• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 61 Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil

Di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng Oleh: Nyoman Sri Merta Yastini1 dan Putu Agustana2

Abstraksi

Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng, melalui seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), terus berusaha meningkatkan semangat kerja pegawainya dengan cara menyusun struktur yang lebih baik serta melakukan mutasi kerja. Dalam bidang pertanian dan peternakan, melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng, Buleleng sudah mampu meningkatkan kualitas hasil pertanian dan peternakannya. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng selalu berusaha agar para pegawainya mempunyai semangat kerja yang tinggi, sebab apabila Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng mampu meningkatkan semangat dan kegairahan kerja maka akan diperoleh banyak keuntungan, pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, kerusakan dapat dikurangi, absensi dapat diperkecil, kemungkinan perpindahan pegawai dapat diperkecil seminimal mungkin, sehingga produktivitas dan kinerja pegawai dapat ditingkatkan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui mutasi dan semangat kerja Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Buleleng serta untuk mengetahui adanya pengaruh mutasi terhadap semangat kerja Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Buleleng. Responden dalam penelitian ini sebanyak 42 orang pegawai. Kemudian dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan regresi sederhana dengan menggunakan SPSS.

Dalam penelitian ini diperoleh hasil yaitu mutasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap semangat kerja Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Buleleng. Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar 0,988. Secara keseluruhan besar pengaruh mutasi terhadap semangat kerja Pegawai Negeri Sipil Di Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Buleleng adalah sebesar 95,3% dan sisanya sebesar 4,7% dipegaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci : Mutasi dan Semangat Kerja 1

Staf Administrasi Dinas dan Peternakan Kabupaten Buleleng 2

Staf Pengajar FISIP Universitas Panji Sakti

1. Pendahuluan

Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting dalam suatu organisasi untuk mempertahankan dan pengembangan organisasinya dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. Oleh karena itu, organisasi harus mampu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin, agar tujuan-tujuan

(2)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 62 organisasi yang diharapkan dapat tercapai. Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi dengan mendayagunakan sumber-sumber yang dimiliki dalam diri individunya seperti pengetahuan, keahlian, dan kemampuan. Tanpa keikutsertaan manusia tentu tujuan organisasi tidak akan tercapai. Sebagaimana yang dikemukakan Handoko (2008:11) bahwa sumber daya terpenting suatu organisasi adalah sumberdaya manusia, orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan usaha mereka kepada organisasi. Tanpa orang-orang yang cakap, organisasi dan manajemen akan gagal mencapai tujuannya.

Menurut Projitno (2000 : 15), tujuan tersebut baru dapat dicapai apabila pembangunan nasional dilaksanakan secara menyeluruh dengan pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya bukan manusia, serta pelaksanaan pembangunan di segala bidang, terencana, terarah, bertahap dan berkesinambungan. Salah satu bidang tergantung kepada aspek manusianya yakni sebagai pemimpin, pelaksana dan pengelola sumberdaya yang ada dalam negara, yang dalam hal ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Pegawai maupun pimpinan yang memiliki semangat kerja yang tinggi di dalam suatu organisasi dapat menjadi faktor pendukung yang dapat menciptakan kemajuan bagi organisasi dan pencapaian efektivitas organisasi. Berdasarkan beberapa indikator semangat kerja antara lain kegembiraan, kerjasama dan kebanggaan dalam dinas dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengukur semangat kerja pegawai. Demi terwujudnya semangat kerja yang tinggi pada diri pegawai maka perlu adanya perhatian yang optimal agar yang menjadi harapan dan tujuan organisasi dapat tercapai. Suatu usaha tidak akan mengalami kemajuan tanpa adanya semangat kerja yang tinggi, semangat kerja yang tinggi akan memberikan dampak positif bagi organisasi atau perusahaan, sebaliknya semangat kerja yang rendah akan merugikan organisasi seperti tingkat absensi yang tinggi, perpindahan karyawan, dan produktivitas yang rendah.

