• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dampak Kemacetan Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Di Kota Medan (Studi Kasus: Area Simpang Pos)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Dampak Kemacetan Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Di Kota Medan (Studi Kasus: Area Simpang Pos)"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK KEMACETAN TERHADAP SOSIAL EKONOMI PENGGUNA JALAN DI KOTA MEDAN

(STUDI KASUS: AREA SIMPANG POS)

OLEH

SILVANA MONICA PANGARIBUAN 100501109

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

ANALISIS DAMPAK KEMACETAN TERHADAP SOSIAL EKONOMI PENGGUNA JALAN DI KOTA MEDAN

(STUDI KASUS: AREA SIMPANG POS)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kerugian sosial ekonomi pengguna jalan akibat kemacetan kota Medan dengan studi kasus di area Simpang Pos Medan. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode dekriptif dengan menggunakan data primer. Cara pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan kuesioner. Berdasarkan dari hasil penelitian, kemacetan dapat mengakibatkan pengguna jalan merasakan waktu yang terbuang, stress, boros bensin, mengurangi pendapatan dan juga dapat mempengaruhi kesehatan. Kemacetan juga menyebabkan kerugian dalam pemakaian BBM sebesar Rp 1.558.734.907,00 per bulannya. Selain itu, kemacetan juga dapat menyebabkan hilangnya pendapatan sebesar Rp 4.657.828.919,00 per harinya.

(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF SOCIO-ECONOMIC IMPACT OF CONGESTION AGAINST ROAD USERS IN MEDAN

(STUDY CASE: SIMPANG POS AREA IN MEDAN)

The purpose of this study aims to analyze the impact of socio-economic losses due to congestion of road users Medan with a case study in the area of Simpang Pos. this research using descriptive method with the primary data. The data collected through interviews and questionnaires. Based on the results of the study, the congestion can lead road users feel the time was wasted, stress, fuel consumption, reduce revenues and can also affect health. Congestion also causes a loss in fuel consumption amounting to Rp 1,558,734,907.00 per month. n addition, congestion can also cause a loss of income of Rp 4,657,828,919.00 per day.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat serta pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Dampak Kemacetan Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan di Kota Medan (Studi Kasus: Area Simpang Pos)” ini dengan baik dan benar.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Secara khusus, penulis sampaikan kepada kedua orang tua, yaitu Bapak Robert Pangaribuan, ST dan Ibu Martilinda Hutajulu, SPd beserta kakak Lusiana Pangaribuan, SH, MH dan adik Farel Pangaribuan.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar, SE, Msc. Ak, selaku Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, Mec, selaku Ketua Departemen S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku Sekretasris Departemen S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Irsyad M.Soc. Sc, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Paidi, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

8. Bapak Dr.Rujiman, MA selaku Dosen Penguji II dan Bapak Haroni Doli Hamoraon Ritonga, SE, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan banyak masukan dan saran bagi kesempurnaan skripsi ini. 9. Bapak dan Ibu Dosen serta Pegawai Administratif Program Studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

10.Dan terima kasih penulis sampaikan kepada sahabat dan orang-orang terdekat penulis yang telah sangat membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menghrapkan masukan dan kritik yang membangun dan dapat dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan kiranya Tuhan memberikan anugerahNya kepada semua pihak dan memberkatinya.

Medan, Oktober 2014

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kota ... 8

2.1.1Pengertian Kota ... 8

2.1.1.1 Masalah Perkotaaan ... 8

2.1.2 Transportasi ... 9

2.1.2.1 Teori Transportasi ... 9

2.1.2.2 Pengertian Transportasi ... 10

2.1.3 Kemacetan Transportasi ... 12

2.1.4 Peranan Sosial Ekonomi Transportasi ... 15

2.1.4.1 Peranan Sosial Transportasi... 15

2.1.4.2 Peranan Ekonomi Transportasi ... 16

2.1.5 Penilaian Ekonomi terhadap Dampak Lingkungan... 16

2.2 Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 KerangkaKonseptual ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 JenisPenelitian... 21

3.2 Batasan Operasional ... 21

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 21

3.4 Ukuran Sampel... 22

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 23

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 23

3.7 Metode Analisis Data ... 23

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 24

(7)

4.2 Transportasi dan Lalu Lintas di Jalan ... 25

4.2.1 Volume Kendaraan Bermotor ... 25

4.2.2 Infrastruktur Lalu Lintas ... 25

4.2.3 Manajemen Transportasi ... 26

4.2.4 Kemacetan di Simpang Pos ... 26

4.3 Karakteristik Responden ... 26

4.3.1 Jenis Kelamin ... 27

4.3.2 Usia ... 27

4.3.3 Pendidikan ... 28

4.3.4 Jenis Pekerjaan ... 29

4.3.5 Tingkat Pendapatan ... 30

4.4 Dampak Kemacetan terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan ... 31

4.4.1 Analisis Dampak Kemacetan terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan... 31

4.4.2 Perhitungan Pengeluaran Biaya BBM Pengguna Jalan bila Terkena kemacetan dibandingkan dengan Tidak Terkena Kemacetan ... 34

4.4.3 Perhitungan Besarnya Pendapatan yang Hilang Akibat Kemacetan ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Saran ... 40

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan

Penduduk Kota Medan Tahun 2008-2012 ... 1 1.2 Jumlah Kendaraan Bermotor Kota Medan

Tahun 2008-2012 ... 3 4.1 Perhitungan Pengeluaran Rata-Rata Responden

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Persentase Perkiraan Sumber Kemacetan ... 15

2.2 Kerangka Konseptual ... 20

4.1 Jenis Kelamin ... 27

4.2 Usia ... 28

4.3 Pendidikan... 29

4.4 Jenis Pekerjaan ... 30

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

(11)

ABSTRAK

ANALISIS DAMPAK KEMACETAN TERHADAP SOSIAL EKONOMI PENGGUNA JALAN DI KOTA MEDAN

(STUDI KASUS: AREA SIMPANG POS)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kerugian sosial ekonomi pengguna jalan akibat kemacetan kota Medan dengan studi kasus di area Simpang Pos Medan. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode dekriptif dengan menggunakan data primer. Cara pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan kuesioner. Berdasarkan dari hasil penelitian, kemacetan dapat mengakibatkan pengguna jalan merasakan waktu yang terbuang, stress, boros bensin, mengurangi pendapatan dan juga dapat mempengaruhi kesehatan. Kemacetan juga menyebabkan kerugian dalam pemakaian BBM sebesar Rp 1.558.734.907,00 per bulannya. Selain itu, kemacetan juga dapat menyebabkan hilangnya pendapatan sebesar Rp 4.657.828.919,00 per harinya.

(12)

ABSTRACT

ANALYSIS OF SOCIO-ECONOMIC IMPACT OF CONGESTION AGAINST ROAD USERS IN MEDAN

(STUDY CASE: SIMPANG POS AREA IN MEDAN)

The purpose of this study aims to analyze the impact of socio-economic losses due to congestion of road users Medan with a case study in the area of Simpang Pos. this research using descriptive method with the primary data. The data collected through interviews and questionnaires. Based on the results of the study, the congestion can lead road users feel the time was wasted, stress, fuel consumption, reduce revenues and can also affect health. Congestion also causes a loss in fuel consumption amounting to Rp 1,558,734,907.00 per month. n addition, congestion can also cause a loss of income of Rp 4,657,828,919.00 per day.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota yang cukup besar, ada kota sedang dan ada kota kecil. Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki ruang lingkup pengaruh untuk di provinsi Sumatera Utara. Daerah perkotaan Medan tentu memiliki berbagai fasilitas, prasarana dan sarana secara logis akan memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat jika dibandingkan dengan wilayah yang berada di luarnya. Di satu sisi pertumbuhan ini menyebabkan semakin terbukanya kesempatan kerja baru, di sisi lain pertumbuhan ini berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk di wilayah pinggiranyang berbatasan langsung dengan kota Medan. Pertumbuhan penduduk dalam suatu wilayah perkotaan selalu diikuti oleh peningkatan kebutuhan ruang. Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula kebutuhan akan ruang kota.

Tabel 1.1

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2008–2012

Tahun Luas Wilayah

(Km)2

Jumlah Penduduk

Persentasi Pertumbuhan

Kepadatan penduduk

Persentasi Pertumbuhan

2008 265.10 2.102.105 - 7.932 -

(14)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa sejak tahun 2008-2012 terjadi peningkatan jumlah penduduk kota Medan yakni dari 2.102.105 jiwa pada tahun 2008 menjadi 2.122.804 jiwa pada tahun 2012. Walaupun berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 telah terjadi penurunan jumlah penduduk dari 2.121.053 jiwa tahun 2009 menjadi 2.097.610 jiwapada tahun 2010. Laju pertumbuhan penduduk periode tahun 2009-2012 rata-rata mencapai 0,2% walaupun terjadi penurunan jumlah penduduk sebesar 1,1% pada tahun 2010.

