• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENELITIAN

4.3. Data dan Instrumentasi

4.4.3. Uji Hipotesis

Dimana TEi adalah efisiensi teknis petani ke-i, dan yi adalah fungsi output deterministic (tanpa error term). Nilai efisiensi teknis tersebut berbanding terbalik dengan efek inefisiensi teknis di atas yang juga bernilai diantara nol dan satu. Nilai efisiensi teknis dalam persamaan di atas digunakan hanya untuk fungsi yang memiliki jumlah output dan input tertentu (cross section data) dan tidak untuk input yang bersifat logaritmik (panel data) (Coelli dan Battese 1998).

4.4.3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis hanya dilakukan untuk hasil output efek efisiensi teknis frontier. Untuk mengetahui apakah ada efek inefisiensi di dalam model menggunakan nilai LR test galat satu, sedangkan untuk masing-masing variabel penduga apakah koefisien dari masing-masing parameter bebas (δi) yang dipakai secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap parameter tidak bebas (µi) dengan menggunakan t-hitung.

Hipotesis pertama :

H0: = δ0= δ1= δ2= δ3= δ4= ………. δ10 = 0 H1: = δ0= δ1= δ2= δ3= δ4= ………. δ10 > 0

Hipotesis nol artinya efek inefisiensi teknis tidak ada dalam model. Jika hipotesis ini diterima, maka model fungsi produksi rata-rata sudah cukup mewakili data empiris. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square.

LR = -2 {ln[L(H0)/L(H1)]}

Dimana L(H0) dan L(H1) adalah nilai dari fungsi likelihood di bawah hipotesis H0 dan H1.

Kriteria uji :

LR galat satu sisi > χ2

restriksi (tabel Kodde dan Palm) maka tolak H0

LR galat satu sisi < χ2

restriksi (tabel Kodde dan Palm) maka terima H0 Tabel chi-square Kodde dan Palm adalah table upper and lower bound dari nilai kritis untuk uji bersama persamaan dan pertidaksamaan restriksi.

Hipotesis Kedua : H0: δ1 = 0 H1: δ1≠ 0

46 Hipotesis nol berarti koefisien dari masing-masing variabel di dalam model efek inefisiensi sama dengan nol. Jika hipotesis ini diterima maka masing-masing variabel penjelas dalam model efek inefisiensi tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat inefisiensi dalam proses produksi. Uji statistik yang digunakan:

t-hitung =

t-tabel = t(α, n-k-1) Kriteria uji :

│t-hitung│> t-tabel t(α, n-k-1) : tolak H0

│t-hitung│< t-tabel t(α, n-k-1) : terima H0 Dimana : k = jumlah variabel bebas

n = jumlah pengamatan (responden)

S (δi) = simpangan baku koefisien efek inefisiensi 4.4.4. Analisis Pendapatan Usahatani

Profitabilitas usahatani bawang merah dapat dikaji dengan dua indikator yaitu pendapatan usahatani dan R/C rasio. Pendapatan usahatani dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan petani, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah semua input milik keluarga juga diperhitungkan sebagai biaya (Soekartawi etal. 1985).

Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total. Rumus penerimaan, total biaya dan pendapatan (Soekartawi etal. 1985) adalah :

TR = P x Q

TC = biaya tunai + biaya diperhitungkan atas biaya tunai = TR – biaya tunai

atas biaya total = TR – TC Dimana :

TR : Total penerimaan usahatani (Rp) TC : Total biaya usahatani (Rp) P : Harga output (Rp/Kg) Q : Jumlah output (Kg)

47 Penerimaan total usahatani (total farm revenue) merupakan nilai produk dari usahatani yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi periode tertentu. Penerimaan atau revenue dibagi menjadi dua, yaitu penerimaan tunai dan penerimaan total. Penerimaan tunai usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani, yaitu jumlah produk yang dijual dikalikan dengan harga jual produk. Penerimaan total usahatani merupakan keseluruhan nilai produksi usahatani baik yang dijual, dikonsumsi keluarga dan dijadikan persediaan.

Total biaya atau pengeluaran adalah semua nilai faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu. Biaya atau cost juga dibagi menjadi dua, yaitu biaya tunai dan biaya total. Biaya tunai di dalam usahatani adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi kebutuhan usahatani. Biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika penyusutan, sewa lahan dan nilai kerja keluarga diperhitungkan. Biaya total adalah keseluruhan nilai yang dikeluarkan bagi usahatani, baik tunai maupun tidak tunai.

Analisis R/C adalah salah satu ukuran efisiensi penerimaan untuk tiap rupiah yang dikeluarkan (revenue cost rasio) yang menunjukkan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari usahatani yang dilaksanakan. R/C rasio yang dihitung dalam analisis ini terdiri dari R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total.

Rasio R/C atas biaya tunai dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya tunai dalam satu periode tertentu. Rasio R/C atas biaya total dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Rumus analisis R/C rasio dan biaya usahatani adalah sebagai berikut (Soekartawi etal. 1985) :

R/C rasio atas biaya tunai = TR / biaya tunai R/C rasio atas biaya total = TR / TC

Dimana :

TR = Total penerimaan usahatani (Rp) TC = Total biaya usahatani (Rp)

48 Secara teoritis R/C menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar nilai R/C. Suatu usaha dapat dikatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan apabila nilai R/C rasio lebih besar dari satu (R/C > 1), makin tinggi nilai R/C menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh semakin besar. Namun apabila nilai R/C lebih kecil dari satu (R/C < 1), usaha ini tidak mendatangkan keuntungan sehingga tidak layak untuk diusahakan. Tabel 7 memperlihatkan contoh perhitungan pendapatan usahatani.

