BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik
4.3.2. Uji Hipotesis
4.3.2.1. Uji Hipotesis Secara Simultan
Untuk menguji pengaruh secara simultan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat digunakan uji F dengan langkah – langkah
sebagai berikut :
Tabel 9:
Lampiran : 4.
1.
Untuk menguji pengaruh secara simultan (serempak) digunakan uji F
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Ho : β
1= β
2= β
3= β
4= 0
Secara Uji F ( uji kecocokan model semua variabel bebas (X) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Hi : β
1≠β
2≠β
3≠β
4≠ 0
Secara Uji F ( uji kecocokan model semua variabel bebas (X) yang di
masukkan ke dalam model mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat (Y).
b.
α = 0,05 dengan df pembilang = 4
= 15-4-1
= 10
c.
F tabel (α = 0,05) = 3,48
d.
F hitung = Rata - rata kuadrat regresi
Rata - rata kuadrat sisa
e.
558196365278,141
= --- =
16.7599174433305436462,237
e. Daerah pengujian
Gambar 9.
Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara
Simultan atau Keseluruhan
Ho diterima apabila F hitung ≤ 3,48
Ho ditolak apabila F hitung > 3,48
f)
Kesimpulan
Dari perhitungan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
Fhitung>Ftabel maka Ho ditolak dan Hi diterima.
Berdasarkan Uji kecocokan model DPK, PDB, Tingkat Suku
Bunga dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap penyaluran
kredit bank umum di Indonesia.
16,760
3,48 Daerah Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
4.3.2.2.
Uji Hipotesis Secara Parsial
Uji hipotesis ini dilakukan untuk menguji secara parsial pengaruh
antara variabel bebas Dana Pihak Ketiga (X
1), Produk Domestik Bruto
(X
2), Tingkat Suku Bunga (X
3),dan Inflasi (X
4) terhadap penyaluran kredit
(Y). Hasil pengujian tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 10 : Hasil Perhitungna Uji t
a)
Pengaruh secara parsial antara Dana Pihak Ketiga (X
1)
terhadap Penyaluran Kredit (Y)
Langkah-langkah pengujian :
i.
Ho : β
1= 0 (tidak ada pengaruh)
Hi : β
1≠ 0 (ada pengaruh)
ii.
α = 0,05 dengan df = 10
iii.
t hitung =
) (β Se β 1 1= 7,424
iv.
level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,228
v.
pengujian
Variabel
t hitung
t table
r
2Parsial
Dana Pihak Ketiga (X1)
-7,424
2,228
0,846
Produk Domestik Bruto (X2)
0,035
2,228
0,0001
Tingkat Suku Bunga (X3)
2,231
2,228
0,332
Gambar 10.
Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Dana Pihak Ketiga
(X
1)
terhadap Penyaluran Kredit (Y)
Sumber : lampiran 3
Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 7,424 >
t-tabel sebesar 2,228 Ho ditolak, pada level signifikan 5 %,
sehingga secara parsial Faktor Dana Pihak Ketiga (X
1)
berpengaruh secara nyata dan positif terhadap Penyaluran Kredit
(Y). Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Dana
Pihak Ketiga (X
1) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
Nilai r
2parsial untuk variabel Dana Pihak Ketiga sebesar
0,846 yang artinya bahwa Dana Pihak Ketiga (X
1) secara parsial
mampu menjelaskan variabel terikat Penyaluran Kredit (Y) sebesar
84,6 %, sedangkan sisanya 15,4 % tidak mampu dijelaskan oleh
variabel tersebut.
b)
Pengaruh secara parsial antara Produk Domestik Bruto (X
2)
terhadap Penyaluran Kredit (Y)
Langkah-langkah pengujian :
i.
Ho : β
2= 0 (tidak ada pengaruh)
2,228 -2,228
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
Hi : β
2≠ 0 (ada pengaruh)
ii.
α = 0,05 dengan df = 10
iii.
t hitung =
)
(β
Se
β
2 2= - 0,035
iv.
level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,228
v.
pengujian
Gambar 11.
Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial faktor Produk Domestik Bruto
(X
2) terhadap Penyaluran Kredit (Y)
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 0,035 <
t tabel sebesar 2,228 maka Ho diterima dan Ha di tolak, pada
level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Produk
Domestik Bruto (X
2) tidak berpengaruh secara nyata terhadap
Penyaluran Kredit (Y). hal ini didukung juga dengan nilai
signifikansi dari Produk Domestik Bruto (X
2) sebesar 0,973 yang
lebih besar dari 0,05.