Tingkat pertumbuhan penduduk di kota Medan juga didukung oleh adanya pertumbuhan berbagai sektor industri yang menjadi pendorong bagi pembangunan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan manusia ditunjang oleh adanya sektor transportasi. Transportasi membuat mobilitas manusia menjadi lebih cepat, aman dan terintegrasi. Fungsi sektor transportasi akan merangsang peningkatan pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan antara fungsi sektor transportasi dan pembangunan ekonomi mempunyai hubungan timbal balik. Sistem transportasi yang baik memberi kemudahan akses ke berbagai kawasan sehingga menunjang pertumbuhan sektor ekonomi, khususnya kawasan perkotaan yang ditengarai dengan semakin menguatnya konsentrasi penduduknya. Sebaliknya, peningkatan pertumbuhan ekonomi juga telah meningkatkan peranan sektor transportasi dalam menunjang pencapaian sasaran pembangunan dan hasilnya.

(15)

mamiliki berbagai jenis kendaraan yang beragam baik itu kendaraan roda dua atau lebih. Hingga saat ini semakin banyak jenis-jenis produk kendaraan yang diproduksi meningkat dari tahun ke tahunnya.

Tabel 1.2

Jumlah Kendaraan Bermotor Kota Medan Tahun 2008-2012 Tahun Mobil Bus Sepeda Motor Jumlah Persentasi 2008 279.996 29.597 2.805.368 3.114.871 -

2009 297.992 29.498 3.091.510 3.418.930 9.8% 2010 327.467 29.978 3.478.230 3.835.675 12.2% 2011*) 356.931 71.112 3.924.007 4.352.041 13.5% 2012*) 386.301 71.590 4.292.933 4.750.834 9.2% Sumber : BPS Kota Medan (diolah)

*angka diperbaiki

Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa jumlah kendaraan bermotor dari tahun 2008-2012 terjadi peningkatan dimana tahun 2008 berjumlah 3.114.871 menjadi 4.750.834 pada tahun 2012. Setiap tahun jumlah kendaraaan dari berbagai jenis selalu meningkat dengan laju rata-rata 8.9% per tahun. Bila dilihat dari tabel di atas, sepeda motor menjadi penyumbang jumlah kendaraan terbesar di kota Medan yang mencapai 4.292.933 pengguna pada tahun 2012. Hal ini disebabkan karena sepeda motor dianggap sebagai akomodasi murah dan efektif oleh masyarakat menengah.

(16)

kepemilikan kendaraan pribadi yang pada akhirnya menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Seperti kota-kota besar lainnya, kota Medan juga menghadapi permasalahan transportasi berupa kemacetan lalu lintas. Setiap tahun jumlah kendaraaan dari berbagai jenis selalu meningkat, sedangkan panjang jalan dan pertambahan panjang serta luasnya tidak sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan setiap tahunnya. Jumlah kendaraan tentu berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk, karena semakin banyak penduduk tentu kebutuhan akan kendaraan terus meningkat. Meningkatnya mobilitas orang memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Peningkatan pendapatan membuat masyarakat mampu untuk membeli kendaraan seperti sepeda motor maupun mobil sebagai sarana transportasi pribadi. Peningkatan perekonomian daerah juga menyebabkan kebutuhan akan sarana transportasi lain seperti bus dan truk meningkat. Akibatnya, semakin hari jumlah arus lalu lintas dan jenis kendaraan yang menggunakan ruas-ruas jalan semakin bertambah. Hal ini menimbulkan masalah di bidang transportasi.

(17)

membawa penduduk ke tempat tujuannya. Adanya pertumbuhan pusat bisnis dan perbelanjaan di lokasi yang sama dengan pusat pemerintahan kota Medan, yakni di wilayah inti kota mengakibatkan distribusi lalu lintas hanya terkonsentrasi pada satu wilayah atau zona saja. Hal ini mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang parah di inti kota yang menyebar ke seluruh wilayah kota Medan.

Menurut Mirna (2011), kemacetan menimbulkan dampak yang besar bagi pertumbuhan ekonomi di kota Medan, seperti biaya bahan bakar, biaya kehilangan nilai waktu, biaya kehilangan potensi ekonomi dan transaksi tertunda. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup warga kota Medan. Sering terlihat adanya antrian truk pengangkut bahan pangan dan sembako lainnya dari pulau Jawa menuju pulau Sumatera. Pasalnya, barang yang dibutuhkan oleh masyarakat terlambat tiba dan sudah dipastikan hilangnya stok barang akan menjadi lebih tinggi. Dalam hal ini pergerakan perekonomian pun dinilai menjadi tidak efektif.

(18)

kerja mereka karena terlambat masuk kantor sehingga akhirnya pendapatan mereka juga turut berkurang. Kemacetan terparah di ruas jalan Ngumban Surbakti Simpang Pos, yakni mulai pukul 07.00 sampai 08.00, pukul 12.00 sampai 14.00 dan pukul 17.00 sampai 20.00.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Dampak Kemacetan Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan di Kota Medan (Studi Kasus Area Simpang Pos)”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini antara lain :

1. Apakah dampak yang dirasakan pengguna jalan saat terjadi kemacetan lalu lintas?

2. Berapa besarnya pengeluaran BBM pengguna jalan bila terkena kemacetan dibandingkan dengan tidak terkena kemacetan?

3. Berapa besarnya pendapatan pengguna jalan yang hilang akibat kemacetan yang terjadi?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dampak yang dirasakan pengguna jalan saat terjadi kemacetan lalu lintas.

(19)

3. Untuk mengetahui besarnya pendapatan pengguna jalan yang hilang akibat kemacetan lalu lintas yang terjadi.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan peneliti tentang dampak kemacetan terhadap ekonomi di kota Medan.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kerugian yang ditimbulkan dari kemacetan.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kota

2.1.1 Pengertian Kota

Menurut Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007, dinyatakan bahwa penataan ruang adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Menurut Permendagri No.2 Tahun 1987 Pasal 1 menyebutkan bahwa kota adalah pusat permukimandan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.

Kota merupakan suatu wilayah dimana terdapat pemusatan (konsentrasi) penduduk dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi, sosial budaya dan administrasi pemerintahan (Sjafrizal, 2012:190).

2.1.1.1 Masalah perkotaan

(21)

tersebut maka masalah transportasi dalam hal ini adalah kemacetan lalu lintas termasuk ke dalam jenis masalah internal perkotaan.

Menurut Sjafrizal (2012:258) ada beberapa permasalahan dalam penyediaan prasarana dan sarana daerah perkotaan, antara lain adalah:

1. Sangat terbatasnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana sehingga kurang menunjang kegiatan ekonomi daerah perkotaan.

2. Terbatasnya jumlah anggaran pembangunan pemerintah yang dapat disediakan setiap tahunnya, baik yang berasal dari APBD dan APBN sehingga pembangunan program dan kegiatan skala besar masih dapat dilakukan.

3. Masih lemahnya sumber pembiayaan dari swasta dan masyarakat sehingga pemanfaatannya melalui kerja sama pemerintah dan swasta ( Public-Private Partnership), serta swadaya masyarakat masih sangat terbatas. 4. Relatif rendahnya kualitas dan kemampuan teknis sumber daya manusia

yang tersedia untuk melaksanakan pembangunan prasaran dan sarana daerah perkotaan.

5. Masih lemahnya koordinasi antar instansi pemerintah terkait dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana perkotaan.

2.1.2 Transportasi

2.1.2.1 Teori Transportasi

(22)

transportasi yang ada di wilayah tersebut. Sistem transportasi yang baik akan mempermudah pergerakan mobilitas perekonomian baik produksi, distribusi, maupun konsumsi.

Menurut Randy (2009) teori transportasi saat ini menempatkan sistem transportasi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari infrastruktur desa maupun kota. Pembangunan sistem transportasi ini membentuk integrasi antar wilayah. Kegiatan pemindahan suatu barang atau manusia sekalipun dapat cepat dilakukan dengan transportasi. Seperti halnya pengiriman barang dari suatu wilayah yang tidak memiliki barang tersebut sehingga wilayah yang tidak memiliki barang tersebut sebelumnya dapat menikmati utilitas dari barang tersebut.

2.1.2.2 Pengertian Transportasi

Transportasi merupakan turunan dari kombinasi tata guna lahan yang saling membutuhkan yang kemudian membentuk suatu pergerakan dari guna lahan satu ke guna lahan yang lain. Peningkatan intensitas perubahan tata guna lahan menambah beban transportasi di sebuah kota. Beban transportasi bila tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana yang memadai akan menimbulkan permasalahan. Salah satu bentuk dari permasalahan tersebut adalah kemacetan (Randy, 2009).

(23)

antar daerah, baik yang menyangkut pada sumber daya alam, tenaga kerja dan jasa yang ada kaitannya dengan aktivitas ekonomi. Unsur yang penting dan berfungsi sebagai urat nadi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, politik dan mobilitas penduduk yang tumbuh bersamaan dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang dan sektor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan transportasi dengan aspek ekonomi, yaitu:

1) tersedianya barang (availability of goods),

2) stabilisasi dan penyamaan harga (stabilization and equalization), 3) penurunan harga (price reduction),

4) nilai tanah (land value),

5) terjadinya spesialisasi antar wilayah (territorial division of labor),

6) terjadinya urbanisasi dan konsentrasi penduduk (urbanization and population concentration) dalam kehidupan.

