyawan memiliki nilai signifikansi 0,00 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung lebih besar senilai 7,846 dibandingkan dengan nilai t tabel yang bernilai 1,645 maka berarti H0 ditolak secara signifikan. Sedangkan hubungan variabel lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan memiliki nilai signifikan 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05, dan nilai t hitung 5,131 lebih besar dibandingkan nilai t tabel senilai 1,645, maka berarti H0 juga ditolak secara signifikan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel K3 dan Lingkungan Kerja secara individu berpengaruh terhadap variabel Kinerja Karyawan.

Hipotesis 1

Kinerja karyawan pada perusahaan ini tergolong sangat tinggi akan tetapi karyawan mengalami masalah pada ketepatan waktu, baik waktu datang bekerja maupun dalam menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan. Rata rata umur karyawan yang bekerja adalah 31 – 40 tahun, lulusan SMA dan memiliki beberapa tanggunga sehingga mereka kurang focus dalam melakukan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Kesehatan keselamatan kerja pada pada perusahaan ini tergolong cukup akan tetapi cenderung ke arah tinggi. Saat ini perusahaan belum bisa

meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja meskipun fasilitas pendukung sudah cukup memadai. Apabila karyawan yang masih muda sudah mengalami kecelakaan kerja maka itu akan membuat karyawan tersebut bekerja tidak maksimal karena masih merasa dirinya belum aman di area pekerjaan.

Lingkungan kerja dalam kategori cukup cenderung kearah rendah. Berdasarkan hasil perhitungan terutama pada lingkungan kerja, suasana lingkugan kerja yang kurang kondusif menyebabkan sering terjadi gesekan, tekanan dari senior menyebabkan ketidaknyamanan dari karyawan lain. Hubungan baik dan harmonis dari para atasan kepada para karyawannya dalam bekerja masuk dalam kategori

Hipotesis 2

Kesehatan Keselamatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan regional V Semarang. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak diperlukan uji hipotesis.

Uji hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel yang memiliki α sebesar 5% dan df 100-2-1 = 97. Nilai t tabel (0,025, 97) sebesar 1,98472, dan nilai t hitung 7,846. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis nol ditolak, atau dapat juga dilihat dari nilai signifikansi variabel keselamatan kerja (K3) sebesar 0,000 lebih kecil dari α sebesar 5% (Tabel 4.15) , yaitu Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai PT. Pembangunan Perumahan.

Hipotesis 3

Pada hipotesis kedua diduga bahwa Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan regional V Semarang. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak diperlukan uji hipotesis.

Uji hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel yang memiliki α sebesar 5% dan df 100-2-1 = 97. Nilai t tabel sebesar 1,98472, dan nilai t hitung 5,131. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis nol ditolak, atau dapat juga dilihat dari nilai signifikansi variabel Lingkungan Kerja sebesar 0,000 lebih kecil dari α sebesar 5% (Tabel 4.16), artinya sama, yaitu Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai PT. Pembangunan Perumahan.

0 t t 0,025;97=-1,98 Tolak H0 Tolak H0 t 0,025;97=1,98 2/ 2 /  2 /  t hitung=7,846 Ho ditolak

Hipotesis 4

Pada hipotesis ketiga bahwa Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan regional V Semarang. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak diperlukan uji hipotesis.

Uji hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel maka diperoleh nilai Fsebesar 3,07. Karena nilai F hitung lebih besar dari F tabel, maka Ho ditolak, atau dapat juga dilihat dari nilai signifikansi dari F lebih kecil dari α sebesar 5% (Tabel 4.17) , artinya sama, yaitu Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap kinerja pegawai PT. Pembangunan Perumahan. 0 t t 0,025;97=-1,98 Tolak H0 Tolak H0 t 0,025;97=1,98 2/ 2 /  2 /  t hitung=5,131 Ho ditolak

V.P.K.Lengkong (2017) dalam penelitiannya diperoleh hasil bahwa Secara simultan Kesehatan kerja (X1), Keselamatan kerja (X2), dan Lingkungan kerja (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas karyawan (Y).

Hal ini memperkuat hasil penelitian Ambarsari (2015) dengan hasil yang di dapat lingkungan kerja dan keselamatan kesehatan kerja berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan, dengan nilai probabilitasnya 0,000 jauh lebih kecil dari pada 0,05

Hipotesis 5

Pada hipotesis keempat bahwa Keselamatan Kesehatan Kerja lebih memiliki pengaruh terdahap Kinerja Karyawan dibandingkan dengan Lingkungan Kerja PT Pembangunan perumahan regional V Semarang. Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi parsial yang diperoleh, yaitu 0,623 untuk kesehatan dan keselamatan kerja, dan 0,462 untuk lingkungan kerja, maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai

F5;2,97=3,07 F

Ho ditolak

pengaruh lebih dominan dibandingkan dengan lingkungan kerja, karena korelasi parsial dari K3 lebih besar dari korelasi parsial lingkungan kerja (Gujarati, 2012).

