• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Hipotesis IV (Chi-Square) Hasil

Tabel 4.26 Ringkasan dari hasil Uji Hipotesis

4.6 Uji Hipotesis IV (Chi-Square) Hasil

Hipotesis ke empat ini diuji independensi antara dua atribut untuk menganalisis apakah variabel demografi (usia, Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Status, Tempat Tinggal, Income, Savings, Frekuensi trading, Pengalaman Investasi di bidang saham ) berhubungan dengan kesediaan untuk Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham.

1. H0 = Tidak ada hubungan yang nyata antara Usia dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara Usia dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

2. H0 = Tidak ada hubungan yang nyata antara Jenis Kelamin dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara Jenis Kelamin dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

3. H0 = Tidak ada hubungan yang nyata antara Pendidikan dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara Pendidikan dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

4. H0 = Tidak ada hubungan yang nyata antara Pekerjaan dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara Pekerjaan dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

5. H0 = Tidak ada hubungan yang nyata antara Status dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara Status dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

6. H0 = Tidak ada hubungan yang nyata antara Tempat tinggal dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara Tempat tinggal dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

7. H0 = Tidak ada hubungan yang nyata antara Pendapatan dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara Pendapatan dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

8. H0 = Tidak ada hubungan yang nyata antara Savings dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara Savings dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

9. H0 = Tidak ada hubungan yang nyata antara Frekuensi trading dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara Frekuensi trading dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

10. H0 = Tidak ada hubungan yang nyata antara Pengalaman Investasi di bidang saham dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

H1 = Terdapat hubungan yang nyata antara Pengalaman Investasi di bidang saham dengan minat investasi masyarakat di bidang saham

Hasil dari analisis Chi-Square (X2) seperti yang terangkum di dalam Tabel 4.27 Tabel 4.27 Hasil Uji Chi-Square (X2)

Variabel df Critical Value X2 test statistics p-value Result Usia 6 3.683 24.177 0.000 Reject H0 Jenis Kelamin 2 4.994 3.877 0.144 Accept H0 Pendidikan 6 2.908 2.304 0.890 Accept H0 Pekerjaan 4 10.138 11.264 0.024 Reject H0 Status 2 4.802 4.896 0.086 Accept H0

Tempat Tinggal 4 9.308 9.193 0.056 Accept H0 Income 6 13.246 14.692 0.023 Reject H0 Savings 4 7.053 5.282 0.260 Accept H0 Frekuensi trading 6 13.466 11.879 0.065 Accept H0 Pengalaman Investasi di bidang saham 6 18.079 15.695 0.015 Reject H0

Uji terbuka menggunakan uji Chi-Square menyarankan bahwa Kelompok Usia berpengaruh signifikan dengan Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham. Begitu juga, Pekerjaan serta Income juga berpengaruh signifikan dengan Minat Investasi di Bidang Saham. Selain dari itu, Variabel demografi seperti Jenis kelamin, Pendidikan, Status, Tempat Tinggal, Savings, menunjukkan tidak berpengaruh secara signifikan dengan Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham.

4.7 Pembahasan

Penelitian ini menguji faktor yang dapat mempengaruhi Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham. Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham diukur terhadap 6 faktor, yaitu Return, Resiko, Bluechip atau Non-Bluechip, Issue atau Sentimen dari tal Pasar, Transparansi Informasi, serta Variabel Demografi (Usia, jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Status, Tempat Tinggal, Pendapatan, Savings).

Return langkah-langkah yang termasuk yaitu hasil dari return yang lebih baik, kecenderungan yang didapatkan lebih tinggi, sesuai dengan yang diharapkan, sesuai dengan kenaikan harga saham, dinyatakan dalam angka absolute, realistis, memenuhi tujuan yang dapat diukur. Return mempunyai nilai rata-rata dalam urutan ke 3 dari keseluruhan 5 variabel yang diuji, nilai rata-rata dari Return sebesar 3.8772 dari 5.0. Dan persentase yang didapat adalah 77.54%, ini membuktikan bahwa dari skor rata-rata sebesar 77.54% terhadap Return yang diberikan olehminat masyarakat investasi di bidang saham kepada investor. Begitu juga bahwa Return berhubungan signifikan dengan Minat Investasi Masyrakat di Bidang Saham. Hal ini terlihat jelas dimana investor berminat melakukan investasi di bidang saham untuk mendapatkan return yang baik dan memuaskan akan saham yang diinvestasikan. Return disini ditujukan untuk memenuhi tujuan kemakmuran investor (BAPEPAM, 2007). Return dalam memenuhi tujuan yang dapat diukur disini dimaksudkan bahwa return investasi di bidang saham harus diestimasi terlebih dahulu dan resiko yang akan diterima seharusnya diketahui dan investor yang menanam modal untuk investasi tersebut (Amling, 1089).

