• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam uji t ini pengambilan keputusan didasarkan dengan melihat nilai probabilitas pada setiap variabel yang dibandingkan dengan alfa 0,05 , 0,10 , dan 0,15. Apabila nilai probabilitas < alfa, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Sedangkan apabila Apabila nilai probabilitas > alfa, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

Berdasarkan tabel 10, hasil uji t sebelum pandemi covid 19 menunjukan bahwa likuiditas yang dihitung menggunakan CR menunjukan nilai probabilitas sebelum pandemi covid sebesar 0.677 dan probabilitas CR saat pandemi covid 19 sebesar 0.371 yang artinya lebih besar dari nilai alfa. Hal ini menjelaskan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen sebelum maupun saat pandemi covid 19. Sedangkan kebijakan hutang yang dihitung menggunakan DER menunjukan nilai probabilitas sebelum pandemi covid sebesar 0.128 yang artinya lebih besar dari alfa dan probabilitas DER saat pandemi covid 19 sebesar 0.066 yang artinya lebih kecil dari alfa 0,10, dengan koefisien -1,212. Hal ini

25

menjelaskan bahwa kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen sebelum pandemi covid 19 dan berpengaruh negatif saat pandemi covid 19. profitabilitas yang dihitung menggunakan ROE menunjukan nilai probabilitas sebelum pandemi covid sebesar 0,04 lebih kecil dari 0,05, dengan koefisien -4.142. Hal ini menjelaskan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen pada saat sebelum pandemi covid 19. Sedangkan probablitas ROE saat pandemi covid 19 sebesar 0.598 yang artinya lebih besar dari alfa. Hal ini menjelaskan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen saat pandemi covid 19.

b. Uji koefisien determinan (R2)

Nilai koefisien determinan ini antara 0 sampai 1. Apabila nilai koefisien determinan semakin mendekati 1 maka akan semakin besar variabel bebas menjelaskan variansi dari variabel terikatnya.

Berdasarkan dari hasil uji pada tabel 10, menunjukan angka koefisien determinan (R2) sebelum dan saat pandemi covid 19 masing-masing sebesar 0.073atau 7,3% dan 0.095atau 9,5%, yang artinya kebijakan dividen dapat dijelaskan dengan variabel likuiditas, kebijakan hutang dan profitabilitas sebesar 7,3% pada sebelum pandemi covid 19 dan 9,5% pada saat pandemi covid 19.

Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

4.6 Analisis

Pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen

Variabel likuiditas yang dihitung menggunakan current ratio (CR) tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan transportasi pada sebelum dan saat terjadinya pandemi covid 19. Dikarenakan tidak semua perusahaan yang memiliki aset lancar yang besar juga memiliki kemampuan membagikan dividen yang besar pula. Seperti pada perusahaan IPCM triwulan 3 tahun 2019 yang memiliki CR tertinggi sebelum pandemi covid 19 yaitu sebesar 7,00 namun hanya membagikan dividen sebesar 0,04. Dilihat pada catatan atas laporan keuangan ( CALK) menjelaskan bahwa dana dari aset lancar digunakan untuk pembayaran asuransi pada aset tetap guna menutup kerugian atas resiko kerusakan lingkungan dan adanya kecelakaan maupun resiko lainnya.

26

Pada perusahaan, terutama pada perusahaan yang sudah cukup lama beroperasi yang tentunya sudah memiliki banyak cadangan laba. Dengan ini perusahaan bisa membagikan dividen dengan menggunakan cadangan laba yang dimiliki dan tidak bergantung pada besar kecilnya tingkat likuiditas perusahaan.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa Penelitian ini didukung oleh penelitian Bawamenewi & Afriyeni ( 2019) dan Ginting ( 2018) yang sama-sama menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Pengaruh kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen

Variabel kebijakan hutang yang dihitung menggunakan debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan transportasi sebelum pandemi covid 19, sedangkan DER memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen pada saat pandemi covid 19, dengan koefisien yang dimiliki sama-sama negatif. Pada perusahaan CASS yang dalam 4 tahun berturut-turut memiliki nilai DER yang lebih tinggi dibandingkan oleh perusahaan yang lain dan diatas nilai rata-rata, tetapi perusahaan ini tetap membagikan dividen walaupun nilai DER tinggi. Hal ini kemungkinan terjadi karena perusahaan ingin menjaga reputasi di mata para investor sehingga perusahaan tetap membagikan dividen di saat perusahaan memiliki hutang.

