PENGARUH MUTASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
(Studi Kasus di Dinas Pendidikan Kota Binjai)
Oleh :
MUHAMMAD ALFIQI
100903094
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesehatan, semangat dan ketekunan kepada penulis selama masa penyelesaian
skripsi yang berjudul “Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil”.
Adapun penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di
Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.Sebagai suatu
karya ilmiah, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan skripsi ini.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan,
semangat dan dorongan, baik itu secara moral maupun secara materil dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih
sedalam-dalamnya kepada pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
pengerjaan skripsi ini. Skripsi ini saya dedikasikan untuk semua pihak yang telah banyak
membantu, yaitu :
1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof.
Dr. Badaruddin, M.Si.
2. Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs.M.Husni Thamrin Nasution,M.Si.
3. Kepada Ibu Elita Dewi,M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi
Negara FISIP USU.
4. Kepada Bapak Drs.M.Husni Thamrin Nasution,M.Si.selaku dosen pembimbing
skripsi yang selalu meluangkan waktu dan memberikan masukan yang membangun
dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen di Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU yang telah
memberikan banyak ilmu selama perkuliahan.
6. Staff administrasi di Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU, khusus
untuk Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu penulis dalam urusan
administrasi.
7. Untuk Bapak Kulifa Hasibuan selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Binjaiyang
telah bersedia meluangkan waktu dan banyak memberikan informasi kepada penulis
8. Untuk kedua orang tua saya Bapak Binta Maela Spd dan Ibu Lisnawaty Spd, terima
kasih sedalam-dalamnya untuk semua doa, nasehat dan dukungan yang diberikan
dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk cinta dan kasih sayang yang
kalian berikan untuk saya, Terima kasih untuk pengorbanan kalian yang tiada habis
nya. Doa kalian yang mengantarkan saya ke jalan kesuksesan.Semoga selalu
diberikan kesehatan,perlindungan dan ridho dari Allah Swt.
9. Untuk kedua abang saya Ara Auza M.I.Kom dan Riansa Ariefa Spd terima kasih
sedalam-dalamnya untuk semua doa dan dukungan yang diberikan dalam
penyelesaian skripsi ini semoga selalu diberikan kesehatan dan perlindungan oleh
Tuhan Yang Maha Esa.
10. Untuk teman saya Indra Fahmi,Maullana Allravi dan Fritz Parsaulian, terimakasih
sedalam-dalamnya untuk semua bantuan, dukungan, dan pengorbanan yang diberikan
dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga selalu diberikan kesehatan, rezeki, dan
perlindungan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
11. Untuk teman-teman saya ;Dion,Deddy,Oki,Madan,Adit, Ibran, Joshua, Jeremia,
Aldemar. Terima kasih untuk semua bantuan, dukungan, saran dan masukan, selama
masa perkuliahan ini.
12. Kepada seluruh teman-teman AN 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya . Sukses buat stambuk 2010
Medan, Januari 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1Latar Belakang Masalah…….….………...1
1.2Perumusan Masalah……….………...4
1.3Tujuan Penelitian……….………..4
1.4Manfaat Penelitian……….………5
1.5Kerangka Teori……….……….5
1.5.1 Mutasi..……….……….6
1.5.1.1Manfaat dan tujuan mutasi………...……….7
1.5.1.2Dasar Pelaksanaan Mutasi... ...………...….9
1.5.1.3Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mutasi …………...10
1.5.1.4Sebab dan alasan mutasi...11
1.5.1.5Kendala pelaksanaan mutasi...12
1.5.2 Semangat Kerja... ………....13
1.5.2.1 Tujuan dan Manfaat Semangat kerja... …...………...14
1.5.3 Pengaruh Mutasi Kerja dengan Peningkatan Semangat Kerja...15
1.5.4 Hipotesis...16
1.6 Definisi Konsep………...16
1.7 Definisi Operasional..………...17
1.8 Sistematika Penulisan...19
BAB II METODE PENELITIAN………... 20
2.1 Bentuk Penelitian……….. 20
2.2 Lokasi Penelitian………... 20
2.3 Populasi dan Sampel………... .. 20
2.4 Teknik Pengumpulan Data……… 21
2.5 Teknik Penentuan Skor ………21
2.6 Teknik Analisis Data...22
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN...25
3.1 Gambaran Umum...25
3.2 Dinas Pendidikan Kota Binjai...26
3.2.2 Kepala Dinas...27
` 3.2.3 Sekretariat...27
3.2.4 Bidang Pendidikan Dasar dan Pendidikan khusus...28
3.2.5 Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan...31
3.2.6 Bidang Sarana dan Prasarana...34
3.2.7 Bidang Pendidikan Nonformal...35
3.2.8 Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Cabang Dinas Pendidikan...38
3.2.9 Kelompok Jabatan Fungsional...39
3.2.10 Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kota Binjai...39
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA...41
4.1. Data identitas responden... 41
4.2 Mutasi Sebagai Variabel Bebas (Variabel X)... 43
4.3. Semangat Kerja Pegawai Sebagai Variabel Terikat (Y)... 53
4.4. Klasifikasi Data... 63
4.4.1. Mutasi ( Variabel X )... 64
4.4.2 Semangat Kerja (Variabel Y) ...65
4.5. Uji Hipotesis...66
4.5.1. Koefisien Determinant... 68
BAB V PENUTUP... ...69
5.1. Kesimpulan...69
5.2. Saran...70
DAFTAR TABEL
Tabel 1-4 Identitas Responden
Tabel 5-19 Pertanyaan Variabel X(Mutasi)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Persetujuan Judul Skripsi
2. Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing
3. Surat Penggantian Dosen Penguji
4. Undangan Seminar
5. Jadwal Seminar
6. Daftar Hadir Peserta Seminar
7. Berita Acara
8. Surat Izin Penelitian dari FISIP USU
9. Surat Keterangan Dinas Pendidikan Kota Binjai
10. Kuisoner Penelitian
11. Transkrip Hasil Kuisoner Penelitian
12. Peraturan Walikota Binjai Nomor 31 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Pendidikan.
ABSTRAK
PENGARUH MUTASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
Nama : Muhammad Alfiqi
NIM : 100903094
Departemen : IlmuAdministrasi Negara Fakultas : IlmuSosialdanIlmuPolitik
DosenPembimbing : Drs.M. Husni Thamrin Nasution, M.si
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan aparatur negara yang menyelenggarakan pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan nasional merupakan tulang punggung pemerintah. Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional tergantung pada kesempurnaan aparatur negara baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Dalam ragka mencapai tujuan nasional sebagaimana dikemukakan di atas, diperlukan adanya pegawai negeri sipil yang penuh kesediaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah serta bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat berdaya guna, bersih, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat. Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sempurna sebagaimana yang dimaksudkan diatas, maka pegawai negeri perlu dibina dengan sebaik-baiknya. Salah satu bentuk pembinaan terhadap pegawai negeri sipil adalah mutasi sebagai penjelmaan atau perwujudan dinamika organisasi yang dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam pelaksanaan mutasi harus benar-benar berdasarkan penilaian yang objektif mengingat sistem pemberian mutasi dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi para pegawai negeri sipil untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Semangat kerja para pegawai negeri sipil juga dapat menurun apabila pihak atasan tidak memperhatikan kepentingan para bawahan. Hal ini akan menurunkan semangat kerja baik pegawai negeri sipil. Indikator dari turunnya semangat kerja antara lain: rendah nya produktivitas, tingkat absensi pegawai tinggi, dan lain-lain. Dengan demikian pastilah akan mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam suatu organisasi. Apabila pelaksanaan mutasi kerja dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku maka mutasi tersebut akan berdampak positif terhadap pegawai seperti meningkatkan semangat kerja. Namun bila mutasi tersebut dilakukan tanpa memperhatikan dengan seksama dan tanpa dilandasi dengan argumentasi yang meyakinkan maka mutasi akan berdampak negative terhadap pegawai dan organisasi tersebut.
ABSTRAK
PENGARUH MUTASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
Nama : Muhammad Alfiqi
NIM : 100903094
Departemen : IlmuAdministrasi Negara Fakultas : IlmuSosialdanIlmuPolitik
DosenPembimbing : Drs.M. Husni Thamrin Nasution, M.si
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan aparatur negara yang menyelenggarakan pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan nasional merupakan tulang punggung pemerintah. Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional tergantung pada kesempurnaan aparatur negara baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Dalam ragka mencapai tujuan nasional sebagaimana dikemukakan di atas, diperlukan adanya pegawai negeri sipil yang penuh kesediaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah serta bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat berdaya guna, bersih, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat. Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sempurna sebagaimana yang dimaksudkan diatas, maka pegawai negeri perlu dibina dengan sebaik-baiknya. Salah satu bentuk pembinaan terhadap pegawai negeri sipil adalah mutasi sebagai penjelmaan atau perwujudan dinamika organisasi yang dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam pelaksanaan mutasi harus benar-benar berdasarkan penilaian yang objektif mengingat sistem pemberian mutasi dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi para pegawai negeri sipil untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Semangat kerja para pegawai negeri sipil juga dapat menurun apabila pihak atasan tidak memperhatikan kepentingan para bawahan. Hal ini akan menurunkan semangat kerja baik pegawai negeri sipil. Indikator dari turunnya semangat kerja antara lain: rendah nya produktivitas, tingkat absensi pegawai tinggi, dan lain-lain. Dengan demikian pastilah akan mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam suatu organisasi. Apabila pelaksanaan mutasi kerja dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku maka mutasi tersebut akan berdampak positif terhadap pegawai seperti meningkatkan semangat kerja. Namun bila mutasi tersebut dilakukan tanpa memperhatikan dengan seksama dan tanpa dilandasi dengan argumentasi yang meyakinkan maka mutasi akan berdampak negative terhadap pegawai dan organisasi tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peranan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor utama yang sangat
penting dalam suatu organisasi. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia secara efektif
merupakan jalan bagi suatu organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, keberhasilan atau kemunduran
suatu organisasi tergantung pada keahlian dan keterampilan pegawainya masing-masing yang
bekerja di dalamnya.
Pembangunan pada hakekatnya adalah kesadaran untuk melakukan kegiatan
memperbaiki, mendirikan bahkan menumbuhkan serta meningkatkan daya upaya yang
mengarah kepada keadaan yang lebih baik dengan dilandasi oleh semangat, kemauan dan
tekad yang tinggi yang bertujuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat
memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia pada umumnya.
Tujuan tersebut baru dapat dicapai apabila pembangunan nasional dilaksanakan secara
menyeluruh dengan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya bukan manusia,
serta pelaksanaan pembangunan disegala bidang, terencana, terarah, bertahap dan
berkesinambungan. Salah satu bidang tersebut adalah pembangunan manusia seutuhnya.
Dalam hal ini keberhasilan pembangunan tergantung pada aspek manusianya yakni sebagai
pemimpin, pelaksana dan pengelola sumber daya yang ada dalam negara, yang dalam hal ini
adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan aparatur negara yang menyelenggarakan
pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan nasional merupakan tulang punggung
pemerintah. Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
nasional tergantung pada kesempurnaan aparatur negara baik ditingkat pusat maupun
ditingkat daerah. Dalam ragka mencapai tujuan nasional sebagaimana dikemukakan di atas,
diperlukan adanya pegawai negeri sipil yang penuh kesediaan dan ketaatan kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah serta bersatu padu, bermental baik,
berwibawa, kuat berdaya guna, bersih, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya
Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok
kepegawaian, dan tentang wewenang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai
negeri sipil diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000. Kedua Peraturan
perundang-undangan tersebut merupakan pedoman pelaksanaan mutasi kepegawaian di setiap
instansi pemerintah umum dan daerah.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, bahwa yang termasuk pegawai
pegawai negeri sipil adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang
dan diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan satu peraturan
perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-perundang-undangan yang berlaku.
Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sempurna sebagaimana yang
dimaksudkan diatas, maka pegawai negeri perlu dibina dengan sebaik-baiknya.
Tujuan pembinaan pegawai negeri sipil ( Musanef 1990: 16-17) adalah:
1. Diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan
secara berdaya guna dan berhasil guna baik dalam sektor-sektor pemerintahan maupun Badan
Usaha Milik Negara/ Swasta.
2. Untuk meningkatkan mutu dan keterampilan serta menempuh kegairahan kerja sehingga
dapat menjamin terwujudnya kesempatan berpartisipasi dalam melaksanakan pembangunan
secara menyeluruh.
3. Diarahkan kepada terwujudnya suatu komposisi pegawai, baik dalam bentuk jumlah
maupun mutu yang memadai, serasi dan harmonis, sehingga mampu menghasilkan prestasi
kerja secara optimal.
4. Di arahkan pada pembinaan sistem karir dan pembinaan sistem prestasi kerja.
5. Di arahkan kepada penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan pegawai secara teratur,
terpadu baik secara individu maupun kelompok sehingga dapat memberikan manfaat lagi
bagi instansi atau unit organisasi yang bersangkutan.
6. Ditujukan kepada terwujudnya suatu iklim kerja yang serasi dan menjamin kesejahteraan
jasmani maupun rahani secara adil dan merata sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya.
7. Diarahkan kepada terwujudnya pegawai-pegawai yang setia dan taat kepada Pancasila,
kepada kepentingan Negara dan masyarakat, demi terwujudnya aparatur yang bersih dan
berwibawa.
Dengan tujuan pembinaan tersebut diharapkan bahwa setiap pegawai yang ada dalam
organisasi yang bersangkutan dapat memberikan prestasi kerja yang sebaik-baiknya sehingga
benar- benar dapat berfungsi sebagai penghasil kerja yang tepat guna dan berhasil sesuai
dengan sasaran organisasi yang hendak dicapai.Salah satu bentuk pembinaan terhadap
pegawai negeri sipil adalah mutasi sebagai penjelmaan atau perwujudan dinamika organisasi
yang dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi.Adapun Alasan
pelaksanaan mutasi kepada pegawai negeri sipil (Wursanto, 2007 : 66) yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan tenaga kerja dibagi atau unit yang kekurangan tenaga, tanpa
merekrut tenaga dari luar.
2. Memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan minat dan bidang tugas nya masing-masing.
3. Memberi motivasi kepada pegawai.
4. Membatasi rasa bosan pegawai kepada pekerjaan, jabatan, tempat yang sama.
Dari kutipan diatas terlihat bahwa mutasi tidak terlepas dari upaya pemenuhan
kebutuhan tenaga kerja yang sangat berperan dalam meningkatkan motivasi dan semangat
kerja pegawai, dimana dalam kegiatan pelaksanaan mutasi kerja sering disalah tafsirkan oleh
orang yaitu sebagai hukuman jabatan atau di dasarkan atas hubungan baik antara atasan dan
bawahan.Dalam pelaksanaan mutasi harus benar-benar berdasarkan penilaian yang objektif
mengingat sistem pemberian mutasi dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi para
pegawai negeri sipil untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Semangat kerja para pegawai negeri sipil juga dapat menurun apabila pihak atasan
tidak memperhatikan kepentingan para bawahan. Hal ini akan menurunkan semangat kerja
baik pegawai negeri sipil. Indikator dari turunnya semangat kerja antara lain: rendah nya
produktivitas, tingkat absensi pegawai tinggi, dan lain-lain. Dengan demikian pastilah akan
mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam suatu organisasi.
Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti masalah mutasi yang dikaitkan
dengan semangat kerja pegawai negeri sipil dengan pemikiran bagaimana upaya untuk
pegawai dapat meningkat, khususnya untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas
Pendidikan Kota Binjai.
Berdasarkan uraian singkat diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan membahas hal ini
menjadi objek penelitian. Adapun judul yang penulis ajukan adalah: “ PENGARUH MUTASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA BINJAI) ”.
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :“Apakah ada pengaruh mutasi dan seberapa besar pengaruh mutasi terhadap
semangat kerja seorang Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Pendidikan Kota Binjai?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan harus sejalan dengan
judul dan permasalahan penelitian. Dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Mutasi terhadap
Semangat kerja pegawai Pada Dinas Pendidikan Kota Binjai”. Adapun yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan mutasi Pada Dinas Pendidikan Kota Binjai.
2. Untuk mengetahui semangat kerja pada Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Pendidikan
Kota Binjai.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh mutasi dan seberapa besar pengaruh mutasi
terhadap peningkatan semangat kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Pendidikan
Kota Binjai.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat secara ilmiah
Untuk menambah pengetahuan atas pengembangan teori Ilmu Administrasi Negara
khususnya dalam peran mutasi dalam meningkatkan semangat kerja.
2. Manfaat secara praktis
Bagi Dinas Pendidikan Kota Binjai, sebagai bahan masukan terhadap pelaksanaan
mutasi secara efektif dan efisien.
Sebagai tahap dalam mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah dan sebagai syarat
dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu Departemen Ilmu Administrasi Negara.
1.5. Kerangka Teori
Kerangka teori diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab teori merupakan pedoman berfikir bagi peneliti. Oleh karena itu seorang peneliti harus terlebih dahulu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti tersebut menyoroti masalah yang dipilihnya. Menurut Kerlinger ( Singarimbun 1995 : 37 ) teori merupakan asumsi, konsep, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep dan kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir untuk menunjukkan perspektif yang digunakan dalam memandang fenomena sosial yang menjadi objek penelitian.
Dalam penelitian kerangka teori digunakan untuk memberikan landasan dasar yang berguna untuk membantu penelitian dalam memecahkan masalah. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberi gambaran dan batasan tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan, dengan demikian penulis dapat melakukan teori-teori yang relevan dengan tujuan penelitian.
Berdasarkan rumusan di atas, penulis mengemukakan beberapa teori, pendapat ataupun
gagasan yang akan dijadikan sebagai landasan berfikir dalam penelitian ini.
1.5.1 Mutasi
Kata mutasi atau pemindahan oleh sebagian masyarakat sudah dikenal, baik dalam
lingkungan maupun di luar lingkungan perusahaan (pemerintahan). Mutasi adalah kegiatan
memindahkan tenaga kerja dari satu tempat tenaga kerja ke tempat kerja lain. Akan tetapi
mutasi tidak selamanya sama dengan pemindahan. Mutasi meliputi kegiatan memindahkan
tenaga kerja, pengoperan tanggung jawab, pemindahan status ketenagakerjaan, dan
sejenisnya. Adapun pemindahan hanya terbatas pada mengalihkan tenaga kerja dari satu
tempat ke tempat lain.
Menurut Alex S Nitisemito (1982:132) pengertian mutasi adalah kegiatan dari
pimpinan perusahaan untuk memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain
yang dianggap setingkat atau sejajar. Selanjutnya H. Malayu S.P. Hasibuan (2008 : 102)
dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal di dalam satu organisai. Pada dasarnya
mutasi termasuk dalam fungsi pengembangan karyawan, karena tujuannya untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam perusahaan (pemerintahan ) tersebut.
Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo (2002 : 247) mutasi adalah kegiatan
ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan
status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja yang
bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi
kerja yang semaksimal mungkin kepada perusahaan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutasi diartikan sebagai perubahan mengenai atau
pemindahan kerja/ jabatan lain dengan harapan pada jabatan baru itu dia akan lebih
berkembang.
Sedangkan landasan hukum pelaksanaan mutasi, pengangkatan dan pemberhentian
pegawai negeri sipil adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaga Negara Tahun 1999 Nomor 16 Tambahan lembaran Negara Nomor 3890).
b. Tentang wewenang pengangkatan, pemindahan, pemberhentian pegawai negeri sipil,
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96, Tahun 2000.
Kedua peraturan perundang-undangan tersebut di atas merupakan pedoman
pelaksanaan mutasi kepegawaian di setiap instansi pemerintah umum dan daerah.
1.5.1.1 Manfaat dan tujuan mutasi
Pelaksanaan mutasi pegawai mempunyai banyak manfaat dan tujuan yang sangat
berpengaruh kepada kemampuan dan kemauan kerja pegawai yang mengakibatkan suatu
keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.
Mutasi pegawai ini merupakan salah satu metode dalam program pengembangan
manajemen yang berfungsi untuk meningkatkan efektivitas manajer secara keseluruhan
dalam pekerjaan dan jabatannya dengan memperluas pengalaman dan membiasakan dengan
berbagai aspek dari operasi instansi ataupun perusahaan.
Menurut Simamora (2000:66) manfaat pelaksanaan mutasi adalah:
1. memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bagian atau unit yang kekurangan tenaga kerja
tanpa merekrut dari luar.
3. memberikan jaminan bagi pegawai bahwa dia tidak akan diberhentikan.
4. tidak terjadi kejenuhan.
5. motivasi dan kepuasan kerja yang lebih tinggi, berkat tantangan dan situasi baru yang
dihadapi.
Menurut Siagian (2001:172) melalui mutasi para karyawan sesungguhnya memperoleh
manfaat yang tidak sedikit, antara lain dalam bentuk:
1. Pengalaman baru.
2. Cakrawala pandangan yang lebih luas.
3. Tidak terjadinya kejenuhan atau kebosanan.
4. Perolehan pengetahuan dari keterampilan baru.
5. Perolehan prospektif baru mengenai kehidupan organisasional.
6. Persiapan untuk menghadapi tugas baru, misalnya karena promosi.
7. Motivasi dan keputusan kerja yang lebih tinggi berkat tantangan dan situasi baru yang
dihadapi.
Mutasi juga dapat menurunkan kegairahan kerja karena dianggap sebagai hukuman dan
memperburuk produktivitas kerja karena adanya ketidaksesuaian dan ketidakmampuan kerja
karyawan. Bila terjadi keadaan yang demikian maka mutasi tidak mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu bertambahnya efektivitas dan efesiensi dalam perkerjaan. Menurut Alex
Nitisemo (2002:119), hal ini terjadi karena:
1. Karyawan tersebut telah terlanjur mencintai perkerjaanya.
2. Hubungan kerjasama yang baik dengan sesama rekan.
3. Perasaan dari karyawan bahwa pekerjaan-pekerjaan lain yang sederajat, dan lain-lain.
Sedangkan tujuan pelaksanaan mutasi menurut H. Malayu S.P Hasibuan (2008 : 102)
antara lain, adalah:
a. Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
b. Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau
jabatan.
c. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan pegawai.
e. Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karier yang
lebih tinggi.
f. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai.
g. Untuk mengatasi perselisihan antara sesama pegawai.
h. Untuk mengusahakan pelaksanaan prinsip orang tepat pada tempat yang tepat.
Selain itu tujuan mutasi yang terkandung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan produktivitas kerja.
b. Pendayagunaan pegawai.
c. Pengembangan karier.
d. Penambahan tenaga-tenaga ahli pada unit-unit yang membutuhkan.
e. Pengisian jabatan-jabatan lowongan yang belum terisi.
f. Sebagai hukuman.
1.5.1.2 Dasar Pelaksanaan Mutasi
Ada 3 sistem yang menjadi dasar pelaksanaan mutasi pegawai menurut H. Malayu
S.P. Hasibuan (2008 : 103) yaitu :
a. Seniority System
Adalah mutasi yang didasarkan atau landasan masa kerja, usia, dan pengalaman kerja
dari pegawai yang bersangkutan. Sistem mutasi ini tidak objektif karena kecakapan
orang yang dimutasikan berdasarkan senioritas belum tentu mampu menduduki jabatan
yang baru.
b. Spoil System
Adalah mutasi yang didasarkan atas landasan kekeluargaan. Sistem mutasi ini kurang
baik karena didasarkan atas pertimbangan suka atau tidak suka.
Adalah mutasi pegawai yang didasarkan atas landasan yang bersifat ilmiah, objektif
dan hasil prestasi kerja. Merit system ini merupakan dasar mutasi yang baik karena :
1. Output dan produktivitas kerja meningkat.
2. Semangat kerja meningkat.
3. Jumlah kesalahan yang diperbuat menurun.
4. Absensi karyawan semakin baik.
5. Disiplin karyawan semakin baik.
6. Jumlah kecelakaan akan menurun.
1.5.1.3 Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mutasi
Mutasi yang dilaksanakan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi oleh karena itu
perlu ada evaluasi pada setiap perkerja secara berkesinambungan secara objekif. Dalam
melaksanakan mutasi harus dipertimbangkan faktor-faktor yang dianggap objektif dan
rasional, yaitu (Siswanto, 2002 : 221):
1. Mutasi disebabkan kebijakan dan peraturan manajer.
2. Mutasi atas dasar prinsip The right man in the right place.
3. Mutasi sebagai dasar meningkatkan modal kerja.
4. Mutasi sebagai kompetisi yang maksimal.
5. Mutasi sebagai langkah promosi.
6. Mutasi untuk mengurangi labour turn over.
7. Mutasi harus terkordinasi.
1.5.1.4 Sebab dan alasan mutasi
Mutasi atau pemindahan pegawai menurut H. Malayu S.P. Hasibuan (2008 : 104) dapat
terjadi karena 2 hal, yaitu :
Mutasi atas permintaan sendiri adalah mutasi yang dilakukan atas keinginan sendiri dari
pegawai yang bersangkutan dengan mendapat persetujuan pimpinan organisasi.
Misalnya, karena alasan keluarga untuk merawat orang tua yang sudah lanjut usia.
Kemudian alasan kerja sama, dimana tidak dapat bekerja sama dengan pegawai lainnya
karena terjadi pertengkaran atau perselisihan, iklim kerja kurang cocok dengan pegawai
dan alasan-alasan sejenisnya.
b. Alih tugas produktif (ATP)
Alih tugas produktif adalah mutasi karena kehendak pimpinan perusahaan untuk
meningkatkan produksi dengan menempatkan pegawai bersangkutan ke jabatan atau
pekerjaan yang sesuai dengan kecakapannya. Alasan lain tugas produktif didasarkan
pada kecakapan, kemampuan pegawai, sikap dan disiplin pegawai. Kegiatan ini
menuntut keharusan pegawai untuk menjalankannya.
Paul Pigors dan Charles Mayers (Nasution, 2000:155) mutasi dibagi dalam beberapa
jenis yaitu production transfer, replacement transfer, versatility transfer, shift transfer, dan
remedial transfer.
1. Production transfer adalah mengalih tugaskan karyawan dari satu bagian ke bagian
lain secara horizontal, karena pada bagian lain kekurangan tenaga kerja padahal
produksi akan ditingkatkan.
2. Replacement transfer Replacement transfer adalah mengalih tugaskan karyawan
yang sudah lama dinasnya ke jabatan kain secara horizontal untuk menggentikan
karyawan yang masa dinasnya sedikit atau diberhentikan. Replacement transfer terjadi
kerena aktivitas perusahaan diperkecil.
3. Versality transfer Versality transfer adalah mengalih tugaskan karyawn ke
jabatan/pekejaan lainnya secara horizontal agar karyawn yang bersangkutan dapat
melakukan pekerjaan atau ahli dalam berbagai lapangan pekerjaan.
4. Shift transfer Shift transfer adalah mengalih tugaskan karyawan yang sifatnya
horizontal dari satu regu ke regu lain sedangkan pekerjaannya tetap sama.
5. Remedial transfer Remedial transfer adalah mengalih tugaskan seorang karyawan ke
jabatan lain, baik pekerjaannya sama atau tidak atas permintaan karyawan bersngkutan
karena tidak dapat bekerja sama dengan rekan-rekannya.
Sastrohadiwiryo (2002 : 214) mengemukakan ada tiga jenis penolakan pegawai
terhadap mutasi pegawai, yaitu :
1. Faktor logis atau rasional
Penolakan ini dilakukan dengan pertimbangan waktu yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri, upaya ekstra untuk belajar kembali, kemungkinan timbulnya situasi
yang kurang diinginkan seperti penurunan tingkat keterampilan karena formasi jabatan
tidak memungkinkan, serta kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh perusahaan.
2. Faktor Psikologis
Penolakan berdasarkan faktor psikologis ini merupakan penolakan yang dilakukan
berdasarkan emosi, sentimen, dan sikap. Seperti kekhawatiran akan sesuatu yang tidak
diketahui sebelumnya, rendahnya toleransi terhadap perubahan, tidak menyukai
pimpinan atau agen perubahan yang lain, rendahnya kepercayaan terhadap pihak lain,
kebutuhan akan rasa aman.
3. Faktor Sosiologis (kepentingan kelompok)
Penolakan terjadi karena beberapa alasan antara lain konspirasi yang bersifat politis,
bertentangan dengan nilai kelompok, kepentingan pribadi, dan keinginan
mempertahankan hubungan (relationship) yang terjalin sekarang.
1.5.2 Semangat Kerja
Setiap organisasi selalu mengharapkan agar produktivitas kerja para pegawainya dapat
terus meningkat. Namun dalam kenyataannya, yang mendukung untuk mencapai tujuan
tersebut sering kurang mendapat perhatian, tidak adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan semangat kerja dan kegairahan bekerja para pegawai. Memang dapat diakui,
bahwa para pegawai dapat bekerja dengan cara diawasi atau dengan cara paksaan/ ancaman.
Tetapi akan berbeda halnya jika para pegawai bekerja dengan kemauannya sendiri atau
dengan semangat kerja yang baik.
Menurut Alexander Leighten sebagaimana dikutip kembali oleh Moekijat (1981 : 130)
menyatakan bahwa semanagat kerja atau moral kerja adalah kemampuan sekelompok orang
untuk bekerjasama dengan giat dan konsekwen dalam tujuan bersama.
Sedangkan menurut Alex S. Nitisemito (1983 :160), mengatakan semangat dan
tinggi. Jadi semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan
demikan pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik lagi.
Sehingga semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga
dengan demikian pekerjaan akan dapat di harapkan lebih cepat dan lebih baik
penyelesaiannya. Jadi apabila suatu organisasi mampu meningkatkan semangat dan
kegairahan kerja, maka organisasi akan memperoleh banyak keuntungan. Dari uraian diatas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semangat kerja merupakan sikap kejiwaan dan
kesediaan prasaan dari para pegawai yang ditunjukkan dengan adanya kagairahan kerja,
keinginan bekerja yang lebih baik yang selaras dengan tujuan organisasi.
1.5.2.1 Tujuan dan manfaat semangat kerja
Alex S. Nitisemo ( 1983 : 162 ) mengatakan bahwa tujuan dan manfaat semangat kerja
adalah untuk meningkatkan produktivitas yang lebih baik. Sehingga instansi atau organisasi
perlu menimbulkan semangat kerja pegawai yang tinggi, akan mempermudah untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya, sementara apabila semangat
kerja rendah maka produktivitas juga rendah.
Indikasi turunnya semangat kerja antara lain:
1. Rendahnya produktivitas.
2. Tingkat absensi pegawai tinggi.
3. Tingkat perpindahan pegawai tinggi.
4. Tingkat keresahan yang tinggi.
5. Menimbulkan kegelisahan.
6. Tuntutan sering kali terjadi.
Faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya semangat kerja antara lain adalah:
1. Upah atau gaji yang rendah.
2. Insentif yang tidak terarah.
4. Ketidakpuasan para pegawai.
5. Dan lain- lain.
Dari uraian diatas, dengan memperhatikan tujuan dan manfaat dari semangat kerja, serta
dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya semangat kerja dan indikasi
yang ditimbulkan maka perlu diadakan peningkatan kerja.
Menurut Sastrohadiwiryo (2002 : 284), peningkatan semangat kerja dapat ditempuh
dengan cara :
1. Pemberian gaji yang cukup.
2. Memperhatikan kebutuhan rohani.
3. Sekali-sekali perlu menciptakan suasana santai.
4. Harga diri perlu mendapat perhatian.
5. Tempatkan para pegawai pada posisi yang tepat.
6. Berikan kesempatan untuk maju.
7. Perasaan aman menghadapi masa depan atau dengan kata lain memperhatikan hari esok
para tenaga kerja.
8. Sesekali para pegawai perlu diajak berunding dan diberikan kesempatan untuk
menyumbangkan aspirasinya.
9. Pemberian insentif yang terarah.
10. Fasilitas yang menyenangkan.
1.5.3 Pengaruh Mutasi Kerja dengan Peningkatan Semangat Kerja
Salah satu tujuan pelaksanaan mutasi kerja adalah untuk mengusahakan orang tepat
pada tempat yang tepat “the right man on the right place”. Dengan demikian akan dapat
meningkatkan semangat kerja pegawai.
Alex S. Nitisemo ( 1983 : 162 ) mengatakan hubungan mutasi kerja dengan semangat
kerja adalah dengan jalan mutasi kerja, maka akan dapat meningkatkan semangat kerja dan
Mutasi sangat berpengaruh dengan semangat kerja seseorang pegawai, karena tempat
dan posisi yang baru dapat membuat seseorang lebih bersemangat lagi dalam menjalankan
pekerjaannya. Situasi kerja yang baru dapat membuat seseorang lebih giat lagi dan
menunjukkan prestasi kerja nya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi. Semangat
kerja seseorang dapat menurun apabila seorang pegawai merasa bosan dengan pekerjaannya
sekarang ini, jadi perlu dilakukan mutasi untuk membuat semangat kerja nya menjadi lebih
baik lagi.
Menurut Siswanto ( 2002 : 211 ) menyatakan bahwa mutasi atau pemindahan adalah
kegiatan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung
jawab, dan status ketenagakerjaan, sehingga tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh
semangat kerja dan prestasi kerja yang semaksimal mungkin. Lebih lanjut dikatakan bahwa
pemindahan harus dilakukan menurut analisa jabatan sesuai dengan kualifikasi, kemampuan
dan kerugian tenaga kerja yang bersangkutan, sehingga tenaga kerja tersebut diharapkan
mendapat kepuasan kerja semaksimal mungkin dan dapat memberikan output yang setinggi-
tingginya.
Mutasi tidak terlepas dari upaya pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, juga sangat berperan
dalam meningkatkan motivasi dan semangat kerja pegawai, dimana dalam kegiatan
pelaksanaan mutasi kerja sering disalah tafsirkan oleh orang yaitu sebagai hukuman jabatan
atau di dasarkan atas hubungan baik antara atasan dan bawahan.
Apabila pelaksanaan mutasi kerja dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku maka mutasi tersebut akan berdampak positif terhadap pegawai seperti meningkatkan
semangat kerja. Namun bila mutasi tersebut dilakukan tanpa memperhatikan dengan seksama
dan tanpa dilandasi dengan argumentasi yang meyakinkan maka mutasi akan berdampak
negative terhadap pegawai dan organisasi tersebut.
1.5.4 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
“Pelaksanaan mutasi pegawai negeri sipil dilakukan dengan baik dan benar akan berpengaruh
terhadap semangat kerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendidikan Kota Binjai”.
1.6 Definisi Konsep
Menurut Masri Singarimbun (1995:18), konsep adalah istilah atau definisi yang
digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu
menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Oleh karena itu, dalam rangka memberikan gambaran
terhadap penelitian, maka perlu suatu konsep yang jelas mengenai batasan yang akan diteliti,
1. Mutasi adalah segala sesuatu perubahan mengenai seseorang pegawai seperti
pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, pemensiunan, pemerintahan susunan keluarga,
dan lain- lain. Namun mengingat banyaknya jenis mutasi pegawai, maka dalam hal ini
dibatasi hanya mengenai mutasi dalam hal perubahan jabatan kerja saja.
2. Semangat kerja adalah kesediaan seorang pegawai atau kemauan aparatur pemerintah
untuk melaksanakan pekerjaan secara giat dan konsekwen sesuai dengan kedudukan dan
fungsinya di dalam organisasi demi mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
1.7 Definisi Operasional
Menurut Singarimbun (1999 : 46), defenisi operasional merupakan petunjuk bagaimana
suatu variabel dapat diukur. Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (Mutasi), indikatornya sebagai berikut :
a. Frekwensi mutasi
Frekwensi mutasi adalah tingkat keseringan pelaksanaan mutasi atau pemindahan jabatan
dalam organisasi.
b. Alasan mutasi
Alasan mutasi adalah alasan-alasan atau motivasi yang mendorong dilaksanakannya
perpindahan atau mutasi tersebut.
c. Ketetapan dalam melaksanakan mutasi yang disesuaikan dengan:
- Kemampuan kerja pegawai.
- Tingkat pendidikan.
- Lamanya masa jabatan.
- Tanggung jawab atau beban kerja.
- Kesenangan atau keinginan.
- Kebijaksanaan atau peraturan yang berlaku.
- Kesesuaian antara yang lama dan jabtan yang baru.
2. Variabel Terikat (semangat kerja) dapat diukur melalui indikator- indikatornya yaitu:
a. Produktivitas Kerja
b. Kepuasan terhadap tugas
Kepuasan terhadap tugas adalah Kepuasan para pegawai terhadap tugas dan pekerjaannya
karena memperoleh tugas yang disukainya.
c. Tingkat kehadiran
Tingkat kehadiran adalah persentase kehadiran dalam tugas setiap hari.
d. Rasa Keamanan
Rasa Keamanan adalah Adanya rasa keamanan dan ketenangan jiwa, atas jaminan kepastian
serta perlindungan terhadap segala sesuatu yang dapat membahayakan diri pribadi dan karir
dalam pekerjaan.
e. Gaji
1.8 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan ini ditulis dalam enam bab yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,
Tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi
konsep, dan sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data
yang digunakan dalam penelitian.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan gambaran umum mengenai daerah penelitian
yang meliputi keadaan geografis, kependudukan, sosial,
ekonomi, dan pemerintahan.
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA
Bab ini membahas dan menyajikan tentang hasil data-data yang
diperoleh dilapangan yang akan dianalisis dan interpretasi.
BAB V PENUTUP
Bab ini membuat kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang
telah dilakukan dan saran-saran yang dianggap penting bagi
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh.
2.2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendidikan Kota Binjai Jl. Gunung Merapi No 1
Binjai - Sumatera Utara.
2.3. Populasi dan Sampel
Sebelum penelitian dilaksanakan, maka penulis harus menetukan terlebih dahulu
populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti (Sugiyono 2006:57 ).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh pegawai negeri
sipil yang ada pada Dinas Pendidikan Kota Binjai.Menurut Hidayat (2002:2) sampel adalah
kelompok kecil yang kita amati dan merupakan bagian dari populasi sehingga karakteristik
populasi juga dimiliki oleh sampel.Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 140) mengatakan
:”Jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil
keseluruhan. Tapi jika jumlahnya lebih dari 100 orang, maka bisa diambil 10 – 15% atau 15 –
25% dari jumlah populasinya.
Dalam penelitian ini karena jumlah pegawai negeri sipil yang ada pada Dinas
Pendidikan Kota Binjai berjumlah 110 orang, maka dengan demikian yang dijadikan sampel
adalah berjumlah 15% dari total pegawai negeri sipil Dinas Pendidikan Kota Binjai.
2.4. Teknik Pengumpulan Data
Ada dua macam teknik pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam penelitian
ini, yakni:
yaitu data yang langsung diperoleh melalui kegiatan penelitian yang langsung terjun ke lokasi
penelitian untuk mencari data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Penelitian data ini diperoleh dengan cara:
a. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengamati, mencatat gejala - gejala yang
tampak pada objek penelitian.
b. Wawancara, yaitu mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan berhadapan langsung
dengan responden.
c. Kuesioner, dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan data yang relevan dari
responden melalui daftar pertanyaan tertutup yang diajukan. Dalam daftar pertanyaan
tersebut telah ditentukan alternative jawaban.
2. Data Sekunder
Penelitian dilakukan melalui penelaahan buku-buku/ refernsi, jurnal ilmiah, yang
berguna secara toritis, peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah dan
dokumen-dokumen.
2.5 Teknik Penentuan Skor
Teknik penentuan skor yang digunakan adalah melalui penyebaran kuesioner, yang
berisikan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada responden, dimana setiap pertanyaan
akan ditentukan skornya.
Adapun skor dari setiap pertanyaan yang ditentukan yaitu:
1. Untuk alternative jawaban “a” diberi skor 5
2. Untuk altetnative jawaban “b” diberi skor 4
3. Untuk alternative jawaban “c” diberi skor 3
4. Untuk alternative jawaban “d” diberi skor 2
5. Untuk alternative jawaban “e” diberi skor 1
Kemudian untuk menentukan kategori jawaban koresponden terhadap masing-masing
alternative apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah terlebih dahulu ditentukan skla
intervalnya dengan cara sebagai berikut:
Interval =
Banyak Bilangan
Skor tertinggi – Skor terendah
=
5 5 – 1
Dengan demikian dapat diketahui kategori jawa
ban responden masing-masing variabel, yaitu:
1. Skor untuk kategori sangat tinggi : 4,21 – 5,00
2. Skor untuk kategori tinggi : 3,41 – 4,20
3. Skor untuk kategori sedang : 2,61-3,40
4. Skor untuk kategori rendah : 1,81 – 2,60.
5. Skor untuk kategori sangat rendah: 1,00-1,80
Untuk menentukan jawaban responden tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah
dan sangat rendah, maka jumlah jawaban responden akan ditentukan rata-ratanya dengan
membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut akan dapat diketahui jawaban
responden termasuk kategori mana.
2.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisa kuantitatif, yaitu
analisa yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lainnya dengan menggunakan perhitungan statisik.
a. Koefisien Korelasi Product Moment
Penggunaan teknik korelasi seperti ini di dasarkan atas sumber data yang diperoleh
penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakahjawaban responden tergolong tinggi, sedang atau rendah. Adapun rumus Koefisien Korelasi Product Moment menurut Sugiyono ( 2006 : 149 )adalah:
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara x dan y
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
Σ xi = Keseluruhan dari jumlah x Σ yi = Keseluruhan dari jumlah y
N = Jumlah bilangan
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan 3
kemungkinan sebagai berikut:
1. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai
variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain.
2. Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel negative, artinya menurunnya
nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain.
3. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan,
artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.
Untuk mengetahui adanya hubungan atau tinggi rendahnya tingkat hubungan kedua
variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi dilihat
dari angka-angka, Sugiyono (2006:149) menyatakan sebagai berikut:
- Antara 0,00 s/d 0,199 : hubungan sangat rendah
- Antara 0,20 s/d 0,399 : hubungan rendah
- Antara 0,40 s/d 0,599 : hubungan sedang
- Antara 0,60 s/d 0,799 : hubungan kuat
- Antara 0,80 s/d 1,00 : hubungan sangat kuat
c. Koefisien Determinant
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh
yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan
dengan mengkuadratkan nilai Koefisien Korelasi Product Moment dan dikalikan dengan
100%.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
D = ( r x y )2 x 100%
D : koefisien determinasi
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum
Binjai adalah salah satu
wilayah provinsi
provinsi Sumatera Utara
dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta
sebelah timur dan selatan.
Binjai merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan Mebidang yang
meliputi kawasa
oleh jalan ray
karena ini, Binjai terletak di daerah strategis di mana merupakan pintu gerbang Kota Medan
ditinjau dar
dibudidayakan di berbagai tempat di Indonesia seperti
unggulan daerah tersebut.
Sampai saat ini, jumlah sekolah umum yang terdaftar di Pemerintah Dati II Binjai
adala
Jumlah penduduk usia sekolah wajib (di bawah 19 tahun) adalah 78.000 jiwa. Dari total
jumlah 241 buah sekolah ini, 85 sekolah di antaranya terletak di Binjai Utara. Salah satu
sekolah yang terkenal adalah Sekolah Swasta Methodist Binjai yang masuk dalam 40 sekolah
unggulan menurut majalah GATRA dengan judul "40+ Sekolah Unggulan" untuk
memperingati Hari Pendidikan Nasional.
3.2 Dinas Pendidikan Kota Binjai
Dinas Pendidikan Kota Binjai terletak di jalan Gunung Merapi, No.1 Binjai. Sesuai
Kerja Dinas-dinas Daerah Kota Binjai bahwa Dinas Pendidikan Kota Binjai merupakan unsur
pelaksana Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantu pada bidang
pendidikan dan pengajaran di Kota Binjai.
Dinas Pendidikan Kota Binjai dipimpin oleh seorang Kepala Dinas di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota Binjai. Dinas ini
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan
di bidang pendidikan.
Dalam menyelenggarakan tugasnya Dinas Pendidikan Kota Binjai mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. merumuskan kebijakan teknis di bidang pendidikan.
b.menyelenggarakan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang pendidikan.
c. membina dan melaksanakan tugas di bidang pendidikan.
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3.2.1 Susunan Organisasi, tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kota Binjai
Berdasarkan Peraturan Walikota Binjai Nomor 31 Tahun 2012 tentang Rinician Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Binjai menerangkan bahwa susunan organisasi
terdiri dari :
3.2.2 Kepala Dinas
Kepala Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas Otonomi dan tugas pembantuan.
3.2.3 Sekretariat
Sekretaris mempunyai tugas :
- melaksanakan dan menyelenggarakan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, keuangan, program dan perbendaharaan serta laporan keuangan Dinas.
- mengelola urusan perlengkapan, kerumahtanggaan, pengadaan barang dinas, inventaris barang serta melakukan perawatan dan pemeliharaan.
- menyusun Laporan Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
- melaksankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sekretaris dibantu oleh: a. Sub Bagian Umum, mempunyai fungsi :
- menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- menyusun bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum.
- mengelola administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan dan penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, inventaris barang serta melakukan perawatan dan pemeliharaan.
- mengelola administrasi kepegawaian.
- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Sub Bagian Keuangan, mempunyai fungsi :
- menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- menyusun bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.
- melaksanakan urusan keuangan, pembukuan keuangan, laporan keuangan dan pertanggung jawaban keuangan daerah.
- menyusun dan mengajukan anggaran belanja pegawai, anggaran belanja rutin dan anggaran belanja lainnya.
- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Sub Bagian Program, mempunyai fungsi:
- menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- menyusun bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana program. - menyiapkan bahan penyusunan rencanan dan program.
- mengolah data sistem pendidikan.
- melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan sekolah. - menyusun profil pendidikan.
- mengelola program bantuan sekolah.
- membantu Sekretaris dalam rangka mengumpulkan dan menyusun data untuk bahan penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
- melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
3.2.4 Bidang Pendidikan Dasar dan Pendidikan khusus
Bidang Pendidikan Dasar dan pendidikan khusus dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Kepala bidang pendidikan dasar dan pendidikan khusus mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas di bidang penyelenggaraan pendidikan dasar dan pendidikan khusus.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan pendidikan khusus mempunyai fungsi sebagai berikut : - menyusun program dan rencana kerja.
- melaksanakan koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan khusus.
- melaksanakan sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan pendidikan khusus.
- melaksanakan sosialisasi dan implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan pendidikan dasar.
- melaksanakan sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar.
- melakukan pengawasan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan dasar.
- merencanakan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan dasar dan pendidikan khusus.
- melaksanakan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk pendidikan dasar dan pendidikan khususu, yang dikoordinasikan kepada Sekretaris oleh Kepala Dinas.
- melaksanakan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan PNS pendidikan dasar dan pendidikan khusus yang di koordinasikan kepada Sekretaris dan Kepala Dinas.
- merencanakan dan melaksanakan upaya peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan dasar dan pendidikan khusus. - melakukan pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pendidik dasar
dan pendidik menengah.
- membawa pelaksanaan ujian nasional dan ujian khusus sekolah pendidikan dasar dan pendidikan khusus.
- menyusun dan melaksanakan penilaian hasil pendidikan.
- melaksanakan supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan dasar dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan.
- melaksanakan supervisi dan fasilitiasi satuan pendidikan bertaraf internasional dan penjaminan mutu untuk memenuhi standar internasional.
- melaksanakan supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan penjaminan mutu.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Dalam pelaksanaan fungsi dan tanggung jawab Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Pendidikan khusus dibantu oleh:
a. Seksi Pendidikan SD/PK dan Paket A, mempunyai fungsi: - menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- melaksanakan koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/PK dan Paket A.
- membantu pelaksanaan ujian nasional dan ujian akhir sekolah pendidikan SD/PK dan Paket A - melakukan koordinasi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan ujian sekolah.
- menyusun jadwal kalender pendidikan SD/SDLB dan Paket A. - meneliti kesesuaian buku mata pelajaran.
- memproses rekomendasi mutasi siswa SD/SDLB berprestasi. - melaksanakan program kerja sama antar sekolah.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Seksi Pendidikan SMP/PK dan Paket B, mempunyai fungsi: - menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- melaksanakan koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan SMP/PK dan Paket B.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Seksi Ketenagaan SD/SMP dan PK, mempunyai fungsi: - menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- memberikan pelayanan administratif terhadap guru SD/SDLB/SMP/SMPLB sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- menyusun dan menetapkan pola pembinaan guru SD/SDLB/SMP/SMPLB.
- merencanakan dan melaksanakan upaya peningkatan kualitas guru SD/SDLB/SMP/SMPLB. - memproses usul kenaikan pangkat guru dan pengawas SD/SDLB/SMP/SMPLB.
- memproses dan merencanakan sertifikasi guru SD/SDLB/SMP/SMPLB.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
3.2.5 Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan.
Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Kepala bidang pendidikan menengah dan kejuruan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas di bidang pendidikan menengah dan kejuruan.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan mempunyai fungsi sebagai berikut: - menyusun program dan rencana kerja.
- melaksanakan koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pendidikan menengah kejuruan.
- melaksanakan sosialisasi kerangka dasar dan tenaga kependidikan pendidikan menengah. - merencanakan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan menengah.
- melaksanakan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga pendidikan PNS untuk pendidikan menengah yang dikoordinasikan kepada Sekretaris dan Kepala Dinas.
- melaksanakan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan PNS pendidikan menengah yang di koordinasikan kepada Sekretaris dan Kepala Dinas.
- merencanakan dan melaksanakan upaya penigkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan pendidik dan tenaga pendidik menengah dan kejuruan.
- melakukan pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan menengah dan kejuruan.
- membantu pelaksanaan ujian nasional dan ujian akhir sekolah pendidikan menengah dan kejuruan.
- menyusun dan melaksanakan penilaian hasil pendidikan.
- melakukan koordinasi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan ujian sekolah. - menyediakan biaya penyelenggaraan ujian sekolah.
- melaksanakan supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan menengah dan kejuruan dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar nasional pendidikan.
- melaksanakan supervisi dan fasilitasi satuan pendidikan menengah dan kejuruan dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar internasional.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Dalam pelaksanaan fungsi dan tanggung jawabnya Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan dibantu oleh:
a. Seksi Pendidikan SMA dan Paket C, mempunyai fungsi: - menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- melaksanakan koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum.
- membantu pelaksanaan ujian nasional dan ujian akhir sekolah pendidikan SMA dan Paket C. - melaksanakan kurikulum nasional SMA dan Paket C.
- menyusun dan melaksanakan penilaian proses pembelajaran.
- koordinasi, fasulitasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan ujian sekolah. - menyusun jadwal kalender pendidikan SMA dan Paket C.
- meneliti kesesuaian buku mata pelajaran.
- memproses rekomendasi mutasi siswa SMA dan Paket C. - merencanakan program siswa SMA dan Paket C berprestasi. - melaksanakan program kerja sama antar sekolah.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Seksi Pendidikan Kejuruan, mempunyai fungsi: - menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan. - melaksanakan kurikulum nasional SMK.