Resiko memiliki nilai rata-rata terendah dimana telah dihitung menggunakan SPSS didapatkan hasil rata-rata dari Resiko sebesar 3.7662 dari 5.0 dan persentase yang didapat sebesar 75.32%, ini membuktikan bahwa dari investor menaruh pertimbangan akan Resiko untuk membuat keputusan akan berinvestasi di bidang saham. Mendapatkan skor terendah, menandakan resiko dari investasi di bidang saham dapat dipertimbangkan oleh masyarakat, untuk mengerti perilaku investor terhadap resiko yang ada, dimana setiap investor harus menerima resiko yang berhubungan dengan investasi adalah sebagian dari tahap proses investasi. (Amling, 1989). Yang termasuk langkah-langkah resiko, yang berubah dari waktu ke waktu, terdapat batasan-batasan, resiko yang dapat ditoleransi, panjang rentang waktu investasi di bidang saham, memungkinkan adanya resiko yang dapat dipertimbangkan. Telah diuji bahwa Resiko mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham, dengan analisis statistic yang didapatkan sebesar 0.012 (p-value).

Bluechip atau Non-Bluechip dimaksudkan saham mempunyai beberapa jenis yaitu salah satunya Bluechip dan anonimnya Non-Bluechip, hal ini dapat ditinjau dari kinerja perdagangan saham. Bluechip stocks dimana memiliki pendapatan yang stabil dan memiliki reputasi tinggi dibandingkan saham lainnya, terdapat sekelompok saham bluechip yang ada, salah satunya TLKM (TELKOM), ASII ( Astra International), dan masih banyak lagi. Hal ini akan dipertimbangkan oleh investor untuk membuat keputusan akan membeli suatu saham yang dimana akan dikumpulkan dalam membentuk portfolio, yang termasuk dari variabel ketiga ini adalah Bluechip memiliki reputasi yang baik, Non-bluechip memiliki reputasi buruk

di pasaran, Bluechip memiliki pendapatan yang stabil jika Non-Bluechip memiliki pendapatan yang tidak stabil, Bluechip konsisten dalam pembayaran devidennya. Diperoleh hasil yang signifikan bahwa Bluechip atau Non-Bluechip berpengaruh terhadap Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham. Dimana Bluechip atau Non-bluechip mempunyai nilai rata-rata yaitu 3.8202 dan persentase secara keseluruhan sebesar 76.40%, ini menandakan bahwa 76.40% yang diberikan oleh Masyarakat akan Bluechip atau Non-Bluechip akan minat investasi di bidang saham.

Issue atau Sentimental Pasar dimana mempunya nilai yang tertinggi dari semua variabel independen yang ada, dengan mempunyai nilai rata-rata sebesar 3.8991 dari 5.0 dan mempunyai persentase 77.98%. dan diperoleh bahwa Issue atau sentimental pasar berpengaruh signifikan terhadap minat investasi masyarakat di bidang saham, dimana nilai p-value diperoleh sebesar 0.036. Issue atau Sentimental Pasar disebutkan bahwa sekecil apapun issue itu aadalah penting, rumor yang ada tidak boleh diabaikan, rumor positif atau negative akan menentukan arah gerak harga saham, dan media yang ada tidak ada habis-habisnya menbahas saham ddan mengikuti perkembangannya (Capital Market of Society of Indonesia, 1997). Dengan angka yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa Issue atau Sentimental Pasar akan berpengaruh dalam investasi di bidang saham, karena rumor apapun itu akan menentukan harga saham dimana saham telah dikolektif oleh investor. Dan sekarang ini terdapat pendukung yang kuat dari media-media yang membahas pergerakan harga saham beserta issue-issue yang ada, dan dari rumor-rumor yang beredar dapat menentukan arah gerak harga saham.

Transparansi Informasi, langkah-langkah yang termasuk variabel ini adalah akurat, up to date, memberikan gambaran secara transparan, informasi yang sidajikan yang dapat diakses secara cepat, mudah mendapatkannya ketika dibutuhkan. Transparansi informasi mendapatkan peringkat posisi kedua dari semua variabel yang ada, dengan nilai rata-rata yang didapat adalah sebesar 3.8879 dan mendapatkan persentase 77.76% dari keseluruhan ini membuktikan bahwa masyarakat membutuhkan adanya transparansi informasi untuk investasi di bidang saham, dengan adanya informasi yang transparan, ini akan membantu dalam berinvestasi di bidang saham, dikarenakan investor perlu mengetahui bagaimana jalannya suatu bisnis dari perusahaanyang sahamnya mereka miliki. Dan informasi yang paling lengkap diberikan perusahaan tercakup dalam laporan tahunannya, hal itu meliputi tentang bagaimana perusahaan menjalankan bisnisnya, tentang operasi perusahaan, kelemahan-kelemahan dalam struktur manajemen, informasi finansial, beserta ringkasan-ringkasan (Capital Market of Society of Indonesia, 1997). Dengan adanya penjelasan-penjelasan tersebut telah diuji apakah transparansi informasi berpengaruh terhadap Minat investasi masyarakat di bidang saham, dan ini menunjukkan bahwa Transparansi Informasi berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham dengan hasil p-value 0.022, dengan kata lain semakn luasnya Transparansi Informasi yang didapat berbanding lurus dengan Minat Investasi di Bidang Saham.

Selain 5 variabel yang dijelaskan sebelumnya, faktor demografi juga diperiksa dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan potensial dengan Minat Investai Masyarakat di Bidang Saham. Ini termasuk Usia, Jenis Kelamin, Latar belakang

pendidikan, Pekerjaan, Status, Tempat Tinggal, Pendapatan tiap bulannya, Savings tiap bulannya.

Usia berpengaruh secara signifikan dengan Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham dimana kelompok usia 25-34 tahun memiliki persentase paling tinggi secara keseluruhan, dan diikuti kelompok usia 35-49 tahun. Hal ini dikarenakan Masyarakat berinvestasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana cara meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha untuk mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang (Ahmad, 2004).

Jenis Kelamin tidak berpengaruh secara signifikan dengan Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham. Mungkin, hal ini dikarenakan saat ini baik laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang sama dalam minat investasi, begitu juga dengan minat investasi di bidang saham.

Latar Belakang Pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan dengan Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham. Satu kemungkinan faktor yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa adanya kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi di bidang saham ini. Dan dengan adanya Internet informasi tentang saham dapat dipantau dengan mudah.

Pekerjaan, berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham, dimana pembagian jenis pekerjaan yang terkait dengan keuangan didapat sebesar 64.2% dari secara keseluruhan. Ini dapat diambil

kesimpulan bahwa dari masyarakat yang berinvestasi di bidang saham, latar belakang pekerjaanya terkait dengan keuangan, dan ini menjadi pendorong yang kuat untuk mempelajari ilmu perekonomian yang ada di investasi bidang saham.

Status tidak berpengaruh secara signfikan terhadap Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham, satu kemungkinan yang dapat diambil bahwa status seseorang tidak berpengaruh untuk melakukan investasi, begitu juga untuk melakukan investasi di bidang saham.

Tempat Tinggal tidak berpengaruh secra signifikan terhadap Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham, hal ini dimaksudkan bahwa Tempat Tinggal masyarakat dimanapunitu tidak berpengaruh dalam membuat keputusan untuk berinvestasi di bidang saham.

Pendapatan, berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham, hal ini dapat terlihat dimana kisaran dari pendapatan yang > Rp 8.500.000 mendapatkkan persentase lebih tinggi dari yang lain, sebanyak 56.9% dimana ini terlihat bahwa masyarakat mempunyai pendapatan yang dapat diputar kelebihan dananya untuk menghasilkan dana yang lebih besar lagi (Salim, 2010).

Savings, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham, satu kemungkinan yang dapat diambil dari hasil ini adalah bahwa kewajiban menabung yang dapat disimpan tiap bulannya tidak berpengaruh untuk mengambil keputusan investasi di bidang saham dikarenakan mungkin masyarakat memutar kelebihan dananya dalam bentuk investasi.

Frekuensi trading tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham, ini dapat diartikan bahwa seringnya investor melakukan trading setiap harinya, tidak mempengaruhi minat dari investasi bidang saham itu sendiri. Dengan adanya kesempatan yang ada untuk melakukan trading, itu hanya untuk kebutuhan dari setiap investor dalam memantau saham yang mereka punya.

Pengalaman Investasi di bidang saham berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Investasi Masyarakat di Bidang Saham. Ini dapat diartikan bahwa investor yang sudah mempunyai pengalaman lebih lama dalam berinvestasi di bidang saham dan lebih mantap dalam melakukan trading saham dan tidak menutup kemungkinan untuk menyebarluaskan informasi mengenai investasi di bidang saham, mungkin mereka akan menyebarluaskan dengan relasi mereka serta kerabat terdekat.

Dari kerangka perilaku konsumen, frekuensi trading tidak terkait dengan Minat Investasi Masyarakat di Bidang saham dan pengalaman investasi di bidang saham terkait langsung dengan Minat investasi di bidang saham untuk memberikan dampak dan informasi yang positif terhadap informasi investasi di bidang saham, sehingga investasi di bidang saham meningkat lambat laun akan kenaikan investor yang menanamkan modalnya untuk investasi.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan. Sampel hanya mewakili masyarakat yang hanya melakukan investasi di bidang saham (investor) yang bertempat tinggal di Jakarta dan hasil ini mungkin tidak digeneralisasikan untuk jenis investasi pasar modal lainnya. Selain itu, jumlah samperl relative kecil dibandingkan dengan populasi penelitian.

Dokumen terkait