Semangat kerja merupakan suatu keadaan yang mencerminkan keadaan rohaniah atau perilaku individu-individu yang menimbulkan suasana senang di mana akan mendorong setiap individu untuk melakukan pekerjaannya secara giat

(3)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 63 dan lebih baik serta antusias di dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Jika suatu organisasi mampu meningkatkan semangat kerja pegawainya maka organisasi memperoleh keuntungan dengan meningkatnya kinerja pegawainya dan output yang diperoleh juga akan lebih besar dengan kualitas yang baik, kehadiran, kedisiplinan dan peraturan yang baik, sedangkan pegawai yang mempunyai semangat kerja rendah maka akan cenderung memiliki tingkat kehadiran yang rendah, sering terlambat dan lalai pada tugasnya. Begitu juga bagi mereka yang memiliki semangat kerja yang tinggi maka akan diberikan pengembangan dan pembinaan karier melalui pendidikan dan pelatihan kepemimpinan serta diklat untuk kenaikan jabatan sebagai bentuk penghargaan terhadap pegawai yang memiliki prestasi kerja yang baik (Siagian, 2000 : 55).

Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan semangat kerja pegawai negeri sipil yaitu dengan mnengadakan mutasi pegawai (Projitno, 2000 : 57). Di satu sisi, pihak pemerintah melaksanakan mutasi karena mutasi merupakan keputusan yang strategis. Sedangkan dipihak pegawai itu sendiri, keputusan mutasi dianggap sebagai suatu hukuman atau karena adanya peningkatan pretasi untuk mengembangkan kariernya (Moenir, 2000 : 36).

Program mutasi merupakan bagian dari program pengembangan pegawai. Oleh karena itu mutasi juga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan karier pegawai. Berkembangnya karier-karier pada pegawai pada dasarnya berorientasi pada berkembangnya organisasi pemerintah dalam menjawab tantangan kerja saat ini dan di masa datang. Dengan demikian, semangat kerja pegawai akan meningkat pula (Projitno, 2000 : 65).

Begitu pula Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng, melalui seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) nya, terus berusaha meningkatkan semangat kerja pegawainya dengan cara melakukan mutasi kerja. Sehingga pembangunan di Pemerintah Kabupaten Buleleng mulai meningkat di berbagai bidang. Dalam bidang pertanian dan peternakan, melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng, Buleleng sudah mampu meningkatkan kualitas hasil pertanian dan peternakannya.

(4)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 64 Dilihat dari tingkat kehadiran para PNS di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng, masih cukup rendah. Hal ini disebabkan PNS di lingkup Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng memiliki gairah kerja yang rendah. Dari segi pelaksanaan kerja, masih sering terjadi keterlambatan sehingga pekerjaan tidak bisa selesai tepat pada waktu yang ditentukan.

Beberapa PNS di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng merasa bahwa beban kerja yang diembankan kepadanya terlalu berat atau pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat dan keahlian yang dimiliki. Kondisi ini juga dapat dihubungkan dengan terlalu lamanya PNS dalam periode kerja di satu unit atau di satu pekerjaan saja. Pekerjaan yang monoton dengan beban kerja yang cukup tinggi pun dapat menjadi salah satu penyebabnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya kebosanan dan bahkan kejenuhan di kalangan para PNS di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng.

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng selalu berusaha agar para pegawainya mempunyai semangat kerja yang tinggi, sebab apabila Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng mampu meningkatkan semangat dan kegairahan kerja maka akan diperoleh banyak keuntungan, pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, kerusakan dapat dikurangi, absensi dapat diperkecil, kemungkinan perpindahan pegawai dapat diperkecil seminimal mungkin, sehingga produktivitas dan kinerja pegawai dapat ditingkatkan.

Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng seharusnya memiliki semangat kerja yang tinggi, harus didukung juga dengan pengalaman, suasana kerja, serta segala sarana dan prasarana yang masih fresh pula. Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sempurna, maka pegawai negeri perlu dibina dengan sebaik-baiknya. Dengan pembinaan tersebut diharapkan bahwa setiap pegawai yang ada di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng dapat memberikan prestasi kerja yang sebaik-baiknya sehingga benar-benar dapat berfungsi sebagai penghasil kerja yang tepat guna dan berhasil sesuai dengan sasaran organisasi yang hendak dicapai. Salah satu bentuk pembinaan terhadap pegawai negeri sipil adalah mutasi sebagai penjelmaan atau perwujudan dari di mana organisasi yang dijadikan

(5)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 65 sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi. Alasan pelaksanaan mutasi kepada pegawai negeri sipil yaitu: 1). memenuhi kebutuhan tenaga kerja dibagi atau unit yang kekurangan tenaga, tanpa merekrut tenaga dari luar; 2). memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan minat dan bidang tugas nya masing-masing; dan 3). memberi motivasi kepada pegawai.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul “Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Buleleng”

2. Landasan Teori

2.1. Pengertian Mutasi

Mutasi menurut Hasibuan (2000: 101) adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) di dalam suatu organisasi. Berdasarkan pendapat Hasibuan tersebut dapatlah dicermati bahwa pada prinsipnya mutasi adalah memutasikan karyawan PNS kepada posisi yang tepat dan pekerjaan yang sesuai, agar semangat produktivitasnya meningkat. Jadi, mutasi sebagai kebijakan menurut Anderson (dalam Putra, 2003: 82) pada prinsipnya kebijakan meliputi aspek implementor kebijakan, hakekat dari proses administrasi sebagai bentuk kepatuhan kepada kebijakan, dan dampak atau efek dari kebijakan.

Sedangkan Mutasi dapat dikatakan dengan pengalihan dapat terjadi manakala seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke posisi yang relatif pembayaran gajinya sama, begitu pula tanggung jawabnya dan tingkat dalam struktur organisasinya (Mangkuprawira, 2011 : 68). Dalam pengertian lain mutasi adalah suatu perubahan posisi, jabatan, tempat, pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal di dalam satu organisasi. Menurut Hasibuan (2009: 120) pada dasarnya mutasi termasuk dalam fungsi pengembangan karyawan, karena tujuannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam perusahaan (pemerintahan).

(6)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 66 2.2. Indikator Mutasi

Tujuan mutasi pemindahan sebagaimana menurut Peraturan Pemerintah RI tahun 2012 tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) bahwa untuk tugas kedinasan dan pembinaan PNS dapat diadakan perpindahan jabatan atau perpindahan wilayah kerja maka mutasi pemindahan yang dimaksud antara lain:

a. Peningkatan produktivitas kerja b. Pendayagunaan pegawai

c. Pengembangan karir

d. Penambahan tenaga-tenaga ahli pada unit-unit yang membutuhkan e. Pengisian jabatan – jabatan lowongan yang belum terisi

f. Sebagai hukuman.

2.3. Pengertian Semangat Kerja

Seorang karyawan yang bekerja pada perusahaan mengharapkan sesuatu dari perusahaan tersebut. Sesuatu yang diharapkan karyawan bukan hanya sekedar upah dan gaji, tetapi juga hal-hal yang dapat memberikan jaminan kepada karyawan tersebut tentang semua kesinambungan pekerjaan dan kariernya. tercapainya harapan karyawan tersebut akan meningkatkan semangat kerja karyawan. Semangat kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan meskipun semangat kerja tidak mesti disebabkan oleh iklim kerja. Apabila perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan maka pekerjaan akan lebih cepat selesai dan pada akhirnya keuntungan lebih banyak diperoleh (Simanora, 2000 : 87).

Menurut Siagian (2000 : 96), semangat kerja merupakan kemampuan pegawai untuk bekerja sama dengan giat konsekuen dalam melaksanakan tugas pekerjaannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Semangat kerja adalah sesuatu kondisi kejiwaan/batin individu maupun kelompok, berpola dalam reaksi mental-emosional penuh kesungguhan, disiplin, daya juang, keberanian, keteguhan bukan saja dalam suasana normal melainkan juga abnormal dalam menyelesaikan suatu tugas guna mencapai tujuan-tujuan.

(7)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 67 2.4. Indikator Semangat Kerja

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja karyawan menurut Simanora (2000: 103) antara lain:

a. Gaji yang cukup

b. Memperhatikan kebutuhan rohani

c. Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai d. Harga diri perlu mendapat perhatian

e. Tempatkan karyawan/pegawai pada posisi yang tepat f. Berikan kesempatan untuk maju

g. Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan h. Usahakan agar para karyawan mempunyai loyalitas

i. Sekali-kali para karyawan/pegawai perlu diajak berunding j. Pemberian insentif yang terarah

k. Fasilitas yang menyenangkan.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng, beralamat di Jalan Ahmad Yani No 99 Singaraja. Dalam penelitian ini populasi adalah 167 orang Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng. Namun karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, sehingga dalam penyebaran kuisioner hanya 25% saja yang di berikan kuesioner, yaitu 25% dari 167 orang Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng adalah 42 orang. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 42 orang Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng. Dalam penelitian ini menggunakan jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data yaitu responden dan dokumen serta teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan teknik dokumentasi.

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

(8)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 68 3. Uji Analisis Korelasi Sederhana

4. Uji-T (Uji Signifikan Parsial) 5. Uji Determinasi

3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil dari analisis yang telah dipaparkan sebelumnya dan sudah dijelaskan di depan dapat diketahui bahwa Mutasi (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja (Y) Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng dengan pengujian data dibantu dengan program SPSS versi 18.0, hasilnya menunjukkan bahwa nilai signifikansi = 0,000 (0%) lebih kecil dari standar yang ditetapkan yaitu 0,05 (5%). Nilai t-hitung juga lebih besar dari nilai t-tabel yang ditetapkan yaitu 28,422 > 2,000. Selain itu besar pengaruh atau nilai korelasi variabel Mutasi (X) terhadap Semangat Kerja (Y) Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng sebesar 0,988. Dilihat dari perentase pengaruhnya, mutasi mempengaruhi semangat kerja Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng sebesar 95,3%. Persentase yang cukup besar karena sudah melebihi 50%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diambil dalam penelitian ini yaitu yang menyatakan : “Semakin baik pelaksanaan mutasi maka akan meningkatkan semangat kerja Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng” dapat diuji kebenarannya (hipotesis penelitian dapat diterima).

Berdasarkan pra-riset yang dilakukan, beberapa pegawai merasa bahwa beban kerja yang diembankan kepadanya terlalu berat atau pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat dan keahlian yang dimiliki. Permasalahan di atas dapat menyebabkan semangat kerja pegawai dapat mengalami fluktuasi. Kondisi ini juga dapat dihubungkan dengan terlalu lamanya seseorang dalam periode kerja di satu unit atau di satu pekerjaan saja. Pekerjaan yang monoton dengan beban kerja yang cukup tinggi pun dapat menjadi salah satu penyebabnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya kebosanan dan bahkan kejenuhan di kalangan para pegawai. Upaya mengembalikan semangat dapat diciptakan di dalam dan di

(9)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 69 luar institusi, dari dalam institusi, salah satunya adalah melalui mutasi kerja. Hal ini berarti semangat kerja sangat dipengaruhi oleh adanya mutasi, agar Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng merasa lebih

fresh dalam bekerja. Di samping itu suasana dan hubungan kerja antar pekerja

juga sangat berpengaruh pada semangat kerja, dengan begitu mutasi pegawai juga harus memperhatikan keahrmonisan hubungan antar pekerja, hal ini juga didukung dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa keterlibatan kerja dan berkembang adalah keadaan motivasi afektif, perlu mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual yang mempromosikan keadaan positif ini. Karena keterlibatan kerja dan berkembang di tempat kerja bergerak melampaui energi belaka, ke rasa keterkaitan, tampaknya penting bahwa suasana spiritual tempat kerja perlu diciptakan (Walt & Freda, 2018: 1). Selanjutnya iklim kerja, hubungan kerja tim, kemampuan dan pengalaman kerja dapat pula berpengaruh pada semangat kerja pegawai, hal ini terungkap dalam penelitian Bergman et all (2017: 91).

Beberapa penelitian juga menunjukkan keterkaitan mutasi dengan semangat kerja. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendriani, dkk (2013) dengan judul “Tingkat Pencapaian Semangat Kerja Pegawai Dilihat Dari Penerapan Rotasi, Mutasi Dan Promosi Di Kantor Regional XI Dan XII Badan Kepegawaian Negara”, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semangat kerja pegawai dapat meningkat jika mutasi yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi pegawai dan mempersiapkan pegawai yang akan dimutasi dalam menghadapi tempat kerja yang baru.

Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ricca Adelina Siagian (2010), dengan judul “Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan”, menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara mutasi terhadap semangat kerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.