Nilai r
2parsial untuk variabel Produk Domestik Bruto
sebesar 0,0001 yang artinya bahwa Produk Domestik Bruto (X
2)
secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Penyaluran
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
Kredit(Y) sebesar 0,01 %, sedangkan sisanya 99,99 % tidak
mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.
c)
Pengaruh secara parsial antara Tingkat Suku Bunga (X
3)
terhadap Penyaluran Kredit (Y)
Langkah-langkah pengujian :
i.
Ho : β
3= 0 (tidak ada pengaruh)
Hi : β
3≠ 0 (ada pengaruh)
ii.
α = 0,05 dengan df = 10
iii.
t hitung =
)
(β
Se
β
3 3= -2,231
iv.
level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,228
v.
pengujian.
Gambar 12.
Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Tingkat Suku Bunga (X
3)
terhadap Penyaluran Kredit (Y)
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar -2,231 >
t tabel sebesar -2,228 maka Ho ditolak dan Ha diterima, pada level
signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Tingkat Suku Bunga
(X
3) berpengaruh secara nyata negatif terhadap Penyaluran Kredit
2,228 -2,231 - 2,228 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
(Y). hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Tingkat
Suku Bunga (X
3) sebesar 0,05 yang lebih kecil dari 0,05.
Nilai r
2parsial untuk variabel Tingkat Suku Bunga sebesar
0,332 yang artinya Tingkat Suku Bunga (X
3) secara parsial mampu
menjelaskan variabel terikat Penyaluran Kredit (Y) sebesar 33,2
%, sedangkan sisanya 66,8 % tidak mampu dijelaskan oleh
variabel tersebut.
d)
Pengaruh secara parsial antara Inflasi (X
4) terhadap
Penyaluran Kredit (Y)
Langkah-langkah pengujian :
vi.
Ho : β
4= 0 (tidak ada pengaruh)
Hi : β
4≠ 0 (ada pengaruh)
vii.α = 0,05 dengan df = 10
viii.
t hitung =
)
(β
Se
β
4 4= 0,970
ix.
level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,228
x.
pengujian
Gambar 13.
Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Inflasi (X
4)
terhadap Penyaluran Kredit (Y)
Sumber : Lampiran 3
2,228 0,970 - 2,228 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan HoBerdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 0,970 <
t tabel sebesar 2,228 maka Ho di terima dan Ha di tolak, pada
level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Inflasi (X
4)
tidak berpengaruh secara nyata positif terhadap Penyaluran Kredit
(Y). hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Inflasi
(X
4) sebesar 0,355 yang lebih besar dari 0,05.
Nilai r
2parsial untuk variabel Inflasi sebesar 0,085 yang
artinya Inflasi (X
4) secara parsial mampu menjelaskan variabel
terikat Penyaluran Kredit (Y) sebesar 8,5 %, sedangkan sisanya
91,5 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.
Kemudian untuk mengetahui variabel mana yang
berpengaruh paling dominan empat variabel bebas terhadap
Penyaluran Kredit : Dana Pihak Ketiga (X
1), Produk Domestik
Bruto (X
2), Tingkat Suku Bunga (X
3),dan Inflasi (X
4) dapat
diketahui dengan melihat koefisien determinasi parsial yang paling
besar, dimana dalam perhitungan ditunjukkan oleh variabel Dana
Pihak Ketiga dengan koefisien determinasi parsial (r
2) sebesar
0,846 atau sebesar 84,6 %.
4.3.3. Pembahasan
Dari hasil analisis yang di dapat, maka penelitian dapat menjelaskan
sebagai berikut:
Dari seluruh pengamatan menunjukan bahwa variable bebas mampu
menjelaskan beberapa variasi variabel bebas mampu menjelaskan variable
terikatnya sebesar 0,87% sedangkan sisanya 13 % disebabkan karena
dipengaruhui faktor lain yang tidak tampak pada model dan galatnya. DPK
(Dana Pihak Ketiga), PDB (Produk Domestik Bruto), Tingkat Suku Bunga
dan Inflasi secara simultan berpengaruh nyata terhadap penyaluran kredit.
