• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

41 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

PT. Pembangunan Perumahan berdiri pada tanggal 26 agustus 1953, awal mula beridiri mereka dipercaya untuk membangun rumah dinas bagi para karyawan PT. Semen Gresik, seiring dengan meningkatnya kepercayaan kepada PT. PP mereka diberi tugas untuk membangun proyek proyek besar yang ada di Indonesia, dan pada tahun 1961 PT PP berhasil menyelesaikan pembangunan Hotel Indonesia yang terdiri dari 14 lantai dan merupakan gedung tertinggi pertama di Indonesia. Pada 1991 PT. PP menempuh diversifikasi kegiatan usaha, yaitu property dan realti, diantaranya usaha sewa kantor dan pengembangan dikawasan cibubur.

PT. PP pada 9 februari 2004 melaksanakan EMBO (Employee, Management Buy Out), yaitu pembelian saham Negara Republik Indonesia untuk program kepemilikan saham oleh karyawan dan manajemen, dalam hal ini PT. PP diwakili oleh Koperasi karyawan Pemegang Saham (KKSP) , dengan kepemilikan saham perseroan menjadi RI sebesar 51% dan KKSP sebesar 49%. PT Pembangunan Perumahan akhirnya tercatat secara resmi pada 9 februari 2010 dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat diberdagangkan di Bursa Efek Indonesia).

Proyek investasi pertama PT. PP yaitu berupa Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan daya 65 Megawatt yang terletak di Sumatra

(2)

Selatan. Proyek ini juga bermanfaat pada event SEA Games di Palembangan sebagai pemasok listrik selama kegiatan berlangsung. Setelah proyek investasi itu PT. PP dipercaya mengerjakan proyek infrastruktur di Indonesia antara lain New Tanjung Priok, dan pembangunan 7 bandar udara selama 2012.

A. Visi dan Misi perusahaan a. Misi perusahaan

Menjadi perusahaan investadi dibidang infrastruktur terkemuka di Indonesia yang mampu menghasilkan sinergi stakeholders dan berkontribusi dalam pembangunan nasional

b. Visi perusahaan

1) Memiliki bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan 2) Membangun aliansi bisnis yang strategis

3) Mendukung berkembangan SDM yang unggul, sejahtera, dan berkompeten

(3)

B. Struktur organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi C. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Projetct Manager :

1) Membuat rencana dan metode kerja

Project Manager Side administration akuntansi General Affair Site engineering manager Cost Control Quantity Surveyor contruction Methood drafter Logistik Peralatan Site operation manager Super Intendent Surveyor quality control and enviroment Safety Health

(4)

2) Membuat anggaran pembiayaan konstruksi 3) Mengkoordinasi semua pihak terkait

4) Memastikan tercapainya target kerja, kualitas, K3 dan Lingkungan kerja

5) Bertanggung jawab pada proyek b. Quality control

1) Membuat rencana inspeksi dan uji material yang akan digunakan 2) Membuat studi kelayakan proses di lapangan

3) Membuat laporan hasil di lapangan kepada project manager

4) Melakukan pengawasan terhadap pekerja agar sesuai dengan rancangan kerja

c. Safety Health and Enviroment

1) Membuat rencana program kesehatan keselamatan kerja dengan penerapannya

2) Membuat program pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja 3) Melakukan kegiatan briefing setiap hari sebelum bekerja 4) Melaksanakan agenda safety talk tiap minggu

5) Memastikan tempat kerja, fasilitas serta sumber daya dan lingkungan kerja agar aman serta nyaman

6) Bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan kerja pada perusahaan

(5)

1) Membuat catatan berkas transaksi perusahaan

2) Membuat jurnal atau pembukuan atas transaksi secara tepat waktu 3) Mengurus masalah perpajakan dan asuransi

4) Bertanggung jawab dalam pengelolaan dana dan pembukuan a) Akuntansi

b) General affair e. Site engineering manager

1) Membuat rencana kerja secara teknis

2) Melakukan pengawasan terhadap mutu pekerjaan 3) Membuat laporan kerja mingguan dan bulanan

4) Bertanggung jawab pada pekerjaan teknis terhadap project manager a) Cost Controll

b) Quantity surveyor

5) Melakukan survey lapangan sebelum proyek dimulai 6) Menghitung bahan baku dan tenaga kerja yang dibutuhkan 7) Member estimasi waktu pelaksaan

8) Melaksakan final check terhadap bangunan setelah selesai a) Contruction method

b) Drafter c) Logistic f. Site operation manager

(6)

2) Mengkoordinasi kepala pelaksana dan mandor serta sub kontrakor 3) Bertanggung jawab dalam pengelolaan pekerjaan

a) Super intendent b) Surveyor B. Karakteristik Responden

Responden yang terpilih sebagai sampel berjumlah 100 orang karyawan PT.Pembangunan Perumahan mereka memberikan tanggapan berupa jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner. Pemilihan responden dengan sampling random. Karakteristik responden responden adalah gambaran latar belakang responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja karyawan, dan status menikah.

a. Karakterisktik Responden berdasarkan Usia

Hasil perhitungan faktor usia dituangkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 4.2 Grafik Usia Responden b. Karakterisktik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

20 - 25th 0% 26 - 30th 10% 31 - 40th 68% > 40th 22%

USIA

(7)

Data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, 20 orang atau 20% berjenis kelamin perempuan dan 80 orang atau 80% laki-laki. Karakteristik jenis kelamin dituangkan dalam bentuk Grafik 4.2. berikut :

Gambar 4.3 Grafik Jenis Kelamin Karyawan PT ...