(24)

2.1.3 Kemacetan Transportasi

Kemacetan lalu lintas terjadi saat kendaraan-kendaraan yang berada pada satu ruas jalan harus memperlambat laju kendaraannya, kemacetan lalu lintas akan berhubungan dengan pergerakan kendaraan di suatu ruas jalan (Rendy, 2009).

Kemacetan bukan hanya disebabkan oleh perilaku berkendara pengguna jalan, tetapi kemacetan juga dapat terjadi karena beberapa alasan, diantaranya: 1) Arus kendaraan yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan. 2) Adanya perbaikan jalan.

3) Bagian jalan tertentu yang longsor.

4) Terjadi banjir sehingga memperlambat kendaraan. 5) Perilaku pemakai jalan yang tidak taat lalu lintas.

6) Terjadi kecelakaan lalu lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran. 7) Kesalahan teknis dari rambu lalu lintas.

(25)

Kemacetan akan terus meningkat apabila jumlah kendaraan pribadi semakin bertambah setiap harinya. Apalagi dengan adanya penjualan mobil murah yang akan menyebabkan meningkatnya permintaan konsumen. Hal tersebut tentu tidak menutup kemungkinan akan meningkatnya kemacetan.

Menurut Etty Soesilowati (2008), secara ekonomis, masalah kemacetan lalu lintas akan menciptakan biaya sosial, biaya operasional yang tinggi, hilangnya waktu, polusi udara, tingginya angka kecelakaan, bising, dan juga menimbulkan ketidaknyamanan bagi pejalan kaki.

Menurut Azhar (2009), terdapat 7 penyebab kemacetan, yaitu:

1. Hambatan Fisik (physical bottlenecks) merupakan kemacetan yang disebabkan oleh jumlah kendaraan yang melebihi batas atau berada pada tingkat tertinggi. Kapasitas tersebut ditentukan dari faktor jalan, persimpangan jalan, dan tata letak jalan.

2. Kecelakaan Lalu Lintas (traffic incident) merupakan kemacetan yang disebabkan oleh adanya kejadian atau kecelakaan dalam jalur perjalanan. Kecelakaan akan menyebabkan macet, karena kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut memakan ruas jalan. Hal tersebut mungkin akan berlangsung lama, karena kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut perlu waktu untuk disingkirkan dari jalur lalu lintas.

(26)

seperti penurunan pada jumlah atau lebar jalan, pengalihan jalur, dan penutupan jalan.

4. Cuaca yang Buruk (bad weather) merupakan keadaan cuaca dapat meyebabkan perubahan perilaku pengemudi, sehingga dapat mempengaruhi arus lalu lintas. Contohnya,hujan deras akan mengurangi jarak penglihatan pengemudi, sehingga banyak pengemudi menurunkan kecepatan mereka.

5. Alat Pengatur Lalu Lintas (poor signal timing) merupakan kemacetan yang disebabkan oleh pengaturan lalu lintas yang bersifat kaku dan tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas. Selain lampu merah, jalur kereta api juga mempengaruhi tingkat kepadatan jalan, sehingga jalur kereta api yang memotong jalan harus seoptimal mungkin.

6. Acara Khusus (special event) merupakan kasus khusus dimana terjadi peningkatan arus yang disebabkan oleh adanya acara-acara tertentu. Misalnya, akan terdapat banyak parkir liar yang memakan ruas jalan pada suatu acara tertentu.

7. Fluktuasi pada Arus Normal (fluctuations in normal traffic) merupakan kemacetan yang disebabkan oleh naiknya arus kendaraan pada jalan dan waktu tertentu. Contohnya, kepadatan jalan akan meningkat pada jam masuk kantor dan pulang kantor.

(27)

persentase 40%, kecelakaan lalu lintas (traffic incident) dengan persentase 25% dan keadaan cuaca yang buruk (bad weather) dengan persentase 15%. Secara keseluruhan, perkiraan banyaknya masing-masing sumber kemacetan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1

Persentase Perkiraan Sumber Kemacetan

2.1.4 Peranan Sosial Ekonomi Transportasi 2.1.4.1 Peranan Sosial Transportasi

(28)

pemukiman untuk tempat tinggal mereka. Tempat pemukiman ini sangat erat hubungannya dengan transportasi. Sedikit pengaruh saja, dapat menimbulkan efek yang lebih besar. Seperti halnya perbaikan transportasi yang berpengaruh nyata sehingga penduduk dapat merasakan perubahan perbaikan akses ke suatu wilayah maupun perbaikan dari suatu kegiatan seperti pengangkutan dan pendidikan (Randy, 2009).

2.1.4.2 Peranan Ekonomi Transportasi

Ekonomi pada hakikatnya terhubung dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap manusia. Hal ini juga sama halnya dengan peranan transportasi bagi ekonomi.

Menurut Randy (2009) peranan ekonomi dalam transportasi diantaranya sebagai berikut.

1. Transportasi memperbesar jangkauan akan sumberdaya yang dibutuhkan oleh suatu daerah, sehingga suatu daerah dapat memungkinkan mendapat sumber daya yang lebih murah, yang sebelumnya tidak ada menjadi ada dengan adanya akses oleh transportasi.

2. Pemakaian sumberdaya lebih efisien karena ada pengkhususan dan pembagian kerja yang baik.

3. Adanya transpotasi membuat penyaluran barang-barang kebutuhan tersalur dengan baik dan sampai tujuannya.

2.1.5 Penilaian Ekonomi terhadap Dampak Lingkungan

(29)

dihadapi para pembuat kebijakan adalah bagaimana menilai suatu sumberdaya alam secara menyeluruh. Hal ini tidak saja nilai pasar (market value) dari barang yang dihasilkan dari suatu sumberdaya melainkan juga dari jasa yang ditimbulkan oleh sumberdaya tersebut (Randy, 2009).

Setiap kegiatan atau kebijakan selalu timbul adanya biaya dan manfaat sebagai akibat dari kegiatan atau kebijakan tersebut. Dasar untuk menyatakan bahwa suatu kegiatan atau kebijakan itu layak atau tidak, memerlukan suatu perbandingan yang menghasilkan suatu nilai atau suatu rasio. Pemberian nilai (harga) terhadap dampak suatu kegiatan atau kebijakan terhadap lingkungan juga diperlukan untuk kelayakan kebijakan tersebut. Dampak suatu kegiatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung atau primer merupakan dampak yang timbul sebagai akibat dari tujuan utama kegiatan atau kebijakan, baik berupa biaya maupun manfaat. Dampak tersebut merupakan kerusakan atau degradasi lingkungan yang dapat menyusutkan laju pembangunan ekonomi. Hal ini sangat mudah dimengerti karena kerusakan lingkungan akan menurunkan tingkat produktivitas sumberdaya alam, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan berbagai masalah social ekonomi dalam masyarakat yang pada gilirannya, semua itu harus dipikul dengan biaya yang tinggi.

(30)

tidaknya kegiatan tersebut dari segi ekonomi makro secara keseluruhan. Sedangkan pada tingkat mikro, perhitungan biaya dan manfaat suatu kegiatan sangat menentukan layak tidaknya suatu kegiatan bagi pelaksana ekonomi atau pemrakarsa sebagai investor individual (Suparmoko 2002).

2.2Penelitian Terdahulu

Untuk menunjang analisis dan landasan teori yang ada, maka diperlukan penelitian terdahulu sebagai pendukung penelitian ini,antara lain:

Nama Peneliti dan Tahun

Judul Variabel Hasil Kesimpulan

Randy Dwi Sapta

(2009)

Analisis Dampak Kemacetan Lalu Lintas Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan dengan Contingent Valuation Method (CVM)

(StudiKasus: Kota Bogor, Jawa Barat)

Variabel dependen: kemacetan Variabel independen: social ekonomi kota Bogor

Berdasarkan hasil penelitian ini kemacetan mengakibatkan pengguna jalan merasakan stress, waktu terbuang, mengurangi jam belajar atau jam kerja, pemborosan bensin, dan hilangnya pendapatan. Azhar Aris (2012) Analisis Dampak Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Akibat Kemacetan Lalu Lintas (Studi

Kasus Area Universitas Brawijaya Malang) Variabel dependen: kemacetan Variabel independen: BBM, waktu dan kenyamanan.

Potensi ekonomi BBM yang hilang akibat kemacetan yang ditanggung kota Malang mencapai 20 milyar rupiah. Selain itu, adanya kerugian waktu yang dari segi ekonomi yang dapat berdampak pada hilangnya pendapatan dari masyarakat yang bekerja.

Rahmatang Rahman (2010)

Analisa Dampak Lalu Lintas (Studi kasus: Studi Kemacetan di Jalan Ngagel Madya Surabaya) Variabel dependen:ke macetan Variabel independen: tingkat pelayanan jalan

Dari analisa lalu lintas diketahui bahwa kondisi tingkat pelayanan (DS) ruas dan simpang kurang dari 0.85 dan persimpangan pada jam sibuk siang hari sebesar 0,471.