- menyusun dan melaksanakan penilaian proses pembelajaran. - menyusun jadwal kalender pendidikan SMK.
- meneliti kesesuaian buku mata pelajaran. - memproses rekomendasi mutasi siswa SMK. - merencanakan program siswa SMK berprestasi. - merencanakan program kerjasama antar sekolah.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Seksi Ketenagaan SMA/SMK, mempunyai fungsi: - menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- memberikan pelayanan administrasi terhadap guru SMA/SMK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- memproses mutasi guru SMA/SMK yang dikoordinasikan kepada Sekretaris dan Kepala Dinas.
- menyusun dan menetapkan pola pembinaan guru SMA/SMK.
- melaksanakan perencanaa upaya peningkatan kualitas guru SMA/SMK. - memproses usul kenaikan pangkat guru dan pengawas SMA/SMK. - memproses perencanaan sertifikasi guru SMA/SMK.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
3.2.6 Bidang Sarana dan Prasarana
Bidang sarana dan prasarana dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Kepala bidang sarana dan prasarana mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas di bidang sarana dan prasarana. Kepala bidang sarana dan prasarana mempunyai fungsi sebagai berikut:
- menyusun program dan rencana kerja.
- menyusun rencana perlengkapan sarana dan prasarana TK/SD/SMP/SMA/SMK dan pembangunan infrastruktur.
- melakukan pengawasan terhadap pengunaan sarana dan prasarana pendidikan.
- mendistribusikan prasarana kantor, alat-alat pelajaran sekolah, buku pelajaran dan buku perpustakaan sekolah.
- melakukan pengadaan bahan belajar, tempat belajar dan fasilitas lainnya bagi pendidikan luar sekolah.
- pengadaan buku raport, blanko Surat Tanda Tamat Belajar(STTB) dan Nilai Ebtanas Murni(NEM).
- membantu pemerintah dalam akreditas pendidikan nonformal.
- memberikan izin pendirian serta mencabut izin satuan pendidikan dasar dan menengah berbasis keunggulan lokal.
- menyelenggarakan dan/atau mengelola pendidik berbasis keunggulan lokal pada pendidikan dasar dan menengah.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Dalam pelaksanaan fungsi dan tanggung jawabnya Kepala Bidang Sarana dan Prasarana dibantu oleh: a. Seksi Sarana dan Prasarana, mempunyai fungsi:
- menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- melaksanakan pengawasan terhadap pengguna sarana dan prasarana pendidikan.
- melaksanakan pendistribusian prasarana kantor, alat-alat pelajaran sekolah, buku pelajaran dan perpustakaan sekolah.
- melakukan pengadaan buku raport, blanko Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) dan Nilai Ebtanas Murni (NEM).
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Seksi Akreditasi SD/SMP/SMA/SMK, mempunyai fungsi: - menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan. - menghimpun usulan akreditas pendidikan nonformal.
- membuat laporan dari hasil data usulan akreditas pendidikan nonformal.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Seksi Perizinan Sekolah/Kursus/PAUD, mempunyai fungsi: - menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- memberikan izin pendidikan dan kursus kepada sekolah/kursus/PAUD.
- memberikan izin pendirian dan penutup satuab pendidikan dasar dan menengah berbasis keunggulan lokal.
- memberikan rekomendasi penyelenggaraan PAUD.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
3.2.7 Bidang Pendidikan Nonformal.
Bidang Pendidikan Nonformal dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Kepala bidang Pendidikan Nonformal mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas di bidang pendidikan nonformal.
Kepala Bidang Pendidikan Nonformal mempunyai fungsi sebagai berikut: - menyusun program dan rencana kerja.
- merencanakan pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan pendidikan nonformal. - memantau pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan pendidikan nonformal. - melaksanakan sosialisasi kepada tenaga teknis pendidikan nonformal, lembaga pendidikan
- melakukan pengawasan program khusus dan memberikan pembinaan teknis kepada lembaga pendidikan dan kursus.
- mendayagunakan program teknologi komunikasi untuk mengelola lembaga pendidikan dan kursus serta melaksanakan inovasi.
- melaksanakan pendidikan dan pelatihan/penataran guru pendidik nonformal. - melakukan pengawasan pelaksanaan pendidikan nonformal.
- membuat petunjuk pelaksanaan penilaian belajar pendidikan nonformal, evaluasi akhir belajar pendidikan nonformal serta melaksankan program kerja sama luar negeri di bidang pendidikan nonformal.
- memindahkan tenaga pendidikan nonformal yang dikoordinasikan kepada Sekretaris dan Kepala Dinas.
- merencanakan pengadaan tempat belajar dan fasilitas.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Dalam pelaksanaan fungsi dan tanggung jawabnya Kepala Bidang Pendidikan Nonformal dibantu oleh:
a. Seksi Pembinaan PAUD dan TK, mempunyai fungsi: - menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- melaksanakan sosialisasi kepada pendidikan anak usia dini dan TK tentang teknis penyelenggaraan lembaga kegiatan dan pengembangan PAUD dan TK.
- melaksankan pendataan lembaga PAUD dan TK.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Seksi Pembinaan Kursus, mempunyai fungsi: - menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- melaksanakan kegiatan dalam rangka pembinaan kursus, petunjuk teknis penyelenggaraan kursus.
- melaksanakan monotoring dan evaluasi kegiatan pengembangan kursus model program kerja serta memberikan bimbingan/pembinaan kepada teknis kursus.
- mendayagunakan program teknologi, komunikasi untuk mengelola lembaga pendidikan dan kursus dan melaksanakan inovasi.
- melaksanakan pendataan lembaga kursus.
c.Seksi Ketenagaan PAUD/TK dan Kursus, mempunyai fungsi: - menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
- melaksanakan pendidikan dan pelatihan/penataran terhadap guru PAUD/TK dan kursus. - membuat petunjuk pelaksanaan penilaian belajar pendidik nonformal, evaluasi akhir belajar
pendidikan nonformal serta melaksanakan program kerja sama luar negeri di bidang pendidikan nonformal.
- melaksanakan mutasi tenaga pendidikan nonformal yang dikoordinasikan kepada Sekretaris dan Kepala Dinas.
- pengadaan bahan belajar dan fasilitas lainnya.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
3.2.8 Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Cabang Dinas Pendidikan
UPTD Cabang Dinas Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala UPTD cabang Dinas Pendidikan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Kepala UPTD cabang Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Pendidikan di Kecamatan.
Kepala UPTD Cabang Dinas Pendidikan mempunyai fungsi:
- menghimpun dan mengelola data sekolah laporan bulanan dan meneruskannya ke Dinas Pendidikan Kota Binjai.
- menyusun daftar tunggu kenaikan gaji berkala guru/pegawai.
- menerima dan meneruskan usul kenaikan pangkat/golongan, usul pensiun.
- menyalurkan gaji/tunjangan dan dana lainnya serta bertanggung jawab dalam pengumpulan SPJ.
- melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Untuk kelancaran tugas Kepala UPTD cabang Dinas Pendidikan dibantu oleh kepala Sub Bagian Tata Usaha, yang mempunyai tugas:
- menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan. - menyelenggarakan penegakan disiplin pegawai.
- melaksanakan peningkatan kesejahteraan pegawai, mengusulkan usulan naik pangkat. - mengusulkan urusan perpindahan, mutasi dan pensiun di lingkungan Cabang Dinas.