HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE / Best Linier Unbiased Estimator)
4.3.1. Analisis Dan Pengujian Hipotesis
4.3.1.2. Uji Hipotesis Secara Simultan Penanaman Modal Dalam Negeri
Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji F dengan langkah – langkah sebagai berikut :
Tabel 11: Analisis Varian (ANOVA) Sumber
Varian
Jumlah Kuadrat Df Kuadrat Tengah F hitung F
tabel
Regresi 7E+016 4 1,640E+015 9,378 3,48
Sisa 2E+016 10 1,749E+012
Total 8E+016 14
e. Ho : 1 = 2 = 3 =4 = 0
Secara keseluruhan variabel bebas tidak ada pengaruh terhadap variabel terikat.
Hi : 12 34 0
Secara keseluruhan variabel bebas ada pengaruh terhadap variabel terikat.
f. = 0,05 dengan df pembilang = 4
df penyebut = 10 g. F tabel ( = 0,05) = 3,48
h. F hitung = Rata - rata kuadrat regresi
Rata - rata kuadrat sisa
1,640E+015
= --- = 9,378 1,749E+012
e). Daerah pengujian
Gambar 7.
Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan atau Keseluruhan
9,378 3,48 Daerah Penerimaan H0 Daerah Penolakan H0 tabel
Ho diterima apabila F hitung ≤ 3,48
diterima, yang berarti bahwa secara keseluruhan variabel bebas yaitu
Tingkat Kurs Valas (X1), Inflasi (X2), Suku Bunga (X3), dan Indeks
Harga Saham Gabungan (X4) berpengaruh secara simultan dan nyata
terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (Y). Uji Hipotesis Secara Parsial
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas
Tingkat Kurs Valas (X1), Inflasi (X2), Suku Bunga (X3), Indeks Harga Saham
Gabungan (X4). Hasil penghitungan tersebut dapat dilihat dalam analisis sebagai
berikut :
Tabel 12 : Hasil Analisis Variabel Tingkat Kurs Valas (X1), Inflasi (X2), dan Suku
Bunga (X3), terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (Y2).
Variabel Koefisien
Regresi t hitung t tabel
r2 Parsial
Kurs Valas (X1) 1121,925 0,252 2,228 0,0062
Inflasi (X2) 1433485,6 1,048 2,228 0,099
Suku Bunga (X3) -13507642 -1,073 2,228 0,103
Indeks Harga Saham Gabungan (X4) 57253,872 2,387 2,228 0,362
Variabel terikat : Penanaman Modal Dalam Negeri Konstanta : 189460966
Koefisien Korelasi ( R ) : 0,889 R2 : 0,790
Sumber: Lampiran 6
Selanjutnya untuk melihat ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel terhadap variable terikatnya, dapat dianalisa melalui uji t dengan ketentuan sebagai berikut :
Langkah-langkah pengujian :
vi. Ho : 1 = 0 (tidak ada pengaruh)
Hi : 1 0 (ada pengaruh) vii. = 0,05 dengan df = 10 viii. t hitung = ) (β Se β 1 1 = 0,252
ix. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,228
x. pengujian
Gambar 8
Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Tingkat Kurs Valas (X1) terhadap
Penanaman Modal Dalam Negeri(Y2)
2,228 -2,228
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
0,252 Sumber : lampiran 5
Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 0,252 < t-tabel sebesar 2,228 Ho diterima dan Ha ditolak, pada level signifikan 5 %,
sehingga secara parsial Faktor Tingkat Kurs Valas (X1) tidak berpengaruh
secara nyata dan positif terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri(Y). Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Tingkat Kurs Valas
(X1) sebesar 0,806 yang lebih besar dari 0,05.
Nilai r2 parsial untuk variabel Tingkat Kurs Valas sebesar 0,0062
tersebut.
f) Pengaruh secara parsial antara Inflasi (X2) terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (Y2)
Langkah-langkah pengujian :
vi. Ho : 2 = 0 (tidak ada pengaruh)
Hi : 2 0 (ada pengaruh) vii. = 0,05 dengan df = 10 viii. t hitung = ) (β Se β 2 2 = 1,048
ix. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,228
x. pengujian
Gambar 9
Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Inflasi (X2) terhadap
Penanaman Modal Dalam Negeri (Y2)
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
1,048 2,228 -2,288
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 1,048 < t tabel sebesar 2,228 maka Ho diterima dan Ha di tolak, pada level signifikan 5
%, sehingga secara parsial Faktor Inflasi (X2) tidak berpengaruh secara
Nilai r2 parsial untuk variabel Inflasi sebesar 0,099 yang artinya
bahwa Inflasi (X2) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat
Penanaman Modal Dalam Negeri(Y) sebesar 9,9 %, sedangkan sisanya 90,1 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.