(31)

2.3Kerangka Konseptual

Berdasarkan teori pertumbuhan dan perkembangan kota menunjukkan bahwa kota pada prosesnya akan selalu tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan kota akan membawa implikasi negatif dan positif. Melalui kajian teori yang ada, diketahui bahwa laju pertumbuhan dan perkembangan kota dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi dan perkembangan jumlah penduduknya. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya aktivitas kota yang berimplikasi terhadap meningkatnya jumlah perjalanan yang pada akhirnya menimbulkan masalah transportasi berupa kemacetan lalu lintas.

(32)
[image:32.595.127.487.116.486.2]

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Kemacetan

Masalah Lingkungan

Dampak Sosial Ekonomi

Nilai Kerugian Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Akibat Kemacetan Transportasi di

Kota Medan

Kendaraan Pribadi

Transportasi Massa

Jumlah Kendaraan yang Semakin Meningkat

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian ini penulis menguraikan dampak kemacetan terhadap sosial ekonomi pengguna jalan di kota Medan (Studi Kasus Simpang Pos).

3.2 Batasan Operasional

Mengingat keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian, maka penulis memberikan batasan operasional untuk penelitian ini hanya mencakup dampak kerugian sosial ekonomi pengguna jalan akibat kemacetan di kota Medan. 3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah operasionalisasi konsep agar dapat diteliti atau diukur melalui gejala-gejala yang ada. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel laju kenaikan tingkat kemacetan dan variabel ekonomi kota Medan. Variabel penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk adalah banyaknya penduduk setiap satuan luas lokasi di kota Medan (orang).

(34)

3. Ruas jalan adalah arus maksimum kendaraan yang melalui suatu titik di jalan persatuan jam dalam kondisi tertentu (Km).

4. Kemacetan lalu lintas adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya kendaraan melebihi kapasitas jalan (Km).

5. Dampak sosial dalam hal ini dilihat dari stress, lelah, terlambat dan menurunnya kualitas udara.

6. Dampak ekonomi dalam hal ini dilihat dari pendapatan yang berkurang akibat jam kerja terlambat ke tempat kerja.

3.4Ukuran Sampel

Menurut Sugiyono (2010:215) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jadi dalam penentuan ukuran sampel adalah antara 30 sampai dengan 500. Dalam penelitian ini terdiri dari 3 kelompok pengguna jalan. Adapun pengelompokkan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Pengguna jalan menggunakan mobil terdiri dari 30 responden. 2. Pengguna jalan menggunakan sepeda motor terdiri dari 30

responden.

3. Pengguna jalan menggunakan angkutan umum terdiri dari 30 responden.

(35)

3.5 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari melalui pengamatan langsung

terhadap lokasi penelitian dan wawancaradengan cara bertanya langsung pada responden.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Bina Marga dan laporan yang terkait dengan penelitian ini.

3.6Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung atauberkomunikasi langsung dengan responden.

2. Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu

untuk diisi oleh responden.

3.7 Teknik Analisis

(36)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Ruas jalan Ngumban Surbakti Simpang Pos merupakan bagian jalan lingkar luar (Outer ring road) Kota Medan, yang merupakan jalan alternatif utama yang menghubungkan wilayah regional bagian utara dan selatan serta menghubungkan kota dengan kabupaten misalnya bagian utara Kabupaten Langkat (Binjai) dan kota-kota luar Medan seperti Provinsi Nangroh Aceh Darussalam (Banda Aceh), sebaliknya bagian selatan Kabupaten Tanah Karo (Berastagi), Kabupaten Serdang Berdagai (Perbaungan/Tebing Tinggi) ke Provinsi Sumatera Barat dan Riau, dan akan melewati daerah-daerah pinggiran kota secara langsung tanpa harus masuk melalui pusat kota.

Kota Medan pada khususnya, aktivitas jalan semacam ini sering menimbulkan konflik, salah satu dampak yang ditimbulkan terhadap arus lalu lintas pengaruh yang sering dijumpai, antara lain pejalan kaki, angkutan umum, kendaraan pribadi, kendaraan bermotor yang keluar masuk dari permukiman dan dari daerah perparkiran badan jalan (on street parking) sehingga mengakibatkan tingkat keamanan dan kenyamanan di jalan sering terganggu sehingga kinerja jalan menurun dan kecepatan perjalanan rendah, maka berarti ada gangguan pada ruas jalan tersebut.

(37)

mengimbangi kebutuhan sarana penunjang trasnportasi. Data yang diperoleh dari Dinas Bina Marga untuk panjang jalan yang telah ada adalah 3.444 km pada tahun 2012.

4.2 Transportasi dan Lalu Lintas di Jalan 4.2.1 Volume Kendaraan Bermotor

Pertumbuhan kendaraan yang ada di area Simpang Pos saat ini sangat tinggi. Jumlah kendaraan bermotor semakin meningkat tajam, sedangkan panjang jalan hanya 3.444 km sehingga jalan mulai padat untuk menampung jumlah kendaraan yang ada. Perkembangan volume kendaraan bermotor mencapai 39.177 pada setiap harinya dengan lalu lintas harian rata-ratanya transportasinya sebesar 9.392. Pertmbuhan jumlah transportasi ini tentu akan menunjukkan besarnya potensi kemacetan yang semakin tinggi.

4.2.2 Infrastruktur Lalu Lintas

(38)

lahan, pertemuan lalu lintas lokal dan regional serta tingginya jumlah kendaraan yang melintasi kawasan tersebut.

4.2.3 Manajemen Transportasi

Manajemen lalu lintas di Ngumban Surbakti Simpang Pos tidak jauh berbeda dengan manajemen lalu lintas yang ada di kota lainnya. Pemberian izin operasional kendaraan umumnya sangat lemah. Hal ini dicerminkan dengan banyaknya angkutan kota yang beroperasi setiap harinya. Selain itu, peremajaan angkutan kota yang sudah habis umur operasionalnya terus dilakukan tanpa adanya pengurangan jumlah angkot yang sudah ada. Walaupun sudah ada program pemerintah kota untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dengan program Transpakuan, namun bila jumlah angkot tidak dikurangi hal ini sama saja artinya tidak ada solusi.

4.2.4 Kemacetan di Simpang Pos

Kapasitas jalan di Simpang Pos telah melebihi batas ambang ruas jalan yang tersedia atau over carrying capacity. Hal ini disebabkan karena permintaan jumlah transportasi tidak seimbang dengan panjang jalan yang tersedia sehingga akan menyebabkan terjadinya kemacetan. Kemacetan tersebut tidak hanya terjadi pada jam berangkat kerja dan pulang kerja saja, melainkan pada saat jam makan siang pun jalur jalan di Simpang Pos tetap mengalami kemacetan dimana volume kendaraan yang melintas pada ruas jalan tersebut berjumlah 39.177 per harinya. 4.3 Karakteristik Responden

(39)

responden sangat bervariasi. Karakteristik umum responden ini dinilai dari beberapa variabel, meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan formal, pekerjaan dan tingkat pendapatan.

4.3.1 Jenis Kelamin

[image:39.595.145.474.395.583.2]

Responsden sebagian besar yang ditemui pada saat survei adalah perempuan, yaitu sebanyak 46 orang (51%) dan laki-laki sebanyak 44 orang (49%). Hal ini disebabkan pada saat pengambilan sampel, responden perempuan lebih banyak menggunakan transportasi massa dibandingkan dengan laki-laki. Perbandingan persentasi responden laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.1 Jenis Kelamin

Sumber:Data olahan hasil penelitian (berdasarkan kuesioner)

4.3.2 Usia

Tingkat usia responden pada pengguna jalan di Simpang Pos cukup bervariasi, yaitu berkisar 15-60 tahun. Jumlah responden tertinggi terdapat pada sebaran usia antara 15-25 tahun yaitu sebanyak 47 orang (52% dari jumlah keseluruhan responden). Responden yang berusia antara 26-35 tahun sebanyak 18

49% 51%

Laki-laki

(40)
[image:40.595.113.534.300.500.2]

orang (20% dari jumlah keseluruhan responden), responden yang berusia antara 36-45 tahun sebanyak 12 orang (14% dari jumlah keseluruhan responden), responden yang berusia antara 46-55 tahun sebanyak 10 orang (11% dari jumlah keseluruhan responden) dan responden yang berusia antara 56-60 tahun sebanyak 3 orang (3% dari jumlah keseluruhan responden). Perbandingan persentasi usia responden dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.2 Usia

Sumber: Data olahan hasil penelitian (berdasarkan kuesioner)

4.3.3 Pendidikan

Tingkat pendidikan responden pada pengguna jalan di Simpang Pos cukup bervariasi, mulai dari lulusan SD hingga lulusan sarjana. Dari hasil data yang terkumpul, responden dengan tingkat pendidikan SMA memiliki jumlah yang terbesar, yaitu sebanyak 44 orang (49%), tingkat pendidikan sarjana sebanyak 35 orang (39%), tingkat pendidikan Diploma sebanyak 10 orang (11%) dan tingkat pendidikan SD sebanyak 3 orang (1%). Perbandingan persentasi tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada gambar berikut.