Berdasarkan Grafik 4.2, responden paling banyak adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki, hal ini menunjukkan bahwa PT Pembangunan Perumahan lebih mengutamakan laki-laki dalam memilih karyawannya, karena mereka banyak terjun dilapangan secara teknis.

c. Karakterisktik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan Grafik 4.3. karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Terakhir diperoleh data bahwa latar belakang pendidikan responden terendah adalah SMP dan yang tertinggi mereka berpendidikan sarjana. Hasil tersebut dituangkan dalam grafik berikut :

perempua n 20% laki-laki 80%

JENIS KELAMIN

(8)

Gambar 4.4 Grafik Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat sebanyak 5 orang atau 5%, Sekolah Menegah Atas (SMA) dan yang sederajat sebanyak 83 orang atau 68%, dan mereka yang berpendidikan terakhir Sarjana 22%.

d. Karakterisktik Responden Berdasarkan Status

Berdasarkan Grafik 4.4. karakteristik responden berdasarkan Status diperoleh data bahwa status responden sebanyak 75 orang atau 75% berstatus menikah, 23 orang atau 25% belum menikah, 1 orang janda dan 1 orang duda. Hasil tersebut dituangkan dalam grafik berikut :

SD 0% SMP 5% SMA 83% PT 12%

PENDIDIKAN

(9)

Gambar 4.5 Grafik Status Responden e. Karakterisktik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama bekerja pegawai PT. Pembangunan Perumahan 11% bekerja kurang dari 2 tahun. Mereka yang bekerja di posisi 2 – 5 tahun sebesar 21%, paling banyak mereka yang bekerja selama 6 – 10 tahun, yaitu 50% dan yang memiliki lama bekerja lebih dari 10 tahun sebesar 18%.

Hasil tersebut dituangkan dalam grafik berikut :

Gambar 4.6 Grafik Lama Bekerja Responden

f. Karakterisktik Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga Menikah 75% Belum 23% Janda 1%

STATUS

Duda 1% < 2 th 11% 2 - 5 th 21% 6 - 10 th 50% > 10 th 18%

Lama Bekerja

(10)

Tanggungan para pegawai di PT. Pembangunan Perumahan 13% mempunyai tanggungan keluarga 1 orang. Mereka yang mempunyai tanggungan 2 orang sebanyak 31%, paling banyak para pegawai mempunyai tanggungan 3 orang sebesar 54%, dan lebih besar dari 3 orang sebesar 2 %. Hasil tersebut dituangkan dalam grafik berikut :

Gambar 4.7 Grafik tanggungan Keluarga Responden

C. UJi instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Validitas menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap jawaban responden. Validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya jawaban dari responden. Jawaban responden

1 13% 2 31% 3 54% > 3 2%

T Keluarga

(11)

dapat dikatakan valid apabila suatu pernyataan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Apabila r hitung > r tabel maka suatu pernyataan dapat dikatakan valid.

Tabel 4.1 Uji Instrumen Validitas

Item Tingkat Signifikan r hitung r tabel Keterangan Kinerja Y1 0,05 0,891 0,165 Valid Y2 0,922 Valid Y3 0,836 Valid Y4 0,854 Valid Y5 0,804 Valid Y6 0,943 Valid Y7 0,922 Valid Y8 0,943 Valid Y9 0,947 Valid Y10 0,867 Valid

Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) X1.1 0,05 0,962 0,165 Valid X1.2 0,946 Valid X1.3 0,903 Valid X1.4 0,946 Valid X1.5 0,956 Valid X1.6 0,956 Valid X1.7 0,956 Valid Lingkungan Kerja X2.1 0,05 0,664 0,165 Valid X2.2 0,619 Valid X2.3 0,707 Valid X2.4 0,671 Valid

Sumber: Lampiran 14, hal 86

Dari tabel yang telah dipaparkan diatas, r hitung lebih besar dari r tabel dengan tingkat signifikan α = 0,05 (5%). Sehingga kuesioner penelitian dapat dikatakan valid.

(12)

Reliabilitas adalah keajengan pengukuran. Indeks dengan menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya, uji reliabilitas mengukur gejala yang sama dengan hasil pengukuran konsisten. Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur kuesioner dari indikator variabel atau konstruk. Cara uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan cara One Shot atau pengukuran sekali saja. Pengukuran dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,70 (Sekaran,2006).

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa Cronbach’s Alpha kuesioner kinerja sebesar 0,951>0,70. Cronbach’s Alpha kuesioner kesehatan keselamatan kerja sebesar 0,981>0,70. Selanjutnya Cronbach’s Alpha kuesioner lingkungan kerja sebesar 0,712>0,70. Jadi variabel pada kuesioner penelitian ini dapat dikatakan reliabel atau terpercaya sehingga dapat dilanjutkan untuk alat pengumpulan data penelitian dan analisis selanjutnya.

Tabel 4.2 Uji reliabilitas Item Reliabilitas kinerja (0,951) Item Reliabilitas K3 (0,981) Item Reliabilitas lingkungan kerja (0,712) Y1 ,948 X11 ,980 X21 ,712 Y2 ,944 X12 ,984 X22 ,714 Y3 ,943 X13 ,983 X23 ,718 Y4 ,950 X14 ,975 X24 ,728 Y5 ,947 X15 ,986 Y6 ,952 X16 ,988 Y7 ,956 X17 ,978 Y8 ,937 Y9 ,945

(13)

Y10 ,955

D. Rentang Skala

Berdasarkan jawaban responden terkait dengan hasil pertanyaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 4.3 Statistik Deskriptip untuk Variabel Kinerja Descriptive Statistics N Minimu m Maximu m Mean Std. Deviation y1 100 4.00 5.00 4.5400 .50091 y2 100 4.00 5.00 4.5400 .50091 y3 100 4.00 5.00 4.4300 .49757 y4 100 4.00 5.00 4.5100 .50242 y5 100 4.00 5.00 4.4200 .49604 y6 100 4.00 5.00 4.5500 .50000 y7 100 4.00 5.00 4.5600 .49889 y8 100 4.00 5.00 4.4400 .49889 y9 100 4.00 5.00 4.5500 .50000 y10 100 4.00 5.00 4.4400 .49889 Valid N 100

Dari hasil tersebut diatas terlihat bahwa responden rata-rata menjawab pertanyaan tentang Kinerja dalam rentang setuju dan sangat setuju.