I. Pembahasan

1. kesehatan keselamatan kerja lingkungan kerja dan kinerja karyawan pada PT Pembangunan Perumahan regional V Semarang

Kinerja karyawan pada perusahaan ini tergolong baik akan tetapi karyawan mengalami masalah pada ketepatan waktu, baik waktu datang bekerja maupun dalam menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan.

Kesehatan keselamatan kerja pada pada perusahaan ini tergolong cukup akan tetapi cenderung ke arah tinggi. Saat ini perusahaan belum bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja meskipun fasilitas pendukung sudah cukup memadai. Apabila karyawan yang masih muda sudah mengalami kecelakaan kerja maka itu akan membuat karyawan tersebut bekerja tidak maksimal karena masih merasa dirinya belum aman di area pekerjaan.

Lingkungan kerja dalam kategori cukup cenderung kearah rendah. Berdasarkan hasil perhitungan terutama pada lingkungan kerja, suasana lingkugan kerja yang kurang kondusif menyebabkan sering terjadi gesekan, tekanan dari senior menyebabkan ketidaknyamanan dari karyawan lain. Hubungan baik dan harmonis dari para atasan kepada para karyawannya dalam bekerja masuk dalam kategori

2. Kesehatan keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh kesehatan keselamatan kerja yang berhubungan positif disini berarti semakin baik penerapan kesehatan keselamatan kerja pada karyawan akan membuat kinerja karyawan semakin baik pula. Keduanya akan berjalan bersama-sama. Dimana K3 merupakan suatu penerapan yang mengutamakan keselamatan dan keamanan karyawan, apabila diterapkan dengan baik, maka karyawan akan merasa aman dan tidak khawatir saat bekerja, sehingga karyawan akan meningkatkan kinerjanya pada PT. Pembangunan Perumahan

Pada hasil rentang skala menunjukkan bahwa kepuasan kerja pada PT. Pembangunan Perumahan tergolong kategori tinggi. Hal ini disebabkan oleh perusahaan menerapkan kebijakan insentif seperti upah lembur, THR dan bonus bagi yang tidak pernah alpha (tidak masuk kerja) yang mampu meningkatkan kepuasan karyawan dalam bekerja. Selain itu, adanya jaminan keselamatan dalam bekerja juga merupakan faktor karyawan mendapat kepuasan dalam bekerja.

3. lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Hasil pada penelitian ini menunjukkan pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan sangat tinggi. Nilai tersebut mengandung makna bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hubungan positif

ini mengungkapkan semakin tinggi lingkungan kerja maka semakin tinggi pula kinerja karyawan PT. Pembangunan perumahan.

Hasil rentang skala pada penelitian ini menunjukkan lingkungan kerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan berada dalam kategori tinggi dikarenakan adanya ruangan kerja yang luas dan nyaman, toilet yang cukup dan bersih, serta hubungan atasan dan karyawan cukup harmonis. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa karyawan tersebut merasa cocok dengan visi misi perusahaan dan memiliki rasa loyalitas yang tinggi sehingga memutuskan untuk bertahan sebagai karyawan PT. Pembangunan Perumahan

4. Pengaruh kesehatan keselamtan kerja dan lingkungan kerja pada PT. Pembangunan Perumahan.

Berdasarkan hasil Uji t pada penjelasan diatas, hal tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh keselamatan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

Pada hasil rentang skala diketahui bahwa kesehatan keselamatan kerja maupun lingkungan kerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan dalam kategori tinggi. Artinya tingkat kepuasan karyawan selama bekerja telah terpenuhi yang meliputi kepuasan gaji, kepuasan promosi kerja, kepuasan sikap supervisi, kepuasan hubungan dengan rekan kerja dan kepuasan akan pekerjaan itu sendiri berimbas dengan meningkatnya komitmen karyawan terhadap organisasinya.

4. Jika dilihat dari hasil penelitian diatas, yang lebih berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah lingkungan kerja dengan hasil analisa regresi sebesar 90% dimana lebih besar dari hasil analisa regresi dari k3 yang hanya 75%. Hal ini dikarenakan skor responden pada quisioner lingkungan kerja juga memperoleh angka cukup tinggi yaitu 447,25. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik apabila karyawan di dalamnya dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, dan aman.

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 29-39)

Dokumen terkait