52%

20% 14%

11% 3%

15-25

26-35

36-45

46-55

(41)
[image:41.595.113.537.139.319.2]

Gambar 4.3 Tingkat Pendidikan

Sumber: Data olahan hasil penelitian (berdasarkan kuesioner)

4.3.4 Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden pada pengguna jalan di Simpang Pos cukup bervariasi, mulai dari mahasiswa, PNS, pegawai swasta dan wiraswasta. Mayoritas pekerjaan reponden dalam hal ini adalah mahasiswa, yaitu sebanyak 34 orang (38%). Responden yang berprofesi sebagai pegawai swasta sebanyak 31 orang (34%), responden sebagai wiraswasta sebanyak 17 orang (19%) dan responden yang berprofesi sebagai PNS sebanyak 8 orang (9%). Perbandingan persentasi jumlah responden pada jenis pekerjaan dapat dilihat pada gambar berikut.

1% 0%

49%

11%

39% SD

SMP

SMA

DIPLOMA

(42)
[image:42.595.112.533.116.329.2]

Gambar 4.4 Jenis Pekerjaan

Sumber: Data olahan hasil penelitian (berdasarkan kuesioner)

4.3.5 Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan responden ada yang masih memiliki pendapatan di bawah Rp 1.000.000,00 yaitu responden yang berstatus sebagai mahasiswa sebanyak 34 orang (38%). Tingkat pendapatan responden Rp 2.000.000,00 – Rp 3.000.000,00 sebanyak 25 orang (28%). Tingkat pendapatan ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden merupakan pegawai swasta yang tingkat pendapatannya disesuaikan dengan tingkat upah minimum. Responden yang tingkat pendapatannya melebih Rp 4.000.000,00 sebanyak 4 orang (4%). Perbandinga persentasi tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada gambar berikut.

38%

9% 34%

19%

Mahasiswa

PNS

Pegawai Swasta

(43)
[image:43.595.115.531.112.338.2]

Gambar 4.5 Tingkat Pendapatan

Sumber: Data olahan hasil penelitian (berdasarkan kuesioner)

4.4 Dampak Kemacetan terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan

4.4.1 Analisis Dampak Kemacetan terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan

Kota Medan merupakan salah satu kota yang memiliki perekonomian yang terpenting dan secara logis tentu memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan dengan wilayah sekitarnya. Pertumbuhan tersebut tentu akan menyebabkan lebih banyak penduduk yang datang dan menetap sehingga akan memicu pertumbuhan penduduk yang cepat. Pertumbuhan penduduk akan diikuti oleh permintaan pada jumlah kendaraan. Semakin tinggi jumlah penduduk maka semakin besar permintaan pada jumlah kendaraan. Hal ini tentu akan menyebabkan terjadinya kemacetan. Kemacetan merupakan situasi terhentinya arus lalu lintas dimana jumlah kendaraan yang ada melebihi kapasitas jalan yang tersedia. Kemacetan tentu akan menimbulkan dampak pada pengguna jalan itu sendiri.

38%

8% 28%

22%

4%

<1juta

1juta-2juta

2juta-3juta

3juta-4juta

(44)
[image:44.595.115.529.365.625.2]

Hasil penelitian terhadap 90 responden di jalan Ngumban Surbakti Simpang Pos menunjukkan bahwa kemacetan merupakan situasi yang sangat merugikan sehingga berdampak pada sosial ekonomi pengguna jalan itu sendiri. Dampak dari kemacetan berbeda-beda dari setiap responden yang ditemui. Umumnya, setiap responden yang pernah mengalami kemacetan, langsung memberikan pernyataan negatif. Dampak kemacetan terhadap sosial ekonomi pengguna jalan dilihat dari jenis pekerjaan pengguna jalan tersaji pada gambar berikut.

Gambar 4.6 Persepsi Pengguna Jalan Mengenai Dampak Kemacetan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Sumber: Data olahan hasil penelitian (berdasarkan kuesioner)

Gambar tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahawa pengguna jalan merasakan dampak sosial dan dampak ekonomi yang bersamaan. Waktu yang terbuang yang dialami oleh pengguna

28

27

19

0

4 6

3

7

0 0

23

6

14

12

5 6

3

12

10

1

Waktu terbuang Stress Boros Bensin Mengurangi

pendapatan

Kesehatan menurun

(45)

jalan pada saat mengalami kemacetan tentu akan menjadi masalah bagi pengguna jalan itu sendiri. Responden terbesar yang merasakan waktu terbuang adalah mahasiswa. Hal ini tentu akan berdampak pada pendidikannya. Kegiatan belajar dan mengajar akan terganggu karena adanya kemacetan. Sebanyak 28 orang menyatakan bahwa mereka selalu terlambat jika terjebak macet, sehingga terlambat masuk kelas dan kehingan jam belajar mereka. Hal ini tentu sangat merugikan karena pendidikan merupakan suatu hal yang tak ternilai harganya. Para siswa tentu tidak mau kehilangan jam belajar mereka di sekolah hanya karena terlambat datang akibat terjebak kemacetan. Dampak pendidikan ini tidak dapat diukur secara pasti, karena nilai dari aspek pendidikan itu sendiri memiliki berbagai manfaat sehingga kemacetan itu sendiri secara potensial menurunkan produktivitas dan kualitas hidup.

Dampak kemacetan yang signifikan juga terlihat pada stress yang berdampak pada pengguna jalan saat mengalami kemacetan. Selain membuat perjalanan lebih lama dibandingkan dengan kondisi normal, kemacetan juga membuat badan lelah dan berdampak pada emosi pengguna jalan sehingga ada dari mereka yang menggerutu, kesal, marah, dan akhirnya stress.

(46)

Selain itu, kinerja mengendarai kendaraan menjadi lebih berat saat berada dalam kemacetan karena mereka harus menggas dan mengerem lebih sering.

Para pegawai swasta dan wiraswasta juga sering mengeluhkan pendapatan mereka yang berkurang karena sering terjebak macet. Sebanyak 12 orang pegawai swasta (38% dari jumlah responden pegawai swasta) dan 10 orang (58% dari jumlah responden wiraswasta) menyatakan bahwa pendapatan mereka akan dipotong jika mereka terlambat masuk ke tempat kerja karena terjebak macet. 4.4.2 Perhitungan Pengeluaran Biaya BBM Pengguna Jalan Bila Terkena

Kemacetan dibandingkan dengan Tidak Terkena Macet

Kemacetan yang sering terjadi tidak hanya berdampak pada sisi sosial pengguna jalan saja, namun tentunya pada kendaraan yang digunakan pengguna jalan. Kemacetan akan mempengaruhi setiap perjalanan, baik perjalanan untuk bekerja maupun perjalanan bukan untuk bekerja. Hal itu akan mempengaruhi pergerakan orang dan arus barang. Kendaraan yang melaju pada lalu lintas normal, tidak terjebak kemacetan, biasanya mengkonsumsi BBM sesuai dengan efisiensi mesin kendaraan dalam mengkonsumsi BBM. Kendaraan bermotor biasanya ditunjukkan dengan perbandingan per satu liter bensin dengan jarak yang dapat ditempuhnya, misalnya konsumsi satu liter bensin untuk delapan kilometer untuk jenis kendaraan mobil, tetapi efisiensi kendaraan ini juga dipengaruhi oleh jenis mobil, kapasitas cc mesin, dan merk mobil tersebut.

(47)

Hasil dari penelitian terhadap 90 responden terdapat 30 pengguna mobil, 30 pengguna sepeda motor dan sebanyak 30 orang adalah penumpang angkutan umum. Sebanyak 60 responden yakni merupakan pengguna kendaraan mobil dan motor (responden penumpang angkutan umum tidak masuk dalam perhitungan) dihitung pengeluaran biaya BBM mereka saat kendaraan melaju dengan normal dibandingkan dengan saat terjebak kemacetan, dengan menggunakan rumus nilai tengah maka didapat rata-rata kerugian individu pengguna jalan seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Perhitungan Pengeluaran Rata-Rata Responden untuk Pembelian BBM

Pengeluaran Rata-Rata Mobil (30 unit) Motor (30

unit)

Pengeluaran rata-rata normal per kendaraan Rp 14.625 Rp 8.404,33 Pengeluaran rata-rata macet per kendaraan Rp 25.333,33 Rp 10.958,33 Rata-rata kerugian per kendaraan Rp 10.708,33 Rp 2.554

Sumber: Data olahan hasil penelitian (berdasarkan kuesioner)

(48)

kemacetan maka biaya tersebut meningkat menjadi Rp 10.958,33 per sepeda motor.

Meningkatnya pengeluaran ini merupakan kerugian yang harus ditanggung oleh setiap pengguna kendaraan baik mobil maupun sepeda motor. Kerugian yang ditanggung pengguna jalan adalah selisih antara rata-rata pengeluaran kemacetan per kendaraan dengan rata-rata pengeluaran normal per kendaraan, yaitu sebesar Rp 10.708,33 dari pengeluaran rata rata normal untuk setiap mobil sedangkan sepeda motor sebesar Rp Rp 2.554 dari rata rata normal, sehingga total rata rata kerugian BBM kendaraan bermotor akibat kemacetan adalah Rp 13.262,33.