Pertanyaan No. 7 yaitu Saya mampu bekerja dengan benar mempunyai nilai rata-rata paling tinggi sebesar 4,56 yang artinya responden paling banyak menjawab sangat setuju, sedangkan pertanyaan No. 5 mempunyai nilai rata-rata paling rendah sebesar 4,42 yaitu Saya mampu memenuhi target pekerjaan yang artinya responden paling banyak menjawab setuju. Jika dilihat dari nilai Standard Deviation yang semuanya jauh lebih kecil dari Mean (rata-rata), hal ini menunjukkan bahwa hampir semua responden menjawab pertanyaan tentang

(14)

kinerja adalah homogen (seragam), artinya datanya tidak ada yang memencil (outlier) dengan kata lain responden mempunyai pemahaman yang sama tentang Kinerja.

Tabel 4.4 Statistik Deskriptip untuk Variabel K3

N Minimum Maximu m Mean Std. Deviation x11 100 4.00 5.00 4.5000 .50252 x12 100 4.00 5.00 4.5400 .50091 x13 100 4.00 5.00 4.4900 .50242 x14 100 4.00 5.00 4.4700 .50161 x15 100 4.00 5.00 4.4400 .49889 x16 100 4.00 5.00 4.5700 .49757 x17 100 4.00 5.00 4.4400 .49889 Valid N 100 Sumber: Lampiran,

Dari hasil tersebut diatas terlihat bahwa responden rata-rata menjawab pertanyaan tentang K3 dalam rentang setuju dan sangat setuju.

Pertanyaan No. 6 yaitu Tempat kerja yang aman membuat karyawan fokus dan aman sebesar 4,57 yang artinya responden paling banyak menjawab sangat setuju, sedangkan pertanyaan No. 5 dan 7 mempunyai nilai rata-rata paling rendah sebesar 4,44 yaitu cek up kesehatan berkala dan tempat kerja yang nyaman artinya responden paling banyak menjawab setuju. Jika dilihat dari nilai Standard Deviation yang semuanya jauh lebih kecil dari Mean (rata-rata), hal ini menunjukkan bahwa hampir semua responden menjawab pertanyaan tentang K3 adalah homogen (seragam), artinya datanya tidak ada yang memencil (outlier) dengan kata lain responden mempunyai pemahaman yang sama tentang K3.

(15)

Tabel 4.5 Statistik Deskriptip untuk Variabel Lingkungan Kerja Descriptive Statistics N Minimu m Maximu m Mean Std. Deviation x21 100 4.00 5.00 4.4800 .50212 x22 100 4.00 5.00 4.5000 .50252 x23 100 4.00 5.00 4.4300 .49757 x24 100 4.00 5.00 4.4800 .50212 Valid N 100 Sumber: Data Primer

Dari hasil tersebut diatas terlihat bahwa responden rata-rata menjawab pertanyaan tentang Lingkungan Kerja dalam rentang setuju dan sangat setuju.

Pertanyaan No. 2 yaitu Tersedia toilet yang bersih mempunyai nilai rata-rata paling tinggi sebesar 4,50 yang artinya responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sama banyaknya, sedangkan pertanyaan No. 3 yaitu Pimpinan mampu berinteraksi dengan Baik mempunyai nilai rata-rata paling rendah sebesar 4,43, yang artinya responden yang menjawab setuju lebih banyak dibanding yang sangat setuju. Jika dilihat dari nilai Standard Deviation yang semuanya jauh lebih kecil dari Mean (rata-rata), hal ini menunjukkan bahwa hampir semua responden menjawab pertanyaan tentang Lingkungan Kerja adalah homogen (seragam), artinya datanya tidak ada yang memencil (outlier) dengan kata lain responden mempunyai pemahaman yang sama tentang Lingkungan Kerja.

(16)

Deskripsi jawaban responden sebagai alat informasi frekuensi dan pengertian jawaban responden terhadap pernyataan yang mereka jawab pada kuesioner. Jawaban responden terbagi menjadi tiga variabel bebas yaitu Kinerja (Y), Kesehatan Keselamatan Kerja K3 (X1) dan Lingkungan Kerja (X3).

