• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

4.5. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment oleh Pearson yaitu:

Dengan menggunakan analisis Pearson melalui aplikasi SPSS 17.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5

Correlations

Mutasi Semangat kerja

Pengaruh semangat kerja Pearson Correlation 1 .599*

Sig. (2-tailed) .011

N 17 17

mendapatkan jaminan kesehatan dari kantor ini

Pearson Correlation .599* 1

Sig. (2-tailed) .011

N 17 17

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil korelasi Pearson pada tabel 4.4 di atas, maka diketahui besar korelasi koefisien Pearson (r) adalah 0.599. Dari hasil perhitungan di atas, maka didapat hasil koefisien korelasi sebesar 0,599. Tanda korelasi pada koefisien korelasi menghasilkan + 0,599, yang menunjukkan arah hubungan yang sama antara variabel X dan variabel Y. Dengan kata lain hubungan antara mutasi dengan semangat kerja pegawai negeri sipil berada dalam kategori hubungan sedang.

Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai probabilitas dan tanda */** (flag of significant ) diberikan SPSS. Jika probabilitas > 0,005, maka Ha ditolak, jika probabilitas < 0,005 maka Ha diterima. Pada bagian output korelasi di atas terlihat pasangan data yang berkorelasi secara signifikan, yaitu antara pengaruh mutasi terhadap semangat kerja

Berdasarkan analisis di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pengaruh mutasi terhadap semangat kerja pegawai negeri sipil adalah 0,599. Sesuai kaidah dalam Pearson Jika r hitung < r tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak. Jika r hitung > r tabel, maka Ha diterima, Ho ditolak. Berdasarkan kaidah tersebut Jelas diketahui bahwa r hitung > r tabel yaitu 0,599 > 0,312 dan tanda *(flag of significant) yang menunjukkan kedua variabel

berkorelasi secara signifikan, maka hubungannya adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan.

4.5.1. Koefisien Determinant

Untuk mengetahui berapa persen pengaruh mutasi terhadap semangat kerja pegawai negeri sipil dipergunakan koefisien determinat, yaitu dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi (r) yang didapat dikalikan 100%

Dengan nilai r sebesar 0,599, maka perhitungannya yaitu sebagai berikut : D= (r x y)2 x 100%

= (0,599)2 x 100% = (0,3588) x 100% = 35,88 %

Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh mutasi terhadap semangat kerja pegawai negeri sipil pada Dinas Pendidikan Kota Binjai sebesar 35,88%, masih tergolong dalam kategori rendah , karena semangat kerja tidak hanya dipengaruhi oleh unsur mutasi saja, tetapi masih banyak hal lainnya seperti motivasi kerja, insentif, gaji, dan lain-lain.

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh, selain itu penulis juga akan memberikan beberapa saran yang berhubungan dengan pelaksanaan mutasi terhadap semangat kerja pegawai negeri sipil.

5.1. Kesimpulan

1. Hipotesis penelitian yang berbunyi ”Pelaksanaan mutasi pegawai negeri sipil dilakukan dengan baik dan benar berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Binjai”, mempunyai pengaruh yang positif dan dapat diterima, hal ini dinyatakan dengan r hitung > dari r tabel. Dari hasil r hitung kemudian diperoleh koefisien determinant dengan cara mengkuadratkannya lalu dikalikan dengan 100%. Hasil yang diperoleh yaitu sebesar 35.88%.

2. Tingkat jawaban kategori mutasi (X) Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendidikan Kota Binjai setelah melalui analisa variabel maka diperoleh tingkat jawaban kategori mutasi berada pada kategori tinggi, dan tingkat jawaban variabel semangat kerja (Y) adalah juga tinggi.

3. Pembinaan karir pegawai negeri sipil di Dinas Pendidikan Kota Binjai yang salah satunya mutasi, merupakan suatu proses yang terus-menerus dalam rangka peningkatan kemampuan, keterampilan, loyalitas serta dedikasi pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas, sehingga dapat menjamin kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan serta dapat meningkatkan semangat kerja kearah yang lebih baik.

4. Mutasi merupakan cara untuk menata dan menempatkan pegawai pada tempat yang tepat, tepatnya the right man on the right place, sehingga mereka dapat bekerja dengan kemampuan pada bidangnya, dengan demikian pegawai negeri sipil tersebut dapat berprestasi dalam bekerja dan tugas pokok akan lebih berdaya guna dan berhasil guna.

1. Agar penempatan dalam jabatan serta mutasi bagi pegawai negeri sipil menjadi suatu karir yang hidup dan berkelanjutan, hendaknya benar-benar berpedoman pada persyaratan- persyaratan jabatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pelaksanaan mutasi hendaknya dilaksanakan atas dasar ukuran-ukuran objektif dan kaitannya dengan penempatan dalam jabatan benar-benar direncanakan sehingga semangat kerja terus tumbuh dan berkembang bagi pegawai.

3. Hendaknya dokumentasi informasi mengenai pegawai negeri sipil yang memuat segala sesuatu yang berhubungan dengan pegawai benar-benar dapat digunakan sebagai bahan dalam penentuan keputusan, sehingga dapat dihindarkan kesan-kesan yang kurang baik sebelum mutasi dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :.

Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Hidayat, Syarifuddin, 2000. Metode penelitian, Mandar Maju, Bandung.

Musanef, 1990. Sistem Pemerintahan di Indonesia, Gunung Agung, Jakarta.

Moekijat, 1981. Manajemen Kepegawaian, Mandar Maju, Bandung.

Nitisemito, Alex, S, 1983, Manajemen Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Siagian, Sondang. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Singarimbun, Masri dan Efendi. 1995. Metode Penelitia Survai. Jakarta:LP3ES.

Stoner, James, dkk. 1996. Manajemen. Jakarta: PT Prenhallindo.

Simamora, Henry, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN.

Sastrohadiwiryo, Siswanto, B. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung. Wursanto, IG. 2007. Manajemen Kepegawaian 2, Kanisius, Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Peraturan Pemerintah Nomor 96, Tahun 2000 Tentang wewenang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil.

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Walikota Kota Binjai Nomor 31 Tahun 2012 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Binjai.

Dokumen terkait