Jika nilai tersebut dikalikan dengan jumlah kendaraan bermotor yang ada di jalan Ngumban Surbakti Simpang Pos yakni sebanyak 39.177 maka kerugian BBM akibat kemacetan per harinya adalah Rp 519.578.302,4 yang berarti potensi ekonomi yang hilang dari penggunan BBM akibat kemacetan di area tersebut mencapai Rp.1.558.734.907 per bulan.

(49)
[image:49.595.114.514.308.540.2]

Berikut adalah perhitungan terhadap 48 responden pengguna kendaraan bermotor (13 pengguna mobil, 3 pengguna sepeda motor dan 6 penumpang angkutan umum) yang pendapatannya hilang akibat keterlambatan masuk kerja, dengan asumsi bahwa PNS dan pelajar atau mahasiswa tidak masuk dalam perhitungan karena walau terjebak kemacetan karena keterlambatan tidak mempengaruhi pendapatan mereka, seperti yang terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.2 Perhitungan Pendapatan Pengguna Jalan yang Hilang

Mobil Motor Penumpang Angkutan

Total durasi kemacetan(mnt) 75 95 55

Jumlah responden 13 3 6

Rata-rata durasi kemacetan(mnt) 5,77 31,67 9,17

UMR kota Medan 2012 Rp 1.200.000,00

Jam kerja (24 hari x 8 jam) 192 jam

Pendapatan (UMR : jam kerja) Rp 6.250,00 per jam (Rp 104,17 per

menit)

Pendapatan yang hilang (Rp) 601,10 3.299,07 955,23

Sumber: Data olahan hasil penelitian (berdasarkan kuesioner)

(50)

satu jam kerja seseorang adalah Rp 4.323,00 sehingga pendapatan pengguna jalan yang hilang jika terjebak kemacetan untuk pengendara mobil adalah Rp 601,10, pengguna sepeda motor adalah Rp 3.299,07, sedangkan pengguna angkutan umum sebesar Rp 955,23 sehingga total pendapatan yang hilang dari seluruh pengguna jalan akibat kemacetan adalah Rp 4.855,4. Jika nilai tersebut dikalikan dengan jumlah angkatan kerja di kota Medan yang berjumlah 959.309 jiwa, maka kerugian hilangnya pendapatan akibat kemacetan mencapai Rp4.657.828.919,00 setiap harinya.

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan tentang dampak kemacetan terhadap social ekonomi pengguna jalan di kota Medan di area Simpang Pos dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemacetan dapat mengakibatkan pengguna jalan merasakan waktu yang terbuang, stress, boros bensin, mengurangi pendapatan dan juga dapat mempengaruhi kesehatan.

2. Pengeluaran pembelian BBM dalam kondisi lalu lintas normal untuk pengguna mobil adalah sebesar Rp 14.624,00 sedangkan sepeda motor Rp 8.404,33. Namun apabila pengguna jalan terjebak kemacetan maka biaya tersebut meningkat menjadi sebesar Rp 25.333,33 per mobil dan Rp 10.958,00 per sepeda motor. Kerugian yang ditanggung adalah sebesar Rp 10.708,33 per mobil dan Rp 2.554,00 per sepeda motor. Potensi ekonomi BBM yang hilang akibat kemacetan yang ditanggung sebesar Rp 1.558.734.907,00 per bulannya.

(52)

5.2Saran

1. Peningkatan sarana dan prasarana jalan raya serta transit serta perawatan jalan agar mengurangi kemacetan dengan cara memperlebar jalan dan menambah lajur lalu lintas.

2. Pengurangan jumlah angkot dengan menetapkan aturan pembatasan umur angkot sehingga jumlah angkot dapat berkurang.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Anisia, Feby, 2011. Analisis Kebijakan Penanganan Kemacetan Lalulintas di Jalan Teuku Umar Kawasan Jatingaleh Semarang Dengan Metode Analisis Hirarki Proses (AHP). Skripsi, Semarang: FE UNDIP.

Aris, Azhar, 2012. Analisis Dampak Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Akibat Kemacetan Lalu Lintas (Studi Kasus Area Universitas Brawijaya Malang). Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.

BPS Kota Medan. 2008. Medan Dalam Angka 2008. Medan: BPS Kota Medan. BPS Kota Medan.2008. Jumlah Kendaraan Kota Medan 2008. Medan: BPS Kota

Medan.

Dinas Bina Marga. 2012. Volume Kendaraan. Medan: Dinas Bina Marga.

Dwi, Rendy, 2009. Analisis Dampak Kemacetan Lalu Lintas Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan dengan Contingent Valuation Method (CVM) (Studi Kasus: Kota Bogor, Jawa Barat). Skripsi, Bogor: FE IPB.

Mirna, Ayu, 2011. Kerugian Ekonomi Akibat Kemacetan Lalu Lintas Di Ibukota. Skripsi, Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas UI..

Permendagri.No. 2, Tahun 1987, TentangKota.

Rahman, Rahmatang, 2010. Analisa Dampak Lalu Lintas(Studi kasus: Studi Kemacetan di Jalan Ngagel Madya Surabaya). Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu. SMARTek. Surabaya.

Sirojuzilam & Kasyful Mahalli , 2010. Regional: Pembangunan, Perencanaan, dan Ekonomi. USU Press. Medan.

Sjafrizal, 2012. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Soesilowati, Etty, 2008. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Terhadap Kemacetan Lalu Lintas di Wilayah Pinggiran dan Kebijakan yang Ditempuhnya, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Jejak, Volume 1 Nomor 1 halaman 9-17.

(54)
(55)

KUESIONER DAMPAK KEMACETAN

Saya mengucapkan terima kasih untuk waktu yang telah disediakan oleh Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini berguna untuk membantu penulisan skripsi saya yang berjudul “Analisis Dampak Kemacetan terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan di Kota Medan (Studi Kasus Area Simpang Pos)”.

A. Identitas Diri

1. Nama : ………..

2. Jenis Kelamin : L/P

3. Alamat : ………

4. Usia : …….. tahun

5. Pendidikan :

a. SD c. SMA e. Sarjana

b. SMP d. Diploma

6. Jenis Pekerjaan :

a. Mahasiswa c. Pegawai Swasta e.Lainnya(sebutkan)… b. PNS d. Wiraswasta

7. Rata-rata Pendapatan :

a. < 1 juta c. 2 juta – 3 juta e.>4 juta (sebutkan)……. b. 1 juta – 2 juta d. 3 juta – 4 juta

8. Apakah anda memiliki kendaraan pribadi?

(56)

B. PERTANYAAN

1. Apakah Anda sering terjebak kemacetan?

a. Tidak pernah b. Jarang c. Kadang d. Sering eSelalu 2. Seberapa sering Anda melewati jalan yang mengalami kemacetan?

a. Tidak pernah b. Jarang c. Kadang d. Sering eSelalu 3. Berapa jarak tempuh dari daerah asal sampai daerah tujuan………. 4. Berapa waktu yang dapat ditempuh dari daerah asal sampai daerah tujuan

jika lalu lintas normal?

5. Berapa kali Anda terjebak macet saat akan menuju tempat tujuan? a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali e. 5 kali 6. Berapa lama Anda biasanya mengalami kemacetan?

a. < 5 menit c. 15 menit e. > 20 menit b. 10 menit d. 20 menit

7. Bagaimana perasaan yang Anda rasakan saat terjebak kemacetan? a. Stress c. Diam Saja e. Bahagia b. Lelah d. Tidak Peduli

8. Dampak lain yang Anda tanggung jika terjebak kemacetan (jawaban boleh dari satu)

a. Boros bensin c. Kesehatan menurun e.Stress

b. Waktu terbuang d. Mengurangi pendapatan

9. Berapa biaya yang Anda keluarkan dari daerah asal sampai daerah tujuan jika lalu lintas lancar? (bisa dalam bentuk uang maupun liter bensin) ……. 10.Berapa biaya yang Anda keluarkan dari daerah asal sampai daerah tujuan

(57)