g) Pengaruh secara parsial antara Suku Bunga (X3) terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (Y2)
Langkah-langkah pengujian :
xi. Ho : 3 = 0 (tidak ada pengaruh)
Hi : 3 0 (ada pengaruh) xii. = 0,05 dengan df = 10 xiii. t hitung = ) (β Se β 3 3 = -1,073
xiv.level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,228
xv.pengujian
Gambar 9
Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Suku Bunga (X3)
terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (Y2)
2,228 -1,073 - 2,228 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Sumber : Lampiran 5
%, sehingga secara parsial Faktor Suku Bunga (X3) tidak berpengaruh secara nyata negatif terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (Y).hal ini
didukung juga dengan nilai signifikansi dari Suku Bunga (X3) sebesar
0,308 yang lebih besar dari 0,05.
Nilai r2 parsial untuk variabel Suku Bunga sebesar 0,103 yang
artinya Suku Bunga (X3) secara parsial mampu menjelaskan variabel
terikat Penanaman Modal Dalam Negeri(Y) sebesar 10,3 %, sedangkan sisanya 89,7 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.
h) Pengaruh secara parsial antara Indeks Harga Saham Gabungan (X4) terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (Y2)
Langkah-langkah pengujian :
xvi. Ho : 4 = 0 (tidak ada pengaruh)
Hi : 4 0 (ada pengaruh) xvii. = 0,05 dengan df = 10 xviii. t hitung = ) (β Se β 4 4 = 2,387
Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Indeks Harga Saham Gabungan (X4)
terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (Y2)
Sumber : Lampiran 5 2,228 2,387 - 2,228 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 2,387 > t tabel sebesar 2,228 maka Ho ditolak dan Ha diterima, pada level signifikan 5
%, sehingga secara parsial Faktor Indeks Harga Saham Gabungan (X4)
berpengaruh secara nyata positif terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (Y).hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Indeks
Harga Saham Gabungan (X4) sebesar 0,038 yang lebih kecil dari 0,05.
Nilai r2 parsial untuk variabel Suku Bunga sebesar 0,362 yang
artinya Indeks Harga Saham Gabungan (X4) secara parsial mampu
menjelaskan variabel terikat Penanaman Modal Dalam Negeri (Y) sebesar 36,2 %, sedangkan sisanya 63,8 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut
Kemudian untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan empat variabel bebas terhadap Penanaman Modal Dalam
Negeri: Kurs Valas (X1), Inflasi (X2), Suku Bunga (X3), dan Indeks Harga
koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0,362 atau sebesar 36,2 %. 4.4 Pembahasan
Dengan melihat hasil uji signifikasi Variabel Independen terhadap Penanaman Modal Asing maka dapat diketahui bahwa Variabel Kurs Valas merupakan Variabel yang paling dominan untuk Penanaman Modal Asing dan yang berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing hal ini disebabkan karena dalam peningkatan Penanaman Modal Asing membutuhkan pertumbuhan kurs yang stabil dan menguat terhadap US Dollar hal ini dikarenakan dalam meningkatan berbagai sector tersebut banyak membutuhkan dana yang cukup besar sehingga dengan stabilnya kurs valas akan mampu meningkatkan Penanaman Modal Asing yang masuk sehingga penyerapan kesempatan kerja atau membuka lapangan usaha baru agar terus bertambah atau dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dengan melihat hasil uji signifikasi Variabel Independen terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri maka dapat diketahui bahwa Variabel Indeks Harga Saham Gabungan merupakan Variabel yang paling dominan untuk Penanaman Modal Dalam Negeri dan yang berpengaruh terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri hal ini disebabkan karena meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan akan meningkatkan kemampuan perusahan yang go publik di bursa saham untuk meningkatkan pembelian, perbelanjaan dan pertambahan stok barang – barang yang belum terjual, sehingga mencerminkan aktivitas ekonomi
Inflasi tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan) terhadap Penanaman Modal Asing. Hal ini disebabkan karena biaya produksi yang harganya relatif lebih tinggi maka kegiatan daya beli masyarakat akan mengalami penurunan karena selalu diiringi dengan kenaikan harga barang dan jasa di dalam negeri sehingga membuat investor mengurungkan niatnya untuk menanamkan modalnya.
