KAJIAN PENENTUAN TITIK - TITIK POS PEMADAM
KEBAKARAN DI KOTA MEDAN
TESIS
Oleh
ALAMSYAH
087020031/AR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KAJIAN PENENTUAN TITIK - TITIK POS PEMADAM
KEBAKARAN DI KOTA MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik Dalam Program Studi Magister
Teknik Arsitektur Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
ALAMSYAH
087020031/AR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : KAJIAN PENENTUAN TITIK - TITIK POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA MEDAN Nama Mahasiswa : Alamsyah
Nomor Pokok : 087020031
Program Studi : Magister Teknik Arsitektur
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Tanggal Lulus : 13 Januari 2011
(Ir. N. Vinky Rahman, MT) Anggota
(A/Prof. Abdul Majid Ismail, B.Sc, B.Arch, PhD) Ketua
Dekan
(Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME) Ketua Program Studi,
Telah diuji pada
Tanggal : 13 Januari 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : A/Prof. Abdul Majid Ismail, B.Sc, B.Arch, PhD Anggota : 1. Ir. N. Vinky Rahman, MT
PERNYATAAN
TESIS
KAJIAN PENENTUAN TITIK - TITIK POS PEMADAM
KEBAKARAN DI KOTA MEDAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diakui dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Medan, Maret 2011
ABSTRAK
Luasnya kota Medan dan penyebaran penduduk yang tidak merata serta aktivitas kota yang cukup tinggi menimbulkan permasalahan terhadap penanganan penanggulangan kebakaran. Permasalahan yang muncul disebabkan tidak sesuainya jumlah dan tata letak pos pemadam kebakaran untuk skala kota.
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk dapat menentukan jumlah minimal pos pemadam kebakaran dan perletakan titik – titik pos yang strategis untuk dapat mengatasi kebakaran yang terjadi di kota Medan. Pada penelitian ini mengunakan model Deskriptif yang dapat diartikan suatu cara dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Untuk menentukan jumlah pos kebakaran dengan menggunakan standar, peraturan yang berlaku dan pengalaman para petugas dinas pemadam kebakaran. Sedangkan dalam penentuan letak titik pos kebakaran dengan mempertimbangkan sirkulasi kendaraan ataupun pemelihan rute yang tepat.
Dengan hasil kajian ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan kebakaran di kota Medan.
ABSTRACT
The problem of handling the fire in Medan is caused, among others, by some factors: Medan is too wide, too hectic, and its inhabitants are unequally distributed. Besides that, the number of the fire stations in Medan is too small and unequally distributed, too. The aim of this research was to determine the minimum number of the fire stations and the strategic sites of the fire stations in Medan in order to minimize the fire accidents.
This research was a descriptive study, a method of analyzing the status of a group of people, an object, a set of condition, a set of thought, or a set of events which would occur in the future.
In order to determine the number of fire stations, the researcher used the standard, existing regulations, and the experience of the fire fighters. In order to determine the strategic sites of the fire stations, the researcher considered the circulation of the fire engines and their exact routes.
This research could hopefully help handle the problems if the fire in Medan.
Keywords: Town Extent, Distribution of the Inhabitants, Number and sites of Fire
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Stara 2 pada Program Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan tesis ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
pendidikan Stara 2 Program Studi Magister Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan masih membutuhkan kritik, saran dan masukan untuk perbaikannya. Untuk ini saya sekali lagi saya mengucapakan terima kasih yang tak terhingga kepada yang telah berpartisipasi di dalam penyelesaian tesis ini.
Medan, Maret 2011
RIWAYAT HIDUP
Nama : Alamsyah
Tempat/Tanggal Lahir : Langkat, Pangkalan Berandan 10 September 1972 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Jl. Garu II Perumahan Villa Harjosari II No. 47 Medan Sumetera Utara
Pendidikan:
1. SD Negeri Pangkalan Berandan Tahun 1979-1985 2. SMP YPDP Pertamina Pangkalan Berandan Tahun 1985-1988 3. SMA YPDP Pertamina Pangkalan Berandan Tahun 1988-1991 4. Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Institut Teknologi Bandung (ITB) Tahun 1992-1995 5. Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada Tahun 1997-1999 6. Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara Tahun 2008-2011 Pekerjaan:
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….. i
ABSTRACT………..……… ii
KATA PENGANTAR……….………... iii
RIWAYAT HIDUP.……… v
DAFTAR ISI………..…………..…… vi
DAFTAR TABEL……… ix
DAFTAR GAMBAR……… x
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
1.1 Latar Belakang……….……….. 1
1.2 Permasalahan……….…. 4
1.3 Tujuan Penelitian………..……….………. 4
1.4 Manfaat Penelitian………..………. 5
1.5 Kerangka Berfikir……….…………..…………. 6
BAB II TIJAUAN PUSTAKA………..……….…. 7
2.1 Standar Jumlah dan Perletakan Pos Pemadam Kebakaran……….……….. 7
2.2 Perencanaan Pos Pemadam Kebakaran………. 8
2.2.1 Waktu tanggap.………. 8
2.2.2 Kecepatan kendaraan………..………….………. 9
4.5 Pembagian Wilayah Layanan Dan Penyebaran
Pos Kebakaran………...………. 36
4.5.1 Pembagian daerah pos kebakaran ..……….. 36
4.5.2 Penentuan wilayah sektor dan penyebaran pos …. 39 4.5.2.1 Penentuan wilayah sektor....……….. 40
4.5.2.2 Penentuan pembagian pos kebakaran….... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 77
5.1 Kesimpulan………..……….. 77
5.2 Saran……….. 78
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian………..………….. 22
4.1 Luas dan Jumlah Penduduk Kota Medan ……….. 25
4.2 Pos – pos Pemadam Kebakaran………..………... 27
4.3 Data Waktu Tanggap………..……… 28
4.4 Kepadatan masing – masing Kecamatan... 30
4.5 Waktu Asumsi Diskar……….. 35
4.6 Pembagian Sektor Berdasarkan Kecamatan ………... 41
4.7 Pembagian Pos Kebakaran untuk Tiap – tiap Sektor ……… 42
4.8 Pos Kebakaran di Kota Medan………….………... 48
4.9 Jumlah Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Sektor I. ….. 49
4.10 Letak Pos Kebakaran di Sektor I……… 58
4.11 Jumlah Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Sektor II … 59 4.12 Letak Pos Kebaran di Sektor II…………..……… 66
4.13 Jumlah Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Sektor III... 67
4.14 Letak Pos Kebaran di Sektor III ……….……… 73
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.1 Kerangka Berfikir………... 6
2.1 Letak Pos Pemadam kebakaran di Calvert County, MD……. 11
2.2 Letak Pos Kebakaran Kota Arlington ….………... 12
4.1 Peta Existing Pos - pos Kebakaran Kota Medan….…….…... 26
4.2 Sketsa Jarak antar Pos Pemadam Kebakaran….………..…… 27
4.3 Alur Pemikiran Penentuan Jumlah dan Distribusi Pos Kebakaran ……….………….…………. 29
4.4 Pemetaaan Resiko Kebakaran Kota Medan…..………….…… 31
4.5 Jarak dan Waktu Tempuh Kendaraan Menurut ISO…..……… 35
4.6 Hirarki Layanan Pos Kebakaran ……… 37
4.7 Skematik Pembagian Pos – pos Kebakaran ……….. 38
4.8 Pembagian Pos Secara Hirarki ……….. 39
4.9 Alur Pemikiran untuk Penyebaran Pos Kebakaran…..………... 39
4.10 Peta WilayaPembagian Sektor ………. 40
4.11 Peta Letak Kantor Wilayah dan Sektor Pemadam….……... 43
4.12 Sketsa Jarak Antar Sektor……….……….. 44
4.13 Metode Lingkaran Layanan………..………. 45
4.14 Jarak Pos Menurut ISO...……….………. 46
4.15 Peta Penyebaran Penduduk Kota Medan….………..…… 47
4.17 Peta Penyebaran Penduduk Sektor I ……..……… 50
4.18 Denah Lokasi Pos Wilayah ……… 51
4.19 Denah Lokasi Pos 1 ……… 52
4.20 Denah Lokasi Pos 2 ……… 53
4.21 Denah Lokasi Pos 3 ……….……… 54
4.22 Denah Lokasi Pos 4………... ……….. 55
4.23 Denah Lokasi Pos 5 ……….. ………. 56
4.24 Peta Radius Lingkaran Layanan Sektor I …………..…………. 57
4.25 Jarak Antar Pos Kebakaran Pada Sektor I …………..………... 58
4.26 Peta Penyebaran Penduduk Sektor II …... ……….. 59
4.27 Denah Lokasi Pos Sektor 2………... ....……….. 60
4.28 Denah Lokasi Pos 6 ……….. ……….. 61
4.29 Denah Lokasi Pos 7………..……… 62
4.30 Denah Lokasi Pos 8 ……….. ……….. 63
4.31 Denah Lokasi Pos 9 ……….. ………….…………. 64
4.32 Peta Radius Lingkaran Layanan Sektor II …………..……….. 65
4.33 Jarak Antar Pos Kebakaran Pada Sektor II …………..………. 66
4.34 Peta Penyebaran Penduduk Sektor II…… ……… 67
4.35 Denah Lokasi Pos Sektor 3………... ……….. 68
4.36 Denah Lokasi Pos 10………. ……….. 69
ABSTRAK
Luasnya kota Medan dan penyebaran penduduk yang tidak merata serta aktivitas kota yang cukup tinggi menimbulkan permasalahan terhadap penanganan penanggulangan kebakaran. Permasalahan yang muncul disebabkan tidak sesuainya jumlah dan tata letak pos pemadam kebakaran untuk skala kota.