Akan tetapi jika perusahaan merasa hutang yang dimiliki sudah terlalu besar dan sudah mendekati masa jatuh tempo maka perusahaan akan lebih berkonsentrasi dalam pelunasan hutang terlebih dahulu dibandingkan dengan pembagian dividen. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebangkrutan pada perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Novianto & Haryono (2017) dan Putri, (2017) yang hasil penelitiannya juga menunjukan bahwa kebijakan hutang tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Dan didukung oleh penelitian Thaib & Tororeh (2015) yang dalam hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

27

Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen

Variabel profitabilitas yang dihitung menggunakan Return on equity (ROE) pada berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen sebelum pandemi covid 19. Yang artinya ketika profitabilitas perusahaan naik maka dividen yang dibagikan akan menurun. Hal ini dapat terjadi mungkin dikarenakan pada saat sebelum pandemi covid 19 terjadi perusahaan lebih banyak menggunakan profitabilitas untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan atau sebagai cadangan laba. Perusahaan lebih menggunakan profitabilitas yang diperoleh untuk mendanai pertumbuhannya sehingga dividen yang dibagikan lebih sedikit (Hairudin et al., 2020). Hasil penelitian ini didukung oleh Demirgunes (2015) yang dalam penelitiannya juga sama-sama menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

Tetapi untuk penelitian saat pandemi covid 19 menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Saat terjadinya pandemi covid 19 di tahun 2020 banyak perusahaan yang mengalami penurunan laba perusahaan seperti perusahaan CASS dan TPMA. Yang pada kuartal 3 tahun 2019 memiliki laba masing-masing Rp 213.928.000.000 dan Rp 84.268.000.000 di kuartal 3 tahun 2020 menjadi masing- masing sebesar Rp 5.805.000.000 dan Rp 17.330.000.000. Walaupun perusahaan mengalami penurunan laba yang cukup besar ditahun 2020, perusahaan masih tetap membagikan dividen kepada pemegang saham. Untuk perusahaan yang sudah cukup lama beroperasi mereka akan tetap membagikan dividen kepada para investor dengan tujuan untuk menjaga nama baik perusahaan. Dalam hal ini tinggi rendahnya profitabilitas yang diperoleh tidak mempengaruhi pembagian dividen dalam perusahaan karena ketika profitabilitas yang diperoleh perusahaan rendah maka perusahaan akan mendanai pembagian dividen ini menggunakan cadangan laba yang dimiliki perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bawamenewi &

Afriyeni (2019) yang dalam penelitiannya juga menunjukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian pengaruh likuiditas, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan transportasi dapat disimpulkan

28

bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada sebelum maupun saat pandemi covid 19. Pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan tidak dipengaruhi oleh tinggi rendahnya nilai likuiditas yang dimiliki.

Hal ini disebabkan untuk perusahaan yang telah memiliki banyak cadangan laba lebih memilih membiayai pembayaran dividen dengan menggunakan cadangan laba, dan untuk likuiditas bisa digunakan untuk keperluan perusahaan yang lainnya.

Kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan transportasi pada sebelum pandemi covid 19. Hal ini dapat terjadi karena sebagai upaya perusahaan untuk menjaga reputasinya di mata investor makan perusahaan berusaha untuk tetap membagikan dividen secara stabil walaupun dalam keadaan memiliki hutang. Sedangkan saat pandemi covid 19 kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan oleh sebagai upaya perusahaan untuk tetap bisa bertahan dalam kondisi pandemi covid 19, menghindari kebangkrutan dengan cara menggunakan keuntungan perusahaan untuk melunasi hutang perusahaan kepada kreditur dengan tepat waktu.

Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen pada perusahaan transportasi pada sebelum pandemi covid 19. Hal ini disebabkan perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sebagian besar profitabilitas yang diperoleh untuk diinvestasikan kembali sebagai cadangan laba yang digunakan untuk mendanai pertumbuhan perusahaan dan sisanya baru dibagikan sebagai dividen. Sehingga semakin besar profitabilitas yang didapatkan perusahaan akan semakin kecil dividen yang dibagikan. Sedangkan untuk hasil penelitian saat pandemi covid 19 menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal ini dikarenakan untuk menjaga nama baik perusahaan dimata investor maka perusahaan akan tetap membagikan dividen walaupun laba perusahaan mengalami penurunan. Biasanya perusahaan akan menggunakan cadangan labanya untuk membiayai pembagian dividen yang dilakukan.

IMPLIKASI

Hasil penelitian ini dapat diterapkan bagi perusahaan. Kebijakan dividen merupakan hal yang disukai oleh investor karena dividen dinilai lebih pasti dan

29

beresiko lebih rendah dibandingkan capital gain. Investor akan cenderung memilih perusahaan yang membagikan dividen dengan jumlah yang tinggi karena sesuai dengan tujuan mereka dalam melakukan investasi.

Bagi investor penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan investasi di suatu perusahaan di mana investor yang menginginkan jumlah dividen yang tinggi maka harus memperhatikan tingkat kebijakan dan profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Investor juga perlu memperhatikan tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan, karena semakin besar hutang yang dimiliki perusahaan maka akan semakin sedikit dividen yang akan dibagikan.

Investor tidak perlu memperhatikan tingkat likuiditas suatu perusahaan karena tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Dokumen terkait