Dana Pihak Ketiga berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap
Penyaluran Kredit. Hal ini disebabkan karena untuk penyaluran kredit
investasi adalah berasal dari dana simpanan bank. Besar kecilnya dana
simpanan bank akan mempengaruhi tinggi rendahnya penyaluran kredit
investasi, karena semakin besar jumlah dana simpanan bank akan
semakin besar pula kemampuan bank dalam menyalurkan kredit
investasi kepada para pengusaha.
Meskipun menurut Rifai ( 2007:57) bahwa PDB berhubungan erat
apabila tingkat konsumsi masyarakat meningkat, maka permintaan akan
kredit juga akan mengalami peningkatan guna mencukupi tingkat
konsumsi yang dihadapi oleh masyarakat. Pada kenyataanya dari hasil
penelitian yaitu Produk Domestik Bruto tidak berpengaruh secara nyata
(tidak signifikan) terhadap Penyaluran Kredit. Hal ini disebabkan karena
dengan kenaikan Produk Domestik Bruto maka tingkat konsumsi
masyarakat juga akan naik tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi
permintaan masyarakat akan kredit meningkat dikarenakan masih
banyaknya kebutuhan yang lain yang lebih penting atau lebih di
dahulukan. Selain itu juga Krisis keuangan global pada tahun 2008 sedikit
banyak masih berpengaruh terhadap ekonomi nasional pada tahun 2009.
Tingkat Suku Bunga berpengaruh nyata (signifikan) terhadap
Penyaluran Kredit. Hal ini disebabkan karena mempunyai hubungan
langsung dengan kesediaan masyarakat dalam membayar pinjaman
dan bunganya, semakin rendah tingkat suku bunga kredit akan
menambah permintaan kredit investasi pada bank umum. Begitu
sebaliknya jika tingkat suku bunga kredit meningkat maka permintaan
akan kredit investasi menurun hal itu disebabkan masyarakat
keberatan dalam membayar pinjaman dan bunganya.
Inflasi tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap
Penyaluran Kredit. Hal ini disebabkan karena turun naiknya tingkat inflasi
tidak mempengaruhi penyaluran kredit yang menyebabkan adalah belum
adanya modal untuk mendirikan maupun memperluas usaha dan masih
tingginya pinjaman kredit yang ditawarkan pihak bank dan masih
kurangnya fasilitas terselenggaranya lingkungan usaha ekonomi yang
efesien, sehat dalam persaingan.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari pengaruh ke empat variabel bebas yaitu Dana Pihak Ketiga (X
1),
Produk Domestik Bruto (X
2), Tingkat Suku Bunga (X
3) dan Inflasi (X
4)
terhadap variabel terikatnya Penyaluran Kredit (Y). berati bahwa secara
keseluruhan faktor-faktor variabel bebas berpengaruh secara simultan dan
nyata terhadap Penyaluran Kredit.
2. Variabel Dana Pihak Ketiga (X
1) terhadap Penyaluran Kredit (Y). secara
parsial Dana Pihak Ketiga (X
1) berpengaruh secara nyata dan positif
terhadap Penyaluran Kredit (Y). Hal ini disebabkan karena untuk
penyaluran kredit investasi adalah berasal dari dana simpanan bank.
Besar kecilnya dana simpanan bank akan mempengaruhi tinggi
rendahnya penyaluran kredit investasi, karena semakin besar jumlah
dana simpanan bank akan semakin besar pula kemampuan bank dalam
menyalurkan kredit investasi kepada para pengusaha dan pemerintah
menghimbau bank – bank umum pada tahun 2008 untuk
meningkatkan pertumbuhan kredit minimal 18 % dibandingkan tahun
2007 agar pertumbuhan kredit dapat meningkat.
3. Variabel Produk Domestik Bruto (X
2) terhadap Penyaluran Kredit (Y).
secara parsial Produk Domestik Bruto (X
2) tidak berpengaruh secara nyata
negatif terhadap Penyaluran Kredit (Y). Hal ini disebabkan karena dengan
kenaikan Produk Domestik Bruto maka tingkat konsumsi masyarakat juga
akan naik tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi permintaan masyarakat
akan kredit meningkat dikarenakan masih banyaknya kebutuhan yang lain
yang lebih penting atau lebih di dahulukan.