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk dapat menentukan jumlah minimal pos pemadam kebakaran dan perletakan titik – titik pos yang strategis untuk dapat mengatasi kebakaran yang terjadi di kota Medan. Pada penelitian ini mengunakan model Deskriptif yang dapat diartikan suatu cara dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Untuk menentukan jumlah pos kebakaran dengan menggunakan standar, peraturan yang berlaku dan pengalaman para petugas dinas pemadam kebakaran. Sedangkan dalam penentuan letak titik pos kebakaran dengan mempertimbangkan sirkulasi kendaraan ataupun pemelihan rute yang tepat.
Dengan hasil kajian ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan kebakaran di kota Medan.
ABSTRACT
The problem of handling the fire in Medan is caused, among others, by some factors: Medan is too wide, too hectic, and its inhabitants are unequally distributed. Besides that, the number of the fire stations in Medan is too small and unequally distributed, too. The aim of this research was to determine the minimum number of the fire stations and the strategic sites of the fire stations in Medan in order to minimize the fire accidents.
This research was a descriptive study, a method of analyzing the status of a group of people, an object, a set of condition, a set of thought, or a set of events which would occur in the future.
In order to determine the number of fire stations, the researcher used the standard, existing regulations, and the experience of the fire fighters. In order to determine the strategic sites of the fire stations, the researcher considered the circulation of the fire engines and their exact routes.
This research could hopefully help handle the problems if the fire in Medan.
Keywords: Town Extent, Distribution of the Inhabitants, Number and sites of Fire
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan penduduk di perkotaan yang sangat tinggi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya. Selain itu, meningkatnya kegiatan sosial - ekonomi di perkotaan sebagai bagian dari pertumbuhan dan perkembangan kota juga merupakan penyebab meningkatnya permintaan terhadap pengadaan perumahan, pemukiman, perkantoran, perdagangan, industri dan fasilitas sosial lainnya. Hal ini tentunya mempunyai implikasi pada perubahan guna lahan yang berdampak pada
Perkembangan ke arah perpacuan pertumbuhan ekonomi nasional termasuk percaturan globalisasi berdampak kepada meningkatkan tuntutan akan kontrol kualitas dengan berbagai aspek (Achmad Hidajat Effendi dkk, 2007). Salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian adalah peningkatan pada pelayanan oleh dinas kebakaran. Hal ini mengingat Frekuensi kebakaran cenderung semakin meningkat dan keterbatasan pengetahuan masyarakat dalam menangani bahaya kebakaran sehingga menghambat pelaksanaan penanganan bencana kebakaran oleh
barisan pemadam kebakaran (Mimin Karmini, 2005).
Kebakaran berbeda dengan bencana lainnya seperti banjir, gempa, dan datangnya badai, dengan kemajuan teknologi yang ada biasanya bisa didahului dengan datangnya peringatan lebih dahulu. Hal ini menjadi sangat memungkinkan untuk dapat menekan timbulnya kerugian dan korban jiwa yang lebih besar yang diakibatkan oleh bencana tersebut. Tidak demikian halnya dengan bahaya kebakaran, dimana bencana ini proses datangnya selalu tanpa dapat diperkirakan dan diprediksi sebelumnya sebagaimana bencana lain. Kapan datangnya, apa penyebabnya, tingkat cakupanya serta seberapa besar dampaknya adalah hal-hal yang tidak bisa diperkirakan oleh kemampuan manusia. Teknologi yang ada hanya dapat membantu memberi peringatan dini, tetapi mempunyai kemampuan yang sangat terbatas untuk memberi waktu persiapan dan pertolongan dalam menghadapi bahayanya. Sebaliknya, pengetahuan masyarakat dalam mengatasi bahaya kebakaran sangatlah minim. Hal ini disebabkan bencana kebakaran datangnya tidak umum dan bukan bahaya yang rutin terjadi, sehingga masyarakat tidak siap untuk menghadapi bahaya kebakaran.
kesadaran masyarakat yang masih minim mengakibatkan kota Medan sering mengalami kebakaran.
Masalah kebakaran di Indonesia dari data yang diperoleh, dari Dinas Pemadam Kebakaran, sejak tahun 1978 hingga tahun 1992 yang merujuk pada kejadian di 5 kota besar di Indonesia menginformasikan bahwa ada kira-kira 2050 kejadian pada jangka waktu itu. Data dari Dinas Pemadam Kebakaran Medan dari tahun 2001 – 2008 terjadi 1246 peristiwa kebakaran, yang berarti sekitar 156 kejadian pertahun atau 1 kejadian per 2,5 hari. Kejadian terbesar pada tahun 2005 dengan kerugian + Rp. 518.86 milyar dengan korban jiwa 157 tewas dan 34 lainnya luka – luka.
kebakaran. Padahal dampak yang ditimbulkan dari kebakaran berimplikasi luas (sosial-ekonomi-psikologi-lingkungan). Orang yang mengalami bencana ini, akan bisa mengalami shcok yang berkepanjangan.
Berdasarkan Kepmen PU No.11/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis manajemen penanggulaan kebakaran di perkotaan bahwa daerah yang telah terbangun harus mendapat perlindungan oleh mobil pemadam kebakaran yang jarak pos terdekat berada dalam jarak 2,5 Km dan daerah layanan setiap wilayah manajemen kebakaran tidak melebihi radius 7,5 Km. Dimana wilayah manajemen kebakaran dibentuk oleh pengelompokkan hunian yang memiliki kesamaan kebutuhan proteksi kebakaran dalam batas wilayah yang ditentukan secara alamiah maupun buatan. Selain itu wilayah manajemen kebakaran ditentukan pula oleh “waktu tanggap” dari pos pemadam kebakaran yang terdekat.
Luasnya area dan tidak meratanya penyebaran penduduk kota Medan membuat Dinas Pemadam Kebakaran kesulitan untuk dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat kota Medan dalam hal mengatasi kebakaran. Sehingga diperlukan suata Kajian untuk dapat menentukan jumlah pos kebakaran dan letak titik – titik pos pemadam kebakaran kota Medan.
1.2 Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
2. Jumlah pos pemadam kebakaran dan perletakan titik – titik pos pemadam kebakaran yang ada tidak sesuai dengan standar perletakan untuk skala kota.
3. Bagaimana menentukan titik – titik pos pemadam kebakaran di kota Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk dapat mengatasi keterlamabatan para petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kebakaran.
2. Untuk dapat menentukan jumlah minimal pos pemadam kebakaran. 3. Untuk dapat menentukan perletakan pos pemadam kebakaran yang
strategis sehingga dapat memberikan pelayanan penanggulangan kebakaran yang maksimal di kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Adanya proteksi kebakaran di kota Medan.
1.4.1 Kerangka Berfikir
Adapun kerangka berfikir pada penilitian ini seperti pada gambar 1.1.
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Sumber: Penulis
Gagasan Ide
- Untuk merencanakan layanan pemadam kebakaran
Masalah
- Perletakan titik – titik Pos Kebakaran, Keterlambatan kedatangan P2K, Bagaimana Penentuan Titik – Titik Pos Pemadam
Latar Belakang
Tujuan
-Perencanaan jumlah dan perletakan pos pemadam kebakaran
Survey
-Sarana dan prasarana P2DK
Literatur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Standar Jumlah dan Perletakan Pos Pemadam Kebakaran Standar perletakan pos pemadam kebakaran dalam skala kota: 1.Berdasarkan Kepmen PU No.11/KPTS/2000
Ketentuan teknis manajemen penanggulaan kebakaran di perkotaan, yaitu: a. Daerah yang sudah terbangun harus mendapat perlindungan oleh mobil
kebakaran yang pos terdekatnya berada dalam jarak 2,5 km dan berjarak 3,5 km dari sektor.
b. 1 (satu) pos pemadam melayani maksimum 3 kelurahan. 2. Berdasarkan standar ISO (Insurance Service Office)
Ketentuan aman untuk perlindungan kebakaran yaitu: a. Mobil Pemadam berjarak 2,4 Km dari bangunan b. Mobil Tangga berjarak 4 Km dari bangunan
c. Untuk setiap bangunan terjauh berjarak 8 km dari Pos Kebakaran 3. Berdasarkan standar Pd M-01-2004-C
2.2 Perencanaan Pos Pemadam Kebakaran 2.2.1 Waktu tanggap
Berdasarkan Kepmen PU No.11/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis manajemen penanggulangan kebakaran di perkotaan, waktu tanggap adalah waktu mulai menerima pemberitahuan kebakaran disuatu lokasi, waktu perjalanan dan waktu gelar peralatan dilokasi sampai dengan siap operasi penyemprotan.
waktu tanggap dapat juga diartikan waktu pemanggilan + waktu pengecekan + waktu tempuh + waktu siap penyemprotan.