Suku Bunga tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan) terhadap Penanaman Modal Asing. Hal ini disebabkan karena dengan semakin tinggi Suku Bunga secara otomatis suku bunga BI rate akan semakin tinggi sehingga banyak pengusaha atau investor akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan modal dari kredit maka akan mengakibatkan menurunya minat investor asing sehingga berdampak pada penurunan Investasi.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara
variabel bebas Kurs Valas (X1), Inflasi (X2), Suku Bunga (X3) dan Indeks Harga
Saham Gabungan (X4) berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Investasi
sektor Industri, dan Pedagangan (Y) diperoleh F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berati bahwa secara keseluruhan faktor-faktor variabel bebas berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri (Y) .
2. Dengan melihat hasil uji signifikasi Variabel Independen terhadap Penanaman
Modal Asing maka dapat diketahui bahwa Variabel Kurs Valas merupakan Variabel yang paling dominan untuk Penanaman Modal Asing dan yang berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing hal ini disebabkan karena dalam peningkatan Penanaman Modal Asing membutuhkan pertumbuhan kurs yang stabil dan menguat terhadap US Dollar hal ini dikarenakan dalam meningkatan berbagai sector tersebut banyak membutuhkan dana yang cukup besar sehingga dengan stabilnya kurs valas akan mampu meningkatkan Penanaman Modal Asing yang masuk sehingga penyerapan kesempatan kerja atau membuka lapangan usaha baru agar terus bertambah atau dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Gabungan merupakan Variabel yang paling dominan untuk Penanaman Modal Dalam Negeri dan yang berpengaruh terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri hal ini disebabkan karena meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan akan meningkatkan kemampuan perusahan yang go publik di bursa saham untuk meningkatkan pembelian, perbelanjaan dan pertambahan stok barang – barang yang belum terjual, sehingga mencerminkan aktivitas ekonomi yang semakin meningkat dan berkembang yang berarti kemauan investor untuk menanamkan modalnya semakin meningkat.
4. Inflasi tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan) terhadap Penanaman
Modal Asing. Hal ini disebabkan karena biaya produksi yang harganya relatif lebih tinggi maka kegiatan daya beli masyarakat akan mengalami penurunan karena selalu diiringi dengan kenaikan harga barang dan jasa di dalam negeri sehingga membuat investor mengurungkan niatnya untuk menanamkan modalnya.
5. Suku Bunga tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan) terhadap
Penanaman Modal Asing. Hal ini disebabkan karena dengan semakin tinggi Suku Bunga secara otomatis suku bunga BI rate akan semakin tinggi sehingga banyak pengusaha atau investor akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan modal dari kredit maka akan mengakibatkan menurunya minat investor asing sehingga berdampak pada penurunan Investasi.
sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut :
1. Pemerintah membuat kebijakaan moneter agar menjaga perkembangan ekonomi
makro tetap stabil agar banyak investor yang masuk untuk menanamkan modalnya.
2. Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat memberikan peraturan atau
kebijakaan agar tidak mempersulit perizinan dan menetapkan Tingkat Suku Bunga agar lebih banyak lagi Investor maupun pengusaha untuk menanamkan modalnya dan memperoleh modal dengan mudah.
Anonim, 2007. Surabaya Dalam Angka, Badan Pusat Statistik kota Surabaya. Boediono. 2003. “Ekonomi Moneter”, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Boediono. 2000. “moneter syinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.5”, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Boediono, 2001. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.
Dornbusch, Rudiger, dan Fischer, Stanley, 1991, “Makro Ekonomi” , Edisi Keempat, terjemahan J. Mulyadi, Erlangga, Jakarta.
Dumairy, 2005, “Perekonomian Indonesia”, Erlangga, Jakarta.
Hady, Hamdy, 2001. “Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional”, Penerbit Oleh Anggota IKAPI.
Nopirin, 2001. “Ekonomi Internasional”, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Nopirin, 2004. Ekonomi Moneter, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh, Buku
Kesatu, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.
Rosyidi, Suherman, 2001. Pengantar Teori Ekonomi, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rosyidi, Suherman, 2006. “Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori
Ekonomi Mikro & Makro”, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakrta.
Sukirno, Sadono, 2003. “Makroekonomi Teori Pengantar”, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sukirno. Sadono, 2002. Pengantar Teori Makro Ekonomi, Edisi Kedua, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.