No Nama

Jenis

Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan

1 Arie V Laki-laki 18 SMA Mahasiswa

2 Avolen S Laki-laki 32 Diploma

Pegawai Swasta

3 Lady Perempuan 21 SMA Mahasiswa

4 Wasty G Perempuan 27 Sarjana PNS

5 Imelda B Perempuan 22 Sarjana Mahasiswa

6 Hendy Laki-laki 21 SMA Mahasiswa

7 Endri S Laki-laki 22 Sarjana

Pegawai Swasta

8 Indra G Laki-laki 22 SMA Wiraswasta

9 Grace S Perempuan 23 Sarjana

Pegawai Swasta

10 Ervan S Laki-laki 20 SMA Mahasiswa

11 Rimhot P Laki-laki 20 SMA Mahasiswa

12 Dede Y Perempuan 22 SMA Mahasiswa

13 Qori F Perempuan 20 SMA Mahasiswa

14 Bilsen C Laki-laki 21 SMA Mahasiswa

15 Fitri Perempuan 25 Sarjana

Pegawai Swasta

16 Fathur Laki-laki 19 SMA Mahasiswa

17 Damar P Laki-laki 19 SMA Mahasiswa

18 Sulastri Perempuan 39 Diploma

Pegawai Swasta

19 Frisca G Perempuan 20 SMA Mahasiswa

20 Andhika S Laki-laki 22 SMA Mahasiswa

21 Tommy S Laki-laki 29 Diploma

Pegawai Swasta

22 Julianti Perempuan 19 SMA Mahasiswa

23 Usman Laki-laki 29 Sarjana Wiraswasta

24 Nova P Perempuan 21 SMA Mahasiswa

25 Franisca S Perempuan 22 SMA Mahasiswa

26 Ningsih S Perempuan 20 SMA Mahasiswa

27 Lince S Perempuan 49 SD Wiraswasta

28 Enni P Perempuan 21 SMA Mahasiswa

29 Evi J Perempuan 28 Sarjana

Pegawai Swasta

30 Esra Perempuan 26 SMA

Pegawai Swasta

31 Alvi S Laki-laki 20 SMA Mahasiswa

(58)

33 Joko W Laki-laki 37 SMA Wiraswasta

34 Kristin Perempuan 27 Diploma Wiraswasta

35 Dompak Laki-laki 40 SMA Wiraswasta

36 Lusiana Perempuan 23 Sarjana

Pegawai Swasta

37 Rebecka Perempuan 39 Sarjana PNS

38 Rudianto Laki-laki 38 SMA Wiraswasta

39 Abdul Laki-laki 35 Diploma

Pegawai Swasta

40 Martilinda H Perempuan 49 Sarjana PNS

41 Jhonson S Laki-laki 50 Sarjana

Pegawai Swasta

42 Robert Laki-laki 52 Sarjana PNS

43 Koster Laki-laki 42 Sarjana

Pegawai Swasta

44 Antonius H Laki-laki 57 Sarjana PNS

45 Richard J Laki-laki 52 Diploma Wiraswasta 46 Marthin S Laki-laki 47 Sarjana

Pegawai Swasta

47 Jonathan M Laki-laki 32 SMA Wiraswasta

48 Lia S Perempuan 29 Sarjana

Pegawai Swasta

49 Tofan S Laki-laki 38 Sarjana

Pegawai Swasta 50 Sri Wahyuni Perempuan 48 Sarjana

Pegawai Swasta

51 Deliana T Perempuan 57 SMA Wiraswasta

52 David L Laki-laki 47 Sarjana Wiraswasta

53 Kasima H Laki-laki 38 Sarjana

Pegawai Swasta

54 Rosdiana S Perempuan 43 Sarjana PNS

55 Jana G Perempuan 39 Sarjana

Pegawai Swasta

56 Romny Laki-laki 52 Sarjana PNS

57 Siska Perempuan 21 SMA Mahasiswa

58 Sutrisno Laki-laki 35 SMA Wiraswasta

59 Kriswanta D Laki-laki 55 Sarjana Wiraswasta 60 Septiano Laki-laki 48 Sarjana

Pegawai Swasta

61 Dian Perempuan 21 SMA Mahasiswa

62 Surya L Laki-laki 21 SMA Mahasiswa

(59)

Swasta

64 Septian S Laki-laki 21 SMA Mahasiswa

65 Ruth N Perempuan 22 SMA Mahasiswa

66 Asti N Perempuan 22 SMA Mahasiswa

67 Sulastri Perempuan 29 Diploma Wiraswasta

68 Wahyu Laki-laki 25 SMA Wiraswasta

69 Samuel Laki-laki 20 SMA Mahasiswa

70 Fanny Perempuan 22 SMA Mahasiswa

71 Veronika Perempuan 24 Sarjana

Pegawai Swasta 72 Rumenda S Perempuan 32 Sarjana

Pegawai Swasta

73 Denny N Laki-laki 23 Sarjana

Pegawai Swasta

74 Nurma S Perempuan 22 Sarjana

Pegawai Swasta

75 Diana L Perempuan 22 SMA Mahasiswa

76 Rona S Perempuan 23 SMA

Pegawai Swasta 77 Sinitta S Perempuan 37 Diploma

Pegawai Swasta 78 Prayoga S Laki-laki 24 Sarjana

Pegawai Swasta

79 Yossi S Laki-laki 28 SMA PNS

80 Ramadhani Laki-laki 22 SMA Mahasiswa

81 Mince Perempuan 23 Sarjana

Pegawai Swasta

82 Joko Laki-laki 21 SMA Mahasiswa

83 Sera G Perempuan 29 Sarjana

Pegawai Swasta

84 Bona G Laki-laki 21 SMA Mahasiswa

85 Tanggu S Laki-laki 22 SMA Mahasiswa

86 Sarah S Perempuan 22 SMA Mahasiswa

87 Lidya B Perempuan 25 Diploma

Pegawai Swasta

88 Lestari Perempuan 32 Diploma Wiraswasta

89 Monica P Perempuan 22 SMA Mahasiswa

90 Elfrida Perempuan 29 Sarjana

(60)

Tingkat Pendapatan Kategori Pengguna Jalan Terjebak Macet Lewat

Macet Jarak 2juta-3juta Sepeda Motor Sering Sering 7km 2juta-3juta Sepeda Motor Kadang Sering 6km < 1juta Sepeda Motor Sering Sering 9km 2juta-3juta Sepeda Motor Sering Sering 10km

<1juta Sepeda Motor Jarang Jarang 4km <1juta Sepeda Motor Sering Sering 9km 1juta-2juta Sepeda Motor Kadang Kadang 4km 3juta-4juta Sepeda Motor Kadang Kadang 5km 2juta-3juta Sepeda Motor Sering Sering 5km <1juta Sepeda Motor Jarang Jarang 5km <1juta Sepeda Motor Kadang Kadang 8km <1juta Sepeda Motor Sering Selalu 9km <1juta Sepeda Motor Sering Selalu 10km <1juta Sepeda Motor Jarang Jarang 5km 1juta-2juta Sepeda Motor Sering Sering 10km

<1juta Sepeda Motor Kadang Jarang 5km <1juta Sepeda Motor Sering Selalu 5km 2juta-3juta Sepeda Motor Sering Selalu 20km

<1juta Sepeda Motor Selalu Selalu 9km <1juta Sepeda Motor Kadang Kadang 6km 2juta-3juta Sepeda Motor Kadang Kadang 6km <1juta Sepeda Motor Jarang Kadang 7km 2juta-3juta Sepeda Motor Kadang Kadang 6km <1juta Sepeda Motor Selalu Selalu 8km <1juta Sepeda Motor Kadang Kadang 7km <1juta Sepeda Motor Sering Sering 13km <1juta Sepeda Motor Kadang Kadang 5km <1juta Sepeda Motor Sering Selalu 8km 3juta-4juta Sepeda Motor Sering Sering 15km 2juta-3juta Sepeda Motor Sering Sering 10km

<1juta Mobil Selalu Selalu 12km

>4juta Mobil Kadang Kadang 15km

3juta-4juta Mobil Kadang Kadang 9km

>4juta Mobil Kadang Kadang 8km

3juta-4juta Mobil Kadang Kadang 5km

(61)

3juta-4juta Mobil Kadang Jarang 3km

3juta-4juta Mobil Sering Kadang 5km

3juta-4juta Mobil Sering Sering 7km

3juta-4juta Mobil Sering Selalu 6km

>4juta Mobil Sering Sering 10km

3juta-4juta Mobil Kadang Jarang 6km

>4juta Mobil Selalu Selalu 10km

3juta-4juta Mobil Sering Sering 5km

3juta-4juta Mobil Sering Sering 8km

3juta-4juta Mobil Selalu Selalu 10km 3juta-4juta Mobil Selalu Sering 13km

2juta-3juta Mobil Sering Sering 7km

3juta-4juta Mobil Sering Sering 9km

3juta-4juta Mobil Sering Sering 12km

3juta-4juta Mobil Sering Sering 5km

3juta-4juta Mobil Jarang Jarang 4km

3juta-4juta Mobil Sering Sering 6km

2juta-3juta Mobil Jarang Jarang 7km

3juta-4juta Mobil Kadang Kadang 8km

<1juta Mobil Kadang Kadang 7km

1juta-2juta Mobil Sering Sering 10km

2juta-3juta Mobil Sering Sering 5km

2juta-3juta Mobil Kadang Kadang 12km <1juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 16km

<1juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 10km

2juta-3juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 10km

<1juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 15km

<1juta

Trasnportasi

Massa Kadang Kadang 8km

<1juta

Trasnportasi

Massa Kadang Kadang 5km

1juta-2juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 5km

2juta-3juta

Trasnportasi

Massa Kadang Kadang 7km

<1juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 10km

(62)