Waktu tanggap adalah:
a. Faktor waktu merupakan faktor yang paling menentukan dalam hubungan antara waktu pertumbuhan kebakaran yang eksponensial dengan operasi pemadaman kebakaran dan penyelamatan yang efektif.
b. Waktu tanggap ditetapkan berdasarkan tingkat bahaya kebakaran dan waktu pencapaian unit pemadam kebakaran pertama tiba di lokasi kebakaran. c. Waktu tanggap merupakan waktu yang ditetapkan untuk merespon setiap
kejadian yang mungkin terjadi.
Waktu tanggap meliputi penggalan waktu sebagai berikut: a. Waktu proses laporan
b. Waktu pemberangkatan c. Waktu tempuh
e. Waktu penyiapan peralatan f. Waktu penyemprotan
Perincian dari penggalan waktu tanggap adalah sebagai berikut:
a. Waktu proses laporan yaitu jumlah waktu dari penerimaan berita insiden dan proses selanjutnya yang meliputi penerimaan berita, penentuan macam insiden, verifikasi lokasi kejadian, menentukan sumber daya yang akan
menangani insiden, dan memberitahukan unit - unit yang akan merespon (5 Menit).
b. Waktu pemberangkatan yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan petugas untuk bereaksi setelah menerima informasi pemberangkatan dan persiapan untuk meninggalkan stasiun/pos kebakaran (5 Menit).
c. Waktu tempuh yaitu jumlah waktu perjalanan dari sebuah kendaraan IPK dari stasiun/pos kebakaran sampai ke tempat kejadian (5 Menit).
2.2.2 Kecepatan kendaraan
Berdasarkan NFPA 1231 Standard on Water Supplies for Suburban and Rural Fire Fighting edisi 1993, kecepatan normal dan kecepatan aman kendaraan adalah 35 mil/jam atau 56,4 Km/Jam.
2.2.3 Hirarki layanan kebakaran
2. Sektor pemadam kebakaran 3. Wilayah pemadam kebakaran
Adapun rincian dari organisasi pos pemadam kebakaran sebagai berikut; 1. Pos pemadam kebakaran
a. Pada pos kebakaran maksimal ditempatkan 2 regu jaga. b. Pos kebakaran dipimpin oleh seorang kepala pos. c. Mampu menampung 2 unit mobil pemadam. 2. Sektor pemadam kebakaran
a. Sektor pemadam kebakaran membawahi maksimal 6 pos kebakaran. b. Setiap sektor pemadam kebakaran dipimpin oleh seorang kepala sektor
pemadam kebakaran
c. Mampu untuk 2 mobil pompa, 1 mobil tangga, 2 mobil tangga > 30 meter, 2 mobil rescue/ambulans, 1 mobil pemadam khusus, 1 mobil alat bantu pernafasan, 2 perahu karet.
3. Wilayah pemadam kebakaran
a. Wilayah pemadam kebakaran, membawahi seluruh sektor pemadam kebakaran.
b. Garasi untuk 2 mobil pompa 4.000 liter, 1 mobil tangga 17 m, 3 mobil tangga > 30 m, 2 mobil rescue/ambulans, 2 mobil pemadam khusus, 2 mobil alat bantu pernafasan, 2 perahu karet.
2.3 Studi Banding
pos pemadam kebakaran yang ditinjau secara rural dan urban.
2.3.1 Secara rural
Calvert County, MD memiliki 5 pos pemadam kebakaran. Pelayanan kebakaran dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Letak Pos Pemadam Kebakaran di Calvert County, MD Sumber: Standar Pd M-01-2004-C
Pos 1 Pos 5
Pos 4
Pos 2
Kondisi Calvert County:
a. Tidak ada hidran tapi ada tendon air b. Jalan lancar
c. Tidak ada pemukiman padat d. Ada alarm kebakaran
e. Jarak jangkauan pelayanan pos kebakaran 5 mil.
2.3.2 Secara urban
Arlington County memiliki 10 pos pemadam kebakaran. Pelayanan kebakaran dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Letak Pos Kebakaran Kota Arlington Sumber: Standar Pd M-01-2004-C
Pos 1 Pos 6
Pos 7 Pos 2
Pos 8
Pos 3
Pos 4
Pos 5
Pos 9
Kondisi Arlington County: a. Ada hidran
b. Padat bangunan tapi teratur c. Tidak padat penduduk d. Ada alarm kebakaran
e. Jarak jangkauan pelayanan pos kebakaran 0,9 mil
2.4 Penyebab Masalah Lalu lintas
Perkembangan aktivitas di perkotaan mengakibatkan peningkatan beban jalan. Akibatnya berbagai macam jenis permasalahan lalu lintas terjadi, mulai dari penundaan, kemacetan, atau gangguan lainnya. Menurut Ogden (1978) menyatakan bahwa kemacetan, kecelakaan dan gangguan lalu lintas lainnya terjadi karena ketidak sesuaian diantara komponen sistem lalu lintas.
Manheim (1979) menyatakan bahwa sistem lalu lintas didefinisikan sebagai: a. Sistem transportasi.
b. Sistem aktifitas sosial ekonomi.
c. Pola pergerakan berupa sistem transportasi, asal, tujuan, rute, volume lalu lintas dan lain-lain.
Secara garis besar hubungan komponen lalu lintas dapat digambarkan sebagai berikut:
b. Pola pergerakan menyebabkan perubahan dalam selang waktu dan sistem kegiatan, melalui pola pelayanan lalu lintas dan melalui sumber yang dikonsumsi untuk pelayanan tersebut;
c. Pola pergerakan langsung menyebabkan perubahan dalam sistem transportasi.
2.5 Sirkulasi Kendaran
Sirkulasi kendaraan adalah suatu hal yang menggambarkan sebuah pola pergerakan disekitar tapak yang dapat mempengaruhi sirkulasi kendaraan terhadap lamanya dan beban puncak bagi lalu lintas. Sifat konfigurasi ialah mempengaruhi dan dipengaruhi pola organisasi ruang – ruang yang menghidupkannya. Konfigurasi sebuah jalan yang dapat memperkuat organisasi ruang dengan mensejajarkan polanya.
Bentuk-bentuk sirkulasi yang biasa terjadi diperkotaan (Ching, 1985) adalah: a. Linier
Semua jalan adalah linier, jalan yang lurus dapat menjadi unsure pembentuk untuk satu deretan ruang - ruang.
b. Radial
Bentuk radial memiliki jalan yang berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat, tidak sama.
c. Spiral
titik pusat, berputar mengelilinginya dan bergerak menjauhi titik pusat tersebut.
d. Grid
Bentuk grid terdiri dari dua set jalan-jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan-kawasan ruang yang berbentuk segi empat.
e. Net Work
Suatu bentuk jaringan yang terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik – titik tertentu dalam ruang.
f. Campuran
Pada kenyataannya, sebuah bangunan umumnya mempunyai suatu kombinas dari pola - pola tersebut.
2.6 Pemilihan Rute
tidak dapat berfungsi secara efisien. Ketidak lancaran arus lalu lintas ini menimbulkan tundaan kemacetan yang cukup tinggi. Untuk dapat menghindari kemacetan yang cukup tinggi diperlukan suatu pemilihan rute yang tepat dalam melakukan perjalanan dari asal tempat ke tempat tujuan, sehingga waktu tempuh yang diperlukan seminimal mungkin.
Empat faktor yang mempengaruhi pemilihan rute (Warpani, 1990): 1. Waktu perjalanan
2. Biaya perjalanan 3. Kenyamanan 4. Tingkat pelayanan
Rute terbaik bagi pemakai jalan dapat diartikan sebagai rute tercepat dalam
mencapai tempat tujuan dan membutuhkan biaya yang tidak terlalu mahal. Menurut (Hutchinson, 1974) menyatakan bahwa hambatan perjalanan adalah sebagai
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada kasus ini adalah model deskriptif yang dapat diartikan suatu cara dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 1985).
3.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder yang akan menjelaskan hasil dari pengumpulan data penelitian yang juga berupa informasi mengenai persepsi tentang permasalahan yang akan di angkat sesuai dengan judul:
“ Kajian Penentuan Titik – Titik Pos Pemadam Kebakaran di kota Medan”.