(10)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 70 4. Penutup

4.1. Kesimpulan

Variabel Mutasi (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja (Y) Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai signifikansi = 0,000 (0%) lebih kecil dari standar yang ditetapkan yaitu 0,05 (5%). Nilai t-hitung juga lebih besar dari nilai t-tabel yang ditetapkan yaitu 28,422 > 2,000. Selain itu besar pengaruh atau nilai korelasi variabel Mutasi (X) terhadap Semangat Kerja (Y) Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng sebesar 0,988. Hal ini menyatakan bahwa mutasi sangat efektif dalam mempengaruhi Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng. Variabel Mutasi (X) mempengaruhi variabel Semangat Kerja (Y) Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng sebesar 97,6%. Dan sisanya sebesar 2,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dan permasalahanyang ditemukan dalam penelitian, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Mutasi yang dilakukan hendaknya selalu berdasarkan pada kebutuhan formasi yang tersedia dan menyesuaikan dengan kemampuan serta kapasitas pegawai. 2. Dalam menunjang profesionalisme tenaga kerja, maka mutasi tidak bisa

dilaksanakan dalam waktu dan frekwensi yang terlalu sering. Tahapan dilaksanakan apabila yang bersangkutan telah pindah atau menduduki jabatan yang lebih tinggi.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Penerbit : Bina Aksara, Jakarta.

Bergman, Caroline; Löve, Jesper; Hultberg, Annemarie; Skagert, Katrin, 2017. “Employees' Conceptions of Coworkership in a Swedish Health Care

(11)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 71 Organization”. In Nordic Journal of Working Life Studies.

Vol. 7, Iss. 4, (Dec 2017): 91-107, Roskilde.

Djarwanto dan Pangestu. 2010. Statistik Induktif. Edisi : 5. Penerbit : BPFE Yogyakarta

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Handoko, T.H. 2008. Manajemen. penerbit BPFE UGM : Yogyakarta

Hasibuan, Malayu S. P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta

Hendriani, Susi. 2010. Tingkat Pencapaian Semangat Kerja Pegawai Dilihat Dari Penerapan Rotasi, Mutasi Dan Promosi Di Kantor Regional XI Dan XII

Badan Kepegawaian Negara.

Mangkuprawita, Sjafri. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Ghalia Indonesia, Bogor.

Manullang. 2012. Dasar-Dasar Manajemen, Ghalia Indonesia : Jakarta

Moenir, AS. 2000. Pendektan Manusiawi dan Organisasi Terhadap Pebinaan Kepegawaian. PT. Toko Buku Gunung Agung. Jakarta.

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernologi, Ilmu Pemerintahan Baru. Jilid 1 dan 2. Rineka Cipta. Jakarta.

Nitisemito, Alex Sumaji. 2002. Manajemen Personalia: Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Panggabean S. Mutiara. 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Peraturan Pemerintah RI tahun 2012 tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2012.

Citra Umbara, Bandung.

Projitno, Tjiptoherianto. 2000. Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Nasional. Lembaga Penerbit FE UI. Jakarta

Putra, Fadillah. 2003. Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta.

Siagian, Ricca Adelina. 2010. Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial

(12)

Locus Majalah Ilmiah FISIP Vol 10 No. 1 – Agustus 2018| 72 Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.

Simamora, Henry. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi III. STIE YKPN. Yogyakarta

Siswanto Sastrohadiwiryo, DR. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2. PT. Bumu Aksara : Jakarta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung

Tanjung, H.dan S. Rahmawati. 2003. Pengembangan Sumberdaya Manusia. Diktat pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

Walt, Van der & freda., 2018. “Workplace spirituality, work engagement and thriving at work”. In SA Journal of Industrial Psychology, Vol. 44, (2018). Auckland Park

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga Kemasyarakatan Desa lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf f adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai kebutuhan sesuai peraturan

1 PDBI t Produk Domestik Bruto Rp Miliar Biro Pusat Statistik 2 CONS t Total konsumsi Rp Miliar Biro Pusat Statistik 3 CGOV t Konsumsi pemerintah Rp Miliar Biro

Melalui pendekatan I-TESA (Integrating Technology, Environment and Social Activity) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja, skeptisme profesional dan tekanan waktu terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi

Dijelaskan bahwa semakin tinggi suatu IQ yang dimiliki seseorang maka semakin efisien waktu yang digunakan untuk memproses informasi serta ditemukan pada sebuah

Sifat fisikokimia yang dianalisis meliputi swelling power , kelarutan dan viskositas tepung kentang termodifikasi menunjukkan lebih tinggi dibandingkan tepung kentang

kepuasan kerja yang dimiliki, semakin besar juga kemampuan mewujudkan organizational citizen- ship behavior di tempat kerja. Sementara usia tidak mem- pengaruhi wujudnya