Tabel 7. Perhitungan Pendapatan Usahatani dan R/C Rasio per Hektar per Tahun Tanaman Tahunan

No Keterangan Jumlah Harga per

Satuan (Rp) Total (Rp) A Penerimaan B Biaya Tunai 1 Bibit 2 Pupuk Kimia 3 Pupuk Kandang 4 Obat-obatan

5 Tenaga Kerja Luar Keluarga Total Biaya Tunai

C Biaya yang Diperhitungkan

1 Penyusutan

2 Sewa Lahan

3 Tenaga Kerja Keluarga

Total Biaya yang Diperhitungkan

D Total Biaya (B+C)

E Pendapatan Atas Biaya Tunai (A-B) F Pendapatan Atas Biaya Total (A-D) G R/C Atas Biaya Tunai (A/B)

H R/C Atas Biaya Total (A/D)

Sumber : Soekartawi 1985

Biaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal pakai. Metode yang digunakan adalah metode garis lurus. Metode ini digunakan karena jumlah penyusutan alat tiap tahunnya dianggap sama dan diasumsikan tidak laku bila dijual. Rumus yang digunakan yaitu :

49 Biaya Penyusutan =

Dimana :

Nb : Nilai pembelian (Rp) Ns : Tafsiran nilai sisa (Rp) N : Umur ekonomis (tahun) 4.5. Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini yaitu variabel yang diamati merupakan data dan informasi usahatani yang diusahakan oleh petani bawang merah. Variabel tersebut terlebih dahulu didefinisikan untuk mempermudah pengumpulan data yang mengacu pada konsep di bawah ini :

1) Produksi bawang merah (Y) adalah hasil produksi fisik berupa bawang merah yang dihasilkan dalam satu musim tanam. Satuan pengukuran yang digunakan adalah kilogram (kg).

2) Luas lahan (L) adalah luas lahan yang digunakan untuk berusahatani bawang merah dengan satuan pengukuran adalah hektar (ha).

3) Bibit bawang merah (B) adalah jumlah bibit bawang merah yang digunakan petani untuk satu kali musim tanam dengan satuan pengukuran yang digunakan adalah kilogram (kg).

4) Tenaga kerja (TK) adalah jumlah tenaga kerja total yang digunakan dalam proses produksi untuk berbagai kegiatan usahatani selama satu musim tanam. Tenaga kerja diukur dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK) dan mengabaikan jenis tenaga kerja yang digunakan apakah dari dalam keluarga atau luar kelurga.

5) Pupuk N (N) adalah jumlah kandungan pupuk N yang digunakan petani untuk memupuk tanaman bawang merah selama satu kali musim tanam, meliputi pupuk urea, ZA, phonska dan NPK. Satuan ukuran yang digunakan adalah kilogram (kg).

6) Pupuk P (P) adalah jumlah kandungan pupuk P yang digunakan petani untuk memupuk tanaman bawang merah selama satu kali musim tanam, meliputi TSP, phonska dan NPK. Satuan ukuran yang digunakan adalah kilogram (kg).

50 7) Pupuk K (K) adalah jumlah kandungan pupuk K yang digunakan petani untuk memupuk tanaman bawang merah selama satu musim tanam, meliputi pupuk phonska, NPK dan KCL. Satuan ukuran yang digunakan adalah kilogram (kg).

8) Pestisida cair (Pc) adalah jumlah pestisida yang digunakan petani untuk pengendalian hama dan panyakit selama satu musim tanam. Satuan ukuran yang digunakan adalah liter (lt).

9) Pestisida padat (Pd) adalah jumlah pestisida yang digunakan petani untuk pengendalian hama dan panyakit selama satu musim tanam. Satuan ukuran yang digunakan adalah dan kilogram (kg).

10) Pupuk kandang (Pk) adalah jumlah pupuk kandang yang digunakan petani untuk memupuk lahan bawang merah selama satu kali musim tanam. Satuan ukuran yang digunakan adalah kilogram (kg).

11) Umur petani (Z1) adalah usia petani saat musim tanam bawang merah yang diukur dalam tahun.

12) Pengalaman berusahatani (Z2) adalah lamanya petani dalam mengusahakan usahatani bawang merah yang diukur dalam tahun.

13) Pendidikan (Z3) adalah lamanya pendidikan formal yang diperoleh petani yang diukur dalam tahun.

14) Penyuluhan (Z4) dalam bentuk dummy. Satu untuk petani yang mengikuti penyuluhan dan nol untuk petani yang tidak mengikuti penyuluhan.

15) Status kepemilikan lahan (Z5) dalam bentuk dummy. Satu untuk petani yang memiliki lahan garap sendiri, HGP, dan sakap dan nol untuk sewa.

16) Varietas bibit (Z6) dalam bentuk dummy. Satu untuk petani yang menggunakan varietas Sumenep dan nol untuk petani yang menggunakan varietas Balikaret.

90

Dokumen terkait