Adapun data – data yang dikumpulkan yaitu:
a. Untuk mengetahui permasalahan kota Medan dalam menangani kebakaran diperlukan data sebagai berikut:
2. Historis kebakaran (Respon Time) 3. Geografis
4. Kepadatan Penduduk
5. Kondisi jalan dan lebar jalan di lokasi penentuan titik – titik pos kebakaran. b. Untuk dapat mengindentifikasi resiko kebakaran diperlukan data – data sebagai
berikut: 1. Geografis
2. Kapasitas instansi kebakaran kota
3. Aspek sarana dan prasaran pemadam kebakaran 4. Kepadatan penduduk.
3.3 Analisis Penentuan Jumlah Pos Kebakaran
Metode yang digunakan dalam menganalisis penentuan jumlah pos kebakaran yang di butuhkan kota Medan, dilakukan dengan 2 langkah.
Langkah yang pertama menganalisis jumlah pos kebakaran untuk kota Medan dengan beberapa cara:
a. Study banding ke negara maju untuk mendapatkan gamabaran penanganan masalaha kebakaran baik secara rural maupun urban.
c. Menggunankan Kepmen PU No.11/KPTS/2000 untuk mendapatkan radius layanan pos kebakaran
d. Hasil penelitian penentuan titik – titik pos pemadam kebakaran kota Bandung yang dituangkan dalam Pd M-01-2004-C.
Langkah kedua mengunakan waktu tanggap untuk dapat menentukan jumlah pos kebakaran. Standar waktu tanggap yang digunakan sesuai dengan ketentuan Kepmen PU No.11/KPTS/2000, untuk itu dilakukan dengan cara:
a. Menganalisis waktu yang dibutuhkan Dinas Pemadam Kebakaran sejak adanya laporan kebakaran sampai petugas siap semprot di lokasi. Adapun waktu yang diperlukan yaitu waktu pengecekan, waktu persiapan dan waktu penggelaran untuk siap semprot.
b. Waktu tempuh kendaraan pemadam didapat dari pemilihan hasil analisis jumlah pos kebakaran yang dianalisis dengan menggunakan standar NFPA 1231 untuk satndar kecepatan normal kendaran mobil pemadam.
3.4 Penentuan Perletakan Pos Pemadam Kebakaran
Metode yang digunakan untuk menentukan perletakan pos pemadam kebakaran dilakukan dalam 4 tahapan yaitu:
1. Tahap Pertama
2. Tahap Kedua
Menentukan luasan tiap-tiap wilayah/sektor dengan cara: a. Penggabungan beberapa kecamatan yang saling berdekatan. b. Memperhitungkan existing perletakan pos kebakaran. c. Memperhitungkan dari segi geografis kota Medan. 3. Tahap Tiga
Menentukan jumlah pos kebakaran untuk tiap-tiap wilayah/sektor dengan cara:
a. Perhitungan luas tiap – tiap sektor. b. Perhitungan kepadatan tiap – tiap sektor.
c. Dari hasil perhitungan luas dan kepadatan diambil nilai rata-rata jumlah pos tiap-tiap sektor.
4. Tahap Keempat
Dari hasil jumlah pos kebakaran untuk tiap – tiap sektor dilakukan penyebaran pos kebakaran dengan cara:
a. Menggunakan existing perletakan pos kebakaran yang ada b. Menggunakan usulan dari Dinas Pemadam Kebakaran c. Metode lingkaran layanan
d. Standar ISO
e. Kondisi penduduk kota Medan
3.5 Jadwal Penelitian
Direncanakan jangka waktu dalam meneliti kasus yang diangkat diperlukan selama kurang 5 (lima) bulan terdiri dari:
1. Persiapan Survei;
2. Survei dan Kompilasi Data; 3. Analisa Data;
4. Olah Hasil Penelitian; 5. Pembahasan hasil Penelitian;
6. Kesimpulan dan Saran (Rekomendasi).
Adapun jadwal pelaksanaan penilitian ditunjukkan pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Survei
Tahapan persiapan survei dilakukan dalam 2 minggu, dengan distribusi waktu pada kegiatan studi literatur dan kegiatan persiapan survei, dengan perincian:
1. penyelesaian surat-surat dan pengurusan perijinan; 2. pembuatan program pelaksanaan survei;
3. merancang daftar data yang dibutuhkan, serta pembuatan peta-peta survei; 4. persiapan hal-hal lain yang berhubungan dengan kelancaran survei.
b. Survei
Terdiri dari dua jenis pokok kegiatan, yaitu:
1. Survei primer, yang dilakukan dengan cara terjun langsung ke lokasi studi dengan wawancara kepada pihak – pihak yang terkait, melakukan pengamatan kondisi lapangan dan pengambilan data existing jalan dimasing-masing titik pos pemadam kebakaran.
2. Survei sekunder, dilakukan dengan pengumpulan data sekunder yang sifatnya instansional, dengan cara menghubungi instansi, lembaga dan dinas-dinas yang berkaitan dengan Dinas Pemadaman Kebakaran di Kota Medan.
c. Kompilasi Data
penulisan tesis penelitian. d. Analisis Data
Kegiatan pokok analisis adalah menelaah, mengolah serta menilai data yang telah tersusun sehingga dihasilkan interpretasi data sesuai dengan tujuan penelitian tesis. Kegiatan ini direncanakan memerlukan waktu 3 (tiga) minggu. e. Olah Hasil Data Penelitian
Memerlukan waktu penyelesaian selama 6 (enam) minggu untuk hasil data. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan permasalahan, tujuan, dan sasaran penelitian tesis. Setiap perkembangan hasil penelitian dikonsultasikan dengan pembimbing tesis melalui proses bimbingan tesis.
f. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah draft olah hasil data penelitian dirampungkan dan dengan persetujuan pembimbing diarahkan kepembahasan hasil penelitian guna mendapatkan hasil untuk pembahasan lanjutan. Pembahasan ini dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
g. Kesimpulan dan Saran (Rekomedasi)
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Kota Medan
Berdasarkan sensus tahun 2007 dengan jumlah penduduk 2,083,156 jiwa dan luas 265,1 km2
Tabel 4.1 Luas dan Jumlah Penduduk Kota Medan . Data sensus 2007 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
No. Nama Kecamatan Luas
Jlh.
Penduduk Kepadatan Keterangan Km2 Jiwa Jiwa/Km2
Kota Medan pada saat sekarang hanya memiliki 4 Pos kebakaran. Pelayanan kebakaran di kota Medan dapat dilihat pada gambar 4.1, tabel 4.2 dan jarak antar pos dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.1 Peta Existing Pos - pos Kebakaran Kota Medan Sumber: Dinas Pemadam Kebakaran Kota Medan
Pos Kebakaran Belawan
Pos Kebakaran Kim
Pos Kebakaran Amplas
Pos Kebakaran (WMK)
Tabel 4.2 Pos – pos Pemadam Kebakaran No. Uraian Lokasi Keterangan
1
Gambar 4.2 Sketsa Jarak antar Pos Pemadam Kebakaran Sumber: Dinas Pemadam Kebakaran Kota Medan
Waktu tanggap dinas pemadam kebakaran dalam mengatasi kebakaran untuk 84 kejadian dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data Waktu Tanggap Waktu
Sumber: Dinas Pemadam Kebakaran Kota Medan
Kota Medan hanya memiliki 4 pos kebakaran berlokasi di Jl. Candi Borobudur (Pusat Wilayah), Terminal Amplas (Pos Pembantu), Kim (Pos Pembantu) dan Belawan (Pos Pembantu). Dengan jumlah 4 pos kebakaran membuat jarak layanan sangat jauh tidak sesuai lagi dengan standar perletakan pos pemadam kebakaran untuk scala kota. Hal ini terbukti dengan hasil respon time dari 84 kejadian hanya 11 kejadian atau 13,10% yang memiliki respon time sesuai dengan Kepmen PU No.11/KPTS/2000.
4.2 Penyususunan Pos – pos Kebakaran
Penyususunan pos – pos kebakaran berdasarkan analisis resiko kebakaran yaitu: a. Potensi resiko kebakaran
c. Distribusi pos kebakaran
Alur pemikiran penyususan pos kebakaran dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Alur Pemikiran Penentuan Jumlah dan Distribusi Pos Kebakaran Sumber: Standar Pd M-01-2004-C
4.3 Resiko Kebakaran
Tabel 4.4 Kepadatan masing – masing Kecamatan
No. Nama Kecamatan Kepadatan (Jiwa/Km2) Keterangan 1 Medan Perjuangan 25,381.17
2 Medan Area 19,438.41 3 Medan Maimun 19,067.45 4 Medan Tembung 17,428.79 5 Medan Kota 15,708.35 6 Medan Denai 15,187.07 7 Medan Timur 14,412.24 8 Medan Petisah 12,550.84 9 Medan Barat 11,390.03 10 Medan Helvetia 10,849.32 11 Medan Amplas 10,107.15 12 Medan Johor 7,828.74 13 Medan Baru 7,434.76 14 Medan Deli 7,073.08 15 Medan Sunggal 7,039.38 16 Medan Selayang 6,568.93 17 Medan Polonia 5,823.75 18 Medan Marelan 5,221.20 19 Medan Belawan 3,618.25 20 Medan Tuntungan 3,327.71 21 Medan Labuhan 2,863.79
4.4 Penentuan Rasio dan Jumlah Optimal Pos Kebakaran 4.4.1 Potret penanganan kebakaran negara maju
a. Layanan Kebakaran merupakan layanan masyarakat yang mendasar, karena kebakaran selalu menyebabkan total loss. Tidak ada korelasi jumlah pos kebakaran dengan daerah, income per kapita, dan tingkat kemakmuran relatif.
b. Yang ada korelasi jumlah pos dengan jumlah populasi/penduduk atau jumlah bangunan. 1 pos untuk melayani 18.183 penduduk atau 6977 rumah.