Deskripsi Jawaban Variabel Kinerja

Dalam variabel Kinerja terdapat sepuluh pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Jawaban responden atas pernyataan tersebut ialah

Interval tingkat Kinerja

100 – 180 : Sangat Rendah 181 – 261 : Rendah

262 – 342 : Cukup 343 – 423 : Tinggi

(17)

Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Variabel Kinerja Karyawan Keterangan STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Total Skor Ket Saya disiplin dalam bekerja

(Y1) n 0 0 0 0 2 6 46 184 52 260 453 Sangat Tinggi n*j

Saya mentaati prosedur kerja yang ada di dalam perusahaan (Y2) n 0 0 1 2 0 0 50 200 49 245 447 Sangat Tinggi n*j

Saya memiliki dedikasi dalam bekerja (Y3) n 0 0 0 0 0 0 58 282 42 210 492 Sangat Tinggi n*j

Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jumlah pekerjaan yang ditetapkan perusahaan (Y4) n 0 0 0 0 0 0 50 200 50 250 450 Sangat Tinggi n*j

Saya mampu memenuhi target pekerjaan (Y5) n 0 0 2 4 4 12 61 244 33 165 423 Tinggi n*j

Saya mampu bekerja secara konsisten (Y6) n 0 0 0 0 0 0 46 196 54 270 466 Sangat Tinggi n*j

Saya mampu bekerja dengan benar (Y7) n 0 0 0 0 0 0 45 180 55 275 455 Sangat Tinggi n*j

Saya mampu memenuhi target pekerjaan (Y8) n 0 0 0 0 0 0 57 228 43 215 443 Sangat Tinggi n*j

Saya datang ke kantor tepat waktu (Y9) n 0 0 0 0 0 0 46 196 44 220 416 Sangat Tinggi n*j

Saya selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu (Y10)

n 0 0 0 0 0 0 57 228 43 215 443 Sangat Tinggi n*j Rata-Rata 451,3 Sangat Tinggi Sumber: Lampiran, Hal 88

Berdasarkan tabel 4.6, kuesioner yang telah dibagikan hanya mengandung 4 indikator dari responden mengenai Kinerja yang terdapat 10 pertanyaan. Hasil perhitungan interval, rata-rata tingkat Kinerja di PT. Pembangunan Perumahan

(18)

tergolong tinggi sebesar 451,3. Nilai 451,3 dapat diartikan bahwa Kinerja Karyawan terkait dengan PT. Pembangunan Perumahan sangat baik.

Alasan nilai perhitungan interval Kinerja Karyawan yang berada di PT. Pembangunan Perumahan sangat tinggi karena dapat terlihat dari setiap butir jawaban. Pada butir pertanyaan pertama, responden mendapatkan skor sebesar 453 yang artinya bahwa disiplin dalam bekerja karyawan sangat tinggi sehingga Kinerja karyawan juga sangat tinggi. Pada butiran pertanyaan kedua, responden mendapatkan skor 447 yang artinya bahwa ketaaatan akan prosedur yang sangat tinggi akan juga meningkatkan Kinerja Karyawan.

Selanjutnya pada pernyataan ketiga, responden mendapatkan skor nilai 492 dengan kategori sangat tinggi. Hasil tersebut menunjukan bahwa karyawan memiliki dedikasi dalam bekerja. Pada pernyataan keempat, responden mendapatkan skor nilai 450 dengan kategori sangat tinggi. Hasil jawaban responden bahwa karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jumlah pekerjaan yang ditetapkan perusahaan..

Kemudian pada pernyataan kelima, responden mendapatkan skor nilai 423 masuk kategori tinggi. Artinya karyawan memenuhi target pekerjaan. Dengan target pekerjaaan yang bisa dipenuhi, maka kinerja perusahaan juga akan tinggi.

Selanjutnya pada pernyataan keenam, responden mendapatkan skor sebesar 466. Artinya karyawan sudah mengetahui dan memahami bahwa mampu bekerja secara konsisten dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Pada pernyataan ketujuh, responden mendapatkan skor 455. Artinya karyawan mampu bekerja dengan benar dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

(19)

Selanjutnya pada pernyataan kedelapan, responden mendapatkan skor sebesar 443 yang termasuk dalam kategori tinggi. Artinya karyawan yang mampu memenuhi target pekerjaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, karena dengan terpenuhinya target perusahaan maka pekerjaan akan terselesaikan dengan tepat waktu.

Pada pernyataan kesembilan, responden mendapatkan skor 416 masuk dalam kategori tinggi. Bahwa karyawan datang ke kantor tepat waktu akan meningkatkan kinerja karyawan itu sendiri.

Pada pernyataan kesepuluh, responden mendapatkan skor 443 masuk dalam kategori sangat tinggi. Artinya selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu merupakan salah satu i ndikator untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Deskripsi Jawaban Variabel Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Variabel Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

Keterangan STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Total Skor Ket Adanya tanda peringatan atau Penunjuk bahaya (X11) N 0 0 0 0 0 0 50 200 50 250 450 Sangat Tinggi n*j

Peralatan safety yang mendukung pekerjaan (X12) n 0 0 0 0 0 0 46 184 54 270 454 Sangat Tinggi n*j

Alat yang sesuai

standar yang diperlukan (X13) n 0 0 0 0 0 0 51 204 49 245 449 Sangat Tinggi n*j

Penggunaan alat kerja sesuai SOP. (X14) n 0 0 0 0 0 0 53 212 47 235 447 Sangat Tinggi n*j Pengecekan kesehatan sering dilakukan (X15) n 0 0 5 10 2 6 63 252 30 150 418 Tinggi n*j

(20)

aman akan membuat pekerja fokus pada pekerjaannya dan merasa aman (X16)

n*j 0 0 0 172 285 457 Tinggi

Tempat kerja yang aman membuat pekerja merasa nyaman (X17) n 0 0 3 6 1 0 59 236 37 185 427 Sangat Tinggi n*j n*j Rata-Rata 447,8 Sangat Tinggi Sumber: Lampiran, hal 89

Keterangan: 100 – 180 : Sangat Rendah 181 – 261 : Rendah 262 – 342 : Cukup 343 – 423 : Tinggi 424 – 504 : Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 9, kuesioner yang telah dibagikan mengandung empat indikator kepada responden mengenai akses permodalan yang terdapat 7 pernyataan. Indikator variabel Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) Hasil perhitungan interval rata-rata variabel K3 tergolong sangat tinggi sebesar 447,8. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa nilai rata-rata variabel K3 sangat tinggi, dengan kata lain pemahaman kesehatan keselamatan kerja karyawan juga sangat tinggi.

Pada pernyataan pertama responden mendapatkan skor sebesar 450 dan termasuk pada kategori sangat tinggi. Artinya karyawan sangat memahami bahwa adanya tanda peringatan atau penunjuk bahaya sangat membantu dalam keselamatan kerja mereka

(21)

Selanjutnya pernyataan kedua responden mendapatkan skor 454 dan termasuk kategori sangat tinggi. Artinya karyawan sangat memahami bahwa peralatan safety yang mendukung pekerjaan sangat membantu dalam keselamatan kerja mereka.

Pernyataan ketiga dan keempat responden mendapatkan skor sebesar 449 dan 437, termasuk pada kategori sangat tinggi.. Bahwa karyawan dalam hal pengetahuan tentang alat yang sesuai standar yang diperlukan sesuai dengan SOP akan dapat membantu kesehatan dan keselamatan kerja mereka sehingga kinerja mereka akan meningkat.

Selanjutnya pernyataan kelima responden mendapatkan skor sebesar 418, termasuk pada kategori sangat tinggi. Karyawan dominan menjawab sangat setuju adanya pengecekan kesehatan terhadap mereka dalam rangka kesehatan dan keselamatan kerja mereka sehingga kinerja juga akan juga meningkat seiring dengan meningkatnya kesehatan mereka.

Pernyataan keenam dan ketujuh responden mendapatkan skor sebesar 457 dan 427, termasuk pada kategori sangat tinggi. Karyawan merasa keamanan dan kenyamanan di tempat kerja sangat diperlukan dalam rangka kesehatan dan keselamatan kerja mereka agar kinerja mereka selalu baik.

Deskripsi Jawaban Variabel Lingkungan Kerja

Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Variabel Lingkungan Kerja

Keterangan STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total Skor Ket

(22)

Ruangan kerja yang

disediakan oleh perusahaan cukup luas untuk

mendukung aktivitas kerja (X21)

n 0 0 0 52 48

448 Sangat Tinggi n*j 0 0 0 208 240

Tersedia toilet yang bersih (X22) n 0 0 0 50 50 450 Sangat Tinggi n*j 0 0 0 200 250 Pimpinan mampu berinteraksi dengan baik (X23)

n 0 0 0 57 43

443 Sangat Tinggi n*j 0 0 0 228 215

Hubungan antar unit kerja di perusahaan berjalan

harmonis untuk mencapai tujuan perusahaan (X24) n 0 0 0 52 48 448 Sangat Tinggi n*j 0 0 0 208 240 Rata-rata 447,2 Sangat Tinggi Sumber: Lampiran, hal 90

Keterangan: 100 – 180 : Sangat Rendah 181 – 261 : Rendah 262 – 342 : Cukup 343 – 423 : Tinggi 424 – 504 : Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 4.8, kuesioner yang telah dibagikan mengandung dua indikator kepada responden mengenai variabel Lingkungan Kerja yang terdapat 4 pernyataan.

Pada pernyataan pertama responden mendapatkan skor sebesar 448 dan termasuk pada kategori sangat tinggi. Ruangan kerja yang disediakan oleh

(23)

perusahaan harus cukup luas untuk mendukung aktivitas kerja yang diperlukan karyawan untuk menunjang kinerja agar lebih baik .

Selanjutnya pernyataan kedua responden mendapatkan skor 450 dan termasuk kategori tinggi, yaitu adanya ketersediaan toilet sangat diperlukan oleh para karyawan dalam lingkungan kerjanya agar kinerja dapat tercapai dengan baik.

Pernyataan ketiga dan keempat responden mendapatkan skor sebesar 443 dan 448, termasuk pada kategori sangat tinggi. Bahwa karyawan sangat berharap pimpinan mampu berinteraksi dengan baik dan juga hubungan antar unit kerja di perusahaan berjalan harmonis untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan kondisi semacam itu akan meningkatkan kinerja karyawan.

F. Hasil Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik untuk model regresi linier berganda yang akan digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, dan heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan dengan tujuan sebaran data, apakah sebaran data variabel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang telah diperoleh berdistribusi normal. Pengujian ini memperhatikan gambar Normal Probability Plot, jika titik-titik menyebar disekitar garis diagonal menunjukan pola distribusi nomal dan jika nilai

(24)

signifikansi hasil dari pengujian Kolmogorov Smirnov melebihi tingkat signifikansi yang telah ditentukan (penelitian ini sebesar 0,05), maka data residual dikatakan berdistribusi normal. 7 6 5 4 3 2 1 99,9 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 0,1 Kinerja Karyawan P e rc e n t Mean 3,869 StDev 0,9515 N 100 KS 0,064 P-Value >0.150 Probability Plot of Kinerja Karyawan

Normal

Sumber: Lampiran hal 91

Gambar 4.8 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Variabel X1, X2 terhadap Variabel Y

Dari gambar 4.5 menunjukan bahwa Normal Probability Plot of

Regression Standardized Residual berada pada titik titik yang menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi pada penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Hal ini juga bisa dilihat dari nilai Uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnow diperoleh nilai P-Value > 0,150 yang berarti nilainya lebih dari nilai tingkat signifikansi 0,05 yang telah ditetapkan. Dengan demikian maka asumsi normalitas pada model regresi linier berganda dipenuhi.

(25)

2. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi interkorelasi (hubungan yang kuat) antar variabel bebas. Model regresi yang baik ialah dengan tidak terjadinya interkorelasi antar variabel bebas. Uji multikolonieritas memperhatikan nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10. Sehingga jika nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi gejala multikolonieritas, jika VIF lebih besar dari 10 maka terjadi gejala multikolonieritas. Hasil pengujian uji multikolinearitas disajikan pada tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9 Pengujian multikolinearitas

Variabel

Colinearity

Statistics Keterangan

Tolerance VIF

K3 0,594 1,683 Tidak terjadi multikolinearitas Lingkungan Kerja 0,594 1,683 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Lampiran hal 94

Berdasarkan pada tabel 4.9 menunjukan bahwa variabel bebas K3 (X1),

dan Lingkungan Kerja (X2) nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil

dari 10,00 yang artinya model regresi linier berganda pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas, sehingga asumsi tidak adanya multikolinieritas dipenuhi

(26)

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lainya. Jika variance residual pengamatan satu ke pengamatan lain tetap maka dapat disebut homoskesdasitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedasitas. Pengujian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji glesjer. Glesjer mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Jika nilai signifikansi variabel bebas dengan residualnya lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Tabel 4.10 Pengujian Heteroskedastisitas Glejser Variabel Signifikansi Keterangan

K3 0,255 Tidak Terjadi Heterokedastisitas Lingkungan Kerja 0,281 Tidak Terjadi Heterokedastisitas Sumber: Lampiran hal 93

Berdasarkan tabel 4.10, menunjukan bahwa K3 terhadap variabel kinerja karyawan menghasilkan nilai signifikansi 0,255. Pada variabel Lingkungan kerja menghasilkan nilai signifikansi 0,281. Hasil dari kedua variabel memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil ini menandakan bahwa model dalam penelitian ini sudah memenuhi asumsi klasik, yaitu tidak adanya heteroskedastisitas.

4. Uji Otuokorelasi

Uji otuokorelasi digunakan dalam regresi berganda apakah model yang didapatkan mengandung outolorelasi atau tidak. Outokorelasi adalah adanya dependensi antar pengamatan. Dalam model regresi linier berganda residual

(27)

antar pengamatan harus saling independen atau tidak ber autokorelsi. Model dikatakan tidak berautokorelasi apabila Durbin Watson nilainya lebih kecil dari 2.

G. Hasil Analisis Regresi Berganda

Widayat (2004:176), menyatakan bahwa analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji estimasi dari suatu masalah karena jumlah variabel bebasnya lebih dari satu variabel. Dibawah ini disajikan tabel hasil analisis regresinya.

Tabel 4.11 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Koefisien Regresi

(ß) t Sig Keterangan

Konstanta 5,187 1.965 .042 Signifikan

K3 0,750 7.846 .000 Signifikan

Lingkungan Kerja 0,906 5.131 .000 Signifikan Sumber: Lampiran hal 96

. Persamaan regresi linear beranda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Keterangan: Y : Kinerja Karyawan X1 : K3 X2 : Lingkungan Kerja

(28)

Berdasarkan persamaan analisis regresi linear berganda diatas dapat disimpulkan bahwa

1. Koefisien regresi K3 (X1) sebesar 0,750 dan memiliki pengaruh positif. Positif menyatakan hubungan searah, dimana kenaikan variabel bebas K3 (X1) sebesar 0,750 akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat kinerja Karyawan (Y) sebesar 0,135 dengan mengasumsikan variabel bebas yang lain konstan.

2. Koefisien regresi lingkunangan kerja (X2) sebesar 0,906 dan memiliki pengaruh positif. Positif menyatakan hubungan searah, dimana kenaikan variabel bebas Lingkungan Kerja (X2) sebesar 0,906 akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat Kinerja Karyawan (Y) sebesar 0,906 dengan menasumsikan variabel bebas yang lain konstan.

Dari hasil analisis juga diperoleh tabel dibawah

Tabel 4.12 Nilai R dan Durbin Watson

Mod el R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .841a 0.707 0.701 2.22639 1.984

Dari tabel diatas terlihat nilai R Square adalah 0,707 atau 70,7%. Artinya 70,7% variabilitas dari nilai Kinerja Karyawan dipengaruhi oleh variabel K3 dan Lingkungan Kerja, sedangkan sisanya yang 29,3% dipengaruhi oleh variabel lain.

(29)

H. Uji hipotesis

Untuk melakukan pengujian hipotesis terhadap dugaan sementara, penelitian ini melakukan dua cara pengujian hipotesis yaitu uji t dan uji F.

1. Uji F (Uji Simultan)

Uji F bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan nilai signifikansi 0,05 (5%). Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau nilai F hitung lebih besar dari F tabel, maka terdapat pengaruh variabel X secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel Y. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut

Tabel 4.13 Hasil Hipotesis Uji F ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1161.149 2 580.574 117.126 .000b

Residual 480.811 97 4.957

Total 1641.960 99

a. dependent variable: kinerja

b. predictors: (constant), lingkungan_kerja, k3 Sumber: Lampiran hal 95

Berdasarkan pada tabel 4.12 diatas menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 dan nilai F hitung sebesar 117,126 lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel (F(5%; 2,97)) sebesar 3,07, maka

(30)

berarti H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel K3 dan variabel

lingkungan kerja secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2. Uji t

Uji t bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh setiap variabel bebas (parsial) yang diberikan terhadap variabel terikat. Pengujian ini menggunakan alfa 5%. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, atau t hitung lebih besar dari t tabel maka terdapat pengaruh variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Hasil uji t ditampilkan pada tabel 4.15 sebagai berikut :

Tabel 4.14 Hasil hipotesis uji t

Coefficientsa Model Coefficients t Sig. Correlatio n B Partial (Constant) 5.187 1.965 .042 K3 .750 7.846 .000 .623  F5;2,97=3,07 F Ho ditolak Fhitung =117,126 0

(31)

LINGKUNGAN_K

ERJA .906 5.131 .000 .462

a. Dependent Variable: KINERJA Sumber: Lampiran halaman 96

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa variabel K3 terhadap variabel kinerja karyawan memiliki nilai signifikansi 0,00 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung lebih besar senilai 7,846 dibandingkan dengan nilai t tabel yang bernilai 1,645 maka berarti H0 ditolak secara signifikan.

Sedangkan hubungan variabel lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan memiliki nilai signifikan 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05, dan nilai t hitung 5,131 lebih besar dibandingkan nilai t tabel senilai 1,645, maka berarti H0 juga ditolak secara signifikan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel K3 dan Lingkungan Kerja secara individu berpengaruh terhadap variabel Kinerja Karyawan.

Hipotesis 1

Kinerja karyawan pada perusahaan ini tergolong sangat tinggi akan tetapi karyawan mengalami masalah pada ketepatan waktu, baik waktu datang bekerja maupun dalam menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan. Rata rata umur karyawan yang bekerja adalah 31 – 40 tahun, lulusan SMA dan memiliki beberapa tanggunga sehingga mereka kurang focus dalam melakukan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Kesehatan keselamatan kerja pada pada perusahaan ini tergolong cukup akan tetapi cenderung ke arah tinggi. Saat ini perusahaan belum bisa

(32)

meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja meskipun fasilitas pendukung sudah cukup memadai. Apabila karyawan yang masih muda sudah mengalami kecelakaan kerja maka itu akan membuat karyawan tersebut bekerja tidak maksimal karena masih merasa dirinya belum aman di area pekerjaan.

Lingkungan kerja dalam kategori cukup cenderung kearah rendah. Berdasarkan hasil perhitungan terutama pada lingkungan kerja, suasana lingkugan kerja yang kurang kondusif menyebabkan sering terjadi gesekan, tekanan dari senior menyebabkan ketidaknyamanan dari karyawan lain. Hubungan baik dan harmonis dari para atasan kepada para karyawannya dalam bekerja masuk dalam kategori

Hipotesis 2

Kesehatan Keselamatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan regional V Semarang. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak diperlukan uji hipotesis.

Uji hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel yang memiliki α sebesar 5% dan df 100-2-1 = 97. Nilai t tabel (0,025, 97) sebesar 1,98472, dan nilai t hitung 7,846. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis nol ditolak, atau dapat juga dilihat dari nilai signifikansi variabel keselamatan kerja (K3) sebesar 0,000 lebih kecil dari α sebesar 5% (Tabel 4.15) , yaitu Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai PT. Pembangunan Perumahan.

(33)

Hipotesis 3

Pada hipotesis kedua diduga bahwa Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan regional V Semarang. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak diperlukan uji hipotesis.

Uji hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel yang memiliki α sebesar 5% dan df 100-2-1 = 97. Nilai t tabel sebesar 1,98472, dan nilai t hitung 5,131. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis nol ditolak, atau dapat juga dilihat dari nilai signifikansi variabel Lingkungan Kerja sebesar 0,000 lebih kecil dari α sebesar 5% (Tabel 4.16), artinya sama, yaitu Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai PT. Pembangunan Perumahan.

0 t t 0,025;97=-1,98 Tolak H0 Tolak H0 t 0,025;97=1,98 2/ 2 /  2 /  t hitung=7,846 Ho ditolak

(34)

Hipotesis 4

Pada hipotesis ketiga bahwa Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan regional V Semarang. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak diperlukan uji hipotesis.

Uji hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel maka diperoleh nilai Fsebesar 3,07. Karena nilai F hitung lebih besar dari F tabel, maka Ho ditolak, atau dapat juga dilihat dari nilai signifikansi dari F lebih kecil dari α sebesar 5% (Tabel 4.17) , artinya sama, yaitu Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap kinerja pegawai PT. Pembangunan Perumahan. 0 t t 0,025;97=-1,98 Tolak H0 Tolak H0 t 0,025;97=1,98 2/ 2 /  2 /  t hitung=5,131 Ho ditolak

(35)

V.P.K.Lengkong (2017) dalam penelitiannya diperoleh hasil bahwa Secara simultan Kesehatan kerja (X1), Keselamatan kerja (X2), dan Lingkungan kerja (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas karyawan (Y).

Hal ini memperkuat hasil penelitian Ambarsari (2015) dengan hasil yang di dapat lingkungan kerja dan keselamatan kesehatan kerja berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan, dengan nilai probabilitasnya 0,000 jauh lebih kecil dari pada 0,05

Hipotesis 5

Pada hipotesis keempat bahwa Keselamatan Kesehatan Kerja lebih memiliki pengaruh terdahap Kinerja Karyawan dibandingkan dengan Lingkungan Kerja PT Pembangunan perumahan regional V Semarang. Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi parsial yang diperoleh, yaitu 0,623 untuk kesehatan dan keselamatan kerja, dan 0,462 untuk lingkungan kerja, maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai

F5;2,97=3,07 F

Ho ditolak

(36)

pengaruh lebih dominan dibandingkan dengan lingkungan kerja, karena korelasi parsial dari K3 lebih besar dari korelasi parsial lingkungan kerja (Gujarati, 2012).