4. Variabel Tingkat Suku Bunga (X
3) terhadap Penyaluran Kredit (Y). Secara
parsial Tingkat Suku Bunga (X
3) berpengaruh secara nyata negatif
terhadap Penyaluran Kredit (Y). Hal ini disebabakan karena mempunyai
hubungan langsung dengan kesediaan masyarakat dalam membayar
pinjaman dan bunganya, semakin rendah tingkat suku bunga kredit
akan menambah permintaan kredit investasi pada bank umum. Begitu
sebaliknya jika tingkat suku bunga kredit meningkat maka permintaan
akan kredit investasi menurun hal itu disebabkan masyarakat
keberatan dalam membayar pinjaman dan bunganya.
5. Variabel Inflasi (X
4) terhadap Penyaluran Kredit (Y). Diketahui secara
parsial Inflasi (X
4) tidak berpengaruh secara nyata positif terhadap
Penyaluran Kredit (Y). Hal ini disebabakan karena turun naiknya tingkat
inflasi tidak mempengaruhi penyaluran kredit yang menyebabkan adalah
belum adanya modal untuk mendirikan maupun memperluas usaha dan
masih tingginya pinjaman kredit yang ditawarkan pihak bank dan masih
kurangnya fasilitas terselenggaranya lingkungan usaha ekonomi yang
efesien.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka berikut ini diketahui
beberapa saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut :
1. Pemerintah melalui bank sentral hendaknya mengendalikan tingkat suku
bunga kredit sehingga para pengusaha kecil dapat menikmati kredit
tersebut.
2. Memperluas akses kredit kepada pengusaha kecil dengan cara
mensosialisasikan kredit terutama kredit modal kerja pada sektor usaha
kecil yang nantinya akan menambah modal kerja para pengusaha kecil.
3. Memberikan rekommendasi kepada pemerintah pusat dan pemerintah
daerah untuk mengkaji kembali penerapan peraturan – peraturan yang
diindentifikasi menimbulkan high cost economy bagi pengembangan
UMKM .
Statistik) Jawa Timur.
,1995-2009, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. BPS (Badan
Pusat Statistik ) Jawa Timur.
, 2011, Tinjauan Kebijakan Moneter, BI.
Arma Pratama, Billy ST,
“ Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Penyaluran Kredit Perbankan Jawa Timur (Studi Pada Bank Umum
di Indonesia Periode tahun 2005-2009)”.
Boediono, 2001, Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.
Dendawijaya, Lukman, 2003, Menejemen perbankan, Cetakan ke dua, Penerbit
Ghalia Indonesia, Jakarta.
InfoBankNews.com. Bank Asing Bakal Smackdown Bank BUMN pada 2007. 21
Maret 2007.
Kasmir, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Ke Enam, Penerbit
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mankiw, N Gregory, 2003, Teori Makro Ekonomi, Penerbit Erlangga.
Nopirin, 2000, Ekonomi Moneter, BPFE UGM, Yogyakarta.
Nurdianti, Aulia, 2008,” Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi
Penyaluran Kredit Investasi Pada Bank Umum Di Jawa Timur”.
Siamat, Dahlan, 2004, Menejemen Lembaga Keuangan, Edisi Ke Empat, Fakultas
Ekonomi, Jakarta.
Soelistyo, 2001, Dasar-dasar Ekonometrika, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.
Sukirno, Sardono, 2002,
Pengantar Teori Makro Ekonomi, Raja Grafindo
Suliyanto, 2005,
Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran, Penerbit Ghalia
Indonesia,Jakarta.
Susilo, 2000, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Cetakan Pertama, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Suparmono, 2004, Pengantar Ekonomika Makro : Teori, Soal, dan Penyelesaian.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Suyatno, Thomas dkk, 2005, Kelembagaan Perbankan, Gramedia, Jakarta.
Purnomo, Ade, “Pengaruh Pendapatan Pegadaian, Jumlah Nasabah dan Tingkat
Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perum Pegadaian Syariah
Cabang Dewi Sartika Periode (2004-2008)”.
Widarjono, Agus, 2005,
Ekonometrika, Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama,
Penerbit Ekonisia FE UII, Yogyakarta.
Windayani, Ratih, 2005, “Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kredit
Modal Kerja Oleh Bank Umum di Indonesia”.
Dalam dokumen
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT BANK UMUM DI INDONESIA.
(Halaman 83-97)