4.4.2 Secara rural
Calvert County. MD memiliki jarak jangkauan pelayanan pos kebakaran 5 mil, ini berarti 1 pos memiliki wilayah layanan seluas 78 mil2. Jadi untuk kota Medan yang memiliki luas daerah 265,1 km2 atau 98,8 mil2 membutuhkan 2 Pos Kebakaran.
4.4.3 Secara urban
4.4.4 Menurut peraturan yang berlaku
Berdasarkan Kepmen PU No.11/KPTS/2000, terdapat dua ketentuan:
a. Berdasarkan jarak jangkauan wilayah layanan radius 2,5 km, maka luas layanan = 19.62 Km2. Kota Medan dengan luas 265.1 Km2
b. Berdasarkan ketentuan 1 pos pemadam melayani maksimum 3 kelurahan. Kota Medan memiliki 151 kelurahan, hal ini berarti kota Medan membutuhkan 51 Pos Kebakaran.
, hal ini berarti kota Medan membutuhkan 14 Pos Kebakaran.
4.4.5 Berdasarkan standar ISO
Ketentuan aman dapat terpenuhi apabila mobil kebakaran berjarak 1,5 Mil atau 2,4 Km dari lokasi kebakaran. Hal ini berarti radius layanan menurut ISO adalah 2,4 Km, maka kota Medan membutuhkan 15 Pos Kebakaran.
4.4.6 Berdasarkan Pd M-01-2004-C
Terlihat hasil yang beragam untuk itu perlu dilihat kondisi daerah setempat
berdasarkan waktu tanggap. Menurut Kepmen PU No.11/KPTS/2000 dan Standar Pd M-01-2004-C, waktu tanggap merupakan factor terpenting dalam menentukan
jumlah pos kebakaran yang optimal.
4.4.7 Berdasarkan waktu tanggap
Dalam menghitung waktu tanggap yang dijadikan acuan sebagai berikut: a. Berdasarkan NFPA 1231 Standard on Water Supplies for Suburban and
Rural Fire Fighting edisi 1993
Menurut standar NFPA 1231, bahwa kecepatan normal kendaraan 35 Mil/Jam atau 56,4 Km/Jam
b. Berdasarkan ISO (Insurance Service Office)
Ketentuan aman dari ISO (Insurance Service Office) dipenuhi apabila besar waktu tempuh (travel time) adalah:
1. untuk mobil kebakaran adalah (2,4/56,4 x 60) = 2,57 menit. 2. untuk mobil tangga/ladder = 4,28 menit, dan
3. untuk bangunan terjauh dari pos sejarak 5 mil (8 km) diperlukan waktu tempuh = 8,57 menit.
Standar ISO dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Jarak dan Waktu Tempuh Kendaraan Menurut ISO Sumber: ISO (Insurance Service Office)
c. Menurut Dinas Kebakaran
Waktu tanggap adalah waktu yang dibutuhkan petugas kebakaran dari sejak awal pemberitahuan sampai petugas siap semprot di lokasi kebakaran. Waktu asumsi Diskar dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Waktu Asumsi Diskar
No. Uraian Waktu Asumsi Diskar
(Menit)
Waktu Tanggap = waktu pemanggilan + waktu pengecekan + waktu tempuh + waktu siap penyemprotan.
4.4.8 Perhitungan waktu tanggap
Adapun langkah – langkah dalam perhitungan waktu tanggap sebagai berikut: 1. Waktu tempuh yang aman menurut ISO untuk mobil pemadam kebakaran
adalah 2,57 menit.
2. Asumsi Diskar bahwa waktu yang diperlukan untuk pemanggilan + Pengecekan + siap semprot adalah 12,5 Menit
Jadi apabila kedua hal ini diinterpretasikan dalam menghitung waktu tanggap adalah:
Waktu tanggap = 12,5 + 2,57 = 15,07 Menit
Hasil dari interpretasi tersebut sesuai dengan ketentuan Kepmen PU No.11/KPTS/2000 bahwa waktu tanggap yang diperlukan adalah 15 menit. Maka dari
pendekatan di atas dapat diambil bahwa jarak layanan yang cukup aman sejauh 2,4 Km dari Pos Kebakaran.
Dari hasil perhitungan waktu tanggap menghasilkan radius layanan 2,4 Km atau memiliki luas layanan 18 Km2. Kota Medan yang memiliki luas 265,1 Km2
“ Jumlah Pos Minimal untuk Kota Medan adalah 15 Pos Kebakaran”
, berarti kota Medan membutuhkan 15 Pos Kebakaran.
4.5 Pembagian Wilayah Layanan Dan Penyebaran Pos Kebakaran 4.5.1 Pembagian daerah pos kebakaran
terbawah yaitu pos pemadam kebakaran, pektor pemadam kebakaran dan wilayah pemadam kebakaran
Pelayanan kebakaran berdasarkan hirarki dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Hirarki Layanan Pos Kebakaran Sumber: Kepmen PU No.11/KPTS/2000
WMK dibentuk oleh pengelompokan hunian yang memiliki kesamaan kebutuhan proteksi kebakaran dalam batas wilayah yang ditentukan secara alamiah
POS PEMADAM KEBAKARAN
SEKTOR PEMADAM KEBAKARAN
(Max. 6 Pos)
maupun buatan. Alur pemikiran dalam pembagian pos – pos kebakaran dapat dilihat pada gambar 4.7.
Gambar 4.7 Skematik Pembagian Pos – pos Kebakaran Sumber: Penulis
Adapun acuan untuk pembagian wilayah sektor adalah Kempen PU No.11/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis penanggulangan kebakaran di perkotaan
antara lain:
a. Tiap sektor maksimum membawahi 6 pos kebakaran. Total pos = 15 pos
Jumlah sektor = 15/6 = 2,5 atau dibulatkan 3 sektor. Jumlah Total Pos
Kebakaran (15 Pos)
Penentuan Jumlah Sektor Penentuan Wilayah Pemadam Kebakaran
(Pengendali Sektor) Penyebaran Pos
Kebakaran
b. Salah satu sektor berfungsi sebagai pusat pengendali (wilayah pemadam kebakaran).
Maka dari jumlah total 15 pos kebakaran akan dibagi berdasarkan hirarki dengan hasil dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Pembagian Pos Secara Hirarki Sumber: Penulis
4.5.2 Penentuan wilayah sektor dan penyebaran pos
Alur pemikiran penyebaran pos kebakaran dapat dilihat pada gambar 4.9.
4.5.2.1 Penentuan wilayah sektor
Untuk penentuan daerah layanan masing – masing sektor pemadam kebakaran dengan cara menentukan luas daerah layanan untuk masing – masing sektor yang ditentukan berdasarkan letak kecamatan yang saling berdekatan, dengan mempertimbangkan tiap sektor maksimum melayani 6 pos kebakaran. Pemetaan wilayah sektor pemadam kebakaran dapat dilihat pada gambar 4.10.
Sektor I
Sektor II Sektor III Sektor III
Penjabaran Tiap – tiap Sektor
Pembagian wilayah tiap – tiap sektor dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Pembagian Sektor Berdasarkan Kecamatan
4.5.2.2 Penentuan pembagian pos kebakaran
Pembagian pos pemadam kebakaran dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Pembagian Pos Kebakaran untuk Tiap – tiap Sektor
No. Nama
Hasil perhitungan kebutuhan pos-pos
a. Penentuan Pos Wilayah dan Sektor Pemadam
1. Untuk menentukan pusat wilayah yang akan membawahi seluruh sektor, ditunjuk pos kebakaran Jl. Candi Borobudur sesuai dengan kondisi sekarang.
2. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan pusat sektor adalah pos kebakaran yang berada dekat dengan pusat perkembangan kota dan berada diantara pos – pos yang lainnya.
Pembagian Sektor dan Letak masing – masing Sektor
Gambar 4.11 Peta Letak Kantor Wilayah dan Sektor Pemadam Sumber: Penulis
Pos Sektor III
Pos Wilayah
Jarak Antar Sektor
Gambar 4.12 Sketsa Jarak Antar Sektor Sumber: Penulis
S III
W
S II
Jl. Candi Borobudur
b. Penyebaran Pos Kebakaran Tiap Sektor
Penyebaran Pos Kebakaran berdasarkan metode lingkaran layanan dan standar ISO (Insurance Service Office). Metode pelayanan lingkaran dapat dilihat pada
gambar 4.13.
Metode Lingkaran Layanan
R = 2.4 Km
Gambar 4.13 Metode Lingkaran Layanan Sumber: ISO (Insurance Service Office)
Standar ISO (Insurance Service Office)
Untuk perlindungan kebakaran yang aman untuk:
1. Mobil pemadam berjarak 2,4 Km 2. Mobil tangga berjarak 4 Km
3. Untuk setiap bangunan terjauh berjarak 8 km dari pos kebakaran. 2.4 Km
Jarak antar pos menurut standar ISO dapat dilihat pada gambar 4.14.
Gambar 4.14 Jarak Pos Menurut ISO Sumber: ISO (Insurance Service Office)
Kepadatan penduduk memiliki korelasi terhadap tingkat resiko kebakaran suatu wilayah, semangkin padat suatu wilayah maka resiko kebakaran juga semangkin tinggi (Standar Pd M-01-2004-C). Suatu daerah yang memiliki kepedatan penduduk yang cukup tinggi akan membuat semangkin dekatnya jarak antar pos kebakaran dan sebaliknya. Jadi penyebaran penduduk juga merupakan suatu hal yang dijadikan bahan pertimbangan dalam penyebaran pos kebakaran. Peta penyebaran penduduk kota Medan dapat dilihat pada gambar 4.15.
POS
Mobil Pemdam Mobil
Tangga
Bangunan 8 Km
4 Km
Gambar 4.15 Peta Penyebaran Penduduk Kota Medan Sumber: Sensus 2007
Permukiman Padat
Permukiman Penduduk
Areal Bisnis
Pertimbangan Kondisi Existing Pos Kebakaran di Kota Medan
Kota Medan telah memiliki 4 pos kebakaran yang dapat dilihat pada tabel 4.8 dan gambar 4.16.
Tabel 4.8 Pos Kebakaran di Kota Medan
No. Uraian Lokasi Keterangan
1
Ktr Camat Medan Belawan
Pusat Pengendali
Sumber: Penulis
Gambar 4.16 Peta Existing Pos Kebakaran Sumber: Dinas Pemadam Kebakaran Kota Medan
Pertimbangan Lalu Lintas
Pertimbangan lalu lintas digunakan untuk menentukan letak titik pos yang strategis untuk keluar - masuknya kendaraan pemadam kebakaran pada saat melaksanakan tugas pemadaman. Dalam hal ini yang dijadikan acuan adalah sirkulasi ataupun ada banyak alternatif untuk pemilihan rute.
1. Penyebaran Pos pada Sektor I
Wilayah kecamatan yamg masuk pada sektor I dapat dilihat pada tabel 4.9 dan peta penyebaran penduduk pada sektor I dapat dilihat pada gambar 4.17.
Tabel 4.9 Jumlah Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Sektor I
No. Kecamatan Luas Jlh. Penduduk Kepadatan Km2 Jiwa Km2/Jiwa 1 Medan Petisah 5.33 66,896.00 12,550.84 Medan Barat 6.82 77,680.00 11,390.03 Medan Maimun 2.98 56,821.00 19,067.45 Medan Polonia 9.01 52,472.00 5,823.75 Medan Baru 5.84 43,419.00 7,434.76 Medan Selayang 12.81 84,148.00 6,568.93 Medan Tuntungan 20.68 68,817.00 3,327.71 Medan Johor 14.58 114,143.00 7,828.74 Medan Sunggal 15.44 108,688.00 7,039.38 Medan Helvetia 13.16 142,777.00 10,849.32
Pertimbangan Penduduk
Gambar 4.17 Peta Penyebaran Penduduk Sektor I Sumber: Penulis
Pada Sektor I ini penyebaran penduduk cukup merata, terkecuali di kecamatan Medan Johor, Tuntungan dan Selayang. Hal ini akan berpengaruh pada letak pos kebakaran.
Permukiman
Permukiman Padat
Area Bisnis
Pertimbangan Rute dan Sirkulasi Kendaraan
Kondisi jalan pada sektor I dapat dilihat pada gambar 4.18.
Gambar 4.18 Denah Lokasi Pos Wilayah Sumber: Penulis
Dari gambar 4.18 dapat terlihat jelas bahwa lokasi pusat wilayah (Pusat Pengendali) yang berada pada lokasi yang strategis di pusat kota. Pos berada pada jalan 2 arah dan memiliki banyak jalan alternatif yang saling berhubungan sehingga memudahkan dalam pemilihan rute untuk dapat mencapai lokasi kebakaran.
Kantor Wilayah Simbol W Jl. Candi Borobudur
Jl. Kejaksaan
Jl. Candi Prambanan Jl. Maulaya Lubis
Jl. Guru Patimpus
Pos Kebakaran Satu (P1)
Kondisi jalan pada P1 dapat dilihat pada gambar 4.19.
Gambar 4.19 Denah Lokasi Pos 1 Sumber: Penulis
Pos 1 dengan daerah layanan Medan Johor, sebagian daerah di jalan Brigjend. Katamso dan permukiman sekitar bandara Polonia. Dari denah lokasi P1 sangat memungkinkan untuk mencapai daerah tersebut dalam waktu yang singkat, karena berada pada lokasi strategis dan memiliki banyak jalan alternatif yang dapat mempermudah dalam pemilihan rute untuk menghindari kemacetan.
Jl. Karya Jaya Jl. Karang sari
Jl. A.H Nasution
Jl. Karya Bati
Jl. Karya Kasih
Jl. M. Basir Jl. Brigjend. Katamso
P1
Pos Kebakaran Dua (P2)
Kondisi jalan pada P2 dapat dilihat pada gambar 4.20.
Gambar 4.20 Denah Lokasi Pos 2 Sumber: Penulis
Lokasi Pos 2 untuk melayani sekitar Jalan Jamin Ginting, Ngumban Surbakti, Bunga Mawar, Pasar II, Pasar III, pasar IV dan sebahagian jalan Setia Budi serta daerah Kuala Belaka. Letak lokasi P2 sangat strategis untuk dapat melayani daerah tersebut karena berada di ruas jalan yang saling berhubungan (terdapat banyak jalan alternatif) sehingga memudahkan dalam pemilihan rute untuk menghindari kemacetan
P2
Jl. Bunga MawarJl. Jamin Ginting Jl. Mesjid Syuhada
Jl. Bunga Kantil Jl. Ngumban Surbakti
Jl. Bunga Kenanga
Jl. A.H Nasution
Simpang Pos
Kuala Belaka
Pos Kebakaran Tiga (P3)
Kondisi jalan pada P3 dapat dilihat pada gambar 4.21.
Gambar 4.21 Denah Lokasi Pos 3 Sumber: Penulis
Lokasi Pos 3 untuk melayani sekitar Jalan Jamin Ginting, Tuntungan, Perumahan Simalingkar dan Jalan Flamboyan Raya. Letak lokasi P3 sangat strategis untuk dapat melayani daerah tersebut karena berada di ruas jalan yang terdapat banyak jalan alternatif sehingga memudahkan dalam pemilihan rute untuk dapat mencapai daerah layanan.
P3
Jl. Jamin Ginting Jl. Setia Budi Jl. Bunga Rinte
Jl. Bunga Nicole I
Jl. Kapten Purba
Jl. Bunga Nicole
Keterangan : Jalan yang dilalui seluruhnya 2 arah Perumahan
Simalingkar
Tuntungan Jl. Flamboyan Raya
Pos Kebakaran Empat (P4)
Kondisi jalan pada P4 dapat dilihat pada gambar 4.22.
Gambar 4.22 Denah Lokasi Pos 4 Sumber: Penulis
Lokasi Pos 4 untuk melayani sekitar Jalan Kenanga Raya, Setia Budi, Doktor Mansur, Sunggal dan Ring road. Letak lokasi P3 sangat strategis untuk dapat melayani daerah tersebut karena berada di antara ruas jalan Setia Budi dan Ring road yang memilki kapasitas jalan yang cukup besar dengan lebar jalan + 12 meter 2 lajur 2 arah.
P4
Jl. Kenanga Raya Keterangan :
Jalan yang dilalui seluruhnya 2 arah
Jl. Dr. Mansur
Jl. Setia Budi Jl. Ring Road Jl. Sunggal
Pos Kebakaran Lima (P5)
Kondisi jalan pada P5 dapat dilihat pada gambar 4.23.
Gambar 4.23 Denah Lokasi Pos 5 Sumber: Penulis
Lokasi Pos 5 untuk melayani sekitar Jalan Asrama, Jend. Gatot Subroto, Kapten Muslim, Gaperta dan Sunggal. Letak lokasi P3 sangat strategis untuk dapat melayani daerah tersebut karena banyak terdapat jalan altenatif sehingga memudahkan pemilihan rute untuk menghindari kemacetan.
P5
Keterangan : Jalan yang dilalui seluruhnya 2 arah Jl. Gaperta
Jl. Budi Luhur Jl. Kapten Muslin
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jl. Asrama
Metode Lingkaran Layanan Untuk Sektor I
Metode lingkaran layanan untuk sektor I dapat dilihat pada gambar 4.19, peta radius lingkaran layanan sektor I dapat dilihat pada gambar 4.24, jarak antar pos kebaran untuk sektor I dapat dilhat pada gambar 4.25, dan letak pos kebakaran di sektor I dapat dilihat pada tabel 4.10.