Massa

2juta-3juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 6km

2juta-3juta

Trasnportasi

Massa Kadang Kadang 6km

1juta-2juta

Trasnportasi

Massa Kadang Sering 7km

1juta-2juta

Trasnportasi

Massa Kadang Kadang 6km

<1juta

Trasnportasi

Massa Jarang Jarang 5km

1juta-2juta

Trasnportasi

Massa Kadang Kadang 6km

2juta-3juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 10km

2juta-3juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 8km

2juta-3juta

Trasnportasi

Massa Kadang Sering 7km

<1juta

Trasnportasi

Massa Kadang Kadang 6km

2juta-3juta

Trasnportasi

Massa Kadang Sering 7km

<1juta

Trasnportasi

Massa Jarang Jarang 7km

2juta-3juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 10km

<1juta

Trasnportasi

Massa Kadang Kadang 5km

<1juta

Trasnportasi

Massa Jarang Jarang 7km

<1juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 15km

2juta-3juta

Trasnportasi

Massa Sering Kadang 7km

2juta-3juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 5km

<1juta

Trasnportasi

Massa Sering Sering 8km

2juta-3juta

Trasnportasi

(63)

Waktu

Banyak

Macet Lama Perasaan Dampak

15menit 3kali <5 menit Lelah

Boros Bensin, waktu terbuang, stress

20menit 4kali <5 menit Lelah

Boros Bensin, waktu terbuang, mengurangi pendapatan 25menit 5kali

>20

menit Stress

Boros Bensin, waktu terbuang, stress

30menit 4kali 10menit Lelah Boros Bensin, waktu terbuang 10menit 1kali <5 menit Stress

Boros Bensin, waktu terbuang, stress

30menit 4kali 20menit Stress

Boros Bensin, waktu terbuang, stress

10menit 2kali <5menit Stress

Waktu terbuang, kesehatan menurun

10menit 3kali 15menit Stress

Boros Bensin, waktu terbuang, mengurangi pendapatan 15menit 3kali <5menit Stress Boros Bensin, waktu terbuang 15menit 2kali <5menit Lelah

Waktu terbuang, kesehatan menurun, stress 15menit 1kali 10menit Stress

Boros Bensin, waktu terbuang, stress

30menit 3kali 5menit Lelah

Boros Bensin, waktu terbuang, stress

50menit 2kali 15menit

Diam

saja Boros Bensin, stress 10menit 1kali <5menit Stress

Waktu terbuang, kesehatan menurun, stress 20menit 2kali 10menit Stress Boros Bensin, stress 20menit 4kali 10menit

Diam

saja Waktu terbuang, stress 20menit 3kali 10menit Lelah Boros Bensin, stress

1jam 5kali 15menit Stress

Boros Bensin, mengurangi pendapatan

45menit 4kali 20menit Lelah Boros Bensin, waktu terbuang 15menit 2kali 10menit Stress Boros Bensin, stress 20menit 2kali <5menit Lelah Boros Bensin, waktu terbuang 15menit 1kali 10menit Lelah Boros Bensin, stress 20menit 1kali 10menit Stress Boros Bensin 15menit 4kali 20menit Lelah

Boros Bensin, waktu terbuang, stress

20menit 2kali 10menit Lelah

Boros Bensin, waktu terbuang, stress

(64)

stress

6menit 1kali <5menit

Diam

saja Kesehatan Menurun 30menit 2kali 15menit Lelah Boros Bensin, stress 45menit 5kali 15menit Stress Waktu terbuang, stress 30menit 4kali 15menit Lelah Waktu terbuang

45menit 4kali 20menit Lelah Boros Bensin, waktu terbuang 1,5jam 5kali <5menit

Diam

saja Waktu terbuang 1jam 5kali 10menit Stress Boros Bensin, stress 1jam 2kali 10menit Lelah

Boros Bensin, waktu terbuang, mengurangi pendapatan 30menit 2kali 15menit Stress Boros Bensin, stress

1,5jam 3kali 15menit Stress Waktu terbuang, stress 1jam 3kali 20menit Stress Boros Bensin, stress 15menit 1kali <5menit Stress

Boros Bensin, mengurangi pendapatan

23menit 2kali 10menit Stress

Boros Bensin, mengurangi pendapatan

1jam 5kali 20menit Stress Boros Bensin, waktu terbuang 30menit 2kali 15menit Lelah Waktu terbuang, stress 45menit 4kali 10menit Lelah Boros Bensin, waktu terbuang 20menit 2kali <5menit Lelah

Boros Bensin, mengurangi pendapatan

55menit 5kali 20menit Lelah Boros Bensin, waktu terbuang 20menit 1kali <5menit Lelah Boros Bensin, waktu terbuang 30menit 4kali 15menit Stress

Boros Bensin, waktu terbuang, mengurangi pendapatan 50menit 3kali 15menit Lelah Boros Bensin, waktu terbuang

1,5jam 5kali 20menit Stress Boros Bensin, waktu terbuang 45menit 1kali 20menit Stress Boros Bensin, waktu terbuang 55menit 4kali 20menit Lelah

Boros Bensin, waktu terbuang, mengurangi pendapatan 1.5jam 4kali 20menit Stress

Boros Bensin, waktu terbuang, mengurangi pendapatan 20menit 2kali <5menit Stress

Boros Bensin, mengurangi pendapatan

15menit 2kali 10menit Stress Boros Bensin, waktu terbuang 35menit 2kali <5menit Stress Boros Bensin, waktu terbuang 25menit 2kali <5menit Stress

Boros Bensin, mengurangi pendapatan

(65)

saja

45menit 1kali <5menit Lelah Boros Bensin, stress 1,5jam 5kali 10menit Lelah

Boros Bensin, mengurangi pendapatan

25menit 1kali <5menit Stress

Boros Bensin, mengurangi pendapatan

2jam 5kali 15menit Lelah

Boros Bensin, mengurangi pendapatan

1,5jam 5kali 15menit Stress

Boros Bensin, waktu terbuang, stress

45menit 3kali 10menit Stress

Boros Bensin, waktu terbuang, stress

40menit 3kali 10menit Lelah Mengurangi pendapatan 1jam 5kali 10menit Stress Waktu terbuang, stress 30menit 3kali <5menit Stress

Waktu terbuang, kesehatan menurun, stress 10menit 1kali <5menit Stress Waktu terbuang, stress 10menit 2kali <5menit Stress Mengurangi pendapatan 15menit 2kali 10menit Stress Waktu terbuang 40menit 2kali 10menit Stress Waktu terbuang, stress 25menit 5kali 10menit Stress Waktu terbuang 25menit 3kali <5menit Stress

Waktu terbuang, mengurangi pendapatan

20menit 2kali <5menit Stress

Waktu terbuang, kesehatan menurun

20menit 4kali 10menit Stress

Waktu terbuang, kesehatan menurun

20menit 2kali 10menit Stress

Waktu terbuang, kesehatan menurun

10menit 1kali <5menit Stress Waktu terbuang 15menit 2kali <5menit Stress

Waktu terbuang, kesehatan menurun

40menit 5kali 10menit Stress

Waktu terbuang, mengurangi pendapatan

25menit 4kali 10menit Stress

Waktu terbuang, mengurangi pendapatan

25menit 3kali 10menit Stress Waktu terbuang, stress 15menit 2kali <5menit Stress Waktu terbuang, stress 15menit 3kali 10menit Stress Waktu terbuang, stress 25menit 3kali <5menit Stress Waktu terbuang, stress 45menit 5kali 15menit Stress

Waktu terbuang, mengurangi pendapatan

(66)

25menit 3kali 10menit Lelah

Waktu terbuang, kesehatan menurun

1,5jam 5kali 15menit Lelah Waktu terbuang 30menit 3kali 10menit Stress

Waktu terbuang, mengurangi pendapatan

10menit 1kali <5menit Stress Waktu terbuang, stress 25menit 2kali <5menit Stress Waktu terbuang

1jam 5kali >20menit Stress Waktu terbuang, stress

Lalu Lintas Lancar

Lalu Lintas Macet 1liter 1,5liter 2l

Gambar

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Gambar 2.1 Persentase Perkiraan Sumber Kemacetan
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Gambar 4.1 Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat aplikasi peta tiga dimensi gedung Medical Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang interaktif dan informatif, yang

Cookies merupakan salah satu jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, renyah dan apabila dipatahkan penampangannya bertekstur.. kurang

dari perbuatan yang salah. h) Dalam situasi kelompok para anggota menemukan bahwa mereka tidak perlu mengutuk dirinya sendiri karena memiliki masalah.. i) Melalui balikan dari

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan permainan sains dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok B TK Mojorejo 3

Doechan, Tafsir Soerat Al-Kahfi, Jasin Waqiah, Tidjanul Gilman, dan dengan tiga karya agungnya dalam bidang tafsir al-Qur’an, yakni: yang pertama adalah Malja al-Thalibin

Pemanfaatan flatform Moodle pada mata kuliah Aplikasi Komputer pada mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Antasari

Penerapan pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMK Negeri 6 Yogyakarta adalah pembiasaan pagi yang rangkaian didalamnya meliputi menyanyikan lagu Indonesia

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang