• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Hipotesis

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 55-59)

5. Gaya Paternalistik

4.2.5 Uji Hipotesis

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara variabel Gaya Kepemimpinan dengan Iklim Organisasi PT. Asuransi Asei Indonesia.

Jika Fhitung> Ftabel, , maka Ho ditolak Jika Fhitung< Ftabel , maka Ho diterima

Berdasarkan tabel Anova diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 0, 041 lebih kecil dari probabilitas 0,05, maka Fhitung< Ftabel , maka Ho diterima dan secara otomatis menolak H1. Artinya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap iklim organisasi PT. Asuransi Asei Indonesia tidak signifikan.

Jika pengaruh variabel X terhadap Y tidak signifikan artinya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap iklim organisasi PT. Asuransi Asei Indonesia hanya berlaku pada sampel, tidak berlaku pada populasi atau seluruh karyawan di PT. Asuransi Asei Indonesia.

Hasil uji hipotesis ini mengatakan pengaruh variabel X gaya kepemimpinan terhadap variabel Y tidak signifikan, jika penelitian ini dilakukan kepada sampel tidak signifikan tentu pada populasi atau seluruh anggota organisasi juga tidak signifikan atau tidak memiliki pengaruh.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan tabel 4.7 dikemukakan bahwa “pemimpin tegas dalam mengatasi masalah” sesuai degan data empiris yang setuju hingga sangat setuju hanya 58 orang responden yang ragu-ragu hinga sangat tidak setuju 93 orang responden dari total responden 155, dan dapat dikatakan “pemimpin tidak berlaku tegas dalam mengatasi masalah”.

Berdasarkan tabel 4.8 dikemukakan bahwa “pimpinan memberikan perintah kerja yang diikuti” sesuai degan data empiris yang setuju hingga sangat setuju hanya 61 orang responden yang ragu-ragu hinga sangat tidak setuju 94 orang responden dari total responden 155, dan dapat dikatakan

“kurangnya penerapan ketegasan seorang pemimpin menyebabkan berkerja santai didalam organisasi”.

Berdasarkan tabel 4.9 dikemukakan bahwa “disiplin kerja yang tinggi yang diterapkan oleh pemimpin sesuai” dengan data empiris yang setuju hingga sangat setuju hanya 66 orang responden yang ragu-ragu hinga sangat tidak setuju 89 orang responden dari total responden 155, dan dapat dikatakan penerapan gaya kepemimpinan yang dilakukan pemimpin yaitu

“karyawan terlalu santai karena lebih dominan yang menyatakan ragu-ragu dalam penerapan disiplin kerja yang tinggi”.

Berdasarkan tabel 4.15 dikemukakan bahwa “pemimpin tidak cekatan dalam mengambil keputusan” sesuai degan data empiris yang setuju hingga sangat setuju hanya 69 orang responden yang ragu-ragu hinga sangat tidak setuju 86 orang responden dari total responden 155, dan dapat dikatakan gaya

kepemimpinan yang diterpkan pemimpin dapat dikatakan pemimpin lamban dalam mengambil keputusan.

Berdasarkan tabel 4.15 dikemukakan bahwa Pemimpin tidak cekatan dalam mengambil keputusan sesuai degan data empiris yang setuju hingga sangat setuju hanya 69 orang responden yang ragu-ragu hinga sangat tidak setuju 86 orang responden dari total responden 155, dan dapat dikatakan gaya kepemimpinan yang diterpkan pemimpin dapat dikatakan pemimpin lamban dalam mengambil keputusan.

Berdasarkan tabel 4.17 dikemukakan bahwa informasi bersifat transparan sesuai degan data empiris yang setuju hingga sangat setuju hanya 69 orang responden yang ragu-ragu hinga sangat tidak setuju 86 orang responden dari total responden 155, dan dapat dikatakan tidak diterapkannya informasi yang transparan di dalam organisasi.

Berdasarkan tabel 4.22 dikemukakan bahwa pemimpin membantu dalam menyelesaikan masalah sesuai degan data empiris yang setuju hingga sangat setuju hanya 66 orang responden yang ragu-ragu hinga sangat tidak setuju 89 orang responden dari total responden 155, dan dapat dikatakan pemimpin tidak membantu karyawannya dalam menyelesaikan masalah.

Gaya kepemimpinan di PT. Asuransi Asei Indonesia ialah gaya kepemimpinan demokratis sesuai dengan tabel 4.26 analisa quartil variabel gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang terdapat di PT. Asuransi Asei Indonesia yaitu demokratis, paternalistik, laissez-faire, kharismatik, otoriter terkadang tidak bisa berjalan dengan baik dalam membawa organisasi

mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan demokratis memang memiliki karakter kepemimpinan yang baik namun tidak bisa hanya gaya kepemimpinan ini yang sering diterapkan, karena leadership style akan menciptakan komunikasi style dan juga culture di dalam organisasi tersebut.

Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap iklim organisasi di PT. Asuransi Asei Indonesia, memberikan pengaruh amat sangat kecil sesuai dengan hasil analisa data. Gaya kepemimpinan tidak bisa membangun iklim organisasi di PT. Asuransi Asei Indonesia. Gaya kepemimpinan tidak sesuai dengan iklim organisasi yang sekarang atau tidak sejalan yang akibatnya akan mempengaruhi kemajuan organisasi tersebut.

Gaya kepemimpinan yang baik dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap iklim organisasi atau atmosfer di dalam organisasi yang dapat membentuk sebuah budaya organisasi yang baik dan sejalan dalam mencapai tujuan organisasi. Jika gaya kepemimpinan tidak tepat dengan iklim di dalam organisasi ini akibatnya adalah tidak dapat membangun organisasi.

Besarnya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap iklim organisasi PT.

Asuransi Asei Indonesia sesuai dengan hasil penelitian dengan melakukan penyebaran kuesioner terhadap seluruh karyawan atau 155 reponden menyatakan bahwa pengaruhnya amat sangat kecil yakni mendekati angga nol, sehingga dapat dikatakan tidak ada pengaruh.

Gaya kepemimpinan yang baik didalam sebuah organisasi adalah gaya kepemimpinan situasional, jika pemimpin tersebut dibutuhkan dalam keadaan darurat disaat itulah pemimpin harus bersikap otoriter, jika pemimpin harus

mengambil keputusan untuk kemajuan organisasi pemimpin harus mengikut sertakan karyawan dalam pengambilan keputusan.

Bila dikaitkan dengan kondisi iklim organisasi dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan, kondisi dan situasi iklim organisasi masih mendominasi keadaan organisasi yang lama. Gaya kepemimpinan sudah menunjukan hasil yang baik begitu juga dengan iklim organisasi.namun keberadaan pemimpin masih belum memberikan pengaruh atau masih menyesuai dengan kondisi perusahaan yang baru berdiri namun sudah memiliki budaya organisasi yang sangat melekat. Ini disebabkan oleh seorang yang memimpin organisasi di perusahaan adalah orang yang notaben orang diluar perusahaan.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Direktur Utama PT. Asuransi Asei Indonesia ialah pemimpin yang bergaya demokratis dengan karakteristik organisasi yang terstruktur dengan penetapan aturan dan kebijakan begitu pun juga dengan karakteristik orang didalam perusahaan yang memiliki budaya melekat pada organisasi yang lama atau pada organisasi seblumnya dengan dipimpinnya oleg seorang direktur utama yang bukan dari dalam organisasi tersebut adalah positif namun belum memberikan pengaruh yang signifikan karena perusahaan ini baru berjalan.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 55-59)

Dokumen terkait