Jarak Antara Pos - pos Kebakaran Sektor I
Gambar 4.25 Jarak Antar Pos Kebakaran Pada Sektor I Sumber: Penulis
Tabel 4.10 Letak Pos Kebaran di Sektor I
No. Noda Lokasi Keterangan
1 2
W P1
Jl. Candi Borobudur
Kelurahan Pangkalan Mansyur
Simpang Jamin Ginting-Setia Budi
2. Penyebaran Pos pada Sektor II
Wilayah kecamatan yamg masuk pada sektor II dapat dilihat pada tabel 4.11 dan peta penyebaran penduduk pada sektor II dilihat pada gambar 4.26.
Tabel 4.11 Jumlah Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Sektor II
No. Kecamatan Luas
Jlh.
Penduduk Kepadatan Km2 Jiwa Km2/Jiwa 1 Medan Perjuangan 4.09 103,809.00 25,381.17 Medan Timur 7.76 111,839.00 14,412.24 Medan Tembung 7.99 139,256.00 17,428.79 Medan Area 5.52 107,300.00 19,438.41 Medan Denai 9.05 137,443.00 15,187.07 Medan Kota 5.27 82,783.00 15,708.35 Medan Amplas 11.19 113,099.00 10,107.15
Total 50.87 795,529.00 Sumber: Penulis
Pertimbangan Penduduk
Gambar 4.26 Peta Penyebaran Penduduk Sektor II Sumber: Penulis
Pada Sektor II ini penyebaran penduduk cukup merata dan kepadatan penduduknya cukup padat. Sehingga susunan Pos Kebakarannya cukup rapat di bandingkan sektor I.
Pertimbangan Rute dan Sirkulasi Kendaraan
Kondisi jalan pada sektor II dapat dilihat pada gambar 4.27.
Gambar 4.27 Denah Lokasi Sektor 2 Sumber: Penulis
Jl. Rahmadsyah
S2
Keterangan : Jalan yang dilalui seluruhnya 2 arah
Jl. Halat Jl. Laksana
Jl. Ismaliyah Jl. A.R. Hakim Jl. Amaliun
Jl. Asia
Sektor 2 untuk melayani Kec. Medan Area, sebagian Kec. Medan Maimun, Kec. Medan denai dan Kec. Medan Kota. Sektor 2 berada di lokasi strategis untuk dapat melayani daerah tersebut, karena banyak terdapat jalan altenatif sehingga memudahkan dalam pemilihan rute untuk menghindari kemacetan dan ruas jalan yang dilalui 2 arah sehingga mempermudah ruang gerak atau sirkulasi kendaraan dari pos pemadam ke lokasi kebakaran.
Pos Kebakaran 6
Kondisi jalan pada P6 dapat dilihat pada gambar 4.28.
Gambar 4.28 Denah Lokasi Pos 6 Sumber: Penulis
P6
Keterangan : Jalan yang dilalui seluruhnya 2 arah
Jl. Letda Sujono
Jl. Denai Jl. Mandala By Pass
Jl. Perguruan
Pos 6 untuk melayani sebagian Kec. Medan Tembung, Kec. Medan denai dan Kec. Medan Area. Pos 6 berada di lokasi strategis untuk dapat melayani daerah tersebut, karena berada pada ruas jalan Mandala By Pass yang berhubungan dengan jalan Denai dan Letda Sujono yang memiliki lebar jalan + 9 meter (2 arah, 2 jalur) sehingga memiliki kapasitas jalan yang cukup besar serta 2 ruas jalan tersebut terhubung dengan jalan 2 arah. Hal ini mempermudah sirkulasi kendaraan pemadam, disamping itu terdapat jalan alternatif yang menghubungkan pos 6 ke akses jalan lainnya, sehingga mempermudah dalam pemilihan rute.
Pos Kebakaran 7
Kondisi jalan pada P7 dapat dilihat pada gambar 4.29.
Gambar 4.29 Denah Lokasi Pos 7 Sumber: Penulis
P7
Jl. Rivai Manaf NasutionJl. Pertahanan Jl. SM Raja
Keterangan : Jalan yang dilalui seluruhnya 2 arah
Pos 7 untuk melayani Kec. Medan Amplas. Pos 7 berada di lokasi strategis untuk dapat melayani daerah tersebut, karena berada dekat dengan persimpangan antara jalan SM. Raja, Rivai Manaf Nasution dan Pertahanan. Ruas Jalan SM. Raja dan Rivai Manaf Nasution memiliki lebar jalan 12 meter (2 arah, 2 jalur). Kedua ruas jalan ini memiliki kapasitas jalan yang besar, sehingga sirkulasi kendaraan dapat berjalan dengan lancar.
Pos Kebakaran 8
Kondisi jalan pada P8 dapat dilihat pada gambar 4.30.
Gambar 4.30 Denah Lokasi Pos 8 Sumber: Penulis
P8
Jl. Bilal Ujung
Jl. Pendidikan
Jl. Tempuling
Jl. Pancing Jl. Karakatau
Jl. HM. Said
Jl. Pelita IV
Jl. Pelita I Keterangan :
Pos 8 untuk melayani sebagian Kec. Perjuangan, Kec. Tembung dan Kec. Medan Petisah. Pos 8 berada di lokasi strategis untuk dapat melayani daerah tersebut, karena berada pada ruas jalan yang banyak terdapat jalan alternatif yang mempermudah dalam pemilihan rute, sehingga sirkulasi kendaraan pemadam dari pos pemadam ke lokasi kebakaran dapat berjalan lancar.
Pos Kebakaran 9
Kondisi jalan pada P9 dapat dilihat pada gambar 4.31.
Gambar 4.31 Denah Lokasi Pos 9 Sumber: Penulis
P9
Jl. Aluminium
Keterangan : Jalan yang dilalui seluruhnya 2 arah
Jl. Aluminium Raya
Jl. Bengkel
Jl. Karakatau
Pos 9 untuk melayani sebagian Kec. Perjuangan, dan Kec. Medan Deli. Pos 9 berada di lokasi strategis untuk dapat melayani daerah tersebut, karena letak Pos 9 banyak terdapat jalan alternatif yang mempermudah dalam pemilihan rute, sehingga sirkulasi kendaraan pemadam dari pos pemadam ke lokasi kebakaran dapat berjalan lancar.
Metode Lingkaran Layanan Untuk Sektor II
Metode lingkaran layanan untuk sektor II dapat dilihat pada gambar 4.32, jarak antar pos kebaran untuk sektor II dapat dilhat pada gambar 4.33, dan letak pos kebakaran di sektor II dapat dilihat pada tabel 4.12.
Jarak Antara Pos - pos Kebakaran Sektor II
Gambar 4.33 Jarak Antar Pos Kebakaran Pada Sektor II Sumber: Penulis
Tabel 4.12 Letak Pos Kebaran di Sektor II
No. Noda Lokasi Keterangan Kelurahan Tegal Sari I
Kantor Sektor
Ktr Camat Medan Perjuangan
Pos Pembantu Pos Pembantu
5 P9 Jl. Aluminium Pos Pembantu
Sumber: Dinas Pemadam Kebakaran Kota Medan
3. Penyebaran Pos pada Sektor III
Wilayah kecamatan yamg masuk pada sektor III dapat dilihat pada tabel 4.13 dan peta penyebaran penduduk pada sektor III dapat dilihat pada gambar 4.34.
Tabel 4.13 Jumlah Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Sektor III
No. Kecamatan Luas
Jlh.
Penduduk Kepadatan Km2 Jiwa Km2/Jiwa Medan Deli 20.84 147,403.00 7,073.08 Medan Marelan 23.82 124,369.00 5,221.20 Medan Belawan 26.25 94,979.00 3,618.25 Medan Labuhan 36.67 105,015.00 2,863.79 Total 107.58 471,766.00 18,776.31 Sumber: Penulis
Pertimbangan Penduduk
Gambar 4.34 Peta Penyebaran Penduduk Sektor III Sumber: Penulis
Pada Sektor III ini penyebaran penduduk tidak merata dan kepadatan penduduknya rendah. Sehingga susunan Pos Kebakarannya cukup renggang di bandingkan sektor I dan II.
Pos Kebakaran Sektor 3
Kondisi jalan pada sektor III dapat dilihat pada gambar 4.35.
Gambar 4.35 Denah Lokasi Pos Sektor III Sumber: Penulis
Pos Sektor 3 untuk melayani sebagian Kec. Medan Marelan dan Kec. Medan Deli. Sektor 3 berada di lokasi strategis untuk dapat melayani daerah tersebut, karena
S3
Keterangan : Jalan yang dilalui seluruhnya 2 arah
Jl. Marelan
Jl. Marelan II
Jl. Marelan VI
Jl. MarelanV Jl. Marelan III
Jl. Marelan I
letak Sektor 3 banyak terdapat jalan alternatif yang mempermudah dalam pemilihan rute dan sangat dekan dengan jalan Marelan yang memiliki lebar jalan 9 meter, sehingga sirkulasi kendaraan pemadam dari pos pemadam ke lokasi kebakaran dapat berjalan lancar.