I. Pembahasan

1. kesehatan keselamatan kerja lingkungan kerja dan kinerja karyawan pada PT Pembangunan Perumahan regional V Semarang

Kinerja karyawan pada perusahaan ini tergolong baik akan tetapi karyawan mengalami masalah pada ketepatan waktu, baik waktu datang bekerja maupun dalam menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan.

Kesehatan keselamatan kerja pada pada perusahaan ini tergolong cukup akan tetapi cenderung ke arah tinggi. Saat ini perusahaan belum bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja meskipun fasilitas pendukung sudah cukup memadai. Apabila karyawan yang masih muda sudah mengalami kecelakaan kerja maka itu akan membuat karyawan tersebut bekerja tidak maksimal karena masih merasa dirinya belum aman di area pekerjaan.

Lingkungan kerja dalam kategori cukup cenderung kearah rendah. Berdasarkan hasil perhitungan terutama pada lingkungan kerja, suasana lingkugan kerja yang kurang kondusif menyebabkan sering terjadi gesekan, tekanan dari senior menyebabkan ketidaknyamanan dari karyawan lain. Hubungan baik dan harmonis dari para atasan kepada para karyawannya dalam bekerja masuk dalam kategori

(37)

2. Kesehatan keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh kesehatan keselamatan kerja yang berhubungan positif disini berarti semakin baik penerapan kesehatan keselamatan kerja pada karyawan akan membuat kinerja karyawan semakin baik pula. Keduanya akan berjalan bersama-sama. Dimana K3 merupakan suatu penerapan yang mengutamakan keselamatan dan keamanan karyawan, apabila diterapkan dengan baik, maka karyawan akan merasa aman dan tidak khawatir saat bekerja, sehingga karyawan akan meningkatkan kinerjanya pada PT. Pembangunan Perumahan

Pada hasil rentang skala menunjukkan bahwa kepuasan kerja pada PT. Pembangunan Perumahan tergolong kategori tinggi. Hal ini disebabkan oleh perusahaan menerapkan kebijakan insentif seperti upah lembur, THR dan bonus bagi yang tidak pernah alpha (tidak masuk kerja) yang mampu meningkatkan kepuasan karyawan dalam bekerja. Selain itu, adanya jaminan keselamatan dalam bekerja juga merupakan faktor karyawan mendapat kepuasan dalam bekerja.

3. lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Hasil pada penelitian ini menunjukkan pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan sangat tinggi. Nilai tersebut mengandung makna bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hubungan positif

(38)

ini mengungkapkan semakin tinggi lingkungan kerja maka semakin tinggi pula kinerja karyawan PT. Pembangunan perumahan.

Hasil rentang skala pada penelitian ini menunjukkan lingkungan kerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan berada dalam kategori tinggi dikarenakan adanya ruangan kerja yang luas dan nyaman, toilet yang cukup dan bersih, serta hubungan atasan dan karyawan cukup harmonis. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa karyawan tersebut merasa cocok dengan visi misi perusahaan dan memiliki rasa loyalitas yang tinggi sehingga memutuskan untuk bertahan sebagai karyawan PT. Pembangunan Perumahan

4. Pengaruh kesehatan keselamtan kerja dan lingkungan kerja pada PT. Pembangunan Perumahan.

Berdasarkan hasil Uji t pada penjelasan diatas, hal tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh keselamatan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

Pada hasil rentang skala diketahui bahwa kesehatan keselamatan kerja maupun lingkungan kerja karyawan PT. Pembangunan Perumahan dalam kategori tinggi. Artinya tingkat kepuasan karyawan selama bekerja telah terpenuhi yang meliputi kepuasan gaji, kepuasan promosi kerja, kepuasan sikap supervisi, kepuasan hubungan dengan rekan kerja dan kepuasan akan pekerjaan itu sendiri berimbas dengan meningkatnya komitmen karyawan terhadap organisasinya.

(39)

4. Jika dilihat dari hasil penelitian diatas, yang lebih berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah lingkungan kerja dengan hasil analisa regresi sebesar 90% dimana lebih besar dari hasil analisa regresi dari k3 yang hanya 75%. Hal ini dikarenakan skor responden pada quisioner lingkungan kerja juga memperoleh angka cukup tinggi yaitu 447,25. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik apabila karyawan di dalamnya dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, dan aman.

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi  C.  Tugas dan Tanggung Jawab
Gambar 4.2 Grafik Usia Responden  b.  Karakterisktik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.3 Grafik Jenis Kelamin Karyawan PT .......
Gambar 4.4 Grafik Pendidikan Terakhir Responden
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1) Menilai peranan KUiTTHO dalam menentukan kesesuaian latihan industri terhadap para pelajar. 2) Mengukur tahap kesediaan pelajar KUiTTHO dalam menjalani latihan industri.

sebelumnya disertai dengan penjelasan mengenai sunnatullah yang terkandung didalamnya, h). Berisi ayat dan surat yang sebagian besar ringkas dan pendek, i).

Kontribusi lain dari ahli filsafat Islam yang juga tidak dimanfaatkan oleh ahli hukum Islam adalah al-Farabi yang mengembangkan teori silogistik sebagai bantahan terhadap

Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal- hal seperti bagaimana remaja mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya

NO NAMA IRSYADI BINA PRESTY...

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, taufiq serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk

Kegiatan tahfiz al-Qur’an juga diberikan di Ma’had Ali, mahasantri diwajibkan untuk menyetor hafalan “juz Amma” setelah (ba’da) magrib dengan target selama 2 semester

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan menggunakan software Embassy terhadap pengguna layanan Indihome yang menggunakan jaringan GPON, didapatkan nilai