Pos Kebakaran Pos 10
Kondisi jalan pada P10 dapat dilihat pada gambar 4.36.
Gambar 4.36 Denah Lokasi Pos 10 Sumber: Penulis
Pos 10 untuk melayani Kec. Medan Deli. Pos 10 berada di lokasi strategis untuk dapat melayani daerah tersebut, karena letak Pos 10 berada pada jalan yang memiliki lebar jalan 9 meter yang terhubung dengan jalan Yos Sudarso dan Platina I,
P10
Keterangan : Jalan yang dilalui seluruhnya 2 arah Jl. Yos Sudarso
Jl. Mangan III Jl. KIM
Jl. RM. Potong Hewan
sehingga mempermudah dalam pemilihan rute dan sirkulasi kendaraan pemadam dari pos pemadam ke lokasi kebakaran dapat berjalan lancar.
Pos Kebakaran Pos 11
Kondisi jalan pada P11 dapat dilihat pada gambar 4.37.
Gambar 4.37 Denah Lokasi Pos 11 Sumber: Penulis
Pos 11 untuk melayani Kec. Medan Perjuangan. Pos 11 berada di lokasi strategis untuk dapat melayani daerah tersebut, karena letak Pos 11 berada pada jalan yang memiliki lebar jalan 12 meter, sehingga sirkulasi kendaraan pemadam dari pos
P11
Keterangan :Jalan yang dilalui seluruhnya 2 arah
Jl. Jermal
Jl. Tol Belawan
Jl. Cing Wei Jl. M. Basir
Jl. Titi Pahlawan
Pos Kebakaran Pos 12
Kondisi jalan pada P12 dapat dilihat pada gambar 4.38.
Gambar 4.38 Denah Lokasi Pos 12 Sumber: Penulis
Pos 12 untuk melayani Kec. Medan Belawan. Pos 12 berada di lokasi strategis untuk dapat melayani daerah tersebut, karena letak Pos 12 berada pada jalan yang memiliki lebar jalan 12 meter, sehingga sirkulasi kendaraan pemadam dari pos pemadam ke lokasi kebakaran dapat berjalan lancar.
P12
Keterangan :Jalan yang dilalui seluruhnya 2 arah
Jl. Pelabuhan I Jl. Raya Pelabuhan
Jl. Tol Belawan Jl. Yos Sudarso
Metode Lingkaran Layanan Untuk Sektor III
Metode lingkaran layanan untuk sektor III dapat dilihat pada gambar 4.39, jarak antar pos kebaran untuk sektor III dapat dilhat pada gambar 4.40, dan letak pos kebakaran di sektor III dapat dilihat pada tabel 4.14.
Gambar 4.39 Peta Radius Lingkaran Layanan Sektor III – 4 Pos Kebakaran Sumber: Penulis
Jarak Antara Pos - pos Kebakaran Sektor III P11
P9 P8 P12
S3
P10
Kantor Wilayah Kantor Sektor Pos Pembantu
Gambar 4.40 Jarak Antar Pos Kebakaran Pada Sektor III Sumber: Penulis
Tabel 4.14 Letak Pos Kebaran di Sektor III
No. Noda Lokasi Keterangan
1 2
S3 P10
Jl. Marelan KIM
Kantor Sektor Pos Pembantu 3
4
P11 P12
Kelurahan Sei Mati
Ktr Camat Medan Belawan
Pelayanan radius kebakaran dengan metode lingkaran untuk ketiga sektor di kota Medan dapat dilihat pada gambar 4.41.
Gambar 4.41 Peta Radius Layanan Pos Kebakaran Kota Medan Sumber: Penulis
Kantor Wilayah Kantor Sektor Pos Pembantu Permukiman Permukiman Padat Area Bisnis
Peta pos pemadam kebakaran di kota Medan dapat dilihat pada gambar 4.42 dan tabel lokasi pos – pos pemadam kebakaran dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Lokasi Pos – pos Kebakaran
No. Noda Lokasi Jenis Pos Keterangan
1 W Jl. Candi Borobudur Pos Wilayah Existing
2 P1 Kelurahan Pangkalan
Mansyur Pos Pembantu Hasil Kajian 3 P2 Pasar VII Pos Pembantu Hasil Kajian 4 P3 Simpang Jamin
Ginting-Setia Budi Pos Pembantu Usulan P2K 5 P4 Jl. Kenanga Raya Pos Pembantu Hasil Kajian 6 P5 Jl. Asrama Pos Pembantu Hasil Kajian 7 S2 Dpn. Ktr Camat M. Area Pos Sektor II Usulan P2K 8 P6 Kelurahan Tegal Sari I Pos Pembantu Hasil Kajian 9 P7 Terminal Amplas Pos Pembantu Existing
10 P8 Ktr Camat Medan
Perjuangan Pos Pembantu Usulan P2K 11 P9 Jl. Aluminium Pos Pembantu Hasil Kajian 12 S3 Jl. Marelan Pos Sektor III Hasil Kajian
13 P10 KIM Pos Pembantu Existing
14 P11 Kelurahan Sei Mati Pos Pembantu Hasil Kajian 15 P12 Ktr Camat Medan Belawan Pos Pembantu Existing Sumber: Penulis
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kajian penentuan titik-titik pos pemadam kebakaran di kota Medan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan jumlah pos kebakaran yang minimal yaitu 15 pos kebakaran didapat dari perhitungan respon time yang berdasarkan waktu yang dibutuhkan petugas dalam mempersiapkan pemadaman yang berdasarkan asumsi diskar dan menggunakan standar ISO untuk mobil pemadam kebakaran. Dimana hasil perhitungan tersebut sesuai dengan ketentuan Kepmen PU No.11/KPTS/2000 yaitu respon time sebesar 15 menit.
2. Jumlah pos kebakaran minimal untuk kota Medan yaitu 15 pos kebakaran dibagi dalam 3 sektor, dimana salah satu sektor berkedudukan sebagai pusat wilayah dengan rincian sebagai berikut yaitu 1 Pos Wilayah Pemadam, 2 Pos Sektor Pemadam dan 12 Pos Pembantu. Kelima belas pos tesebut di sebar di kota Medan dengan menitik beratkan pada penyebaran penduduk, sirkulasi kendaraan dan pemilihan rute serta dengan metode lingkaran. 3. Kota Medan yang hanya memiliki 4 pos kebakaran membuat para petugas
kebakaran menjadi 15 pos, diharapakan dapat memberikan pelayan yang lebih baik sebanding dengan penambahan pos tesebut.
4. Penyebaran penduduk yang tidak merata menghasilkan jarak yang berbeda antara titik pos yang satu dengan yang lain. Dari hasil kajian menunjukkan bahwa daerah yang memiliki kepadatan yang tinggi jarak antara pos yang satu dengan yang lain lebih berdekatan dibandingkan dengan kepadatannya yang rendah.
5. Luasnya kota Medan serta tidak meratanya penyebaran penduduk membuat ada daerah yang tidak masuk dalam radius pelayanan 2,4 Km dari pos terdekat, tetapi daerah tersebut tetap mendapatkan pelayanan dari pos terdekat tersebut.
5.2 Saran
Dari hasil kajian Penempatan Pos Pemadam Kebakaran di kota Medan dapat diambil beberapa saran sebagai berikut:
1. Mengingat cukup tingginya intensitas kebakaran di kota Medan disaran
Dinas Pemadam Kebakaran kota Medan untuk segera dapat merealisasikan pembangunan pos kebakaran terutama yang menjadi pusat sektor pemadam kebakaran.
2. Untuk dapat meningkatkan kesadaran pada masyarakat kota Medan untuk
3. Kota Medan yang memiliki luas wilayah 265,1 Km2 sebaiknya memiliki 2
DAFTAR PUSTAKA
Ching, Francis D.K, 1985, Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya, Erlangga, Jakarta.
Effendi, Achmad Hidajat & Suprapto (2007), Penerapan NSPM Biddang Keselamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Dalam Pembangunan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman, Jurnal Standardisasi, Vol. 9, No. 2, Hal. 56-63
Hutchinson, B .G, 1974, Estimating Urban Goods Movement Demands, Transportation Research Record.
Kepmen PU No. 11/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis manajemen penanggulangan kebakaran di perkotaan
Karmini, Mimin , 2005, Pemantapan Model Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Penanggulangan Kebakaran Dengan Sistem Balakar, Bandung, 8-9
Desember
Lestari, Fatma & RM. Yodan Amaral Panindrus (2008), Audit Sarana Prasarana Pencegahan Penanggulangan dan Tanggap Darurat Kebakaran di Gedung Fakultas X Universitas Indonesia Tahun 2006, Makara Teknologi, Vol. 12, No. 1 , Hal. 55-60